Sebuah Perjumpaan di Balik Badai

Pengantar dari Editor:

Menggembalakan umat Tuhan di tengah masyarakat yang berada di wilayah yang terpencil dengan tantangan alam yang berat adalah panggilan yang sangat khusus dari Tuhan. Hal inilah yang selama hampir empat tahun ini dijalani dengan penuh iman dan harapan oleh Romo Fransiskus Xaverius Hurint, Pr atau yang lebih sering disapa dengan Romo Pey Hurint. Bertugas sebagai pelayan Tuhan di sebuah paroki di Kepulauan Mentawai, yang terletak sekitar 150 km dari lepas pantai barat Pulau Sumatera, keterbatasan sarana dan prasarana menjadi salah satu tantangan rutin sehari-hari. Tingginya gelombang lautan di musim di mana cuaca buruk sering datang tanpa diduga, seolah menjadi gambaran beranekanya tantangan yang juga dialami dinamika umat Tuhan di sana. Namun kasih Bapa yang Maha Menyelenggarakan senantiasa melengkapi setiap perutusan dengan semua yang diperlukan oleh hamba-Nya. Terima kasih Romo Pey sudah berkenan berbagi dengan kami, kiranya perjuangan Romo senantiasa menjadi perhatian kami dan menjadi pergumulan ujud doa-doa kami semua sebagai anggota keluarga Kristus yang satu dan sama dalam Gereja-Nya.

 

Dari luasnya lautan, Tuhan memanggilku

Tantangan alam dan cuaca yang tidak menentu adalah bagian dari keseharian pelayananku semenjak Tuhan menempatkanku di antara umat-Nya di Kepulauan Mentawai. Berhadapan dengan laut lepas yang memisahkan wilayah-wilayah pengabdianku dalam cuaca yang kadang tak bersahabat, seakan turut menandai berbagai ujian iman yang harus senantiasa kuhadapi.

Aku adalah seorang imam projo yang berasal dari Keuskupan Larantuka yang selama empat tahun ini diutus untuk menjadi misionaris domestik di Keuskupan Padang, tepatnya di Paroki Sikakap, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Aku mengawali masa baktiku pada tanggal 18 November 2008, sebagai bantuan tenaga imam untuk keuskupan/daerah yang kekurangan tenaga imam. Dalam Gereja tugas perutusan ini dikenal dengan sebutan Fidei Donum (hadiah iman) dari Keuskupan Larantuka untuk Keuskupan Padang. Selanjutnya Bapak Uskup Padang menugaskanku ke Paroki Sikakap di Mentawai.

Kepulauan Mentawai yang dipisahkan oleh Selat Mentawai dari Kota Padang, sebenarnya merupakan rangkaian tujuhpuluh pulau-pulau kecil. Dari kesemuanya itu, kepulauan ini mempunyai 4 pulau besar: Pulau Siberut di Utara, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Terdapat 4 paroki di Mentawai, yaitu: Paroki Sikabaluan (Siberut Utara), Paroki Muara Siberut (Pulau Siberut Selatan), Paroki Sipora (Pulau Sipora) dan Paroki St. Maria Assumpta, Sikakap (Pulau Pagai Utara dan Selatan). Di Sikakap ada 20 stasi yang tersebar di dua pulau ini. Penyebaran stasi berjauhan. Masih ada 4 stasi di Pagai Selatan yang harus ditempuh dengan perahu boat. Jarak terjauh ditempuh selama 2,5 jam dengan perahu boat bertenaga 40 PK dan terdiri dari 2 mesin. Ada ± 670-an KK, dengan jumlah jiwa ± 3500 orang.

Paroki Sikakap meliputi 2 pulau besar di kepulauan ini, yaitu Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Di daerah dua pulau inilah, pada tanggal 25 Oktober 2010 yang lalu, bencana gempa dan tsunami melanda, meluluhlantakkan Pagai Selatan dan Utara. Ada 400-an jiwa melayang. Ratusan KK kehilangan tempat tinggal dan ribuan orang mengungsi. Bencana ini menyebabkan semua masyarakat yang ada di pesisir pantai mengungsi ke pedalaman. Rumah hunian sementara dibangun oleh beberapa pÍhak yang bekerjasama dengan pemerintah. Pihak Gereja Katolik Keuskupan Padang dengan penuh cinta menolong semua warga dengan memberikan semua kebutuhan pokok masyarakat. Gereja hadir untuk semua, tanpa memperdulikan suku dan agama. Saat ini dalam kerjasama dengan pihak donatur, CARITAS Keuskupan Padang sedang membangun rumah hunian tetap untuk warga korban tsunami di 5 dusun di Pagai Utara dan Selatan. Gempa ini membawa beberapa dampak: transportasi laut nyaris tidak dipergunakan lagi, selain karena masyarakat sudah tinggal di tempat tinggi, juga sebagian karena merasa trauma. Masyarakat yang biasanya mencari sendiri ikan untuk konsumsi, sekarang harus membelinya di pasar.

