
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Kita seringkali bertanya seperti Nabi Yehezkiel, apakah jalan Tuhan itu tepat dan adil? Kenyataannya, cara dan jalan Tuhan selalu adil. Bahkan dalam rahmat dan pengampunan-Nya, Dia selalu adil, karena Tuhan mempertimbangkan segala sesuatu.
Dalam Injil hari ini, Yesus memberikan perumpamaan tentang dua anak. Hal Ini menunjukkan sifat belas kasih Tuhan yang luar biasa namun juga adil dan benar. Sang anak kedua menggambarkan seorang pendosa yang awalnya lebih memilih untuk menolak Tuhan dan melakukan hal hal berdosa, namun di dalam penyesalannya, dia memilih untuk melakukan yang benar dan kembali kepada Sang Bapa. Nah, orang orang seperti ini memiliki kesempatan untuk memasuki surga karena dia sudah memilih untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa nya. Tuhan dalam keadilannya tidak pernah dapat mentolerir dosa, tetapi Dia menyambut pendosa yang telah bertobat dari dosa mereka.
Jadi kunci utamanya di sini adalah pertobatan. Dari Injil hari ini, kita diajarkan pentingnya memisahkan dosa dari pendosa. Terlalu sering kita mengidentifikasi diri kita dengan dosa kita. Inilah kebenaran yang Yesus sampaikan kepada kita dalam Injil: kita bukanlah dosa kita. Oleh karena itu, tidak peduli seberapa dalam dosa yang telah kita lakukan, selalu ada harapan untuk pertobatan dan penebusan. Inilah alasan mengapa para kudus seperti Santa Maria Magdalena dan Santo Matius diterima lebih dulu ke dalam kerajaan surga dibanding orang-orang Farisi yang menganggap diri mereka benar. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua.
Poin kedua adalah ketaatan yang meng-syaratkan kerendahan hati. Nah, anak sulung itu sekalipun sudah melihat jalan kebenaran yang ditunjukan Tuhan, tetap saja memilih untuk tidak taat. Kita pun bisa saja percaya akan Tuhan, tetapi kalau kita tidak memiliki kerendahan hati, kita pun bisa jatuh pula dalam sikap seperti anak sulung. Seperti kata St. Agustinus, “kerendahan hati, kerendahan hati, kerendahan hati”, karena tanpa kerendahan hati seseorang tidak dapat sepenuhnya taat; cara mereka selalu dianggap lebih tinggi dan lebih adil daripada jalan Tuhan. Kerendahan hati adalah fondasi untuk pertobatan total dan kesediaan untuk mengikuti Tuhan dengan pikiran dan hati-Nya, dengan totalitas dan kesempurnaan.
Konversi dan pertobatan yang lengkap memerlukan ketaatan. Seseorang bisa mendengar Firman Tuhan dan menjadi percaya, tetapi tanpa ketaatan, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk mengikuti semua perintah Tuhan, yang merupakan prasyarat kedua untuk memasuki Kerajaannya. Ketaatan yang sempurna hanya dapat datang dari cinta dan kepercayaan. Itulah yang ditekankan oleh St. Paulus dalam bacaan kedua bahwa kita harus satu dalam pikiran, dengan cinta yang sama, bersatu dalam hati, berpikir dalam satu hal, yaitu Tuhan melalui Kristus.
Kita bisa yakin dan percaya akan semua jalan dan kehendak Tuhan karena jalan-Nya pertama-tama mengajarkan kita tentang cinta yang meluaskan hati. Cinta jenis ini mencerminkan cinta tanpa pamrih Kristus. Sebuah cinta yang sempit hanya akan mengarah pada egoisme. Hanya dengan bersatu dalam cinta yang tanpa pamrih ini, apapun yang kita lakukan, baik dalam keluarga maupun komunitas, akan membuahkan hasil yang baik dan berarti. Selanjutnya, kita bisa yakin akan kebenaran di dalam perintah Tuhan yang menerangi jalan kita, yang meluaskan pemikiran dan intelektual kita.
Saat kita menyadari dan menyatu dalam cinta dan kebenaran ini, kita diberdayakan untuk taat kepada Tuhan, seperti para kudus sebelum kita. Hal ini memberi kita ketahanan dan harapan, bahkan ketika kita menghadapi waktu yang membingungkan dan penuh tantangan.
Saudara saudari terkasih, oleh karena itu, kita tidak perlu lagi mempertanyakan jalan Tuhan, karena kasih dan keadilan nya telah tercurahkan di Kristus yang telah lebih dulu mencintai kita dengan cinta yang tanpa pamrih sampai Dia mengosongkan diri-Nya dalam wujud seorang hamba. Hanya dengan kesadaran yang baru ini kita kemudian dapat sepenuhnya taat kepada Tuhan, meskipun kita mungkin tidak selalu sepenuhnya memahami jalan-jalan-Nya.
Mari kita berdoa agar kita selalu memiliki hati yang rendah hati, yang selalu siap bertobat dan mengikuti jalan Tuhan dengan ketaatan yang sempurna, ditenun dengan kasih yang mendalam bagi Tuhan dan sesama kita. Amin.