Program Katekese Dewasa

Pendahuluan

Dalam tiga tahun kehadiran situs katolisitas.org, kami telah menerima begitu banyak pertanyaan-pertanyaan dari umat Katolik. Dari pertanyaan-pertanyaan yang masuk, kami melihat bahwa banyak umat Katolik yang kurang mendapatkan pendidikan iman Katolik secara memadai, sehingga mudah terombang-ambing oleh pengajaran yang sering bertentangan dengan ajaran iman Katolik.

Maka pertanyaannya adalah, mengapa banyak umat Katolik kurang memahami iman Katolik walaupun sebelum dibaptis telah mendapatkan katekese selama kurang lebih satu tahun? Dari banyak masukan di sini – silakan klik, ada cukup banyak orang yang memandang bahwa bahan katekese yang ada kurang memadai. Dengan pemikiran ini dan tanpa mengurangi rasa hormat akan bahan-bahan yang sudah ada, maka katolisitas.org mencoba untuk menyusun program katekese dewasa yang berfokus pada isi. Hal ini sesuai dengan seruan KWI (Konferensi Waligereja Indonesia), yang pada tanggal 7-17 November 2011 bersidang dan menyerukan untuk berfokus pada katekese, yang menekankan isi.

Dalam memberikan pokok-pokok iman Katolik, sudah seharusnya katekese menempatkan isi sebagai prioritas utama, walaupun cara menyampaikannya juga tidak dapat dipandang remeh. Kita dapat belajar dari katekese pada masa-masa awal sampai sekarang, yang menekankan empat pilar dalam menjabarkan iman Katolik, yang juga dipakai dalam Katekismus Gereja Katolik. Empat pilar ini terdiri dari: (1) Apa yang kita percayai – penjabaran pernyataan iman “Aku Percaya”; (b) Bagaimana merayakan apa yang kita percayai – liturgi dan sakramen; (3) Bagaimana hidup sesuai dengan apa yang kita percayai – kehidupan dalam Kristus; (4) Bagaimana untuk mendapatkan kekuatan agar dapat hidup sesuai dengan apa yang kita percayai – penjabaran doa “Bapa Kami”.

Penyusunan materi ini akan mengacu kepada empat pilar di atas serta bersumber pada dokumen-dokumen Gereja, seperti: dokumen-dokumen Vatikan II, Katekismus Gereja Katolik, Kompendium Katekismus Gereja Katolik, ensiklik dan surat dari para Paus, terutama Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI, tulisan-tulisan para Santa-Santo, The Aquinas Catechism dan program katekese dari keuskupan La Crosse, Wisconsin – USA.

Menjadi harapan kami agar materi-materi ini dapat berguna untuk memberikan kontribusi pada program katekese. Kami juga mengundang para katekis untuk dapat memberikan masukan untuk membuat materi ini menjadi lebih baik, serta menceritakan pengalaman ketika menggunakan materi ini. Lebih lanjut, para katekis juga dapat mensharingkan apa yang menjadi kendala dalam menerapkan masing-masing topik serta pertanyaan-pertanyaan kritis yang muncul pada saat terjadinya proses belajar mengajar, sehingga kita dapat membahasnya bersama-sama.

Bagian Satu – Pengakuan Iman

[catlist ID=1235 order=ASC numberposts=100 order=desc]

4 5 votes
Article Rating
19/12/2018
29 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Fransiskus Andi
Fransiskus Andi
11 years ago

Saya bingung nih. Di paroki saya ada aturan baru berkaitan dengan baptis dewasa. Orang dewasa, sudah menikah secara agama atau kepercayaan terdahulu, jika salah satu ataau keduanya dibaptis, mereka harus membereskan perkwinannya secara katolik karena perkawinan mereka terdahulu tidak sah karena tidak dilaksanakan secdara hukum katolik. Dulu, saya pernah dengar aturan itu tetapi untuk keluarga, salah satu katolik, menikah tidak secara katolik, jika pasangannya yang tidak katolik dibaptis, maka baptisan itu tidak otomatis mengesahkan perkawinan terdahulu, maka ia harus membereskan perkawinannya secara katolik. Mana yang benar?

