Pernyataan Yesus tentang akhir jaman dalam ayat Mrk 13: 32, memang mengundang bermacam interpretasi, namun sebaiknya kita berpegang pada apa yang menjadi pengertian Bapa Gereja, karena demikianlah yang dipegang oleh Gereja Katolik. Ayatnya berbunyi demikian, “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja.”
Jika kita hanya membaca sepintas, atau mengambil arti harafiah pernyataan ini, maka kita dapat mengambil kesimpulan yang tidak sesuai dengan arti yang semestinya.
Hal ini yang terjadi, setidaknya yang dimengerti oleh 2 kelompok ini:
1. Themistius dan para pengikutnya, di abad ke 6, mengartikan ayat tersebut bahwa Yesus benar-benar tidak tahu akan hal saat akhir jaman ini. Heresi ini dikenal dengan nama Agnoetae: Penyangkalan akan kemahatahuan Allah atau Kristus.
2. Para penganut Protestant Kenotic Christology (Kristologi Kenotik menurut Protestan) yang berpendapat bahwa melalui Inkarnasi maka Tuhan Yesus melepaskan kepenuhan sifat-sifat keilahian-Nya, sehingga Sang Sabda menjadi terbatas dalam hal omniscience, omnipresence dan omnipotence. Martin Luther mendasari pendapatnya ini dengan teks dari Flp 2:6-11. Teori ini dikembangkan secara ekstrim oleh teolog Protestan, Wolfgang Friedrich Gess (1819-91) yang menyatakan bahwa melalui Inkarnasi terjadi perubahan besar dalam Trinitas, karena Allah Bapa ‘berhenti’ menghasilkan Sabda, sehingga Roh Kudus hanya bersumber pada Allah Bapa, dan tidak melibatkan Kristus. Secara objektif dapat kita lihat bahwa teori ini dapat mengarah kepada penyangkalan akan kesamaan substantial antara Allah Bapa dan Yesus (Allah Putera), yang hampir sama dengan heresi Arianisme pada awal abad ke 4.
Gereja Katolik TIDAK mengartikan ayat tersebut seperti kedua pendapat di atas. Sebab Gereja Katolik berpegang pada apa yang tertera di banyak ayat di dalam Alkitab yang menyatakan kesetaraan Yesus dengan Allah Bapa, sebagai Firman yang adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia (Yoh 1:1, 14), sebagai Pribadi kedua dari Trinitas (lihat kembali artikel ini (silakan klik) dan ini (silakan klik) tentang banyaknya bukti Alkitabiah tentang ke-Allahan Yesus dan kesetaran-Nya dengan Allah Bapa). Kesetaraan ini mencakup segala hal, termasuk dalam hal pengetahuan akan hari dan saat Penghakiman Terakhir.
Pengajaran Gereja Katolik tentang hal ini berdasarkan dari pengajaran Magisterium Gereja yang ditegaskan di dalam:
1. Konsili Nicea (325), yang menegaskan doktrin Ke-Allah-an Yesus: bahwa Kristus adalah Tuhan, “consubstantial”/ sehakekat dengan Allah Bapa. Konsili ini diadakan untuk menegakkan pengajaran Gereja yang pada waktu itu diserang oleh faham sesat Arianisme.
2. Konsili Chalcedon (451), yang membacakan “The Tome of Leo”, bunyinya, “Jadi di dalam keutuhan dan kesempurnaan Yesus sebagai manusia, Allah telah menjelma, lengkap di dalam segala sesuatunya sebagai Allah, lengkap di dalam segala sesuatunya sebagai manusia, ….. menaikkan derajat manusia, tanpa mengurangi derajat-Nya sebagai Allah: sebab dengan mengosongkan Diri-Nya, Ia yang tidak kelihatan membuat Diri-Nya menjadi kelihatan;Pencipta segala sesuatumenginginkan DiriNya menjadi mahluk yang mortal, bukan karena kegagalan kekuasaan-Nya, namun karena pernyataan belas kasihan-Nya. Oleh karena itu, Ia yang tetap Allah, mengambil rupa manusia, bahkan menjadi seorang hamba. Sebab, kedua sifat itu [ke-Allahan dan kemanusiaan-Nya] tetap mempertahankan karakterkeduanya tanpa menghilangkan satu sama lain: dan ke-AllahanNya tidak menghapuskan karakter hamba, ke-hamba-anNya tidak mengurangi karakter ke-Allahan-Nya.”
