Terjemahan lengkap dari dokumen Dominus Iesus dapat dibaca secara keseluruhan di sini – silakan klik. Dominus Iesus adalah Deklarasi yang dikeluarkan oleh Kongregasi untuk Doktrin Iman (CDF) yang menjelaskan tentang keunikan dan ke-universal-an keselamatan (artinya: keselamatan bagi semua umat manusia) di dalam Kristus dan Gereja Katolik. Ajaran ini sebenarnya bukan ajaran baru, melainkan hanya mengulangi apa yang diajarkan di dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci, seperti yang telah diajarkan oleh Magisterium sejak dari abad- abad awal. Namun demikian, Deklarasi ini penting kita ketahui, sebab dokumen ini mengajarkankan pokok-pokok iman Katolik yang harus kita imani dengan teguh pada saat kita berdialog dengan mereka yang berbeda agama dengan kita. Kita mengetahui, bahwa dewasa ini ada banyak orang beranggapan bahwa semua agama itu sama saja; ‘agama yang baik buat saya, belum tentu bagus baik orang lain’ (paham relativisme); atau bahwa rencana Keselamatan Allah yang diwujudkan dengan penjelmaan Yesus sebagai manusia, wafat dan kebangkitan-Nya- belumlah lengkap; atau bahwa Yesus hanya merupakan salah satu dari banyak tokoh-tokoh religius yang pernah ada.
Maka untuk menanggapi paham-paham relativisme seperti yang disebutkan di atas, Gereja mengingatkan kita untuk pertama-tama kembali kepada Kitab Suci dan pengajaran para Bapa Gereja. Dalam dialog, kita harus saling menghormati dan menghargai, namun kita tidak boleh mengaburkan atau mengurangi kebenaran yang telah diwahyukan Allah. Wahyu ilahi mengatakan bahwa sebelum Yesus naik ke surga, Yesus berpesan kepada para rasul-Nya agar mereka mewartakan Injil ke seluruh dunia, membaptis semua bangsa dalam nama Allah Tritunggal dan mengajarkan kepada mereka untuk melakukan segala perintah-Nya, agar semua orang dapat diselamatkan (lih Mrk 16:15-16; Mat 28:19-20). Maka dari sini, Yesus menginginkan agar: 1) Injil diberitakan ke seluruh dunia; 2) keselamatan di dalam Yesus ditawarkan kepada semua orang; 3) keselamatan ini diperoleh melalui Pembaptisan di dalam nama Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus); 4) Pembaptisan, pewartaan Injil, dan pengajaran semua perintah Tuhan Yesus dipercayakan kepada para rasul dan para penerus mereka; 5) Persekutuan umat dengan para rasul dan para penerus mereka (Gereja yang Apostolik) ini akan disertai oleh Yesus sampai kepada akhir zaman.
Maka dalam hal ini, Deklarasi Dominus Iesus itu kembali menekankan pokok- pokok iman Katolik yang harus kita imani dengan teguh, sebagai berikut:
1. Kepenuhan dan kelengkapan wahyu Yesus Kristus.
Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup yang mengantar kita kepada Allah Bapa (lih. Yoh 14:6). PadaNya berdiamlah seluruh kepenuhan ke- Allahan (lih. Kol 2:9-10). Maka Inkarnasi/ penjelmaan Yesus menjadi manusia merupakan cara pewahyuan yang paling penuh dari Allah Sang Sabda. “Maka teori yang mengatakan bahwa karakter wahyu Yesus Kristus itu terbatas, tidak lengkap atau tidak sempurna, yang akan dilengkapi oleh agama lain, adalah bertentangan dengan iman Gereja.” (Dominus Iesus, 6)
2. Sang Sabda yang menjelma dan Roh Kudus di dalam karya Keselamatan: dalam kesatuan.
Hanya Yesus dari Nazareth, Putera Maria, yang adalah Putera Allah. Yesus adalah Putera Tunggal Allah yang ada di pangkuan Bapa (lih. Yoh1:18). Jadi tidak benar bahwa Tuhan Sang Sabda menyatakan Diri-Nya kepada manusia dengan banyak cara di dalam banyak tokoh historis lainnya. Juga tidak benar pandangan yang memisahkan tindakan penyelamatan Sang Sabda dengan tindakan Kristus, Sang Sabda yang menjadi manusia (lih. Domunis Iesus 9) ataupun pandangan yang mengatakan bahwa setelah Inkarnasi Yesus terdapat tindakan penyelamatan lain yang “melampaui” penjelmaan Yesus sebagai manusia. Maka harus diimani dengan teguh, bahwa pengaturan rahmat keselamatan Allah bersumber dan berpusat pada misteri Inkarnasi Sang Sabda, yang telah ada sejak masa Penciptaan, sampai di akhir jaman nanti di mana Ia merangkum semua (lih. Ef 1:10).