RD. Bagus Kusumawanta
RD. Bagus Kusumawanta
Reply to  Fransiskus Andi
11 years ago

Fransiskus Andi yth, Rama Paroki berhati baik agar orang merasakan pemulihan status perkawinan jika keduanya menjadi katolik maka otomatis sah sakramental tidak perlu ada upacara convalidatio lagi. Namun untuk menyatakan secara publik bahwa mereka telah melakukan perkawinan sah kanonik dikumpulkan semua umat yang dulunya tidak beres perkawinannya karena pelbagai macam alasan lalu diadakan upacara konvalidasi. Jadi ikuti saja kehendak baik rama paroki itu. Tidak salah hanya untuk membuat sesuatu menjadi jelas dan aman nyaman di hati, bahwa kami sudah menikah secara sah. Kalau salah satu maka benar harus dibereskan perkawinannya supaya pihak katolik dapat menjalankan ibadah dan bersatu dengan Kristus… Read more »

Albertus magnus lilik setyabudi
Albertus magnus lilik setyabudi
11 years ago

Shaloom Bro Stef, saya ada baca buku, di sebutkan…mengenai pokok-pokok dasar iman. tapi tidak disebutkan pokok -pokoknya atau rumusannya bagaimana. dan hanya di sebutkan kalimat tsb. saya jadi bertanya – tanya , apakah yang di maksud pokok-pokok iman katolik? dan apa pokok -pokok iman kristen yang lain. terima kasih. Berkah Dalem

roni simanjuntak
roni simanjuntak
11 years ago

saya ada beberapa pertanyaan :

1. apakah ada kursus kursus untuk memperdalam KS, filsafat Katolik atau ajaran Gereja Katolik yang diselenggarakan oleh katolisitas.org ? kalau ada bisa minta jadwal dan materinya ?

2. bisa minta materi-materi atau tanya jawab mengenai Trikotomi : tubuh jiwa dan roh ? apakah GK mengakui paham ini atau hanya dikotomi saja ?

3. buku buku katolik apa saja yang bisa menjadi referensi bagi saya mengenai tubuh jiwa dan roh ?

salam kasih

Anggi
Anggi
11 years ago

Shalom Katolisitas,

Saya mau tanya, ini kan saya sekarang sedang ikut yg kelas 1 tahun calon baptis masuk Katolik walaupun surat baptis waktu bayi saya di Gereja Methodist Indonesia sdh saya serahkan ke sekretariat Paroki dekat rmh saya tetapi kata Romo/Pasturnya itu akan menjadi penilaian terakhir, nah saya kan sampai saat ini belum sempat ikut CD/Katekese atau di Protestan di sebutnya Katekisasi, apakah kelas yg 1 tahun ini sdh termasuk program Katekese?

[dari katolisitas: Selamat untuk menempuh program katekese selama 1 tahun, sehingga pada akhir pelajaran Anda dapat diterima secara penuh dalam Gereja Katolik.]

antonius_wenang
antonius_wenang
11 years ago

+ Yth Katolisitas.org, IMHO, Gereja harus mewajibkan setiap Paroki : 1) Mengadakan kegiatan kelompok pendalaman & bimbingan Kitab Suci yg rutin setiap minggu kepada umat. Kewajiban tidak hanya di tingkat Keuskupan saja, tapi harus di setiap Paroki. Dibuka dalam 2 kelompok umur (30 thn). Manfaat yg didapat selain umat mendapatkan pedoman ayat2 KS, merekapun mjd lebih dkt dgn Gereja. Sekaligus prtmuan tsb bisa mjd landasan Apologetik bg umat. 2) Untuk gerakan Katolik Karismatik, harus dilakukan diluar hari Minggu & tidak diberlakukan Sakramen Ekaristi utk Ibadat tsb + Penyembuhan yg berpura-pura. [dari katolisitas: Perlu dipikirkan apakah memang diperlukan misa dengan kelompok… Read more »

