Tanggapan mengenai ajaran Bapa Gereja tentang Maria= Hawa baru

[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini adalah kelanjutan dari tanya jawab ini, silakan klik. Namun karena pertanyaan ini menyertakan topik baru, maka kami pisahkan di artikel tersendiri]

Pertanyaan:

Sebelumnya terimakasih atas jawaban yang cepat dari Ibu Ingrid sebab saya tidak menyangka akan dijawab secepat itu, saya pikir pasti membutuhkan waktu sampai berminggu2 mengingat banyaknya pertanyaan dari pengunjung situs “yg terhormat” ini. Masih ada pertanyaan selanjutnya jika ibu tidak berkeberatab menjawabnya. Bagaimana dengan Pengangkatan Bunda Maria ke Sorga dibanding dengan pengangkatan kedua nabi [Henokh dan Elia] tadi? adakah pengangkatan kedua nabi itu menandakan bahwa tingkat kekudusan mereka sama dengan Bunda Maria yg terberkati? Jika tidak sama dan Maria lebih istimewa mengapa demikian sehingga Umat Katolik dan para Bapa Gereja begitu memuliakan Maria sampai tingkat yang oleh teman2 Non-Katolik disebut Pengkultusan Maria? Kita menyebut Maria memiliki keistimewaan dibanding ciptaan TUHAN yg lainnya tetapi Terminologi Manusia Istimewa itu apa dalam konteks Firman Tuhan? Bukankah sebutan Manusia Istimewa sudah pengkultusan? Ditambah lagi dengan tidak dapat dibandingkan dengan semua ciptaan lainnya? Maria tetap Manusia kan? ditengah berlimpahnya kasih karunia kepadanya dan sebagai manusia pasti bukan Malaikat dan bukan TUHAN

Kemudian tentang Maria disebut oleh Bapa Gereja sebagai Hawa baru:
1. St. Yustinus Martir (155) membandingkan Hawa dengan Bunda Maria. Hawa, manusia perempuan pertama terperdaya oleh Iblis yang kemudian membawa maut; sedangkan Maria percaya kepada pemberitaan malaikat Gabriel, dan karena itu ia mengandung Putera Allah yang membawa hidup.

Tanggapan saya:
ada komparasi yang tidak berimbang dan “perempuan” hanya dijadikan “objek”, komparasi antara Hawa dan Ular dengan Maria dan Gabriel, kemudian “objek” nya sama-sama perempuan, sedang subyeknya berbeda ; yang satu “oknum” yg diperalat oleh iblis dan yang satu salah satu Malaikat yg paling sering diutus kepada manusia

2. St. Irenaeus (180): “Ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria
Tanggapan saya:
apa yang dimaksud dengan Ikatan ketidaktaatan? Jika mengikuti alur ini, maka Henokh tidak dapat naik ke Sorga, dan disini bukan hanya Hawa yang tidak taat, Adam pun lebih tidak taat dibandingkan dengan Hawa, dan kesalahan utama terletak pada Adam (Pria) bukan pada Hawa

St. Gregorius Naziansa (390) menyatakan, barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Sebab Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan KRISTUS sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (karena tanpa campur tangan manusia) namun juga manusiawi (karena mengikuti hukum alam manusia)
Tanggapan saya:
Bunda Allah yang seperti apa Bunda Allah yang menjadi Manusia atau Bunda Allah yang telah menuntaskan misi-Nya? Dan landasan Alkitabiahnya pun saya rasa masih kurang. Terbentuk secara Ilahi namun manusiawi, maksudnya ilahi yang manusiawi-kah? Mengapa terkooptasi dengan hukum Alam?

