3. Thomas, is God simple?

Summa Theologiae, I q. 3

THOMAS: Yes, he is entirely simple.

PUPIL: Then, why is learning theology so complicated?

THOMAS: Wait a sec. You have to take into account that the adjective “simple” can mean several things. You’ve just referred to one of the meanings, which is “easily understood.” I didn’t understand “simple” this way when I affirmed that God is simple.

PUPIL: What did you really mean, then?

THOMAS: God is simple in the sense that he is without composition. We, human beings, are composed of body (matter) and soul (form). Our body is, in turn, composed of quantitative parts, such as bones, flesh, eyes, etc. Even angels are composed: not of matter and form —since they are pure spirits—,[1] but of being and essence (a particular way of being). This means that angels, like all creatures, receive their being—their existence—from God.

PUPIL: That being said, God has no body and there’s no distinction between his being and essence, correct?

THOMAS: Yep. There can’t be any composition in God because God is the first being.[2] As you know, all composed things are posterior to their components. First, you have the bricks (components) and, after stacking them up, you have the wall (composed thing). That’s why if God were a composed thing, he wouldn’t be the first being, which is absurd.

God is, moreover, the first cause.[3] All composed things, on the contrary, have some causes behind them. I’m sure you haven’t and won’t see pieces of jigsaw puzzle (components) arranging themselves; there must be human hands and intelligence (causes) that move the pieces and fit them together, forming thus a picture (composed thing).

PUPIL: So God is without any composition whatsoever?

THOMAS: You just said it! God is wholly simple.

 

[1] STh., IÂŞ q. 50 a. 2.

[2] Cf. STh., IÂŞ q. 2 a. 3.

[3] Cf. STh., IÂŞ q. 2 a. 3.

 

Indonesian Translation

THOMAS: Benar, Ia adalah sepenuhnya simpel.

MURID: Lalu, mengapa kita masih kesulitan belajar teologi?

THOMAS: Tunggu sebentar. Kamu harus ingat bahwa kata sifat “simpel” dapat berarti beberapa hal. Kamu baru saja merujuk pada salah satu artinya, yakni “mudah dimengerti.” Saya tidak mengartikan “simpel” sedemikian rupa ketika saya mengatakan bahwa Allah adalah simpel.

MURID: Apa maksudmu, kalau begitu?

THOMAS: Allah adalah simpel dalam artian bahwa Ia adalah tanpa komposisi. Kita, manusia, dibentuk dari tubuh (materi) dan jiwa (forma). Tubuh kita dibentuk oleh bagian-bagian, seperti tulang, daging, mata, dan sebagainya. Malaikat pun memiliki komposisi: bukan antara materi dan forma—karena mereka adalah roh secara murni—, melainkan antara esse (keberadaan) dan essentia (keadaan hidup). Ini berarti malaikat, seperti makhluk ciptaan lainnya, menerima esse—keberadaan—mereka dari Allah.

MURID: Jadi, Allah tidak memiliki badan dan tidak ada perbedaan antara esse dan essentia di dalamnya, benar?

THOMAS: Tepat sekali. Tidak ada komposisi di dalam Allah karena Allah adalah realitas yang pertama (primum ens). Seperti yang kamu ketahui, semua hal yang berkomposisi terbentuk setelah keberadaan komponen-komponennya. Pertama, kamu memiliki batu bata (komponen) dan, setelah kamu menyusunnya, kamu memiliki tembok (hal yang berkomposisi). Karena itu, apabila Allah adalah sebuah hal yang berkomposisi, Ia bukanlah realitas yang pertama, dan pernyataan ini tidak masuk akal.

Lebih dari itu, Allah adalah penyebab yang pertama. Semua hal yang berkomposisi, sebaliknya, memiliki penyebab. Saya yakin kamu belum dan tidak akan pernah melihat keping-keping puzzle (komponen) menyusun dirinya sendiri; perlu ada tangan dan kepandaian manusia (penyebab) yang menggerakkan keping-keping dan menyatukan mereka sehingga sebuah gambar pun terbentuk (hal yang berkomposisi).

MURID: Dengan demikian, Allah adalah tanpa komposisi apa pun?

THOMAS: Apa yang kamu katakan benar adanya! Allah adalah sepenuhnya simpel.

SEE ALL Add a note
YOU
Add your Comment
 

Doa St. Thomas Aquinas

Allah Pencipta segala sesuatu, Sumber terang dan kebijaksanaan yang sejati, asal mula segala makhluk, curahkanlah seberkas cahaya-Mu untuk menembus kegelapan akal budiku. Ambillah dariku kegelapan ganda yang menyelimutiku sejak lahir, suatu ketidak-mengertian karena dosa dan ketidak-tahuan. Berilah kepadaku, pengertian yang tajam dan ingatan yang kuat dan kemampuan untuk memahami segala sesuatu dengan benar dan mendasar. Karuniakanlah kepadaku talenta untuk menjelaskan dengan tepat dan kemampuan untuk mengutarakannya dengan saksama, luwes dan menarik. Tunjukkanlah bagaimana aku memulainya, arahkanlah perkembangannya dan bantulah sampai kepada penyelesaiannya. Kumohon ini demi Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

Review Kursus

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â