Theodorus Lintang
Theodorus Lintang
11 years ago

Menanggapi tulisan sdr. Dionisius Ganesha tentang “kurangnya umat katolik mendapat pendidikan iman katolik”. Menurut saya bukannya kurang mendapat pendidikan, tetapi kurangnya pemahaman dan penghayatan iman katolik. Hal ini bisa terjadi pada siapa saja termasuk romo. Justru ironisnya (meminjam kara sdr. Dionosius) yang mengherankan saya, mengapa seorang Dionisius yang merasa hebat dan dapat menilai kekurangan iman orang lain, tetapi mampu menuliskan kata-kata yang berkonotasi caci maki? Yang menggelikan lagi, sdr. Dionisius bertanya pada Bpk.S.Tay : “Sudahkah anda merasakan masuk “Sorga” atau sudahkah anda melakukan Kasih Tuhan dengan tidak menyimpan rasa dendam, atau kalau anda bersalah ditampar oleh orang dan anda tidak… Read more »

Dionisius Ganesha
Dionisius Ganesha
11 years ago

Ironis sekali pernyataa dalam “Pendahuluan” di web site ini, di situ dikatakan “Dari pertanyaan-pertanyaan yang masuk, kami melihat bahwa banyak umat Katolik yang kurang mendapatkan pendidikan iman Katolik secara memadai, sehingga mudah terombang-ambing oleh pengajaran yang sering bertentangan dengan ajaran iman Katolik”. Coba anda bayangkan sedangkan yang tidak sesuai dengan iman katolik adalah “Seorang Romo” yang sudah ditahbiskan menjadi “PASTOR” puluhan tahun, Saya masih sering sekali melihat dan mengalami peristiwa : 1. Seorang romo datang untuk melayani umatnya selalu minta dijemput atau datang di jemput dengan inisiatif umatnya tetapi tidak pernah mengucapkan terima kasih seakan-akan “Ini kewajiban umat” padahal Tuhan… Read more »

Lintang
Lintang
Reply to  Dionisius Ganesha
11 years ago

Shaloom Bung Ganesha, Bukankah suatu pelayanan gereja itu bersifat dari umat untuk umat. Juga suatu paroki biasanya dilengkapi oleh wakil dewan paroki harian yg notabene diambil dari umat juga. Bukankah suatu paroki telah dibagi lagi menjadi lingkungan sehingga terbentuk suatu jaringan yg saling menguatkan ?. Apakah masalah antar jemput Romo ini tidak dapat di koordinasikan ?. Bagaimanakah kekuatan suatu paroki tsb, apakah paroki mandiri, atau paroki yg masih disubsidi dari keuskupan ?. Untuk paroki mandiripun, terkadang transportasi terbatas, apakah Romo bisa bawa kendaraan atau tidak ?. Bukankah pelayanan dari umat thd antar jemput ini juga bersifat panggilan, kalau anda terpanggil… Read more »

Agustinus
Agustinus
12 years ago

Menurut hemat kami, dan juga dari pengalaman, bahan untuk katekese bagi katekumen dewasa disusun demikian:
1. Pemurnian motivasi (sering ditemukan alasan mereka menjadi Katolik karena akan menikah, supaya mendapat perawatan ketika meninggal, atau supaya dapat sekolah di sekolah Katolik).
2. Sejarah keselamatan (Allah yang bagaimana yang diimani oleh Gereja Katolik) karena para katekumen sudah memiliki gambaran Allah yang diimani seturut pemahaman iman yang dianut sebelumnya.
3. Credo
4. Perayaan iman
5. Doa kristiani
6. Hidup orang kristiani (termasuk menekankan hidup persekutuan di lingkungan, kelompok basis, atau kelompok2 kategorial).

Barnabas
Barnabas
12 years ago

Yth. Pengasuh Katolisitas Beberapa waktu yang lalu saya mengirimkan pertanyaan tentang persoalan dari teman-teman katekis yang merasa bingung dengan praktik romo parokinya terkait dengan pelaksanaan baptisan dewasa yang tidak langsung dengan penerimaan komuni kudus dalam Ekaristi. Mohon maaf, apakah sudah ada jawabannya? Kami coba untuk mencari-carinya koq belum muncul yaaa? Kami sangat menunggu jawabannya supaya teman-teman tsb dapat berdiskusi dengan Romo parokinya untuk membicarakan hal tsb. Untuk bantuan tsb, kami mengucapkan banyak terima kasih sebelum dan sesudahnya kepada para pengasuh Katolisitas. Terima kasih. Sukses selalu untuk Katolisitas. Tuhan Jesus memberkati. [Dari Katolisitas: berikut ini adalah pertanyaan Barnabas yang terdahulu] Yth.Pengasuh… Read more »