St. Ambrosius (397): “Kejahatan didatangkan oleh perempuan (Hawa), maka kebaikan juga harus didatangkan oleh Perempuan (Maria); sebab oleh karena Hawa kita jatuh, namun karena Maria kita berdiri; karena Hawa kita menjadi budak dosa, namun oleh Maria kita dibebaskan…. Hawa menyebabkan kita dihukum oleh buah pohon (pohon pengetahuan), sedangkan Maria membawa kepada kita pengampunan dengan rahmat dari Pohon yang lain (yaitu Salib YESUS), sebab KRISTUS tergantung di Pohon itu seperti Buahnya…
Tanggapan saya:
saya tidak setuju kalau kejahatan itu didatangkan oleh perempuan, kejahatan itu didatangkan oleh iblis, dan mari merenung sejenak, mudah bagi kita manusia menyalahkan Adam dan Hawa, padahal dikeseharian kitapun tidak luput dari kesalahan. Saya mau mengajak kita melihat bahwa kita masing bertanggung jawab terhadap diri sendiri, seandainya pun Adam tidak jatuh dalam dosa, mungkin saya adalah “Adam” pertama yang jatuh dalam dosa, itu hakekatnya. Kalau terus Hawa dipersalahkan untuk mempermuliakan Maria, rasa-rasanya tidak adil juga dan proposional. Dan manusia menjadi budak dosa bukan karena Hawa, Henok pun dilahirkan karena Hawa, mengapa Henokh tidak menjadi budak dosa?

St. Agustinus (416): ”Kita dilahirkan ke dunia oleh karena Hawa, dan diangkat ke surga oleh karena Maria.”
Tanggapan saya:
diangkat ke Surga karena percaya KRISTUS YESUS kan, apa karena oleh Maria? Bagaimana jika ada seseorang yang menganggap Maria hanya manusia biasa? Sama sepertinya? Namun percaya KRISTUS YESUS?

saya mohon penjelasan dari ibu dan terimakasih karena mau meluangkan waktu untuk menjelaskannya. Tuhan Memberkati.

Vano

Jawaban:

Shalom Vano,

Mengenai pengangkatan Bunda Maria ke surga, telah dibahas di sini, silakan klik, dan di sini, silakan klik.

Mengenai bagaimana kekudusan Maria dibandingkan dengan Enokh dan Elia, tentu saja Bunda Maria lebih kudus dari mereka, karena Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria dikandung tidak bernoda (tidak mempunyai dosa asal), silakan klik, sedangkan Enokh dan Elia dan semua orang di dunia menerima dosa asal dari Adam dan Hawa (lih. Rom 5:12). Bunda Maria memang merupakan perkecualian, karena perannya yang sangat unik, yang tidak mungkin sama dengan peran orang lain di dalam sejarah keselamatan. Sebab tidak ada orang lain yang melahirkan Tuhan Yesus, dan tidak akan ada lagi orang yang olehnya Tuhan Yesus akan lahir. Karena Yesus lahir ke dunia hanya sekali, dan kedatangan-Nya yang kedua nanti adalah di akhir jaman. Diperlukan kerendahan hati untuk melihat “keistimewaan” Bunda Maria, yaitu untuk menerima bahwa hanya karena kesediaannya, maka Kristus dapat dilahirkan ke dunia.

Meskipun peran Maria dalam rencana keselamatan Allah adalah sangat istimewa, namun ini bukan pengkultusan dalam arti negatif bahwa seseorang dihormati karena dirinya sendiri. Kita menghormati Maria, pertama-tama karena apa yang telah diperbuat Tuhan kepadanya, dan baru kemudian melihat teladan hidupnya. Saya belum lama mem-poskan jawaban mengenai kesalahpahaman tentang Maria, yang berhubungan juga dengan hal- hal yang anda tanyakan, silakan klik di sini untuk membacanya.