Patriarkh Alexandria, bernama Eulogius, bersama dengan uskup-uskup Yerusalem, Stephanus dan Sophronius mengecam heresi Agnoetae (abad ke-6) tersebut. Eulogius mengirimkan surat kepada Paus Gregorius Agung tentang hal ini, dan Paus menanggapinya dengan meneguhkan keputusan Eulogius. Paus menyatakan:
“Allah Putera yang Mahatahu mengatakan bahwa Ia tidak tahu harinya [akhir zaman], yang menyebabkan Ia tidak menyatakannya, bukan disebabkan oleh sebab Ia sendiri tidak tahu, tetapi karena Ia tidak mengizinkan hal tersebut diketahui sama sekali…. Putera Tunggal Allah yang menjelma menjadi manusia yang sempurna untuk kita, sungguh mengetahui hari dan saatnya Penghakiman Terakhir di dalam diriNya sebagai manusia, namun demikian Ia tidak mengetahui hal itu dari kapasitasnya sebagai manusia…. Sebab untuk maksud apa bahwa Ia yang menyatakan DiriNya sebagai Kebijaksanaan Allah yang menjelma, jika ada sesuatu yang tidak diketahui olehNya sebagai Kebijaksanaan Allah? … Juga tertulis bahwa, …. Allah Bapa menyerahkan segala sesuatu ke dalam tanganNya [Yesus Kristus di dalam Yoh 13:3]. Jika disebutkan segala sesuatu, tentu termasuk hari dan saat Penghakiman Terakhir. Siapa yang begitu naif untuk mengatakan bahwa Allah Putera menerima di dalam tangan-Nya sesuatu yang tidak diketahui olehNya?” ((Denz 248; Ep Sicut aqua frigida to the Patriarch of Alexandria Eulogius. PL 77: 1096-1099.))
St. Maximus (580-662): Jika para nabi saja dapat mengetahui hal- hal di masa depan yang akan terjadi, betapa lebih lagi Kristus dapat mengetahui semua itu melalui kesatuan-Nya dengan Sang Sabda ((Lihat Quaestiones et dubia 66 (I, 67), PG 90: 840)).
Sedangkan untuk menanggapi Kristologi Kenotik menurut Protestant, Paus Pius XII dalam memperingati Konsili Chalcedon yang ke 1500, menulis surat ensiklik Sempiternus Rex pada tahun 1951, yang mengecam penyalah-artian ayat Filipi 2:7 pada mereka yang berpikir bahwa tidak ada keilahian di dalam Sabda yang menjadi manusia dalam diri Kristus. Menurut Bapa Paus, ini adalah maksud yang keliru, seperti halnya heresi Docetism yang mengklaim sebaliknya. Selanjutnya Bapa Paus menegaskan kembali apa yang telah ditetapkan di dalam The Tome of Leo, “Ia yang sungguh-sungguh Allah telah lahir, lengkap di dalam ke-Allahan-Nya, dan lengkap di dalam kemanusiaan-Nya.”
Demikian yang dapat kami tuliskan mengenai Mrk 13:32. Di atas semua ini kita perlu dengan rendah hati menerima, bahwa pihak Magisterium Gereja adalah yang paling dapat menginterpretasikan ayat-ayat Alkitab dengan benar, dalam kesatuan dengan ayat-ayat yang lain di dalam Alkitab, dan Tradisi Suci Gereja.