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  Barnabas
12 years ago

Salam Barnabas, Upacara Baptisan Dewasa memang ideal jika diadakan dalam misa dan paling ideal diadakan dalam ekaristi malam paskah karena hakikatnya – yang bersama sakramen krisma dan ekaristi merupakan kesatuan sakramen inisiasi Kristen yang berpusat pada misteri penebusan Kristus. KHK. Kan 842 par. 2 menyatakan: “Sakramen-sakramen baptis penguatan dan ekaristi mahakudus terjalin satu sama lain, sedemikian sehingga dituntut untuk inisiasi kristiani yang penuh”. Namun demikian, upacara baptisan tidak harus diadakan dalam perayaan ekaristi apalagi ekaristi malam paskah jika situasi pastoral menuntutnya. Kanon tidak mewajibkan hal itu dan Kan 866 hanya menyatakan demikian: “Orang dewasa yang dibaptis, jika tak ada alasan… Read more »

Barnabas
Barnabas
Reply to  Yohanes Dwi Harsanto Pr
12 years ago

Terima kasih Rm. Dwi Harsanto untuk jawabannya.

DK12
DK12
12 years ago

Perbuatan-perbuatan kita tidak dapat membenarkan diri kita. Hanya Yesus Kristus lah dapat melakukan itu melalui pengorbananNya di kayu salib. Jangan percaya akan ajaran-ajaran sesat. Tuhan kita rela berkorban karena kebesaran kasihNya. Sehingga kita dapat menjadi layak di hadapan Allah Bapa. Jauhi dosa (Ibrani 10:26), karena dosalah Kristus mati untuk kita. Kristus bukan mengorbakan diriNya supaya kita berbuat baik, tetapi untuk menghapus kehinaan kita. Ikutilah ajaran Rasul Paulus dalam Filipi 3:12-seterusnya. Perbuatan baik akan selalu dianjurkan tentunya. Namun perbuatan baik yang dilatar belakangi oleh keinginan untuk keselamatan, dan menyangkal bahwa darah Tuhan Yesus Kristus tidak cukup adalah sesuatu kekejian. Kepercayaan akan… Read more »

Bernardus
Bernardus
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Keselamatan itu tergantung dari dua belah pihak. Pertama-tama keselamatan itu adalah sebuah anugerah/rahmat dari Tuhan (melalui karya penebusan di dalam Yesus Kristus). Walaupun Yesus sudah menebus (menyelamatkan) manusia, tetapi penebusan/penyelamatan Yesus itu tidak terjadi secara otomatis. Penebusan oleh Yesus (untuk semua orang) baru terjadi pada tatanan/tahap OBJEKTIF(disebut sebagai “penebusan objektif). Untuk dapat menikmati/mengalami keselamatan dari Yesus itu, manusia harus menanggapinya (menerima atau menolak). Tanggapan manusia dengan menerima keselamatan dari Yesus itu dengan cara hidup seturut teladan Yesus menjadikan penebusan oleh Yesus menjadi penebusan/keselamatan bagi manusia (disebut “penebusan SUBJEKTIF”). Jadi, singkatnya, keselamatan itu 100% dari Tuhan dan 100% dari manusia. Semoga… Read more »

DK12
Reply to  Bernardus
10 years ago

@Bernardus…at least anda jujur dengan apa yang diajarkan gereja anda, tidak seperti saudara Stef yang menuduh saya tidak tahu apa2. Padahal dokumentasi2 hasil dari council of trend dsb sudah sangat mudah untuk dipelajari di zaman sekarang ini. Being said that, saya tetap tidak setuju dengan pendapat anda, memang benar penebusan tidak terjadi secara otomatis, dengan pengertian bahwa kita harus mengimani, jika tdk ada iman ya tidak ada penebusan, Firman Tuhan sdh sgt jelas. Namun jika ada penambah seperti sacramen2 dan eucharist dll itu menghilangkan dasar Kasih yang diberikan Tuhan kepada kita. Tidak ada perbuatan manusia yang bisa menyelamatkan, hanya Yesus… Read more »