Sekarang tentang komentar anda akan ajaran Bapa Gereja tentang Maria sebagai Bunda Allah dan Hawa yang baru (tanggapan anda saya cetak warna biru)

1. St. Yustinus Martir (155) membandingkan Hawa dengan Bunda Maria. Hawa, manusia perempuan pertama terperdaya oleh Iblis yang kemudian membawa maut; sedangkan Maria percaya kepada pemberitaan malaikat Gabriel, dan karena itu ia mengandung Putera Allah yang membawa hidup.
Tanggapan Anda: Ada komparasi yang tidak berimbang dan “perempuan” hanya dijadikan “objek”, komparasi antara Hawa dan Ular dengan Maria dan Gabriel, kemudian “objek” nya sama-sama perempuan, sedang subyeknya berbeda ; yang satu “oknum” yg diperalat oleh iblis dan yang satu salah satu Malaikat yg paling sering diutus kepada manusia.

Terus terang saya kurang paham dengan tanggapan anda yang mengatakan “komparasi tidak berimbang.” Sebab yang namanya perbandingan pasti tidak harus semuanya sama, sebab kalau semua setara dan sama, maka tidak ada lagi yang perlu dibandingkan. Perbandingan antara Hawa dengan Bunda Maria -sebagai Hawa Baru- tidak berdiri sendiri, melainkan sebagai kesatuan dengan perbandingan antara Adam dengan Kristus yang disebut sebagai “Adam yang baru” (lih. Rom 5:12-21, 1 Kor 15:21, Ef 2:1-3). Jadi sama seperti bahwa ada keterlibatan Hawa, sehingga Adam jatuh dalam dosa, dan menurunkan dosa asal tersebut kepada semua umat manusia, maka demikian pula ada keterlibatan Hawa yang baru yaitu Maria, sehingga Adam yang baru (Kristus) dapat lahir ke dunia untuk menghapus dosa manusia. Maka tepat jika dikatakan bahwa oleh Hawa, umat manusia jatuh dalam dosa, dan karena itu dalam kuasa maut; sedangkan oleh Maria, umat manusia menerima penghapusan dosa, dan karena itu menerima kehidupan kekal.

Maka menurut hemat saya, tidak benar pandangan anda bahwa Hawa atau Maria itu hanya sekedar “obyek”. Kedua perempuan ini adalah manusia yang diciptakan Tuhan sesuai dengan gambaran-Nya, sehingga memiliki akal budi dan kehendak bebas, dan bukan hanya sekedar “robot” atau obyek yang tidak berdaya. Kepada keduanya dihadapkan pilihan, mau memilih kehendak Allah atau kehendak diri sendiri, dan fakta menunjukkan bahwa Hawa memilih kehendak diri sendiri (atas bujukan Iblis) sedangkan Bunda Maria memilih kehendak Tuhan.

Hal bahwa saat itu Hawa disapa oleh Iblis dalam bentuk ular, sedangkan Maria oleh Malaikat, memang adalah salah satu perbedaan; namun bukannya tidak masuk akal, sebab buah yang mengikuti kedua kejadian tersebut adalah berbeda. Yang pertama berbuah dosa, maka wajar jika penyebabnya adalah si Jahat/ Iblis. Sedangkan yang kedua berbuah keselamatan atas kedatangan Putera Allah sendiri, maka adalah wajar bahwa yang terlibat adalah Malaikat dan bukannya Iblis. Sebab tidak mungkin Tuhan melibatkan Iblis pada saat pemberitaan kedatangan-Nya. Jadi perbandingan tersebut memang direncanakan Tuhan untuk menunjukkan kontras antara Adam dan Hawa yang pertama -yang membuahkan dosa-, dengan Adam dan Hawa yang kedua -yang membuahkan keselamatan.

2. St. Irenaeus (180): “Ikatan ketidaktaatan Hawa dilepaskan oleh ketaatan Maria. Apa yang terikat oleh ketidakpercayaan Hawa dilepaskan oleh iman Maria
Anda : Apa yang dimaksud dengan Ikatan ketidaktaatan? Jika mengikuti alur ini, maka Henokh tidak dapat naik ke Sorga, dan disini bukan hanya Hawa yang tidak taat, Adam pun lebih tidak taat dibandingkan dengan Hawa, dan kesalahan utama terletak pada Adam (Pria) bukan pada Hawa.