Shalom, . Kedatangan Yesus: Bagaimana kita tahu kapan kedatangan Yesus untuk kali kedua? . Oleh kerana setiap helaian rumput mendapat sejumlah cahaya matahari, maka izinkan saya membahagikan “that apportioned light” sebagai pendapat peribadi untuk tujuan “pembahagian”: . 1) Memang benar Yesus berfirman bahawa Allah Anak tidak tahu melainkan Allah Bapa sahaja (Matius 24) namun kita tahu Tuhan trinitas itu adalah Satu Roh; maka maksud Yesus bukanlah dia tidak tahu selama-lamanya melainkan ia berfirman bahawa ia sengaja mengatakan bahawa ketika Ia masih dibaluti daging, maka ia tidak tahu kerana pemberitahuan tentang “hari dan jam” bukanlah keutamaan “MissionNya” untuk datang dalam sebagai… Read more »
Shalom Gunang, Saya rasa kita setuju bahwa manusia perlu tahu tanda-tanda hari kiamat. Hal ini telah dituliskan di sini – silakan klik. Sebenarnya pertanyaannya sederhana, apakah kita sebagai manusia perlu dan dapat tahu tentang hari dan saat kiamat? Tentang hal ini, kami telah berdiskusi dengan begitu banyak orang di sini – silakan klik, dan diskusi panjang tentang hal ini, dapat Anda baca juga di sini – silakan klik. Pada akhirnya, biarlah kita dengan penuh kerendahan hati menerima kebijaksanaan Allah yang tidak mau mengungkapkan tentang hari dan saatnya kepada manusia. Dan yang Allah minta dari kita adalah untuk senantiasa berjaga-jaga. Salam… Read more »
shalom tim katolisitas
saya ingin bertanya sedikit jika Yesus memang tahu kapan hari kiamat terjadi,tapi tidak memberitahukannya, bukankah berarti bahwa Yesus berbohong? dan dengan demikian melanggar perintah jangan menipu?bukankah Allah tidak dapat berbuat dosa (berbohong)? mohon penjelasannya…
Shalom Alex, Pertama-tama perlu kita sadari bahwa tidak ada yang mengharuskan Tuhan Yesus untuk memberitahukan kepada manusia tentang kapankah saatnya akhir dunia/ kiamat. Tidak ada seorangpun dapat memaksa Tuhan/ mengharuskan Tuhan untuk melakukan atau menyatakan sesuatu. Tuhan berhak melakukan segala sesuatunya menurut kebijaksanaan-Nya. Maka, tidak memberitahukan/ tidak menyatakan kapan akhir dunia, tidak sama dengan berbohong. Dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia, Yesus memang tetap adalah Allah, sehingga Ia mempunyai dua kodrat dalam diri-Nya, yaitu kodrat manusia dan kodrat Allah. Para Bapa Gereja (terutama St. Athanasius dan kemudian diperjelas oleh Paus Gregorius Agung) menjelaskan bahwa Tuhan Yesus tahu akan saatnya hari kiamat itu,… Read more »
markus 13:32 merupakan ayat yang eksplisit dan menurut saya tidak butuh penjelasan lain karena jika misalnya hal itu dikatakan pada orang awam, maka orang tersebut pasti akan paham maksudnya. di ayat itu dan sebelumnya atau sesudahnya tidak pernah ada perkataan yesus yang dapat digunakan untuk menafsiri ayat tersebut. jika memang apologi yang digunakan adalah supaya informasi kapan hari akhir tesebut tidak bocor ke dunia, maka ayat itu sebetulnya cukup hanya sampai pada kata “….hanya bapa yang tahu”. argumen yang lebih logis, meski saya juga kurang setuju, adalah bahwa yesus tidak mengetahui informasi tersebut karena sedang menjelma menjadi manusia. [dari katolisitas:… Read more »
jawabannya sederhana yakni karena Yesus tidak mengkehendakinya, dan bila Ia berkehendak utk mengetahui kiamat maka ‘terjadilah’, tapi Yesus tidak mengkehendakinya dalam kondisi dan kerendhaannya sebagai manusia (karena itu ALLAH BAPAK meninggikan NamaNya), seperti juga ia tidak berkehendak mengubah batu menjadi roti ketika Ia lapar, maka janganlah mencobai Tuhan Allahmu.
