Ketentuan tentang Lektor, pemazmur, pembaca doa umat, dan komentator menurut Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR):
Ketentuan tentang Lektor:
194. Dalam perarakan menuju altar, bila tidak ada diakon, lektor dapat membawa Kitab Injil (Evangeliarium) yang sedikit diangkat. Dalam hal seperti ini, lektor berjalan di depan imam, kalau tidak membawa Kitab Injil, ia berjalan bersama para pelayan yang lain.
195. Sesampai di depan altar, lektor membungkuk khidmat bersama para pelayan yang lain. Seorang lektor yang membawa Kitab Injil langsung menuju altar dan meletakkan Kitab Injil di atasnya. Lalu ia pergi ke tempat duduknya di panti imam bersama para pelayan yang lain.
128. Sesudah doa pembuka (kolekta), semua duduk. Imam dapat menyampaikan pengantar singkat agar umat mendengarkan sabda Tuhan dengan baik. Kemudian, lektor pergi ke mimbar dan mewartakan bacaan pertama dari Buku Misa yang sudah tersedia di sana sejak sebelum misa. Umat mendengarkannya. Sesudah bacaan lektor berseru: Demikianlah sabda Tuhan, dan umat menjawab dengan seruan: Syukur kepada Allah.
Tepat sekali bila sesudah bacaan diadakan saat hening sejenak, supaya umat dapat merenungkan sebentar apa yang telah mereka dengar.
129. Sesudah bacaan, pemazmur atau lektor sendiri membawakan ayat-ayat mazmur tanggapan. Umat menanggapi dengan menyerukan/ melagukan ulangan.
196. Lektor memaklumkan bacaan-bacaan sebelum Injil dari mimbar. Kalau tidak ada pemazmur, lektor boleh juga membawakan mazmur tanggapan sesudah saat hening yang menyusul bacaan pertama.
130. Kalau sebelum Injil masih ada bacaan kedua, lektor mewartakannya dari mimbar. Umat mendengarkannya dan, sesudah bacaan, memberi tanggapan dengan seruan seperti di atas (no. 128). Tepat sekali bila sesudah bacaan diadakan saat hening sejenak.
197. Kalau tidak ada diakon, lektor boleh membawakan ujud-ujud doa umat, sesudah imam membukanya.
Ketentuan tentang Lektor yang dilantik:
99. Lektor dilantik untuk membawakan bacaan-bacaan dari Alkitab, kecuali Injil. Dapat juga ia membawakan ujud-ujud doa umat dan, kalau tidak ada pemazmur, ia dapat juga membawakan mazmur tanggapan. Dalam perayaan Ekaristi, ia harus menjalankan sendiri tugas khusus itu (bdk. no. 194-198), biarpun pada saat itu hadir juga pelayan-pelayan tertahbis.
Ketentuan tentang Pemazmur:
61. Sesudah bacaan pertama menyusul mazmur tanggapan yang merupakan unsur pokok dalam Liturgi Sabda. Mazmur Tanggapan memiliki makna liturgis serta pastoral yang penting karena menopang permenungan atas sabda Allah.
Mazmur tanggapan hendaknya diambil sesuai dengan bacaan yang bersangkutan dan biasanya diambil dari Buku Bacaan Misa (Lectionarium).
Dianjurkan bahwa mazmur tanggapan dilagukan, sekurang-kurangnya bagian ulangan yang dibawakan oleh umat. Pemazmur melagukan ayat-ayat mazmur dari mimbar atau tempat lain yang cocok….
102. Pemazmur bertugas membawakan mazmur atau kidung-kidung dari Alkitab di antara bacaan-bacaan. Supaya dapat menunaikan tugasnya dengan baik, ia harus menguasai cara melagukan mazmur, dan harus mempunyai suara yang lantang serta ucapan yang jelas.
Ketentuan tentang Komentator:
105, b. Komentator yang, kalau diperlukan, memberikan penjelasan dan petunjuk singkat kepada umat beriman, supaya mereka lebih siap merayakan Ekaristi dan memahaminya dengan lebih baik. Petunjuk-petunjuk itu harus disiapkan dengan baik, dirumuskan dengan singkat dan jelas. Dalam menjalankan tugas itu komentator berdiri di depan umat, di tempat yang kelihatan, tetapi tidak di mimbar.