Ikatan ketidak-taatan di sini maksudnya adalah belenggu dosa yang mengikat manusia karena ketidaktaatannya kepada Allah. Harus diakui di sini bahwa meskipun Adam juga berdosa, namun dosanya ini dilakukan setelah Hawa terlebih dahulu jatuh dalam dosa ketidaktaatan kepada kehendak Allah. Oleh karena itu, pada saat penebusan dosa, “obat penawar”nya adalah kondisi lawannya, yaitu diawali dengan ketaatan Maria, sang Hawa yang baru, kepada kehendak Allah (lih. Luk 1: 38) maka Kristus sebagai Adam yang baru dapat datang ke dunia oleh ketaatan-Nya kepada kehendak Allah Bapa (lih. Ibr 10:5-7).

Hal Henokh memang adalah pengecualian dalam artian bahwa bukannya dia tidak mempunyai dosa asal, namun karena ia kemungkinan tidak melakukan dosa pribadi, dalam hal ini, dosa berat yang memisahkannya dengan Allah. Karena Alkitab mengatakan bahwa ia “hidup bergaul dengan Allah” (Kej 5:24) semasa hidupnya. Alkitab memang menyatakan Henokh dan Elia diangkat oleh Allah (Kej 5:24) ke surga (2 Raj 2:1) namun surga yang dikatakan disini mengacu kepada tempat terberkati yang ada di tempat penantian para jiwa-jiwa orang-orang yang meninggal sebelum Kristus datang ke dunia, wafat dan bangkit dari mati. Baru setelah kebangkitanNya, Yesus turun ke tempat penantian ini, untuk menjemput jiwa-jiwa orang-orang benar tersebut dan menghantar mereka ke dalam Surga yang kekal, di mana manusia dapat bersatu dengan Allah di dalam Kristus.

3. St. Gregorius Nazianza (390): “…barangsiapa tidak percaya bahwa Bunda Maria adalah Bunda Allah, maka ia adalah orang asing bagi Allah. Bunda Maria bukan semata-mata saluran, melainkan Kristus sungguh-sungguh terbentuk di dalam rahim Maria secara ilahi (karena tanpa campur tangan manusia) namun juga manusiawi (karena mengikuti hukum alam manusia)

Anda: Bunda Allah yang seperti apa Bunda Allah yang menjadi Manusia atau Bunda Allah yang telah menuntaskan misi-Nya? Dan landasan Alkitabiahnya pun saya rasa masih kurang. Terbentuk secara Ilahi namun manusiawi, maksudnya ilahi yang manusiawi-kah? Mengapa terkooptasi dengan hukum Alam?

Jawabnya adalah keduanya, yaitu Bunda dari Putera Allah yang menjadi manusia, yang telah menggenapi misi-Nya. Alkitab mengatakan bahwa Maria adalah Bunda Allah karena ialah yang melahirkan Putera Allah, silakan kembali melihat Luk 1:43, Mat 1:23, Luk 1:35, Gal 4:4. Saya tidak mengerti mengapa anda mengatakan landasan Alkitab-nya kurang.

Adanya kodrat Ilahi dan kodrat manusiawi dalam diri Yesus, memang merupakan ciri khas Yesus, yaitu Allah yang menjelma menjadi manusia. Karena tidak pernah ada seorangpun yang mempunyai ciri khas ini (hanya Tuhan Yesus saja) maka memang segalanya khusus dan istimewa pada Pribadi Yesus ini. Sejarah membuktikan bahwa memang banyak orang yang kesukaran dalam memahami Pribadi Yesus ini, sehingga mereka berusaha menyederhanakannya; namun malah akhirnya tidak sesuai dengan ajaran Alkitab itu sendiri. Karena kebenarannya adalah: bahwa dalam hidup-Nya di dunia ini, Yesus adalah sungguh Allah, dan sungguh manusia. Silakan klik di sini untuk membaca topik ini lebih lanjut. Saya harap anda menemukan jawaban keberatan anda di sana. Kalau sampai terjadi kekhususan pada Pribadi Yesus, bukankah itu wajar, karena Ia adalah Allah yang mengatasi segalanya? Kedua kodrat yang ada dalam Pribadi Yesus (Ilahi dan manusiawi) bukan merupakan “pemberontakan terhadap hukum alam”, tetapi merupakan bentuk “pengangkatan/ penyempurnaan” hukum alam tersebut.