[dari katolisitas: Memang Yesus tidak ingin mengungkapkannya kepada manusia, namun Yesus tahu kapan akhir zaman akan terjadi, karena Dia adalah sungguh Allah.]
Berkah dalem
mohon maaf, Saya ingin tahu sumber yang menyatakan : ” Dalam tradisi Yahudi, jika seorang mengatakan tahu sesuatu, maka orang tersebut harus mengatakan apa yang dia tahu tersebut.Oleh karena itu Yesus tidak memberi tahu kalau dia tahu kiamat karena Dia tidak memperbolehkan seorang pun tahu kapan kiamat itu.”
begitu lah kira2.dulu pernah di tulis di sini, tapi knp sekarang hilang
kalau tidak salah yg menulis St.Agustine
[dari katolisitas: Sepanjang pengetahuan kami, St. Agustinus tidak pernah mengatakan hal tersebut. Ada yang tahu?]
pada artikel berikut terdapat kutipan St. Agustine yang mungkin saya maksud,http://www.mountainretreatorg.net/articles/only_the_father_knows.shtml
Lalu di sini ada yang membahas ttg hal tersebut dan di publikasikan dalam jurnal ilmiah http://www.ptsco.org/supposedignorance.htm
sangat baik untuk di pelajari
[Dari Katolisitas: pesan ini disatukan karena masih satu topik, dari pengirim yang sama]
http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf106.vii.xlix.html
tambahan dr St.Agustine
Shalom Johanes, Terima kasih atas masukan Anda, tentang ajaran St. Agustinus tentang Mrk 13:32 yang dikutip di link tersebut. Di sana memang disebutkan bahwa menurut St. Agustinus, Yesus mengatakan tidak tahu tentang hari dan saatnya, karena Ia tidak mau menyatakannya. Namun demikian, pada dasarnya, St. Agustinus juga mengajarkan hal yang serupa dengan ajaran para Bapa Gereja pendahulunya, bahwa sebagai Putera Allah, Sang Kebijaksanaan Ilahi, dan Sang Sabda Pengetahuan Allah, Ia pasti mengetahui tentang hari dan saat akhir zaman. Namun ada dari pernyataan di artikel di link tersebut yang tidak tepat. Yaitu, tentang Communicatio idiomatum, yang berkaitan dengan adanya kedua kodrat… Read more »
dear admin.. :) saya mau bertanya sedikit mengenai tanggapan Pope Benedictus XVI tentang prediksi kiamat kalender maya. Beliau mengatakan “Jesus does not describe the end of the world, and when he uses apocalyptic images, he is not acting the prophet”. “On the contrary, he wants to stop his disciples of every epoch from being curious over dates, forecasts, and wants to give them the key to … the right road to walk today and tomorrow to enter into the eternal life,” he added. maksudnya disini tidak bertindak sebagai prophet bagaimana ya? karena saya yakin akan banyak interpretasi dan dari pihak… Read more »
Shalom Fransisca, Untuk memahami maksud Paus Benediktus XVI dalam hal ini, perlu kita membaca keseluruhan teks khotbahnya tanggal 18 November 2012 tersebut, yang terdapat di link ini, silakan klik. Untuk memahami konteks kalimat yang Anda tanyakan, maka kita perlu mengetahui apakah sebenarnya inti yang disampaikan dalam khotbah Paus saat itu. Paus mengatakan bahwa perikop tentang akhir zaman yang tercatat dalam Injil, baik Injil Markus, Matius maupun Lukas, memang merupakan teks yang sulit, baik dari segi isi maupun bahasanya. Teks membicarakan tentang masa depan yang melampaui ukuran pemahaman kita, sehingga Yesuspun menggunakan gambaran dan kata-kata yang diambil dari Perjanjian Lama untuk… Read more »
untunglah GK punya Magisterium. kalau mengandalkan “hanya kitab suci” pastilah bingung seperti mereka yang hanya punya “hanya kitab suci”
Salam sejahterah buat pengungjung,
Menurut hemat saya, bagi sekelompok orang yang mendebatkan tentang hari kiamat sampai mengesampingkan Ketuhanan Yesus adalah, sikap yang keliru menanggapi firman Allah. Oleh karena itu, team katolisitas menanggapi komentar anda sekalian dengan menekankan pada titik untuk berjaga-jaga sepanjang masa. Sehingga dengan demikian, ajaranNya tidak disalah artikan.
terimaksih.