Meretas kerinduan, menantang badai

Salah satu stasi kecil berada di ujung Pulau Pagai Selatan yang terdiri dari 17 KK. Sudah lama kami tim pastor membatalkan kunjungan ke stasi ini karena beberapa faktor: badai di pantai barat Mentawai, ketiadaan BBM, jalan darat yang tak bisa dilalui, dan juga karena sakit.

Kerinduan telah membuncah dalam hatiku dan hati umat yang menanti. Hari Sabtu kemarin dengan tekad membara, tanpa takut lagi kepada badai dan jalan yang buruk, saya dengan seorang kawan menempuh perjalanan ke selatan. Kami harus menempuh jalan darat kira-kira 56 km dan disambung dengan mempergunakan perahu boat 25 PK menuju ke ujung pulau, ke stasi Lakkau. Kami menempuh laut yang sedang menggelora. Waktu yang ditempuh kira-kira 1 jam. Di tengah badai seperti ini, ada rasa yang kuat untuk lebih dekat dengan Tuhan. Sepanjang jalan doa rosario dilantunkan, daripada berteriak ketakutan.
Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan dikeluarkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, dibuat-Nyalah badai itu diam, sehingga gelombang-gelombangnya tenang. (Mzm 107:28-29)

Akhirnya boat yang kutumpangi tiba dengan selamat di pantai Lakkau. Badan seluruhnya basah kuyup. Kami harus menempuh perjalanan 2 km dengan sepeda motor menuju perbukitan, karena semua warga sudah mengungsi ke daerah tinggi. Begitu tiba, dengan gembira beberapa umat menyambut saya: “Akhirnya Romo sampai juga ke tempat kami. Kami sudah lama merindukan kedatangan Romo.” Air mataku hampir berlinang. Kutahan sekuat tenaga agar air mataku tak jatuh.

Malam hari kami berkumpul di gereja darurat: bekas gereja di kampung lama yang dibongkar dan dipindahkan ke kampung baru. Ada acara rosario dan berbincang-bincang dengan umat. Di sana kujumpa seorang ibu tua. Dengan terharu dia menyalamiku: “Ukkui, kurepdep ekkeu, nuoi minca ka laggaita ne’ne.” (= Bapa, kurindu engkau datang lagi di kampung kita ini). Saya menjadi lebih terharu lagi.

Kerinduan itu berpuncak pada perayaan tobat dan Ekaristi keesokan harinya. Hampir semua umat dewasa mengaku dosa. Dengan kerinduan yang membuncah mereka menerima Komuni Kudus. Selain Ekaristi dan pengakuan dosa, ada juga penerimaan resmi seorang umat GKPM (Gereja Kristen Protestan Mentawai) yang menjadi Katolik, pembaptisan 6 orang anak, dan convalidatio/ perbaikan perkawinan pasangan yang sebelumnya sudah menikah namun belum pernah diberkati perkawinannya di Gereja.

Ada catatan kecil mengenai hal-hal yang kuceritakan di atas. Umat Protestan merupakan umat mayoritas di Kepulauan Mentawai, khususnya di pulau Sipora, Pagai Utara, dan Pagai Selatan. Ada semacam pembagian “informal” di Mentawai: jika satu kampung adalah suatu kampung Katolik, maka orang luar yang mau tinggal di kampung itu wajib Katolik, tidak bisa tidak. Demikian juga sebaliknya. Kecuali jika kampung itu dari dulu merupakan campuran dari 2 gereja: Katolik dan Protestan. Akhir-akhir ini gereja-gereja denominasi Kristen dari aliran Pentekosta dan Baptis mekar bertumbuh di Mentawai.

Pukul 13.15 siang kami kembali ke paroki dengan melalui jalur yang sama: menempuh badai. Tapi rasa hati sudah berubah: kerinduan untuk berjumpa umat sudah terobati. Saya bertekad: tak boleh lagi ada yang menghalangiku untuk berjumpa dengan umat yang juga rindu akan gembalanya.

Demikian sekelumit sharing sederhana dari kami di pelosok barat Indonesia, yang belum sepenuhnya tersentuh kemajuan dunia ini. Mari kita saling mendoakan. Tuhan memberkati kita.

