The Purpose Driven Life, apakah cocok untuk orang Katolik?

Pertanyaan:

Saya ingin tahu pandangan katolisitas thd buku the purpose driven life karangan rick warren? Apakah cocok untuk orang katolik?
Alexander Pontoh

Jawaban:

Shalom Alexander Pontoh,

Buku The Purpose Driven Life secara umum menuliskan tentang bagaimana seseorang dapat menemukan makna dalam hidupnya. Walaupun secara umum ini memang bukan topik yang baru, tetapi secara obyektif, sayapun mengakui bahwa Rick Warren cukup baik dalam menyampaikan gagasannya, sehingga buku itu menjadi enak untuk dibaca.

Sejujurnya, menurut pendapat saya pribadi, buku itu banyak menyampaikan hal- hal yang positif, sehingga tentu ini baik. Awal pembahasannya sangat baik, yaitu, tentang bahwa kita berasal dari Allah, dan karenanya harus mencari makna hidup kita di dalam Allah. Kita diciptakan untuk kekekalan, dan karenanya tidak boleh hanya memusatkan diri pada kehidupan duniawi, tapi harus ‘membuat Allah tersenyum’ (h.75), dengan mengasihiNya dan menaaati kehendak-Nya. Bukankah ini hampir sama dengan yang diajarkan oleh Gereja Katolik, dalam seruan Konsili Vatikan ke II, Lumen Gentium Bab V tentang The Universal Call to Holiness (Seruan kepada semua orang untuk hidup kudus), karena kekudusan itu pada dasarnya adalah mengasihi Allah dengan segenap hati dan kekuatan kita dan mengasihi sesama demi kasih kita kepada Allah.

Namun yang menjadi ‘masalah’ di sini adalah hal- hal yang sangat penting yang tidak sempat dibahas di buku tersebut, yang pada topik- topik tertentu seharusnya dibahas, jika ingin menyampaikan kepenuhan kebenaran Kristiani. Beberapa contoh yang saya tangkap misalnya pada renungan hari ke -13, tentang Penyembahan yang menyenangkan Allah, sebagai bukti kasih kita kepada Allah. Dikatakan di sana bahwa penyembahan kepada Allah berkaitan dengan emosi dan doktrin (h. 114, ed. bahasa Indonesia), [karena] kita menggunakan hati dan kepala kita untuk menyembah Tuhan. Walaupun pernyataan ini ada benarnya, namun kurang lengkap. Sebab penyembahan yang sempurna itu harusnya berfokus kepada Allah, apakah cara yang dikehendaki Allah dan bukannya cara yang ‘pas’ bagi emosi, hati dan kepala kita sebagai penyembah. Maksudnya, kita harus mengetahui dan menaati apa yang Tuhan mau terlebih dahulu, dan baru kemudian kita berusaha memahami dan menghayatinya agar penyembahan itu bisa kita resapkan, di kepala dan di hati. Jika kita mau jujur membaca Kitab Suci, kita akan menemukan perintah Kristus, akan bagaimana seharusnya kita mengenang-Nya, yaitu dengan Perjamuan syukur Ekaristi. “Lakukanlah ini, sebagai peringatan akan Daku.” (Luk 22:19; 1 Kor 11:24-25). Perjamuan yang merayakan pengorbanan Tubuh dan Darah-Nya, itulah yang dilakukan-Nya sebelum sengsara-Nya (Mat 26:20-29; Mrk 14:17-25; Luk 22:14-23; Yoh 13:21-30), dan yang kemudian diulanginya pada saat Ia menampakkan diri setelah kebangkitan-Nya di Emaus (Luk 24:13-35). Melalui persatuan kita dengan Kristus dalam Ekaristi Kudus itulah kita melaksanakan penyembahan yang paling menyenangkan hati Tuhan, sebab itulah yang menjadi kehendak-Nya bagi kita murid- murid-Nya. Maka masalahnya bukan kepada cara penyembahan yang menyenangkan kita atau yang paling bisa kena di hati kita, tetapi kepada cara penyembahan yang menyenangkan hati- Nya. Adalah bagian kita kemudian untuk berusaha memahami dan menghayati cara Tuhan ini (jika perlu sampai memohon dan mengemis pada Tuhan, agar kita dapat memahaminya!), dan alangkah besar rahmat yang kemudian dapat kita alami, baik di hati maupun di kepala, jika kita membiarkan Allah mencurahkan rahmat-Nya melalui cara penyembahan yang dikehendaki-Nya ini…