Dionisius Ganesha
Dionisius Ganesha
Reply to  Stefanus Tay
11 years ago

Yth. Tuan S Tay,
Sudahkah anda merasakan masuk “SORGA/SURGA” atau sudahkah anda melakukan Kasih Tuhan dengan tidak menyimpan rasa dendam, atau kalau anda bersalah ditampar oleh orang dan anda tidak marah ?.
Semoga anda bukan “orang Farisi”. Amin

[dari Stefanus Tay: Terima kasih telah mengingatkan saya untuk tidak bersikap seperti orang Farisi. Kita bersama-sama berjuang untuk menjadi murid Kristus yang baik.]

Triatmojo
Triatmojo
Reply to  Dionisius Ganesha
11 years ago

Dr. Tuan Dionisius Ganesha Yth. Tuan S Tay, Sudahkah anda merasakan masuk “SORGA/SURGA” atau sudahkah anda melakukan Kasih Tuhan dengan tidak menyimpan rasa dendam, atau kalau anda bersalah ditampar oleh orang dan anda tidak marah ?. Semoga anda bukan “orang Farisi”. Amin **** **** Konteksnya apa ini Pak? Sebagai pengunjung, saya mengharapkan adanya diskusi yang semakin memantapkan pemahaman akan ajaran iman Katolik.Dari komen Pak Ganesha, saya menangkap maksud tersirat bahwa Bapak ini sudah di level beriman tingkat sempurna sebagai orang Katolik (?). Jika benar demikian, wah saya kira ini sesuatu yang amat sangat luarbiasa sekali ada contoh murid Tuhan yg… Read more »

Dionisius Ganesha
Dionisius Ganesha
Reply to  Triatmojo
11 years ago

Anda baca dulu komentar saudara DK12, kemudian baca tanggapan Tuan S. Tay tentang komentar dari saudara DK12 barulah anda menanggapi komentar saya kalau mau …….?????

[dari katolisitas: Saya memberikan komentar kepada DK12 di sini – silakan klik. Anda mempunyai kebebasan untuk menanggapi komentar saya kalau memang Anda tidak setuju. Semoga diskusi dapat berkembang menjadi dialog yang membangun.]

DK12
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

@Stef …jika anda menuduh saya tidak mempelajari katolikis dari sumbernya sendir, mohon arahan anda tentang doctrine of justification yang diajarkan gereja anda. Mungkin saya dapat memahami lebih baik dari anda. Thanks and God bless

[dari katolisitas: Saya tidak menuduh Anda bahwa Anda tidak mempelajari ajaran Gereja Katolik, namun yang saya tanyakan apakah Anda sudah benar-benar mengerti tentang apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Kalau Anda mau berdiskusi tentang keselamatan dan justifikasi, kita bisa mulai berdiskusi dari dokumen Konsili Trente bagian justifikasi. Silakan membaca link ini- silakan klik dan silakan memberikan tanggapan]

Bernardus
Bernardus
Reply to  DK12
11 years ago

Ada dua pandangan antropologi-teologis ekstrem tentang manusia. Pandangan pertama (Pelagius) menyatakan bahwa manusia tidak membutuhkan bantuan (self-sufficient) untuk keselamatannya; pandangan kedua (Calvin dan radical Reformers) menyatakan bahwa manusia sama sekali tidak berdaya atas keselamatannya (total depravity). Pandangan Katolik berada di antara keduanya.Inti dari antropologi Katolik sering digambarkan sebagai ‘realistic optimism’ tentang manusia. Pandangan Katolik mengakui potensi dan kecenderungan manusia untuk berdosa, tetapi juga menyatakan dengan tegas bahwa manusia secara hakiki adalah lebih baik daripada jahat. Meskipun manusia telah ‘jatuh’, tetapi citra dan keserupaan dengan Allah itu tidak pernah secara total hilang karena dosa asal. Kita tetap memiliki kemampuan kodrati untuk… Read more »

