Doa St. Thomas Aquinas
Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
Review Kursus
- Katekis: Mengapa memilih menjadi pengikut Kristus?
5
kursus yang manambah referensiMateus Andi Susanto
Puasa dalam tradisi Gereja Katolik5
Penjabaran sederhana tentang dasar puasa dl katolik, sangat membantu dalam mem ahami mengapa dan apa esensi dr puasa bukan hanya sekedar menjalani tanpa isi. Terima kasih ya. Aku diberkati, semoga Tuhan memberkati.Noni
Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolikGEreja Katolik 5
Dari kursus ini saya belajar semakin memahami kekayaan GEreja KatolikAloysius Wisnu Setiawan
Sistem katekese – Iman yang mencari pengertiantidak terlambat belajar 5
saya bisa dikatakan terlambat mengetahui adanya materi ini. tapi tidak ada kata terlambat, masih ada waktu untuk belajar terus. supaya iman dapat bertumbuh.Aloysius Wisnu Setiawan
Roh Kudus, Roh yang menghidupkanRoh Kudus roh yang menghidupkan 5
Saya mengucapkan terima kasih untuk materi yang sudah disusun dengan sangat rapi dan berurutan. Saya semakin memahami tentang pekerjaan Roh Kudus. Semoga semua umat beriman semakin mencintai Bapa dan Putra dan Roh Kudus ketiga yang Esa.Lementina Manurung
Kisah Kejatuhan dan PenyelamatanMenambah Keimanan dan Pengetahuan Iman 4
Syukur pada Allah saya belajar kembali mengenai awal muka dosa asal, dan bersyukur karena kursus ini saya menjadi lebih memahami bahwa Allah sungguh hadir dan dekat dengan kita. Dan inisiatif Allah yang mengutus Putra-Nya untuk menebus dosa-dosa kita. Maka sudah layak dan sepantasnya kita bersyukur dan berterima kasih pada-Nya.Peregrinus Roland
Liturgi dan Sakramen: Karya Keselamatan Allah dan GerejaLITURGI DAN SAKRAMEN 5
Sangat membantu dalam pengetahuanOrang baik
Doa dalam kehidupan KristianiDOA DALAM KEHIDUPAN KRISTIANI 5
Sangat bermanfaatOrang baik
Yesus Kristus, Allah yang mengambil kodrat manusiaKursus Yesus Kristus 5
Semoga semakin banyak orang terberkati melalui pengetahuan kursus ini.Orang baik
Sistem katekese – Iman yang mencari pengertianTerima kasih banyak. 5
Terima kasih atas kursus ini. Sangat menyegarkan & menyenangkan. Belum pernah sesenang & seserius ini belajar agama Katolik.Franklin Vincentius Malonda
Roh Kudus, Roh yang menghidupkanHal baru 5
Banyak hal baru yang saya dapatkan dari kursus ini. terima kasihAloysius Wisnu Setiawan
Sistem katekese – Iman yang mencari pengertianHanya kepada Allah kami bersandar 5
Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang sebab daripada-Nyalah harapanku, Mazmur 62:6Aurelia Yunita Permatasari
Kristus yang turun ke Tempat Penantian dan bangkit serta naik ke Surga5
Sungguh memperteguh iman dan memperdalam pengetahuan akan iman sayaGregorius Widodo Adhi Prasetyo
Ask Thomas5
Penjelasannya sangat mencerahkan, membuka cakrawala pemahaman. Terima kasihGregorius Widodo Adhi Prasetyo
Sistem katekese – Iman yang mencari pengertianIMAN YANG MENCARI PENGERTIAN 5
Saya adalah kaum awam yang ingin sekaliabelajar tentang pewartaan,selepas mengikuti SEP keinginan saya semakin bertambah,semoga lewat katolisitas.org ini. semoga iman saya semakin bertumbuh dengan mengikuti kursus-kursus di katolisitas.ora Maju terusAstiti Sri Rejeki
Di Injil Lukas, tercatat bahwa para murid bertanya kepada Yesus, “Tuhan, ajarilah kami berdoa.” Lalu Tuhan Yesus mengajarkan doa Bapa Kami. Di sepanjang zaman, bahkan di zaman kita, kita masih dapat datang kepada Yesus dan bertanya kepadaNya pertanyaan yang sama.
Ketika mengambil rupa manusia, Yesus berdoa. Injil mencatat, bahwa Ia berdoa pagi-pagi benar dan ketika larut malam, bahkan semalam-malaman. Ia berdoa sebelum membuat keputusan, seperti ketika akan memilih para rasul-Nya. Ia berdoa sebelum melakukan karya penyembuhan dan pengampunan dosa. Ia berdoa di waktu suka dan duka, di waktu sengsara-Nya. Ia berdoa dengan berlutut dan wajah-Nya tertunduk ke tanah. Ia mendoakan doa-doa ucapan syukur, pujian dan permohonan.
