Tentang Feng Shui

Pertanyaan:

Kami dari latarbelakang budaya Tionghoa, dan saya dan adik saya Katolik sejak 20 thn yang lalu.
Akhir2 ini kondisi keuangan kurang baik, papa sakit2, dsb sehingga kami minta petunjuk guru Fengshui.
Tolong saya sedang mencari artikel yang membahas Fengshui dan pandangan Gereja Katolik.
Dengar2 apakah Fengshui itu dibolehkan atau dosa?
Terima kasih atas pertolongan, kasih dan kerelaan Bp. Stef dan Ibu Ingrid

Laurentius Efendi

Jawaban:

Shalom Laurentius Efendi,

Terus terang memang saya tidak mendalami Feng Shui, dan apa yang saya tuliskan di sini adalah berdasarkan pengamatan saya sekilas dari buku- buku yang pernah saya baca, dan dari praktek yang saya ketahui sebagai seorang arsitek.

Memang sekilas terdapat hal- hal dalam Feng Shui ini yang dapat diterima dengan akal sehat, misalnya, seperti jangan menempatkan kamar tidur di atas dapur (pada kasus rumah bertingkat), sediakan ruang yang cukup di sekitar pintu masuk, adalah baik jika rumah menghadap ke timur, dst. Namun aturan- aturan Feng Shui ini tidak terbatas oleh aturan- aturan umum macam itu, tetapi dapat berkembang menjadi sangat ‘njlimet’/ rumit yang menjurus kepada tahayul. Contohnya, jumlah anak tangga dihitung untuk memenuhi ketentuan angka tertentu, meteran yang digunakan untuk membangun rumah adalah meteran khusus yang memuat angka- angka yang konon ‘baik’/ hokki maupun yang ‘buruk’; ukuran ini dipakai sehingga tinggi pintu- pintu di rumah dapat menjadi beraneka ragam; pintu masuk harus diletakkan serong, ruang tamu harus dipasangi kaca cermin untuk menolak bala, dst. Semua contoh- contoh ini cenderung bersifat tahayul, dan kita sebagai umat Katolik tidak selayaknya percaya akan hal- hal semacam ini.

Maka kita sebagai umat Katolik selayaknya waspada akan paham Feng Shui ini. Jika saran yang diberikan masuk akal dan dapat dijelaskan secara nalar, maka silakan diterima; tetapi jika sudah berbau tahayul, harus ditolak. Kita tidak perlu berkonsultasi kepada para ahli Feng Shui, untuk memperoleh hokki dalam bisnis atau kebahagiaan dalam keluarga. Berkat semacam itu datang dari Tuhan, dan bukan dari cara mengatur furniture, ruangan dan tangga dalam rumah. Maka tidak ada gunanya berkonsultasi dengan para ahli Feng Shui, karena selain tidak sesuai dengan iman Katolik, para ahli Feng Shui tersebut juga dapat memberikan saran yang berbeda- beda. Ini saya ketahui dari kesaksian teman yang sebelum bertobat, gemar berkonsultasi kepada para ahli Feng Shui. Bukannya damai sejahtera yang didapatnya, melainkan hidupnya selalu dipenuhi ketakutan dan penyesalan, karena walaupun sudah mengikuti apa yang disarankan, tetap saja masalah bermunculan.

Sebenarnya, alasan yang mendasar mengapa pergi konsultasi ke para ahli Feng Shui tidak sesuai dengan iman Katolik, dan karenanya adalah dosa, adalah: 1) dengan berkonsultasi kepada para ahli Feng Shui, maka seseorang tidak lagi mengandalkan Tuhan dan firman-Nya dalam menghadapi masalah, melainkan berpaling kepada para ahli Feng shui; 2) Orang yang percaya kepada paham Feng Shui tidak lagi mengenali Tuhan sebagai Pribadi, tetapi sebagai energi “chi” yang mengendalikan segala sesuatu dalam hidupnya; 3) Tanpa disadari, orang tersebut menduakan Tuhan, atau dapat dikatakan bahwa hal Feng Shui ini dapat menjadi berhala baginya; 4) jika konsultasi dengan para ahli Feng Shui itu melibatkan kuasa-kuasa lain di luar jangkauan akal budi, kuasa gelap, ramalan, tahayul, penyaluran energi tenaga dalam, medium bola kristal, pentagram atau sejenisnya, itu sudah merupakan praktek-praktek yang menyimpang dan sudah tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Praktek ini sudah menjurus kepada ilmu gaib, dan harus kita hindari.

