Pokok Anggur yang menantikan buah

[Hari Minggu Paskah V: Kis 9:26-31; Mzm 22: 26-32; 1Yoh 3:18-24; Yoh 15:1-8 ]

Injil hari ini mengisahkan amanat perpisahan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya, yaitu agar mereka mau tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam mereka. Bagaimana memahami arti “tinggal di dalam” Yesus? Tahu bahwa hal itu mungkin sulit dipahami, Yesus mengambil perumpamaan untuk menjelaskannya, yaitu seperti ranting-ranting tinggal menyatu dengan pokok anggur. Sebab ranting-ranting yang hidup dan berbuah memang adalah ranting-ranting yang menempel atau menjadi satu dengan batang utama pohon yang menyatu dengan akarnya.  St. Agustinus mengajarkan, bahwa dengan mengumpamakan diri sebagai pokok anggur, Tuhan Yesus mengacu kepada kodrat-Nya sebagai manusia, sehingga dapat menyatu dengan kita manusia; tetapi dengan mengatakan bahwa Ia dapat memberikan hidup kepada ranting-ranting-Nya, Yesus mengacu kepada kodrat-Nya sebagai Tuhan, sebab hanya Tuhanlah yang dapat memberikan kehidupan. Demikian katanya, “Tapi supaya orang tidak menganggap bahwa sebuah ranting dapat menghasilkan sedikit buah dari dirinya sendiri, Ia [Yesus] mengatakan: Sebab tanpa Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Ia tidak berkata, kamu dapat berbuat sedikit. Jika ranting tidak tinggal dalam pokok anggur, dan hidup dari akarnya, ia tidak akan dapat berbuah apa pun. Kristus, tidak mungkin menjadi pokok anggur kalau Ia bukan manusia, namun juga tidak mungkin memberikan rahmat kepada ranting-rantingnya, kalau Ia bukan Tuhan.” (St. Augustine, in Catena Aurea, John 15: 1-8) Maka, Kristus bukanlah seperti tukang kebun yang mengerjakan tugas dari luar pohon, namun sebagai Ia yang memberi kehidupan dan pertumbuhan dari dalam pohon itu sendiri.

Demikianlah Kristus sebagai pokok anggur mengharapkan agar ranting-rantingnya bertumbuh dan menghasilkan buah. Untuk itu, ranting-ranting yang berbuah akan dibersihkan, atau dipangkas sedikit, agar semakin lebih banyak berbuah. Menurut St. Agustinus, maksudnya di sini adalah Allah akan membersihkan benih-benih kejahatan dari dalam hati kita, dan membuka hati kita terhadap sabda-Nya, menaburkan benih perintah-perintah-Nya dan menantikan buah-buah kebajikan dan kesalehan. Sebab siapakah di dunia ini yang sudah demikian bersih, sehingga tidak bisa lagi dibersihkan atau diubah? Jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa, kita menipu diri sendiri. Allah membersihkan mereka yang bersih, yaitu ranting-ranting yang berbuah, supaya semakin bersih, dan semakin berbuah.

Melalui Baptisan, kita disatukan dengan Kristus. Kemudian, sabda-Nya tinggal di dalam kita, kalau kita melakukan perintah-perintah-Nya. Namun ketika sabda-Nya hanya ada di dalam ingatan tapi tidak kita lakukan di dalam hidup kita, artinya kita menjadi ranting yang tidak tinggal di dalam pokok anggur, dan tidak memperoleh hidup dari akarnya. Sedangkan kalau kita tinggal di dalam Kristus, kita tidak akan menghendaki apapun yang tidak sesuai dengan keselamatan kita.

Demikianlah, hal berbuah banyak karena menyatu dengan Kristus, dan terus dibersihkan agar berbuah lebih banyak, dapat kita lihat dalam teladan kehidupan para Rasul. Mereka mengandalkan rahmat Tuhan dan tidak urung jika mengalami pencobaan dan penganiayaan demi menyebarkan iman. Bukankah ini yang dikisahkan dalam bacaan pertama, terhadap Rasul Paulus? Dan sesungguhnya keadaan semacam ini dialami oleh para Rasul lainnya, para martir dan juga banyak anggota Gereja di sepanjang sejarah. Di masa kini tantangan yang kita hadapi berbeda dengan apa yang dialami oleh para murid di abad-abad awal, namun intinya tetap sama. Kita diminta oleh Yesus untuk hidup sesuai dengan panggilan kita sebagai anak-anak Allah, yang dikenali dengan ciri khasnya, yaitu saling mengasihi. Itulah sebabnya para Rasul dan para martir dapat mengampuni dan mendoakan mereka yang telah menganiaya mereka, dan dengan demikian membawa sejumlah dari para penganiaya mereka untuk bertobat dan mengenal Tuhan Yesus. Kasih yang memberikan diri sampai akhir inilah yang berulang kali ditulis dalam Injil maupun surat-surat para Rasul, seperti yang kita baca dalam Bacaan kedua Minggu ini. Kalau kita percaya kepada Kristus, kita semestinya saling mengasihi, sebab itulah yang diperintahkan dan dilakukan-Nya terlebih dahulu kepada kita. Maka kasih Tuhan kepada kita menjadi sumber kekuatan dan alasan bagi kita untuk mengasihi sesama, termasuk mereka yang sulit untuk kita kasihi. Jika kita melakukan kehendak-Nya ini, kita tinggal di dalam Dia, dan kemudian berbuah banyak.

Maka mari kita merenung sejenak. Adakah kita sudah bertumbuh dalam kasih? Di dalam masa Paskah dan terutama memasuki bulan Maria di bulan Mei ini, Gereja mengajak kita untuk semakin menyatu dengan Kristus, Sang Pokok Anggur kita. Ia mengetahui segala pergumulan yang kita hadapi, dan bagaimana kita berjuang untuk mengasihi, mengampuni, menolong, mendengarkan, memperhatikan, dan mendoakan sesama. Semoga dengan pertolongan rahmat-Nya, “dalam Roh yang telah dikaruniakan kepada kita” (Yoh 3:24) kita dapat bertumbuh dalam kasih, dan menghasilkan buah-buah bagi kemuliaan nama Tuhan.

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.