Hal selanjutnya yang tentu berbeda adalah pandangan Warren tentang Gereja, tentang Baptisan (h. 134, 147), justru karena ia tidak sampai membahas lebih mendetail tentang Gereja yang didirikan Kristus. Ia memang menyentuh Mat 16:18, “Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya…..” (lih. p. 147), namun tidak menyebut lebih lanjut bahwa jemaat yang didirikan oleh Yesus itu adalah jemaat-Nya di atas Rasul Petrus. Maka yang menjadi topik pembahasan Warren adalah persekutuan gereja lokal (lih. h. 186), tanpa melihat apakah gereja tersebut sepenuhnya tergabung dalam kesatuan dengan Gereja yang didirikan Kristus sendiri di atas Rasul Petrus, yang kepadanya Yesus telah berjanji akan melindungi hingga alam maut tidak akan menguasainya.

Pandangan yang kurang lengkap tentang Ekklesiologi (Gereja) mempengaruhi renungan topik berikutnya yaitu Diubahkan lewat kebenaran (hari ke 24, h. 205-). Karena di sana, penekanannya seolah kebenaran hanya diperoleh dari firman Allah dalam Kitab Suci. Kita umat Katolik mengetahui bahwa firman Allah ini tidak semuanya ditulis dalam Kitab Suci, sebab firman Allah juga ada yang disampaikan secara lisan oleh Kristus dan para rasul, yang dilestarikan dalam Tradisi Suci.

Selanjutnya melayani Tuhan dengan prinsip SHAPE (h. 253) dapat saja diterapkan, sepanjang selalu dalam kesatuan dengan Magisterium Gereja, dan dilakukan dengan semangat kerendahan hati.

Demikian yang dapat saya sampaikan sekilas tentang komentar kami terhadap buku The Purpose Driven Life– nya Rick Warren. Buku ini baik bagi pertumbuhan spiritual kita, sepanjang kita melihat bahwa buku ini belum lengkap. Apa yang ditulis di sana bukan resep segalanya untuk mengalami kehidupan yang digerakkan oleh tujuan. Mungkin ini ada kaitannya dengan pernyataan yang dikatakan oleh Rick Warren sendiri di halaman 104: “Allah tidak mengharapkan anda untuk sempurna, tetapi Dia sungguh- sungguh menekankan kejujuran sepenuhnya.” Sedangkan kenyataannya, walau Allah menghargai kejujuran sepenuhnya, namun kita ketahui dari firman Allah sendiri, bahwa Allah menghendaki kita untuk sempurna. Bahkan kesempurnaan itu adalah perintah, bukan hanya sekedar “hendaknya”:

Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:48)

Pencarian kita akan tujuan yang sempurna di hadapan Allah ini akan menghantar kita kepada Gereja yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus, yang masih disertai oleh-Nya sampai saat ini dengan kehadiran-Nya di dalam sakramen- sakramen-Nya, terutama Ekaristi. Bersama Gereja-Nya ini kita mengalami kepenuhan kehidupan yang digerakkan oleh tujuan yang dari Allah, karena Tuhan Yesus sendiri yang menjadi pusatnya. Bersama Gereja-Nya kita menuju kesempurnaan kehidupan kekal yang menjadi tujuan kita semua.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

0 0 votes
Article Rating
14 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Johan
Johan
13 years ago

Saudara tidak akan pernah menemukan buku yang paling lengkap/sempurna kecuali Alkitab tetapi justru masih diperdebatkan sampai saat ini dan yang meperdebatkanya bukan saja orang bukan Kristen tetapi dikalangan orang-orang yang menggelarkan diri mereka orang Kristen. Pendapat saya mudah, kerana manusia-manusia yang mengatakan belum lengkap/sempurna dan memperdebatkannya sendiri belum lengkap/sempurna.

