Yesus, Engkaulah Karunia terbesar yang dapat kuterima

[Hari Minggu Paskah VI: Kis 10: 25-48; Mzm 98:1-4; 1Yoh4:7-10; Yoh 15:9-17 ]

Akhir pekan ini adalah saat yang istimewa bagi Nicholas, anak baptis kami. Bersama-sama dengan teman-temannya sekelasnya, ia akan menerima Komuni Pertama. Dalam kepolosannya, kami melihat sukacita tak terkira dalam hati Nicholas yang berumur 7 tahun ini. Sungguh, kami pun belajar dari kesederhanaan imannya, yang mengingatkan kami akan sabda Tuhan, “… Sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” (Mat 18:3). Demikian tulis Nicholas dalam lembaran buku-nya beberapa hari yang lalu:

“When I was three years old, I wanted to receive the Holy Communion. But, my uncle said, I couldn’t. He said, I had to wait until I am older. So then, every time I have a birthday I am happier, because I know that in a while I can receive Communion. When I receive Communion, I receive Jesus in my heart. I am happy. But my heart must be cleansed before I can receive Jesus. I have to go to Confession, to confess my sins and ask the Lord to forgive me. Before going to Confession, I pray that God will help me remember my sins. Then, I go to find a priest to have Confession. After Confession, I am happy because God has taken my sins away. Then I pray, “Lord Jesus, Thank you for taking my sins away. Help me never sin again. Everyday help me be good.

In a week or so, I will receive my First Holy Communion. My Mom and my Dad invited my aunt and uncle to my house. They are my Godparents. They come from Indonesia. They are here to go to my First Holy Communion. Now, while waiting for my First Communion, I pray:

“Lord Jesus, I thank You for giving Yourself to me. You are the greatest Gift I can receive. Help me receive You with love, because You have loved me first. I love You, Jesus. Amen.”

On the day of my First Holy Communion this is what I am going to do. After receiving Communion I am going to my pew and pray to Jesus. I will pray for 15 minutes.

“Lord Jesus, I thank You that now You are in my body, my soul and my heart. I love You, Jesus. You can always have my heart. Amen.”

Aku terhenyak membaca tulisan ini. Perlahan-lahan, kubaca ulang doanya, dan kujadikan juga sebagai doa yang keluar dari dalam hatiku. “Lord Jesus, …. You are the greatest Gift I can receive. Help me receive You with love, because You have loved me first. I love You, Jesus… Tuhan Yesus, Engkaulah Karunia terbesar yang dapat kuterima. Bantulah aku untuk menerima Engkau dengan kasih, sebab Engkau telah mengasihiku terlebih dahulu. Aku mengasihi Engkau, Yesus… ”

Injil Minggu ini mengingatkan kita akan besarnya kasih Tuhan Yesus kepada kita. Dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata demikian kepada para murid-Nya: “Tiada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat- sahabatnya…” (Yoh 15:13). Dengan perkataan ini, Yesus mempersiapkan para murid untuk memahami betapa besar kasih-Nya yang akan dinyatakan-Nya dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi mereka dan seluruh umat manusia, di kayu salib. Suatu pengorbanan kasih yang melaluinya Kristus membukakan bagi kita kehidupan kekal. Yaitu kehidupan oleh Dia yang dengan wafat dan kebangkitan-Nya, telah mengalahkan kuasa dosa dan maut. “Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita” (1 Yoh 4:9-10).

Hidup oleh Kristus, secara khusus kita terima dalam Komuni kudus. Saat menerima Komuni kudus, semoga kita semakin menyadari bahwa itulah cara yang dipilih oleh Kristus untuk menyampaikan kasih-Nya yang terbesar kepada kita. Sebab dalam Komuni kudus itu, Yesus menyerahkan Diri-Nya sendiri kepada kita, agar kita dapat memperoleh hidup-Nya.

Tuhan Yesus, Engkaulah Karunia terbesar yang dapat kuterima. Terima kasih yang tak terhingga kuucapkan kepada-Mu. Aku mengasihi Engkau, Yesus. Terimalah aku sebagai milik-Mu, ya Tuhan.

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.