Tentang sebutan Tuhan, Allah dan Yahweh, samakah?

Menurut New Advent Catholic Encyclopedia, Bangsa Yahudi mengenal tiga sebutan nama untuk Tuhan, yaitu El, Elohim dan Eloah, di samping nama YHWH (Tetragrammaton/ Yahweh). Perkataan Yahweh ini terdapat sekitar 6000 kali dalam Perjanjian Lama, Elohim 2570, Eloah 57 kali dan El 226 kali.

Walaupun masih menjadi perdebatan para ahli Kitab Suci, dikatakan bahwa kemungkinan kata Allah berasal dari kata El ini, yang berarti Tuhan yang Mahabesar/Mahakuasa (lih. Kel 6:2). Diskusi argumen tentang asal usul kata ini, setuju atau tidak setuju akan makna derivatif-nya akan menghasilkan pembicaraan yang terlalu jauh.

Nama Tuhan yaitu YHWH yang diterima oleh Musa, merupakan nama yang sangat sakral. Menurut tradisi Yahudi, mereka dilarang menyebutkan nama YHWH tersebut. Penyebutan nama YHWH (Yahweh) hanya dilakukan setahun sekali oleh Imam Agung, yang dilakukan di Bait Allah, pada pesta Yom Kippur dan oleh para imam di tempat kudus bait Allah tersebut saat memberkati umat. Karena kesakralan kata YHWH ini, maka tak sembarang orang menyebutkannya. Tulisan sejarawan Yahudi di abad pertama, yaitu Flavius Josephus, juga menyatakan hal ini (Antiq., II, xii, 4). Menurut Tradisi Rabinik, umat Yahudi sama sekali tidak menyebut nama YHWH lagi sejak masa Simeon menjadi Imam Agung (Simeon the Just) di zaman Bait Allah yang kedua (setelah yang pertama dihancurkan, jadi sekitar abad 3 SM). Bangsa Yahudi menolak mengucapkan kata YHWH tersebut karena takut menyebutkannya dengan tidak hormat, dan dengan demikian melanggar perintah Allah, “Janganlah menyebut nama Tuhan [YHWH/ Yehovah] Allah-mu [Elohim] dengan tidak hormat” (lih. Kel 20: 7). Karena itu, kemudian kata YHWH digantikan dengan kata Adonai. Kitab Suci Septuagint (Yunani) dan Vulgate (Latin) kemudian menerjemahkan Adonai ini dengan Kurios/Kyrios (Yunani) / Dominus (Latin). Paus Benediktus XVI dalam bukunya Jesus of Nazareth condong kepada hasil studi para ahli Kitab Suci yang mengatakan bahwa pengakuan Petrus akan Yesus sebagai Mesias, Putra Allah yang hidup (Mat 16:13-15), jatuh pada peringatan hari Yom Kippur ini, dan menunjukkan penggenapan sebutan Allah YHWH/ Adonai di dalam diri Kristus Yesus.

Selanjutnya tentang topik Tuhan dan Allah silakan membaca artikel ini (silakan klik).

Dalam Perjanjian Lama, “Tuhan/ Lord” disebut Adonai, sedangkan dalam Perjanjian Baru disebut Kurios. Dalam Perjanjian Lama, kata Adonai memang juga adalah terjemahan bagi kata tuan  (lih. Kej 24:9,20,12,14,27; Kel 21:4-6) dan suami (lih. Kej 18:12, Yud 19:27; Mzm 45:12). Namun kata Adonai (Tuhan/ Lord) ini juga umum digunakan sebagai kata ganti bagi YHWH (Yahwe), seperti juga kata Elohim (Allah/ God) (lih. Mzm 38:15;  8:1,9):

“Sebab kepada-Mu, ya TUHAN [YHWH/ Yehovah], aku berharap; Engkaulah yang akan menjawab, ya Tuhan [Adonai], Allahku [Elohim].” (Mzm 38:15)

“Ya TUHAN [YHWH/ Yehovah], Tuhan [Adonai] kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! …. Ya TUHAN [YHWH/ Yehovah], Tuhan [Adonai] kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!” (Mzm 8:1,9).