Yesus adalah teladan bagi kita untuk berdoa, dan bagaimana berdoa sebagai anak Allah. Menarik bahwa di Injil Matius, doa Bapa Kami ditulis di bagian akhir Khotbah di Bukit. Khotbah dimulai dengan memberikan Delapan Sabda Bahagia, yang memberi gambaran apakah artinya menjadi seorang Kristiani, dan bagaimana kita harus hidup sebagai anak Allah. Maka pantaslah bahwa Ia mengajarkan kita berdoa—sebab doa adalah bahasa tentang hubungan kita dengan Allah Bapa.
Doa Bapa Kami sering disebut doa yang sempurna dan ringkasan seluruh Injil. Di satu sisi, doa ini memberikan kepada kita “spiritualitas” Kristus pada saat kita berdoa. Ketika kita berdoa Bapa Kami, kita berdoa seperti Yesus berdoa—yaitu sebagai seorang anak Allah, dengan kasih dan keyakinan; dengan kehendak untuk taat dan melayani kehendak Allah Bapa. Betapa indahnya, jika kita merenungkan bahwa kata-kata yang kita daraskan saat ini, dahulu pun pernah diucapkan dari mulut Tuhan kita, meskipun tentu Ia berdoa dalam bahasa-Nya sendiri. Yesus memberikan kepada kita perkataan doa-Nya sendiri—tapi lebih daripada itu, Ia memberikan kepada kita karunia kedalaman doa-Nya kepada Allah Bapa. Kita berdiri di sampingNya sebagai saudara-saudara-Nya, dengan mengambil bagian dalam doa pribadi-Nya, yaitu penyerahan diri-Nya kepada Allah Bapa.
Kita perlu mengingat hal ini ketika kita berdoa. Doa Bapa Kami bukan sesuatu yang kita katakan secara otomatis atau sambil lalu. Yesus mengundang kita untuk masuk dalam doa-Nya sendiri. Kita perlu memiliki sudut pandang-Nya, untuk menaikkan pandangan mata kita kepada Bapa, sebagaimana yang dilakukan oleh Yesus.
Dikatakan di awal, “Bapa Kami.” Meskipun doa kita bersifat pribadi, Yesus menghendaki agar kita tahu bahwa kita tidak pernah sendiri ketika kita berdoa. Allah bukan Bapa-ku, [tetapi] Ia adalah Bapa kami. Sebab doa kita tidak pernah adalah doa dalam kesendirian. Kita bersama Yesus, tetapi kita tidak mengikutiNya sendirian. Kita percaya dalam kebersamaan dengan orang-orang lain yang juga percaya. Ketika kita berdoa Bapa Kami, kita membawa kepadaNya bukan hanya kebutuhan dan harapan kita, tetapi juga kebutuhan dan harapan para saudara-saudari kita.
Kita berdoa tak hanya untuk mereka yang Katolik atau Kristen. Ketika kita berdoa, kita berdoa sebagai wakil keluarga seluruh umat manusia. Maka “kami” dalam doa ini mencakup bahkan mereka yang masih jauh dari Allah. Kita berdoa dengan kasih yang dimiliki oleh Yesus untuk setiap orang, yang kepadanya Yesus telah menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib. Kita berdoa, terjadilah kehendak-Nya—dan kita tahu bahwa Allah menghendaki agar semua orang diselamatkan dan mengenali belas kasihan dan cinta kasih-Nya. Katekismus mengajarkan, “Kasih Allah tak mengenal batas, demikian pula seharusnya doa kita. Mendoakan Bapa Kami membuka dimensi kasih-Nya yang dinyatakan dalam Kristus: dengan mendoakan bersama dan untuk semua orang yang belum mengenal Dia, supaya Kristus dapat “mengumpulkan anak-anak Allah menjadi satu.”
Mari kita saling mendoakan, untuk saudara dan saudari kita di mana pun dan demi perdamaian bagi dunia yang penuh kesukaran ini. Dan semoga Bunda Maria yang terberkati mengajarkan kepada kita untuk sungguh menghidupi doa yang telah diajarkan oleh Puteranya ini.[1]
[1]Sumber: Archbishop José H. Gomez, “Praying the Our Father”, ref:
http://www.angelusnews.com/voices/archbishop-gomez/praying-the-our-father-10488/#.Vy_7rqh95aQ