Ketentuan tentang Busana Lektor dan pelayan awam yang lain:
339. Akolit, lektor, dan pelayan awam lain boleh menggunakan alba, atau busana lain yang disahkan oleh Konferensi Uskup untuk wilayah gerejawi yang bersangkutan.
Ketentuan tentang Mimbar:
309. … Sebaiknya tempat pewartaan sabda berupa mimbar (ambo) yang tetap, bukannya ‘standar’ yang dapat dipindah-pindahkan. Sesuai dengan bentuk dan ruang gereja masing-masing, hendaknya membar itu ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pembaca dapat dilihat dan didengar dengan mudah oleh umat beriman.
Mimbar adalah tempat untuk membawakan bacaan-bacaan dan mazmur tanggapan serta Pujian Paskah. Juga homili dan doa umat dapat dibawakan di mimbar. Untuk menjaga keagungan mimbar, hendaknya hanya pelayan sabda yang melaksanakan tugas di sana….
Ketentuan tentang Doa Umat:
71. Imam selebranlah yang memimpin doa umat dari tempat duduknya. Secara singkat ia sendiri membukanya dengan mengajak umat berdoa, dan menutupnya dengan doa. Ujud-ujud yang dimaklumkan hendaknya dipertimbangkan dengan matang, digubah secara bebas tetapi sungguh cermat, singkat dan mengungkapkan doa seluruh jemaat.
Menurut ketentuan, ujud-ujud doa umat dibawakan dari mimbar atau tempat lain yang serasi, entah oleh diakon, solis, lektor, entah oleh seorang beriman awam lainnya…
138. … Doa umat yang dipimpin oleh imam dari tempat duduknya. Dengan tangan terkatup, imam mengajak umat mengambil bagian di dalamnya. Ujud-ujud doa umat dimaklumkan oleh diakon, solis, lektor, atau pelayan yang lain, dari mimbar atau dari tempat lain yang cocok. Umat berpartisipasi dalam doa dengan aklamasi sesudah tiap-tiap ujud. Sambil merentangkan tangan, imam mengakhiri rangkaian ujud-ujud itu dengan doa.
Shalom Hanya sekedar sharing dari saya, Ada rasa rindu yang kuat untuk menemukan ke khidmatan dan rasa hormat dalam merayakan ekaristi seperti yang biasa umat katholik di Indonesia lakukan. Sungguh saya tidak mengerti, dimana saya tinggal dan menetap di sebuah negara yang bisa di bilang negara mayoritas katholik, tapi tata cara gereja dan aturan seperti yang tertulis diatas ini sama sekali TIDAK saya temukan di tempat saya tinggal. Gereja hanya penuh sesak bila ada pesta besar saja, dan itupun penuh dengan bergossip ria dan saling berlomba menampilkan penampilannya dan bukan iman dan harapan yang di tujukan untuk bertemu Tuhan. Di… Read more »
Shalom Caecilia, Saya juga prihatin dengan apa yang Anda alami di tempat di mana Anda tinggal. Ini suatu realita, yang seharusnya membuat kita terdorong untuk mendoakan Gereja di seluruh dunia. Membaca informasi ini, mungkin baik jika mendoakan “Serenity prayer” yang terkenal itu: God, grant me the serenity to accept the things I cannot change,the courage to change the things I can,and wisdom to know the difference. Tuhan berikanlah aku ketenangan untuk menerima hal-hal yang tidak dapat kuubah,keberanian untuk mengubah hal-hal yang dapat kuubah,dan kebijaksanaan untuk membedakan keduanya. Nah, bahwa banyak orang tidak menunjukkan sifat penghormatan yang selayaknya di gereja, seharusnya… Read more »
Shalom ibu Ingrid,
Terima kasih atas masukan dan dorongan yang ibu berikan. Semoga di saat saya sudah siap, saya dapat melakukan apa yang ibu Ingrid sarankan, mohon dukung dalam doa. Berkah dalem.
bagaimana tata gerak/ susunan acara lektor dan pembawa doa umat dalam melayani karena saya masih awam dan baru tapi diberi kepercayaan. terimakasih.
[Dari Katolisitas: Silakan membaca kutipan dari PUMR (Pedoman Umum Misale Romawi) di atas, silakan klik]