St. Maria Faustina Kowalska: Rasul Kerahiman Ilahi

St. Maria Faustina, yang dikenal sebagai Rasul Kerahiman Ilahi. Melaluinya Tuhan Yesus menyampaikan kepada dunia pesan Kerahiman Ilahi-Nya dan menyatakan jalan kesempurnaan Kristiani berdasarkan iman akan Tuhan dan sikap berbelaskasih kepada sesama.

St. Faustina Kowalska lahir di Polandia Tengah pada tanggal 25 Agustus 1905. Ia dibaptis dua hari kemudian dengan nama baptis Helena. Helena lahir dari keluarga besar yang miskin. Kedua orang tuanya adalah pendidik iman yang baik, yang mengajarkan anak-anaknya untuk berdoa dan bekerja. Sejak kecil Helena suka berdoa. Ia sering bangun tengah malam dan berdoa lama sekali. Ketika ditegur, Helena hanya menjawab, ā€œMalaikat Pelindungku membangunkan aku untuk berdoa.ā€ Helena juga suka membaca buku riwayat orang kudus, dan ia sungguh-sungguh berjuang meneladani para kudus itu.

Karena keluarganya yang sangat miskin, di usia 16 tahun, Helena bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun demikian, Helena selalu menyempatkan hadir dalam perayaan Ekaristi setiap hari. Ia selalu mendengar suara Tuhan ketika berdoa di depan tabernakel. Suatu saat, Yesus berkata kepadanya, ā€œHentikan pekerjaanmu sebagai pembantu rumah tangga, berangkatlah ke Warsawa, agar engkau dapat masuk biara!ā€ Kemudian Helena masuk biara suster-suster Bunda Maria Kerahiman. Serikat itu berusaha menolong gadis-gadis dan wanita yang kurang baik, yang memerlukan pembaruan rohani melalui perbuatan belas kasih. Pada tanggal 30 April 1926, Helena menerima pakaian biara dan mengambil nama baru Sr. Faustina. Pada saat kaulnya yang pertama, dia menulis: ā€œWaktu kaul pertamaku, kerinduanku berkobar-kobar untuk meleburkan diri demi Tuhan melalui cinta nyata. Sejak saat itu jiwaku bergaul dengan Tuhan seperti anak dengan bapa yang tercinta.ā€[1]

Di biara, Sr. Faustina melakukan tugas-tugas yang sederhana, di dapur, di kebun, atau sebagai penerima tamu. Ia menerima semua tugas dengan kerendahan hati. Tuhan mempersiapkan dirinya untuk menerima rahmat yang lebih besar, yaitu rahmat untuk menerima penampakan Tuhan Yesus yang Maharahim. Penampakan itu terjadi berulang-ulang, sejak tanggal 22 Februari 1931.

St. Faustina merasa paling bahagia bila berada di depan Sakramen Mahakudus. Segala waktu luangnya dipergunakannya untuk berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus. Dari situlah ia memperoleh pengenalan akan Tuhan dan dirinya sendiri. Di samping berdevosi kepada Sakramen Mahakudus, St. Faustina secara khusus menghormati dan mencintai Bunda Maria yang sering menampakkan diri kepadanya. Suatu saat Bunda Maria berkata demikian kepadanya, ā€œHidupmu harus seperti hidupkuā€”dalam kesunyian dan tersembunyi. Engkau harus tak henti-hentinya menyatukan diri dengan Allah dan berdoa bagi dunia untuk kedatangan Tuhan yang terakhir.[2] St. Faustina menulis: ā€œSemakin aku meneladani Maria, semakin mendalam aku mengenal Allah.ā€[3]

Berdoalah, sedapat mungkin untuk jiwa-jiwa yang berada dalam sakrat maut. Mintalah untuk mereka pengharapan pada Kerahiman-Ku, karena merekalah yang paling membutuhkan pengharapan itu, sementara merekalah yang paling sedikit memilikinya….ā€