Jadi misteri Roh Kudus, juga tidak untuk dilihat terpisah dari Inkarnasi Tuhan Yesus ataupun melampaui misteri Inkarnasi, sebab, “Keseluruhan karya membangun Gereja oleh Yesus Kristus Sang Kepala, di sepanjang segala abad, dilihat sebagai sebuah tindakan yang dilakukan-Nya di dalam persekutuan dengan Roh-Nya.” (Dominus Iesus 11). Kuasa perbuatan Roh Kudus itulah yang memungkinkan kita untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Tuhan melalui Kristus.
3. Keunikan dan keuniversalan Misteri Keselamatan oleh Yesus Kristus (artinya, misteri Keselamatan bagi semua umat manusia oleh Yesus Kristus).
Keunikan dan keuniversalan Misteri keselamatan oleh Kristus ini, bersandar pada kenyataan bahwa “Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia”, agar semua orang yang percaya kepada-Nya dapat diselamatkan (1 Yoh 4:14. lih. Yoh 3:16). Rasul Petrus mengajarkan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12). Rasul Paulus menambahkan, selanjutnya, bahwa Yesus Kristus adalah “Tuhan di atas segalanya”, “hakim dari yang hidup dan mati”, dan karenanya, “barang siapa yang percaya kepada-Nya menerima pengampunan dosa melalui nama-Nya.” (lih. Kis 10:36, 42, 43)
Maka harus diimani dengan teguh bahwa keselamatan umat manusia ditawarkan Allah dan digenapi satu kali dan selama-lamanya dalam misteri Inkarnasi, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus (lih. Dominus Iesus 14). Keunikan misteri Kristus ini sesuai dengan Sabda Kristus sendiri, yang menyatakan Diri-Nya, “Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir” (Redemptoris missio, 6), karena Yesus adalah Sang Sabda yang olehNya semua mahluk diciptakan, Sang Sabda yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia, dan yang akan kembali lagi untuk mengadili semua manusia, di akhir jaman.
4. Keunikan dan kesatuan Gereja.
“Tuhan Yesus Kristus, dan satu-satunya Penyelamat, tidak hanya mendirikan sebuah komunitas sederhana yang terdiri dari murid-murid-Nya, tetapi mendirikan Gereja sebagai sebuah misteri yang menyelamatkan.” (Dominus Iesus 16). Yesus mengutus para murid-Nya ke seluruh dunia untuk mewartakan Injil, membaptis dan mengajarkan segala perintah-Nya (lih. Mrk 16:15-16, Mat 28:19-20), untuk meniru teladan kasih-Nya, dan untuk memberi kesaksian tentang Diri-Nya kepada dunia
(lih. Yoh 15), untuk membawa persatuan bagi semua sehingga tak ada pemisahan antara kaum Yahudi dan non- Yahudi (lih. Gal 3:28), dan menjadikan Gereja sebagai Tubuh-Nya sendiri, dan Ia adalah Kepala-Nya (Ef 4:15-16, 5:23-32).
Sehingga, Gereja sebagai Tubuh Kristus, tidak terlepas dari Kristus Sang Kepala. Oleh karena itu, penganiayaan terhadap Gereja adalah penganiayaan terhadap Kristus (lih. Kis 9:5). Sebab Kristus mempersatukan Diri-Nya dengan Gereja, yang adalah Mempelai-Nya (Ef 5:22-33). Yesus mengajarkan bahwa perkawinan itu adalah untuk seorang pria dan seorang wanita (lih. Mat 19:5); maka Iapun menggenapinya sendiri: Kristus yang satu itu juga mempunyai hanya satu Mempelai, satu Tubuh, yaitu Gereja yang didirikan-Nya sendiri di atas Rasul Petrus (Mat 16:18), dan yang sekarang berada di Gereja Katolik (Dominus Iesus, 16).