(ditulis oleh: Fransiskus Xaverius Hurint, Pr)

Epilog dari editor:

Bagaimanapun juga, walau didera kemiskinan dan tantangan alam yang kurang bersahabat, menurut Romo Pey Hurint, salah satu kekuatan orang- orang Mentawai adalah bisa bertahan; tantangan alam yang keras membuat mereka terlatih untuk sanggup menantang badai dan masalah yang dihadapi. Mereka hidup dari bercocok tanam berbagai komoditi, terutama nilam (diambil minyaknya), pisang, keladi, kelapa, dan lain-lain. Masyarakat juga sudah mulai menanam coklat (cacao). Namun mereka masih memerlukan bimbingan tenaga ahli supaya bisa mengembangkan kinerja mereka dalam mengolah hasil bumi. Dalam hal pelayanan pastoral, kebutuhan umat yang paling aktual saat ini adalah tenaga-tenaga pastoral (imam dan katekis) yang handal, tahan uji, serta tahan banting. Selain itu, perlu tersedianya sarana dan fasilitas pendidikan baik formal maupun informal yang cukup memadai untuk masyarakat. Dengan pendidikan yang memadai, kita bisa mendapatkan agen pastoral yang handal dan umat yang makin maju, dewasa dalam kehidupan, dan teguh dalam iman dan pengharapan kepada Kristus. Adakah dari para pembaca yang terpanggil untuk mengulurkan tangan, terutama untuk membantu dalam hal pendidikan umat Katolik di Mentawai?

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
13 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Berechk smoor
11 years ago

Trima kasih Romo Pey Hurint, Pr atas sharingnya. . Smoga Yesus slalu memberkati karya-karya mu. . Amin

EZRA MARIA
EZRA MARIA
11 years ago

bagaimana saya boleh menghantar mesej untuk father bagi meminta penjelasan untuk masalah-masalah yang saya hadapi.??

[Dari Katolisitas: Nampaknya Anda adalah pengunjung baru situs ini, maka silakan klik di sini untuk membaca bagaimana caranya meninggalkan pesan/ pertanyaan Anda.]

petrus stefanus iwanto zhang
petrus stefanus iwanto zhang
11 years ago

Romo, maju terus, tuaian memang banyak, tapi pekerjanya sedikit. kami para awam yg masih muda, sangat terinsipirasi dan sangat menghargai misi mu.

semoga Tuhan Yesus Kristus menyertai kita semua. juga kepada Bapak Stefanus dan Ibu Inggrid yang telah membuka web ini. sangat sangat membantu saat kami menghadapi kesulitan dalam pewartaan iman. proficiat…

Rm. Pey Hurint, Pr
Rm. Pey Hurint, Pr
11 years ago

Saudara/i pembaca katolisitas…
Terima kasih untuk dukungan dan doa bagi kami para imam, khususnya yg bekerja di daerah sulit. Mari kita saling mendoakan n mendukung dlm kasih Tuhan.

Sr. Marcelina Lidi, SSpS
11 years ago

Rm. Pey Hurint ytksh,
Terima kasih untuk sharing pengalaman misimu di Mentawai. Romo telah membawa Yesus kepada mereka yang membutuhkan dan menjadi INJIL (khabar gembira)hidup bagi mereka. Saya bangga padamu. Profisiat untuk kestiaanmu menjadi Iman Tuhan di tengah badai dan kesukaran. Profisiat untuk kepekaanmu mendengarkan jeritan umat. Keuletan dan ketangguhanmu dalam menjalankan misi Tuhan yang sulit itu menjadi pelajaran bermakna bagi saya.
Saya mendoakanmu dan umat Tuhan di Mentawai yang tentu selalu mendambakan kehadiran Yesus melalui kehadiran IMAMAT-mu.
Salam dan doaku,
Sr. Marcelina Lidi, SSpS
Roma-Via Cassia

Badin
Badin
11 years ago

Buat Romo Pey, trima kasih atas bimbingan dan bantuan romo kepada kami sewaktu masih praktek di seminari San Dominggo Hokeng. Walau saya tidak mengikuti jejak romo, Tuhan telah merencanakan jalan hidup qta masing2. Tuhan memberkati.

Yoskot Harut, SVD
Yoskot Harut, SVD
11 years ago

Hadiah Iman: misionaris Timur (Larantuka) menjadi misionaris Barat (Mentawai) Selamat bertemu buatmu Rm.Pey Hurint, Pr. Setelah membaca artikelmu, saya terteguh dan sungguh merasakan karya Allah menjelmah dalam seluruh perjalanan pastoralmu, bersama umat yang kecil dan sederhana. Saya bangga bahwa kamu mengabdikan hidupmu, meninggalkan keluarga, mama dan kakak-kakakmu untuk mengarungi samudra, badai lautan, untuk hidup berpastoral di kebun anggur Tuhan. Kamu diutus dari Indonesia TIMUR, sebagai misionaris Timur, membawa secercah benih SABDA ALLAH, engkau telah dan sedang menabur SANG SABDA itu untuk umat kegembalaanmu di Indonesia BARAT, sebagai misionaris Barat. Proficiat Rm.SAFER, Yoskot senang dan ucapkan terimakasih atas karyamu. Maju dan… Read more »