Dalam penampakan Yesus meminta kepadanya, ā€œSiapa saja yang mendekati engkau, janganlah ia pergi tanpa pengharapan pada Kerahiman-Ku, yang Aku inginkan agar menjadi milik jiwa-jiwa. Berdoalah, sedapat mungkin untuk jiwa-jiwa yang berada dalam sakrat maut. Mintalah untuk mereka pengharapan pada Kerahiman-Ku, karena merekalah yang paling membutuhkan pengharapan itu, sementara merekalah yang paling sedikit memilikinya….ā€[4] St. Faustina melaksanakan kehendak Yesus ini dengan melakukan silih dan mati raga untuk para pendosa yang berada dalam sakrat maut.[5]

Tahun-tahun yang dilaluinya di biara diisi oleh berbagai karunia, seperti:

Selanjutnya, Tuhan Yesus menunjukkan kepada St. Faustina, bahwa tugas utama yang menyebabkan ia dipilih dan dipanggil masuk biara serta mendapat penampakan Yesus adalah untuk menyebarluaskan devosi Kerahiman Ilahi. Kebanyakan penampakan Yesus kepadanya terjadi ketika ia berdoa di muka tabernakel atau dalam Misa Kudus. Tuhan Yesus berkata: ā€œSekarang Aku mengutus engkau dengan Kerahiman-Ku kepada seluruh umat manusia. Aku tak mau menghukum manusia yang bersusah. Sebaliknya Aku mau menyembuhkan mereka sambil mendekap mereka dekat hati-Ku yang maharahim. Aku mempergunakan hukuman, ketika mereka memaksa Aku melakukannya…. Sebelum hari pengadilan tiba, akan Kukirim hari Kerahiman.ā€[6] LanjutNya, ā€œAku mau supaya semua waktumu yang terluang kaupergunakan untuk menulis apa yang engkau dengar dariKu…ā€[7]

Demikianlah St. Faustina melaksanakan penugasan yang diberikan kepada Kristus itu sampai wafatnya. St. Faustina wafat dalam keharuman kesalehan di usia 33 tahun pada tanggal 5 Oktober 1938. Ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 30 April 2000.

Berikut ini adalah kutipan dari buku harian St. Faustina akan Api Penyucian:

Aku bertanya kepada jiwa-jiwa ini apakah penderitaan mereka yang terbesar. Mereka menjawabku dalam satu suara, bahwa penderitaan terbesar mereka adalah kerinduan akan Tuhan.

ā€œ[Malam berikutnya], aku melihat Malaikat Pelindungku, yang memerintahkan aku untuk mengikutinya. Dalam sekejap aku ada di tempat yang berasap, penuh api di mana ada sekumpulan besar jiwa-jiwa yang menderita. Mereka berdoa dengan khusuk, tetapi tidak berhasil; hanya kita yang dapat menolong mereka. Api yang menyalakan mereka itu tidak menyentuhku sama sekali. Malaikat Pelindungku tidak meninggalkanku sedikit pun. Aku bertanya kepada jiwa-jiwa ini apakah penderitaan mereka yang terbesar. Mereka menjawabku dalam satu suara, bahwa penderitaan terbesar mereka adalah kerinduan akan Tuhan. Aku melihat Bunda Maria mengunjungi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Jiwa-jiwa itu memanggilnya ā€˜Bintang Lautā€™. Ia memberikan penyegaran kepada mereka. Aku ingin bicara lebih banyak kepada mereka, tetapi Malaikat Pelindungku memerintahkan aku untuk pergi. Aku meninggalkan penjara penderitaan itu. Aku mendengar sebuah Suara di dalam hatiku, [Suara Tuhan Yesus] yang berkata, ā€˜Belas kasih-Ku tidak menghendaki ini, tetapi keadilan-Ku menuntut demikian.ā€™ Sejak saat itu, aku berada dalam persekutuan yang lebih dekat dengan jiwa-jiwa yang menderita di Api Penyucian.ā€[8]

 


[1]St. Faustina Kowalska, Buku Harian I, 11.

[2]Ibid., II, 83.

[3]Ibid., II, 226.

[4]St. Faustina Kowalska, Buku Harian IV, 128.

[5]Ibid., I, 113.

[6]Ibid., V, 155.

[7]Ibid., VI, 65.

[8]Lih. KGK St. Faustina Kowalska, Buku Harian, 20.

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Ā