4. St. Ambrosius (397): “Kejahatan didatangkan oleh perempuan (Hawa), maka kebaikan juga harus didatangkan oleh Perempuan (Maria);….. karena Hawa kita menjadi budak dosa, namun oleh Maria kita dibebaskan…. Hawa menyebabkan kita dihukum oleh buah pohon (pohon pengetahuan), sedangkan Maria membawa kepada kita pengampunan dengan rahmat dari Pohon yang lain (yaitu Salib YESUS), sebab KRISTUS tergantung di Pohon itu seperti Buahnya…

Anda: Saya tidak setuju kalau kejahatan itu didatangkan oleh perempuan, kejahatan itu didatangkan oleh iblis, dan mari merenung sejenak, mudah bagi kita manusia menyalahkan Adam dan Hawa, padahal dikeseharian kitapun tidak luput dari kesalahan. Saya mau mengajak kita melihat bahwa kita masing bertanggung jawab terhadap diri sendiri, seandainya pun Adam tidak jatuh dalam dosa, mungkin saya adalah “Adam” pertama yang jatuh dalam dosa, itu hakekatnya. Kalau terus Hawa dipersalahkan untuk mempermuliakan Maria, rasa-rasanya tidak adil juga dan proposional. Dan manusia menjadi budak dosa bukan karena Hawa, Henok pun dilahirkan karena Hawa, mengapa Henokh tidak menjadi budak dosa?

Kejahatan memang didatangkan oleh Iblis, tetapi kejahatan itu diturunkan kepada semua umat manusia oleh Adam dan Hawa yang mengikuti ajakan Iblis untuk melakukan kejahatan itu. Dalam hal ini, Alkitab mencatat bahwa Hawalah yang lebih dahulu jatuh dalam dosa. Kelihatannya anda perlu memahami konsep dosa asal, yang dapat anda baca di artikel: Mengapa ada dosa asal, silakan klik, sebelum anda dapat memahami ajaran ini. Sebab jika Adam dan Hawa (manusia pertama) tidak jatuh di dalam dosa pertama (dosa asal), maka kita semua sebagai keturunan mereka, juga tidak akan jatuh ke dalam dosa. Agaknya sulit bagi kita untuk memahami pikiran Tuhan bahwa ketika Ia menciptakan manusia, Ia sudah membayangkan/ merencanakan keseluruhan keluarga umat manusia yang (seharusnya) dipimpin oleh sepasang manusia yaitu Adam dan Hawa. Sayangnya mereka tidak taat kepada Tuhan sehingga seluruh anggota keluarga mereka harus turut menanggung akibat perbuatan orang tua mereka (Adam Hawa) karena konsep “kesatuan” umat manusia yang sudah direncanakan oleh Allah sejak awal mula. Di sinilah kemudian kita dapat melihat pentingnya Gereja yang juga merupakan pemersatu semua umat beriman, dengan Kristus sebagai Kepalanya dan Maria sebagai Bundanya; dan keduanya memulihkan kesatuan seluruh keluarga besar umat manusia.

Maka membicarakan Hawa yang jatuh di dalam dosa pertama, bukanlah karena kita mau menyalah-nyalahkan Hawa, atau untuk mempermuliakan Maria. Mengatakan bahwa Hawa jatuh di dalam dosa, itu adalah mengatakan sebuah fakta yang terjadi di awal sejarah manusia, seperti yang tertulis di Alkitab. Namun fakta ini bukan untuk disesali, tetapi untuk direnungkan dengan ucapan syukur, sebab kenyataannya, dosa asal inilah yang mengakibatkan Allah mengirimkan Putera-Nya Yesus Kristus ke dunia untuk menyelamatkan kita. Untuk melakukan hal ini, Allah Bapa melibatkan Bunda Maria yang dengan ketaatannya menyerahkan dirinya untuk penggenapan rencana keselamatan Allah.