Demikian pula, di Perjanjian Baru,  kata kurios ini memang juga dapat diterjemahkan sebagai “tuan/ Sir” (lih. Yoh 4:11). Namun dalam berbagai kesempatan, kata Kurios/  Tuhan (Lord), ditujukan kepada Allah (God)(lih. Luk 1:32; 2:9, Kis 5:19), dan kepada Yesus (lih. Rm 10:9, 1Kor 12:3; Flp 2:11; Why 19:15). “ Jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan (Kurios), dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari anatara orang mati, maka kamu akan diselamatkan” (Rm 10:9). Melihat konteks kalimatnya, Kurios di sana adalah Tuhan dan bukan tuan. Maka dapat disimpulkan Yesus adalah Tuhan/ Allah (God), bukan hanya “tuan”. 

Jadi  dari penerapan kata Kurios dalam Perjanjian Lama dan Baru, kita mengetahui bahwa tidak benar jika Kurios  itu hanya berarti tuan, dan karenanya tidak sama artinya dengan Allah. Sebab baik kata Kurios  ini mengacu kepada “Allah/ YHWH”, “Tuhan” dan “Yesus”.  Dengan demikian, penggunaan nama Yahweh, Adonai, Kyrios (Kurios), Dominus, ini sebenarnya bermakna sama, yaitu Tuhan atau Allah.  Mari berpegang pada apa yang diajarkan Gereja tentang sebutan “Allah” dan “Tuhan” ini, yaitu: “Penyebutan gelar Kyrios kepada Tuhan yang bangkit merupakan pernyataan akan ke-Allah-an-Nya.” (The Congregation for Divine Worship” 29 Juni 2008) Demikianlah Gereja menyatakan bahwa kata Kyrios dapat ditujukan kepada Tuhan Yesus, seperti ditujukan kepada YHWH (Tetragrammaton), dan keduanya mengacu kepada arti Tuhan dan Allah.

3.9 7 votes
Article Rating
16/04/2021
44 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Angga Aldy Longdong
10 years ago

Syaloom..
terima kasih utk kesempatannya
sblmnya dlam perjanjian lama Allah mempunyai nama yaitu: Yahweh, Adonai, EL, Elohim, Elyon, Shaddai, dan El=Shaddai
dan dlm perjanjian baru Allah mempunyai nama juga yaitu: Theos, Kurios/Kyrios, Bapa/Peter
disini aku ingin bertanya ttg
Mengapa Allah sendiri yang memberikan nama bagi diri-Nya sendiri??

terima kasih
Syaloom…

Ingrid Listiati
Reply to  Angga Aldy Longdong
10 years ago

Shalom Angga, Dalam Wahyu Ilahi yang disampaikan kepada kita, Allah menyatakan Diri-Nya yang terbatas itu kepada kita manusia yang terbatas. Untuk itu, Allah menggunakan bahasa manusia, dan menyampaikan kepada kebenaran-Nya agar dapat ditangkap oleh akal budi manusia. Salah satunya adalah bagaimana Ia menghendaki agar manusia memanggil-Nya/ mengenal-Nya, yang menggambarkan hakekat-Nya. Ini umum dikenal sebagai ‘nama’ oleh bahasa manusia. Allah menyatakan Diri-Nya sebagai Diri-Nya sendiri (Aku adalah Aku) yang tidak tergantung oleh sesuatu yang lain, sehingga dengan demikian menyatakan kebesaran-Nya yang mengatasi segala sesuatu. Nah, mengenai arti kata YHWH, atau El/ Elohim sudah pernah dibahas di artikel di atas, silakan klik. KGK… Read more »

Akasa
Akasa
10 years ago

Sebelumnya saya mohon maaf kalau pertanyaan saya out of topic:
Yang ingin saya tanyakan:
1. Perbedaan antara YHWH (ELOHIM) dan ALLAH
2. Sudah sejak peradaban apakah mc pertama kali mengenal YHWH
3. Mohon di sertakan dengan link lengkap mengenai hal ini
4. Terima Kasih

[Dari Katolisitas: Mohon membaca artikel di atas terlebih dahulu, silakan klik. Sejak dari pewahyuan kepada umat Israel melalui Nabi Musa, manusia mengenal Allah dengan sebutan YHWH, selain juga sebagai El, ataupun Elohim.]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
44
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x