Apakah yang disebut Skisma Timur dan Skisma Barat?

Dalam sejarah Gereja terjadi dua skisma besar. Dalam bahasa Yunani, skisma artinya penyobekan.[1]

1. Skisma Timur

Tahun 1054 terjadilah Skisma Timur yang mengakibatkan terpisahnya Gereja Timur dari Gereja Barat. Gereja Timur, yang kemudian dikenal dengan Gereja Timur Orthodoks, dipimpin oleh Michael Cerularius, Patriakh Konstantinopel. Sedangkan Gereja Barat yang tetap dikenal sebagai Gereja Katolik, dipimpin oleh Paus Leo IX.

Walaupun Skisma Timur sering dihubungkan dengan dua nama, yaitu Photius (867) dan Michael Cerularius (1054) namun sebenarnya Skisma Timur terjadi karena akumulasi keadaan yang kurang harmonis antara Gereja Timur dengan Gereja Barat (Roma/ Latin) sejak abad-abad sebelumnya.

Setelah Konsili Kalsedon (451) terbentuklah 5 Patriarkhat (Keuskupan), yaitu Roma, Konstantinopel, Aleksandria, Antiokhia dan Yerusalem. Namun kemudian Patriarkhat Konstantinopel berkembang sangat kuat karena dukungan dari Kaisar Konstantinopel. Maka terjadilah semacam gerakan untuk membuat saingan terhadap Tahta Suci di Roma, atas dukungan kaisar. Paus tidak menyetujui hal ini, dan juga tidak menyetujui gerakan Erastianism yang menyerahkan hal-hal ke-Tuhanan kepada Kaisar.

Sebelum zaman Photius dan Cerularius, telah terjadi skisma-skisma sebelumnya yang walaupun telah “disembuhkan” namun pengaruhnya memperlemah kesatuan.[2] Kasus Photius pun sebenarnya dimulai oleh masalah pribadi. Photius menjadi Uskup Konstantinopel, setelah uskup sebelumnya, Ignatius, diturunkan paksa oleh pihak kerajaan karena Ignatius menolak memberi Komuni kepada seorang bupati yang diketahui umum telah melakukan incest (perkawinan sesama saudara). Baik Ignatius dan Photius membawa kasusnya kepada Paus Nicholas I, dan Paus memenangkan Ignatius. Dari kejadian ini berkembanglah sentimen anti-Paus dalam diri Photius. Lalu Photius mengacu kepada penggunaan kata “Filioque[3] dalam syahadat Gereja Barat, dan menjadikannya sebagai alasan pemisahan diri, sama seperti Cerularius menganggap bahwa Gereja Barat telah salah, dengan menggunakan roti tak beragi sebagai hosti dalam perayaan Ekaristi. Secara obyektif dapat dilihat bahwa apa yang dianggap sebagai alasan pemisahan diri, bukanlah merupakan permasalahan doktrin. Tentang beberapa hal ajaran yang dipermasalahkan oleh Gereja-gereja Timur, yaitu infalibilitas Paus, Bunda Maria dikandung tidak bernoda, Purgatorium, penghembusan Roh Kudus, mereka pun dapat mengacunya kepada ajaran para Bapa Gereja mereka sendiri, yang sebenarnya juga sejalan dengan pengajaran Gereja Barat (Latin). Semoga akan ada saatnya kedua Gereja ini, Timur Orthodoks dan Barat (Katolik) dapat bersatu kembali.

Perlu juga diketahui, walaupun ada banyak Gereja-gereja Timur yang tergabung dalam Gereja Orthodoks, saat ini terdapat 22 Gereja Timur yang tergabung dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik.[4]

2. Skisma Barat

Tahun 1378 di masa kepemimpinan Paus Urbanus VI, terjadi Skisma Barat dalam Gereja Katolik sendiri. Skisma Barat lebih merupakan kesalahpahaman antara para pemimpin Gereja, yang harus dibayar mahal selama 40 tahun untuk menentukan Paus yang sesungguhnya. Skisma ini disebabkan oleh motif politik dan bukan karena ketidaksetujuan teologis. Di masa tersebut, ada dua orang dan bahkan kemudian tiga orang mengklaim dirinya sebagai Paus, yang berkedudukan di Roma, Avignon, dan Pisa. Skisma Barat diakhiri oleh Konsili Constance (1414-1418), dengan terpilihnya Martin V sebagai Paus di tahun 1417.[5]

 


[1]Kitab Hukum Kanonik, Kan. 751 menyatakan, “skisma adalah penolakan tunduk kepada Paus [Uskup Roma] atau persekutuan dengan anggota-anggota Gereja yang takluk kepadanya.

[2]Contohnya: 55 tahun skisma akibat heresi Arianisme yang menentang ke-Tuhanan Yesus (343-398), 11 tahun skisma akibat penurunan paksa St. Yohanes Krisostomus (404-415) dari keuskupan Konstantinopel karena kesetiaannya kepada ajaran dan kepemimpinan Paus, 35 tahun dari skisma Akasianisme yang menganggap tercampurnya kodrat keAllahan dan kemanusiaan Yesus (484-519), 41 tahun dari skisma Monothelitisme yang menganggap bahwa Yesus hanya punya satu kehendak (640-681) dan 61 tahun dari skisma Ikonoklas yang menghancurkan ikon, gambar maupun patung religius. Dari 544 tahun skisma ini, sedikitnya 203 tahun Konstantinopel berada dalam keadaan skisma, yaitu Konstantinopel ada di pihak ajaran yang salah dan Roma di pihak yang benar. Ref:
http://www.newadvent.org/cathen/13535a.htm

[3]Kata filioque artinya, dan dari Allah Putra, adalah frasa dalam syahadat yang menjelaskan tentang asal Roh Kudus, yaitu berasal dari Allah Bapa dan dari Allah Putra. Photius menentang rumusan ini yang digunakan di Gereja Barat, karena menurutnya ini telah mengubah/ menambahi Syahadat Nicea.
Selanjutnya, penjelasan tentang Filioque, dapat dibaca di:
https://www.katolisitas.org/?p=8120/

[4]Untuk ke-22 Gereja Timur Katolik dapat dibaca di link:
https://www.katolisitas.org/?p=1282/

[5]Tentang Skisma Barat, Ref:
http://www.newadvent.org/cathen/13539a.htm

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.