Alkitab tidak menjelaskan dengan detail, mengapa Henokh tidak jatuh ke dalam dosa. Hanya dikatakan bahwa ia “bergaul dengan Allah” (Kej 5: 24). Namun ini justru membuktikan, bahwa jika Henokh yang mempunyai dosa asal (lih. Rom 5:12), tetap dapat menjaga dirinya dari dosa pribadi, maka kitapun dapat mengusahakannya juga. Dengan perkataan lain, sesungguhnya kekudusan itu merupakan sesuatu yang mungkin bagi manusia, jika kita hidup akrab bergaul dengan Allah. Namun sayangnya fakta yang umum menunjukkan bahwa orang kebanyakan tidak hidup cukup akrab bergaul dengan Allah sehingga akhirnya menjadi budak dosa.

5. St. Agustinus (416): ”Kita dilahirkan ke dunia oleh karena Hawa, dan diangkat ke surga oleh karena Maria.”
Anda: diangkat ke Surga karena percaya KRISTUS YESUS kan, apa karena oleh Maria? Bagaimana jika ada seseorang yang menganggap Maria hanya manusia biasa? Sama sepertinya? Namun percaya KRISTUS YESUS?

Anda harus melihat di sini gaya bahasa yang sedang digunakan oleh St. Agustinus. Ia sedang menampilkan kontras antara Hawa dan Bunda Maria. Maka ini tidak dimaksudkan sebagai suatu pernyataan komplit tentang persyaratan seseorang dapat diangkat ke surga. Namun demikian, selayaknya kita tangkap esensi dari pernyataan St. Agustinus ini, yaitu, bahwa Maria memerankan peranan kunci sehingga Kristus dapat datang ke dunia, sehingga oleh iman kita kepada-Nya kita dapat masuk Surga. Kalau saja waktu itu Maria tidak setuju untuk menerima Kabar Gembira dari malaikat Gabriel, maka Kristus Yesus tidak jadi datang ke dunia dengan cara Inkarnasi. Sedangkan kalau Kristus tidak datang ke dunia, maka kita tidak dapat masuk Surga. Surga yang dimaksud di sini adalah Surga yang sesungguhnya, bukan hanya ‘tempat terberkati’ di tempat Penantian seperti yang dialami oleh Henokh, Elia, para nabi dst, melainkan di mana kita dapat melihat Allah Bapa di dalam Putera-Nya, seperti yang diajarkan oleh Rasul Yohanes (lih. 1 Yoh 3:2). Dengan urutan pemahaman yang demikian, maka kita dapat melihat pentingnya peran Bunda Maria dalam perwujudan rencana keselamatan Allah.

Akhirnya,  pengajaran Bapa Gereja bahwa Maria adalah Hawa yang baru, sebenarnya merupakan contoh yang jelas bagaimana para Bapa Gereja itu selalu membaca Perjanjian Lama di dalam terang Perjanjian Baru, dan Perjanjian Baru sebagai penggenapan Perjanjian Lama. Jangan lupa bahwa lebih dari dua per tiga Kitab Suci kita terdiri dari Perjanjian Lama, maka Perjanjian Baru memang ada kaitannya dengan Perjanjian Lama. Dalam hal ini kisah Adam dan Hawa memegang peran yang sangat penting, karena mereka ada di awal masa Penciptaan, di awal sejarah keselamatan, yang kemudian akan digenapi oleh Allah. Dengan perspektif inilah kita melihat betapa peran Adam dan Hawa yang baru memegang peran kunci dalam penggenapan rencana keselamatan Allah itu. Memang Kristus adalah Adam yang baru yang menyelamatkan manusia, namun kedatangan-Nya ke dunia ini dimungkinkan karena kerjasama Hawa yang baru, yaitu Bunda Maria, dengan ketaatan-nya.