fxe
fxe
12 years ago

Ada Seorang datang dari jauh dengan kapal boat menempuh ombak badai, dilanjutkan naik sepeda motor lebih dari 2 jam, untuk bertemu beberapa ratus orang di daerah terpencil. Orang-orang yg dikunjungi itu adalah orang-orang yg hidup sederhana, mereka tidak menawarkan harta, kekuasaan, atau keuntungan duniawi lain. Seorang yang datang dari jauh itu datang bukan untuk mendapatkan sesuatu bagi dirinya, malahan dia datang untuk melayani dan memberikan yang dipunyainya secara gratis. Di tengah-tengah kegaduhan kota-kota besar abad 21 ini, kisah ini benar-benar mengherankan. Bahkan mungkin industri sinetron pun tidak akan membuat cerita seperti ini, karena orang-orang “normal” sulit mengerti tindakan seperti ini.… Read more »

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
12 years ago

Sdr Santosa Wijaya dan katolisitas serta para pembaca katolisitas yth. Para imam berterimakasih pada Saudara-Saudari yang mendukung sakramen imamat. Hari Kamis pagi atau ambil satu hari dalam Pekan Suci kemarin, para imam sedunia memperbaharui janji imamat kami di hadapan uskup di keuskupan masing-masing di mana kami berada. Saya dan para imam lain merasakan dukungan dan doa umat. Mohon maaf jika dalam pelayanan kami masih mengecewakan. Para imam mendoakan umat agar juga kuat serta mengembangkan iman dalam hidup berkeluarga dan di tempat kerja di tengah dunia yang memiliki tantangan yang tidak mudah. Mari bersatu hati antara imam dan umat dalam mengembangkan… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Yohanes Dwi Harsanto Pr
12 years ago

Shalom Romo Santo dan seluruh Romo yang membantu katolisitas.org, Kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan Romo dan juga semua Romo yang mendukung karya kerasulan ini. Kami juga menyadari bahwa semua Romo yang terlibat di dalam katolisitas sesungguhnya adalah para Romo yang sungguh sibuk. Namun di tengah kesibukan ini, mereka mau untuk meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan para pembaca, menjawab kehausan mereka untuk mengetahui kebenaran iman Katolik. Mari kita bersama-sama membangun Gereja Katolik yang kita kasihi bersama-sama. Kami dan pembaca katolisitas akan terus mendoakan para Romo, agar terus setia dalam panggilan imamat dan menjadi para imam… Read more »

yanto
yanto
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Dear Katolisitas,
Menarik sekali bisa mengetahui penugasan rohaniwan ditempat-tempat terpencil seperti Mentawai ini, alangkah baiknya bila sharing indah yg bisa meneguhkan ini bisa terus dihadirkan di katolisitas dengan kisah lain dari para romo atau suster2 yg saya yakin masih banyak bertugas di lokasi2 remote lain seperti papua, maluku, kalimantan, aceh, dll.

Santosa Wijaya
Santosa Wijaya
12 years ago

Romo Pey Hurint Pr, saya mengucapkan terimakasih karena Anda mau menjadi imam di daerah sukar. Pada hari Raya seperti ini pasti umat sangat mendambakan kehadiran ekaristi yang dibawakan imam Tuhan. Anda dan para imam ialah para imam Perjanjian baru dalam Gereja -Nya. Anda dan semua imam tak punya anak isteri, Anda bukan seperti pemuka agama-agama lain non Katolik, Anda dan imam lain bersama uskup dan Paus di Vatikan membuat kami bersatu menjadi tubuh Kristus yaitu Gereja. Saya pernah ke Padang tapi belum pernah ke Mentawai. Tentu berat sekali tugas di sana. Saya mengajak semua pembaca katolisitas mendoakan imam-imam kita dan… Read more »

simon m tulasi
simon m tulasi
12 years ago

Slamat Romo Hurint,Pr. Semoga Yesus selalu bersama anda, tdk pernah menyerah dgn keadaan, apalagi gempa yg sering terjadi, dan kehidupan yg masih jauh dr makmur, jk kurang beras, dtg ke Padang pasti ada yg bantu, asal tdk terusan makan pisang ya, tp yakinlah tak pernah akan kekurangan, tolong romo, sampaikan salam hormat saya utk Romo ABEL MAYA Pr,dari keluarga di Samarinda Kaltim, salom

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
13
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x