Dengan demikian Gereja Kristus, meskipun faktanya terbagi-bagi, namun tetap berada dalam kepenuhannya dalam Gereja Katolik; dan meskipun terdapat banyak elemen pengudusan dan kebenaran yang ditemukan di luar struktur Gereja Katolik, namun seluruh kepenuhan sarana keselamatan diperoleh hanya melalui Gereja Katolik. (lih. ibid.16)
5. Gereja: Kerajaan Tuhan dan Kerajaan Kristus.
Gereja merupakan benih/ biji dan permulaan kerajaan Allah. Gereja adalah “umat yang disatukan berdasarkan kesatuan Bapa dan Putera dan Roh Kudus”. (Lumen Gentium 4), sehingga karena kesatuan Allah Tritunggal itu sudah ada sejak awal mula penciptaan, maka sudah sejak awal sejarah manusia Gereja ini sudah hadir dalam misteri, yang di dalam Perjanjian Lama tercermin pada bangsa Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Oleh karena itu, Gereja mempunyai dimensi eskatologis, yang akan mencapai penggenapan sepenuhnya di akhir jaman. “Kerajaan Allah adalah perwujudan dan realisasi rencana keselamatan Allah di dalam segala kepenuhannya.” (Dominus Iesus 19)
6. Gereja dan agama- agama lain di dalam hubungannya dengan keselamatan:1) keselamatan semua orang di dalam Kristus dan 2) Gereja perlu untuk keselamatan.
Kristus menegaskan perlunya iman dan Pembaptisan (lik. Mrk 16:16, Yoh 3:5, Mat 28:19), maka Kristus menegaskan perlunya Gereja, yang melaluinya kita dapat dibaptis dan mengambil bagian dalam kehidupan-Nya, dan menjadi anggota-anggota Tubuh-Nya. Namun ajaran ini tidak untuk dipertentangkan dengan kehendak Allah untuk menyelamatkan semua umat manusia (lih. 1 Tim 2:4). Maka Gereja melihat ajaran ini untuk mencakup dua hal: 1) kemungkinan yang nyata akan keselamatan di dalam Kristus untuk semua umat manusia; dan 2) pentingnya Gereja untuk keselamatan manusia (lih. Dominus Iesus 20).
Maka, keselamatan di dalam Kristus dari mereka yang terhubung dengan Gereja meskipun tidak menjadi anggota resmi Gereja, adalah juga dapat diberikan oleh Kristus. Rahmat ini diberikan juga atas jasa penjelmaan dan pengorbanan Kristus di kayu salib. Konsili Vatikan II mengatakan tentang hal ini, bahwa Tuhan memberikan hal itu “dengan cara yang diketahui oleh Diri-Nya sendiri.” (Ad Gentes 7, Dominus Iesus 21). Sebab, Gereja Katolik mengenal juga adanya pengertian bahwa seseorang dapat terhubung dengan Gereja meskipun tidak menerima sakramen Baptis, yaitu jika 1) ia selalu mencari Tuhan, berusaha melakukan kehendak Tuhan dengan segenap hatinya, dan 2) mempunyai iman akan Tuhan selalu hidup di dalam kasih, dan 3) yang karena bukan kesalahannya sendiri, tidak mengenal Kristus dan Gereja-Nya. Lebih lanjut tentang hal ini pernah ditulis di sini, silakan klik. Itulah sebabnya maka, sebagai umat Katolik kita tidak selayaknya menghakimi “si ini dan si itu” masuk neraka karena tidak Katolik, karena sesungguhnya hanya Tuhan yang mengetahui isi hati orang-orang tersebut. Hanya Tuhan yang tahu, apakah mereka mempunyai iman dan kasih yang besar kepada-Nya, dan apakah alasan mereka tidak percaya kepada Kristus atau tidak bergabung dengan Gereja Katolik adalah karena mereka tidak tahu dengan sungguh-sungguh bahwa hal itu menjadi kehendak Allah bagi mereka. Kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa Allah dapat bertindak bijaksana sesuai dengan cara yang hanya diketahui-Nya dalam hal keselamatan tiap-tiap manusia.