Demikian Vano, yang dapat saya tuliskan tentang pertanyaan anda. Semoga berguna.

3.7 3 votes
Article Rating
19/12/2018
9 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Rendra
Rendra
13 years ago

Shalom Katolisitas,
Saya Rendra, maaf saya masih awam tentang ajaran Katolik. Maka saya disarankan teman ke situs ini. Membaca topik ini, membuat saya ingin menanyakan lebih lanjut. Apakah maksud Bapak/Ibu Katolisitas bahwa Maria adalah Hawa baru, menyatakan bahwa Maria menjadi perintis keselamatan dengan melahirkan Kristus disamakan dengan Hawa yang adalah perintis dosa? (Berdasarkan Kristus adalah Adam yang baru).
Terimakasih sebelumnya Pak/Bu Katolisitas.

[dari Katolisitas: jawaban dari pertanyaan Anda dapat dibaca di dalam artikel berikut, silahkan klik ]

Lisa
Lisa
14 years ago

Shalom Ibu Ingrid. Saya tertarik atas jawaban2 Ibu dan saya ingin menyambung dengan beberapa hal kiranya ibu dapat memberikan tanggapan: Ibu menyatakan: Adalah keliru jika seseorang menyatakan bahwa tidak ada bagian Maria dalam pembentukan tubuh YESUS sebagai manusia (walau mungkin juga tidak tepat jika dikatakan “benih” Maria, sebab kita ketahui bahwa “benih” biasanya berkonotasi kepada benih laki-laki). YESUS menerima segala yang bersifat manusiawi dari Maria, sebab janin-nya terbentuk di dalam rahim Maria. Sebagai janin, YESUS tumbuh dan berkembang oleh karena Ia ada di dalam rahim Maria, dan karenanya tepat dikatakan bahwa YESUS adalah anak Maria; sama seperti semua janin yang… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Lisa
14 years ago

Shalom Lisa, Berikut ini adalah tanggapan saya atas pertanyaan dan pernyataan anda: 1. Maria bukan ibu biologis Yesus? Anda mempertanyakan pernyataan saya tentang penjelmaan Tuhan Yesus menjadi manusia, saya mengatakan, "YESUS menerima segala yang bersifat manusiawi dari Maria…. sama seperti semua janin yang dilahirkan oleh ibunya, layak disebut sebagai anak dari ibu itu." Dan anda bertanya, "bagaimana Kalau pada bayi tabung, siapa yang menjadi ibu secara biologis? Jika tidak ada benih dari Maria, maka Tuhan hanya “meminjam” rahim, agar “kehadiran’Nya sebagai Anak Manusia bisa “terfasilitasi” Anak angkat, atau anak tiri pun daapt disebut anak dari ibu dan bapa. Subtansinya sekali… Read more »

johanes
johanes
Reply to  Ingrid Listiati
14 years ago

@ibu Lisa: membaca tulisan Ibu, sepertinya Anda yang tidak alkitabiah (maaf), sebab anda menuntut harus tertulis tekstual sedangkan yang tidak tertulis tekstual saja sedang anda imani. Bagaimana menjelaskan iman Yesus adalah Tuhan kalau Yesus sendiri tidak pernah mengatakan dirinya Tuhan?(-tidak tertulis di alkitab-seperti penjelasan bu Ingrid) Apa yang bu Lisa argumentkan tentang Bunda Maria menjadi cermin bias kembali buat anda. [edit: satu kalimat di hapus]. Dari titik ini jelas sekali kita butuh Magisterium Gereja dan Tradisi Suci untuk mengajar kita. Sepertinya Anda cenderung memaksakan pendapat pribadi . Tulisan Sdri Ingrid memelekkan mata saya lebih terang lagi tentang Bunda Maria. Maaf… Read more »