soenardi
soenardi
12 years ago

Dengan pemahaman yang tidak kunjung lengkap setelah membaca ulasan di sejumlah bahan yang terkait dengan masalah katekese dan evangelisasi (pendalaman kitab suci?), dapatkah saya pahami (usulkan?) (1) bahwa katekese lebih mengacu kepada sejumlah informasi dan penghayatan yang dimaksudkan untuk mengantar dan mempersiapkan seseorang sebelum layak untuk dibaptis? (2) Sedangkan evangelisasi adalah segala sesuatu tentang Kristus dan ajaran-ajarannya yang harus diketahui dengan baik dan diimplementasikan oleh setiap orang Katolik (Kristen)? (3) bahwa cakupan bahan katekese meliputi hal-hal peling fundamental tentang iman Katolik, baik yang berasal langsung dan secara harafiah termuat dalam kitab suci maupun yang merupakan bagian dari tradisi, dogma ,dan… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  soenardi
12 years ago

Shalom P. Soenardi, Stef pernah menuliskan tentang perbedaan antara evangelisasi dan katekese, di sini, silakan klik. Berikut ini adalah tanggapan kami: 1. Katekese lebih mengacu kepada sejumlah informasi dan penghayatan yang dimaksudkan untuk mengantar dan mempersiapkan seseorang sebelum layak untuk dibaptis? Ya. Namun demikian katekese juga sifatnya tidak berhenti sampai Baptisan. Setelah dibaptis, tetap diperlukan katekese umat agar semakin menghayati imannya. 2. Evangelisasi adalah segala sesuatu tentang Kristus dan ajaran-ajarannya yang harus diketahui dengan baik dan diimplementasikan oleh setiap orang Katolik (Kristen)? Ya. 3. Cakupan bahan katekese meliputi hal-hal paling fundamental tentang iman Katolik, baik yang berasal langsung dan secara… Read more »

Pentus sinaga
Pentus sinaga
12 years ago

Terima kasih kepada pengasuh, tetap mengelola situs ini agar umat Katolik semakin memahami imannya karena di luar semakin banyak sekte dengan berbagai ajarannya . Semoga kita diberkati Tuhan.

Sylvester J. Mudjiatmo
Sylvester J. Mudjiatmo
12 years ago

Masalah Isi, paling tidak bagi saya, untuk bahan katekese di tingkat paroki, bagi katekumen dewasa;
saya butuhkan uraian yang lebih luas dan dalam, namun singkat padat mengenai: 1).Persekutuan, 2).Peribadatan, 3).Pewartaan, 4).Pelayanan, 5).Kesaksian dan 6).Askese.

Masalah cara;
saya yakin, meskipun boleh jadi saya salah, “Ber-katekese” sungguh itu tidak sama dengan sekedar “Mengajar” kan pengetahuan; karena beriman itu terkait tidak hanya segi pengetahuan (otak, pikiran, rasio, kognitif), tapi juga segi perasaan kehendak, semangat, (hati, spiritualitas, mental, afektif); untuk mewujudkan “iman” dalam “perbuatan”. Model cara nya macam mana ya ?

Ingrid Listiati
Reply to  Sylvester J. Mudjiatmo
12 years ago

Shalom Sylvester, Terima kasih atas masukan Anda. Sebagaimana pernah diulas oleh Stef, Katekese umat tidak dapat dilepaskan dari isinya yang harus disampaikan (yaitu penjelasan tentang iman Katolik) dan cara penyampaiannya. Katekese yang baik adalah yang memperhatikan keduanya dengan seimbang. Tidak bisa kita memperhatikan cara penyampaiannya saja, sampai kurang menekankan isinya, sebab jika demikian maka umat yang mendengarkan akhirnya kurang memahami iman Katolik. Namun di lain sisi, tidak bisa jika katekis hanya memperhatikan isi dan kurang memperhatikan cara yang menarik untuk menyampaikannya. Menurut Katekismus Gereja Katolik, isi katekese secara garis besar adalah: 1. Penjelasan tentang Aku percaya (Credo), yaitu apa itu… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
29
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x