Aquilino Amaral
Dear Ibu Inggrid, Terima kasih atas penjelasan akan topik apakah Tuhan Yesus tau akan hari kiamat. Saya dapat menerimanya dengan baik dan sangat masuk akal jika Tuhan Yesus tau karena Dia adalah Tuhan, dan atas kebijaksanaanNya utk tdk mengungkapkannya. Menurut saya (mohon koreksi jika salah), ada alasan lain melengkapi yg sudah diutarakan oleh Ibu Inggrid kenapa Tuhan Yesus tdk menyampaikan kapan waktunya, yaitu 1. Tuhan Yesus secara kodrat manusia tdk mengungkapkan hari H-nya karena Tuhan Yesus tidak ingin hari H itu dikaburkan oleh keduniawian, yaitu penanggalan duniawi. Spt diketahui, penanggalan duniawi saat Tuhan Yesus hidup belumlah penanggalan Masehi. Penanggalan Romawi… Read more »
Shalom Glenn, Kita juga dapat melihat dari sisi yang lain, mengapa Yesus tidak mengungkapkan tanggal persis dari kedatangan-Nya yang kedua, yaitu agar manusia dapat senantiasa berjaga-jaga. Kalau Yesus mengungkapkan bahwa kedatangan-Nya misalnya seribu tahun lagi dalam penanggalan Yahudi, maka orang-orang mungkin cenderung untuk tidak berjaga-jaga dan dapat hidup seenaknya. Padahal, di satu sisi, semua orang harus berjaga-jaga kalau suatu saat Tuhan memanggil kita menghadapnya dalam kematian. Kalau Tuhan mengungkapkan bahwa kedatangan-Nya sudah dekat, misal 10 tahun lagi, maka orang-orang akan tidak berbuat apa-apa, seperti yang terjadi pada jemaat di Tesalonika. Dengan demikian, kita dapat melihat kebijaksanaan Kristus, yang tidak ingin… Read more »
SHALOM? Saya mau bertanya ” Yesus adalah ALLAH maha tahu dan maha sempurna, sewktu ada yang bertanya kapankah engkau datang yg ke 2 kalinya? Lalu Yesus menjawab”tidak seorangpun yg tahu malaikat-malaikat tidak dan anakpun tidak, hanya Bapa yg tahu. Jadi pertanyaannya “Kenapa anak tidak tahu sedangkan Yesus adalah ALLAH DAN TUHAN maha tahu dan juga maha sempurna. TERIMAKASIH TUHAN ALLAH MEMBERKATI. AMEN
[dari Katolisitas: silakan membaca penjelasannya di artikel di atas, “Tahukah Yesus akan hari kiamat?” , silakan klik]
SYALOM ….. IJINKAN SY INGIN BERTANYA 2 HAL TENTANG TINJAUAN THEOLOGI & KATOLIK ; 1. APAPUN TIDAK MENGUBAH IMAN KEPADA YESUS MESKI SY HARUS BERTANYA DEMIKIAN = ADA AYATNYA TAPI SAYA LUPA, SPT INI ; TUHAN YESUS MENJAWAB MURIDNYA, TIDAK ADA SEORANGPUN YANG TAHU KAPAN DATANGNYA HARI AKHIR, ANAKPUN TIDAK. PERTANYAAN SAYA ; MENGAPA TUHAN YESUS YANG NOTABENE JUGA TUHAN ALLAH MENYATAKAN SEPERTI ITU? SY YAKIN ADA MAKSUD TUHAN BERSABDA DEMIKIAN TETAPI SY SAJA YANG TIDAK TAHU. MOHON PENCERAHAN. 2. MENGAPA PASTUR TIDAK BOLEH MENIKAH? MENGINGAT MANUSIA ADALAH TETAP MANUSIA BUKAN TUHAN ; BUKAN TUHAN YESUS, YG TENTUNYA SEWAKTU2 BS… Read more »