BUDI YOGA PRAMONO
BUDI YOGA PRAMONO
14 years ago

Shalom Bu inggrid,
kalo Maria sbg hawa baru , apa nggak salah..
Hawa adalah manusia yang pertama kali jatuh kedalam dosa walu katanya krn penagruh iblis, tapi membuktikan bahwa ia tidak tahan uji , dan krn dialah dosa masuk kedalam manusia shg kondisi manusia spt sekarang ini…
Tapi kalo Maria adalah wanita pilihan Allah , yg mengandung krn Roh Kudus dan melahirkan Yesus kedalam dunia …apa itu sangat kontradiktif…

Ingrid Listiati
Reply to  BUDI YOGA PRAMONO
14 years ago

Shalom Budi Yoga,
Perbandingan antara Hawa dengan Bunda Maria yang diajarkan oleh para Bapa Gereja adalah memang untuk melihat kontrasnya antara Hawa yang pertama, dengan Hawa yang baru yaitu Maria. Jadi memang benar ada kontradiksi, atau tepatnya kontras antara Hawa dengan Maria. Sama seperti adanya kontras antara Adam dengan Adam yang baru yaitu Kristus.
Saya baru saja menjawab pertanyaan yang mungkin menyerupai pertanyaan anda di sini, silakan klik, silakan membacanya, terutama point 6. Semoga berguna.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org

vano
vano
14 years ago

Terimakasih atas jawabannya Ibu, blh saya lanjutkan … Pertama: Ada disposisi yang ambigu YESUS KRISTUS dilahirkan sebagai Anak Manusia Bukan Anak Allah, sebagai Anak Allah YESUS KRISTUS, tidak bisa dilahirkan oleh manusia Putera Allah itu menjadi Manusia dan dinamakan Anak Manusia dan Anak Domba Allah Setelah menyelesaikan Misi-Nya, YESUS KRISTUS “kembali” menjadi Anak Allah Jadi kalau posisi Anak Manusia itu disekaliguskan dengan Anak Allah, rasanya juga tidak seperti itu Karena itu saya nyatakan landasan Alkitab nya kurang Maria sebagai Ibu YESUS KRISTUS sebagai Anak Manusia saja setuju Kalaupun secara biologis, saya bisa “nyatakan” Maria bukanlah Ibu biologis bagi KRISTUS YESUS… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  vano
14 years ago

Shalom Vano, Berikut ini saya tanggapi pernyataan anda (saya cetak warna biru) 1. Ada disposisi yang ambigu YESUS KRISTUS dilahirkan sebagai Anak Manusia Bukan Anak Allah, sebagai Anak Allah YESUS KRISTUS, tidak bisa dilahirkan oleh manusia Putera Allah itu menjadi Manusia dan dinamakan Anak Manusia dan Anak Domba Allah Setelah menyelesaikan Misi-Nya, YESUS KRISTUS “kembali” menjadi Anak Allah Jadi kalau posisi Anak Manusia itu disekaliguskan dengan Anak Allah, rasanya juga tidak seperti itu Karena itu saya nyatakan landasan Alkitab nya kurang Kelihatannya di sini ada pengertian yang keliru bahwa anda memisahkan Yesus yang Anak manusia dengan Yesus yang Anak Allah.… Read more »

Vano
Vano
Reply to  Ingrid Listiati
14 years ago

Sebelumnya terimakasih atas jawaban yang cepat dari Ibu Ingrid sebab saya tidak menyangka akan dijawab secepat itu, saya pikir pasti membutuhkan waktu sampai berminggu2 mengingat banyaknya pertanyaan dari pengunjung situs “yg terhormat” ini. Masih ada pertanyaan selanjutnya jika ibu tidak berkeberatab menjawabnya. Bagaimana dengan Pengangkatan Bunda Maria ke Sorga dibanding dengan pengangkatan kedua nabi tadi? …….

Kemudian tentang Maria disebut oleh Bapa Gereja sebagai Hawa baru……

Vano

[Dari Admin Katolisitas: kami edit karena pertanyaan selengkapnya dan jawabannya telah tertulis di atas, silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
9
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x