Bee
Bee
13 years ago

Untuk Alex

Bukunya berjudul sama, The Purpose driven Life (Sebuah Perspektif Katolik )
Covernya juga sama
Dan harganya lebih murah

selamat membaca

Bee
Bee
13 years ago

Syalom

Wah senang sekali bisa membaca penjelasan dari Mbak Inggrid
Buku ini adalah buku favorit saya
Saya membacanya 2 tahun yang lalu
Buku ini memang belum lengkap
tapi buku ini telah membuat saya mengambil perubahan besar dalam hidup
untuk hidup semakin dekat pada Tuhan

Ritanto
Ritanto
Reply to  Bee
13 years ago

Wah, saya setuju tulisan pokok diatas, dan juga tanggapan anda. Berangkat dari komunitas Malam Jumat, kami berkumpul sekitar 12 orang, mempelajari bersama buku ini, setiap minggu, satu topik. Kemudian dikembangkan lagi dalam KBG lain, dengan personil fasilitator yang beberapa ikut komunitas pertama. Dengan cara menggali bersama, bukan kotbah, maka sungguh, buku ini sangat bagus untuk siapa pun yang meras menjadi penggerak Komunitas Basis. Bayangkan: 40 topik secara beruntun, bisa dip[akai sebagai pedoman. Suatu saat, inti topik bisa juga diosampaikan dalam kesempatan pertemuan KBG yang lain. Memang, tak ada yang sempurna, saya setuju. Oleh sebab itu kepada setiap penggerak: bacalah referensi… Read more »

Machmud
Machmud
13 years ago

Salam damai sejahtera

“Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mat 5:48)

Kita mengetahui bahwa sudah ada dua orang yang menjadi sempurna yaitu Henok dan Elia

Apakah saat sekarang ini sudah ada manusia yang telah menjadi sempurna ? Kita belum tahu

Masih adakah manusia yang akan menjadi sempurna di hari hari yang akan datang ini ,seperti yang diperintahkan oleh Tuhan ?

Pasti ada , bahkan jumlahnya 144.000 orang .

Tapi entah kapan mereka akan muncul, semoga kita mendapat kesempatan untuk melihat dan mengalaminya.

Salam
mac

Machmud
Machmud
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Salam damai sejahtera Dear Ingrid Saya masih belum paham tentang jawaban Ingrid berikut ini : Selanjutnya Gereja Katolik juga mengenal para Santa dan Santo sebagai orang- orang yang sempurna, karena mereka telah bersatu dengan Tuhan di surga. Gereja Katolik mengetahui akan hal ini, karena Gereja tidak hanya berpegang kepada Kitab Suci, tetapi juga kepada Tradisi Suci yang dilestarikan oleh Magisterium sampai sekarang. Dan 7 : 10 (bukan ayat 9) memang benar mereka ada beribu-ribu dan ber-laksa2, tapi mereka mengalami kematian terlebih dahulu sebelum menjadi sempurna. Demikian juga dengan Wah 7 : 9; mereka tidak sama dengan Henokh dan Elia yang… Read more »

BUDI YOGA PRAMONO
BUDI YOGA PRAMONO
Reply to  Machmud
13 years ago

Shalom Bu Inggrid, Buku rohani memperkaya kita untuk mengenal Allah lebih dalam dimana Tuhan Yesus adalah Allah yang kita kenal pribadinya melalui kitab suci . sangatlah tidak penting soal yang menulis itu orang kristen atau orang katolik karena yang lebih penting apakah roh kita dibangun sehingga kita boleh merasakan pengalaman penulis tsb dan akhirnya kita juga bisa mengalami kedalaman rohani spt penulis tsb. Paulus sendiri mengatakan kita adalah orang-orang kudus , bukan karena kehebatan kita ttp semuanya adalah karunia , kalau ada Henokh , Elia atau Maria bisa langsung terangkat ke surga , mengapa kita jadi ragu kalau kita juga… Read more »

Alexander Pontoh
Alexander Pontoh
13 years ago

Saya ingin tahu pandangan katolisitas thd buku the purpose driven life karangan rick warren? Apakah cocok untuk orang katolik?

[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

thomas vernando
thomas vernando
Reply to  Alexander Pontoh
13 years ago

Untuk Alex, di gramedia ada buku ini yang berdasarkan perspektif Katolik karangan Joseph M. Champlin.
bukunya lebih tipis, karena memang berisi tanggapan yang sesuai Iman Gereja..

Gbu

Alexander Pontoh
Alexander Pontoh
Reply to  thomas vernando
13 years ago

@ Thomas Vernando : judulnya apa?

[dari katolisitas: dalam bahasa Inggris judulnya “A Catholic Perspective on the Purpose Driven Life”]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
14
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x