Shalom Andri, 1. Tentang apakah Tuhan Yesus mengetahui atau tidak tentang akhir dunia, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. 2. Tentang mengapa pastor tidak menikah, silakan anda membaca di sini, silakan klik, dan juga di tanya jawab di bawahnya, terutama di jawaban ini, silakan klik, dan jawaban ini, silakan klik. Jangan anda lupakan, mereka yang masuk ke seminari sebenarnya sudah mengetahui bahwa kehidupan selibat tak terpisahkan dalam panggilan hidup mereka. Mereka tidak dipaksa untuk tidak menikah. Maka orang- orang yang merasa panggilan hidupnya adalah menikah/ hidup berkeluarga, tentu tidak apa- apa, namun tidak dapat menjadi imam. Baik menjadi imam… Read more »
Jika Yesus itu Tuhan semesta alam, kenapa tidak tahu kapan hari kiamat, bukankah Roh Yesus itu menyatu dengan Bapa, kenapa Yesus bilang hanya Bapa yang tahu [Dari Katolisitas: Silakan membaca kembali artikel di atas. Berpegang pada pengajaran St. Gregorius, Gereja Katolik mengajarkan, “Allah Putera yang Mahatahu mengatakan bahwa Ia tidak tahu harinya [akhir zaman, sehingga] Ia tidak menyatakannya, bukan disebabkan oleh sebab Ia sendiri tidak tahu, tetapi karena Ia tidak mengizinkan hal tersebut diketahui sama sekali…. Putera Tunggal Allah yang menjelma menjadi manusia yang sempurna untuk kita, pasti mengetahui hari dan saatnya Penghakiman Terakhir di dalam diri-Nya sebagai manusia, namun… Read more »
syalom,,
dalam artikel di atas dikatakan : “pasti mengetahui hari dan saatnya Penghakiman Terakhir di dalam diriNya sebagai manusia, namun demikian Ia tidak mengetahui hal itu dari kapasitasnya sebagai manusia….”
mohon bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai pernyataan tersebut karena saya belum mengerti betul…
“di dalam diriNya sebagai manusia” dan “dari kapasitasnya sebagai manusia”….
kalau bisa disertakan dengan contoh konkret….
trima kasih
[Dari Katolisitas: pertanyaan berikut ini digabungkan karena masih satu topik]
syalom,,
maaf, saya mau menambahkan pertanyaan saya,,
di atas juga dikatakan bahwa Tuhan Yesus tidak mengizinkan hal tersebut (kiamat) untuk diketahui..
Maksudnya bagaimana..?
Trima kasih
Lian
Shalom Lian, Adanya kedua kodrat dalam diri Yesus, yaitu kemanusiaan dan ke- AllahanNya, itu yang menjadikan adanya dua kehendak dan dua pengetahuan dalam Diri Yesus, ketika Ia menjelma menjadi manusia. Ada dua prinsip kehendak ini kita lihat misalnya pada waktu Ia berdoa di sakrat mautnya, di mana, kehendak-Nya sebagai manusia menginginkan agar piala kesengsaraan itu berlalu daripada-Nya, sedangkan kehendakNya sebagai Allah, tentu sama dengan kehendak Allah Bapa, yaitu menyelesaikan tugas misi- Nya dengan wafat di kayu salib, seperti yang telah berkali- kali diberitahukanNya kepada para murid (sedikitnya tiga kali)- bahwa Ia akan diserahkan ke tangan orang Yahudi untuk disalibkan, demi… Read more »