Sharing refleksi akhir tahun: Tak Kandas

Sharing refleksi rohani oleh Pst Felix Supranto, SS.CC

“Manusia boleh menentukan jalan hidupnya, tetapi Tuhanlah yang menentukannya. Jalan Tuhan pasti terbaik bagi anak-anak-Nya”. Itulah pesan rohani yang aku peroleh dalam perjalanan rohaniku. Perjalanan rohani ini merupakan retret pribadiku sebagai ucapan syukur atas tahun 2015, seperti yang biasa aku lakukan pada akhir tahun.

Awalnya aku merencanakan untuk bermeditasi di gua-gua Maria di sekitar Yogyakarta. Macetnya kota Yogyakarta dalam liburan Natal ini tanpa kusadari menuntun perjalananku ke arah Solo. Aku sampai di kota itu pada tengah malam tanggal 27 Desember. Aku tak tahu mau ke mana. Ketika aku diam dalam keadaan hampir putus asa, Tuhan terasa berbicara dalam hatiku: “Pergilah ke Tawangmangu, di sana engkau akan bertemu denganKu”.

Aku bertekad berjiarah ke Gua Maria Sendang Pawitra di Tawangmangu. Berjalan ke sana tidaklah mudah. Selain jalannya jauh, aku harus melewati jalan-jalan berliku-liku di tengah hutan. Suasana gelap dan sepi membuat perjalananku agak mencekam. Ketika terang tiba, pemandangan menjadi indah. Pegunungan yang dipenuhi dengan pepohonan hijau dan sungai-sungai yang mengalirkan air bersih mengingatkan akan Tuhan, Sang Sumber kehidupan, bagi yang mengandalkanNya: “Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah” (Yeremia 17:8). Mereka yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan akan diberkati. Mereka tidak akan takut atau kuatir kehidupannya karena akar mereka tertanam sangat dalam di dalam Tuhan.​

Setelah menginap semalam di tengah hutan, tanggal 28 Desember, aku melanjutkan perjalanan ke gua Maria itu. Nama gua Maria itu melambangkan Tuhanlah Sumber Berkat. Sendang berarti sumber air dan Prawita adalah tempat penyucian. Tuhan akan mengalirkan berkat-Nya bagi orang yang suci hatinya. Orang yang suci hatinya adalah orang yang mengandalkan Tuhan.​

Teladan hidup yang mengandalkan Tuhan ini aku dapatkan dari seorang bapak yang menjaga dan membersihkan Gua Maria itu. Bapak itu bukan bergama Katolik. Nama bapak tersebut adalah Bapak Sutarno dan usianya enam puluh lima tahun. Ia bekerja di situ sejak Gua Maria tersebut dibangun pada tahun 1985, berarti sudah tiga puluh tahun. Aku bertanya kepadanya: “Pak, mengapa bapak rela begitu lama menjaga dan membersihkan Gua Maria itu”. Jawabannya: “Dengan membersihkan dan menjaga gua Maria itu, saya menjadi dekat dengan Tuhan. Dekat dengan Tuhan membuat saya tidak kuatir dengan rejeki dari Tuhan. Tuhan sudah mengatur rejeki bagi setiap ciptaan-Nya. Ketiga anakku sudah selesai sekolahnya dan kini sudah bekerja tanpa aku tahu darimana uang untuk biayanya itu”. Aku melanjutkan pertanyaan kepadanya: “Pak, mengapa bapak tidak kuatir dengan rejeki, kan hidup sekarang itu susah”. Jawabannya sangat mengagumkan: “Jangankan manusia yang hidup di atas tanah, makhluk yang ada di dalam tanah saja sudah disediakan rejekinya oleh Allah. Pohon pun yang tidak berpindah pun sudah disiapkan pula rejekinya oleh Yang Mahakuasa. Karena itu, mengapa kita yang berakal dan berpindah-pindah tidak percaya bahwa Allah sudah menyediakan rejeki bagi kita ? Yang penting aku senantiasa bersyukur kepadaNya. Dengan bersyukur kepadaNya, hati ini terasa tentram dan hidup menjadi tenang bersama dengan pohon-pohon dan binatang-binatang di sini karena mendapatkan rejeki yang sama dari bumi yang sama”. Luar biasa, bapak yang tidak Katolik ini melaksanakan tema Natal kita, yaitu Membangun Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah.​

Sebelum pulang, aku membasuh mukaku dengan air yang keluar dari sendang di samping gua Maria itu. Semoga kekudusan Tuhan tetap mengiringi hidupku dan umatku dipenuhi dengan berkat karena mengandalkan dan menaruh harapan kepadaNya.​

Setelah selesai melakukan meditasi di Gua Maria Prawita, aku meluncur ke Pertapaan Gedono di Salatiga. Di tempat pertapaan itu, aku merenungan seluruh kehidupanku dan kehidupan umatku selama tahun 2015 dan menghaturkan syukur atas perlindungan-Nya serta mohon berkat-Nya untuk tahun yang akan datang.

Aku tiba ke Pastoran Citra Raya tanggal 30 Desember pagi. Yang aku sapa pertama kali adalah anjing pittbull, yang sebelumnya aku benci dan takuti. Aku belai kepalanya dan aku beri minum sambil berkata kepadanya: “Bonbon, maafkan aku selama ini aku membencimu. Pasti kamu sedih dengan sikapku. Kita berdamai ya karena kita mendapatkan sumber kehidupan yang sama”. Setelah aku mengatakan hal itu, pittbul ini begitu manis dan menjadi sahabatku. Benarlah kata Pak Sutarno bahwa dengan bersyukur, hati menjadi tentram dan dapat berdamai dengan siapa saja.​

Kesimpulan dalam perjalanan rohaniku terungkap di dalam doaku, yaitu doa penutup tahun yang lalu dan menyambut tahun yang akan datang :

Tuhan,
Jalan hidupku rumit.
Tapi aku terus berjalan melaluinya.
Aku senantiasa mencoba melangkah
walau sulitnya luar biasa.

Tuhan,
aku sering menangis dan mengeluh.
Kakiku capai untuk melangkah,
tetapi aku mencoba
agar semua harapanku tak pernah kandas.

Engkaulah sumber berkat kehidupan,
yang membuat hati tenang dan tentram,
karena hidup berdamai dengan semua ciptaan.

Tuhan memberkati

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â