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan:

KGK 2115 Allah dapat mewahyukan masa depan kepada para nabi dan orang-orang kudus yang lain. Tetapi sikap Kristen ialah menyerahkan masa depan dengan penuh kepercayaan kepada penyelenggaraan ilahi dan menjauhkan diri dari tiap rasa ingin tahu yang tidak sehat. Siapa yang kurang waspada dalam hal ini bertindak tanpa tanggung jawab.

KGK 2116 Segala macam ramalan harus ditolak: mempergunakan setan dan roh jahat, pemanggilan arwah atau tindakan-tindakan lain, yang tentangnya orang berpendapat tanpa alasan, seakan-akan mereka dapat “membuka tabir” masa depan (Bdk. Ul 18:10; Yer 29:8). Di balik horoskop, astrologi, membaca tangan, penafsiran pratanda dan orakel (petunjuk gaib), paranormal dan menanyai medium, terselubung kehendak supaya berkuasa atas waktu, sejarah dan akhirnya atas manusia; demikian pula keinginan menarik perhatian kekuatan-kekuatan gaib. Ini bertentangan dengan penghormatan dalam rasa takwa yang penuh kasih, yang hanya kita berikan kepada Allah.

KGK 2117 Semua praktik magi dan sihir, yang dengannya orang ingin menaklukkan kekuatan gaib, supaya kekuatan itu melayaninya dan supaya mendapatkan suatu kekuatan adikodrati atas orang lain – biarpun hanya untuk memberi kesehatan kepada mereka – sangat melanggar keutamaan penyembahan kepada Allah. Tindakan semacam itu harus dikecam dengan lebih sungguh lagi, kalau dibarengi dengan maksud untuk mencelakakan orang lain, atau kalau mereka coba untuk meminta bantuan roh jahat. Juga penggunaan jimat harus ditolak. Spiritisme sering dihubungkan dengan ramalan atau magi. Karena itu Gereja memperingatkan umat beriman untuk tidak ikut kebiasaan itu. Penerapan apa yang dinamakan daya penyembuhan alami tidak membenarkan seruan kepada kekuatan-kekuatan jahat maupun penghisapan orang-orang lain yang gampang percaya.

Jika saya boleh menyarankan, maka sebaiknya anda berhati-hati terhadap praktek Feng Shui ini. Lebih baik mengusahakan penyembuhan ataupun penyelesaian persoalan dalam keluarga melalui cara yang diterima oleh Gereja Katolik secara umum, yaitu dengan berdoa, menerima sakramen, berpegang kepada firman Tuhan, yang dibarengi dengan langkah konkrit seperti pengobatan, terapi medis dan konsultasi kepada para ahli di bidangnya, dalam hal ini jika masalah keuangan, silakan anda berkonsultasi kepada orang- orang yang pakar di dalam hal ekonomi/ bisnis.

Masalah yang terjadi dalam kehidupan kita selayaknya menjadikan kita lebih bergantung kepada Tuhan dan mengandalkan Dia, dan bukannya membuat kita mengandalkan manusia dan mengandalkan kekuatan sendiri. Jika kita bersikap demikian, kita malah menjauh dari Tuhan, dan sungguh Tuhan tidak berkenan (lih. Yer 17:5)! Adalah baik dalam keadaan sulit seperti ini anda sekeluarga semakin bersatu dalam doa bersama, seperti doa Rosario, ataupun doa Kerahiman Ilahi. “Yesus, Engkaulah andalanku,” itulah yang harus bergema tiada henti dalam hati anda, dan bukannya keinginan untuk mengandalkan anjuran para ahli Feng Shui. Kita harus percaya, bahwa Allah adalah Bapa yang Maha Pengasih, dan bahwa Ia dapat menolong kita semua, dan mendatangkan kebaikan kepada mereka yang mengasihi Dia (Rom 8:28). Maka pertanyaannya adalah: sejauh mana kita telah mengasihi Allah? Sebab jika kita sungguh mengasihi-Nya maka firman ini akan digenapi di dalam kita.

Demikian yang dapat saya sampaikan tentang pertanyaan anda. Mohon maaf jika pernyataan saya terdengar keras di telinga anda. Saya akan turut mendoakan keluarga anda.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati, katolisitas.org

5 3 votes
Article Rating
19/12/2018
28 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
28
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x