Jadi, meskipun rahmat Allah dapat diberikan kepada orang-orang yang di luar Gereja Katolik, harus diterima secara obyektif, bahwa “mereka berada dalam keadaan yang sungguh kurang jika dibandingkan dengan dengan mereka yang berada di dalam Gereja, yang mempunyai kepenuhan sarana keselamatan.” (Dominus Iesus 22). Dan sebaliknya, umat Katolik yang telah menerima kepenuhan rahmat keselamatan harus bekerjasama dengan rahmat Allah itu. Sebab, “bila mereka tidak menanggapi rahmat itu dengan pikiran, perkataan dan perbuatan, mereka bukan saja tidak diselamatkan, malahan akan diadili lebih keras”. (Lumen Gentium 14)
Kesimpulan
Jadi tidak benar bahwa semua agama itu sama. Para Bapa Konsili Vatikan II mengajarkan: “Kita percaya, bahwa satu-satunya Agama yang benar itu berada dalam Gereja katolik dan apostolik, yang oleh Tuhan Yesus diserahi tugas untuk menyebarluaskannya kepada semua orang, ketika bersabda kepada para Rasul: “Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:19-20). Adapun semua orang wajib mencari kebenaran, terutama dalam apa yang menyangkut Allah dan Gereja-Nya. Sesudah mereka mengenal kebenaran itu, mereka wajib memeluk dan mengamalkannya”. (Dignitatis humanae 1)
Memang pada akhirnya, Tuhanlah yang memberikan keselamatan kepada manusia, namun Ia telah menunjukkan sarana yang dikehendaki-Nya yaitu melalui Gereja Katolik. Inilah sebenarnya inti/ prinsip ajaran tentang keselamatan melalui Gereja Katolik; yang umum dikenal dengan istilah EENS (Extram Ecclesiam Nulla Salus). Selanjutnya, terpulang kepada setiap orang, apakah ia mau mengikuti kehendak Allah ini? Sebagai umat Katolik, tentu kita bersyukur bahwa kita telah mengetahui kehendak Tuhan dalam hal keselamatan. Kini saatnya kita berjuang melakukan dua hal: yang pertama, berjuang untuk selalu bekerja sama dengan rahmat keselamatan Allah dengan hidup kudus, dan kedua, mewartakan kebenaran ini demi kasih kita kepada Tuhan dan sesama. Semoga Roh Kudus membantu kita dalam melakukan tugas panggilan kita ini, sebagai murid-murid Kristus.
Demikianlah ringkasan dari Deklarasi Dominus Iesus.
shalom katolisitas.
saya ingin bertanya mengenai konsep keselamatan dari Allah itu sendiri, sejatinya jika GK menganggap bahwa semua agama tidak sama, maka akan ditarik kesimpulan bahwa GK menolak ajaran ajaran dari agama lain atau kasarnya dianggap heresy. trus bagaimana dengan nostra aetatae? bukankah ini sebuah kontradiksi?
terimakasih sebelumnya, maaf jika pertanyaan saya kurang berkenan.
Tuhan Yesus Memberkati. :)
Shalom Yuliusdwiputra, Gereja Katolik memang tidak mengatakan bahwa semua agama sama saja, namun juga tidak mengatakan bahwa Gereja menolak agama-agama lain. Gereja Katolik mengatakan, bahwa ada berkas-berkas kebenaran dalam agama-agama lain (lihat Nostra Aetate 2, klik di sini) -dan karena itu Gereja Katolik tidak menolak ajaran-ajaran yang benar dan suci/ baik ini, namun kepenuhan kebenaran dan kepenuhan sarana keselamatan tetap hanya ada dalam Gereja Katolik (lih. Dominus Iesus, 5, silakan klik dan Unitatis Redintegratio, 3, klik di sini). Nah, istilah ‘heresy/ bidaah’ dan pelakunya yang disebut ‘heretic/ bidat’ itu hanya dapat ditujukan kepada mereka yang tadinya Katolik, namun kemudian mengajarkan… Read more »
Dear Pak Stefanus dan Inggrid,
Salam Damai dalam Kristus,
Bisa Bapak Stef / ibu Inggrid jelasin tentang apa itu DOMINUS IESUS,
Matur Nuwun.
[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]