Membunuh Binatang, Dosakah?

Pertanyaan:

Saya ingin mengetahui pandangan Katolik di dalam membunuh binatang, berdosa atau tidak :
– apakah yang tidak berdosa hanya membunuh binatang yang untuk dimakan saja
– apakah yang tidak berdosa hanya kalau membunuhnya tidak disengaja
– apakah membunuh untuk keperluan lain adalah berdosa, seperti misalnya :
membunuh tikus karena binatang tersebut sering membuang kotoran di halaman ( dengan racun )
atau membunuh kucing dsb
membunuh karena hobi berburu, membunuh burung, babi hutan
membunuh karena terpaksa karena bertemu binatang buas yang akan memangsa manusia
– kalau dilarang apakah karena binatang ciptaan Tuhan yang juga harus dihormati, atau mungkin adalah reinkarnasi dari roh roh tertentu
– kalau tidak dilarang / tidak berdosa, bolehkah seseorang mempunyai hobi berburu binatang
Terima kasih GBU

Yongky

Jawaban:

Shalom Yongky,

Sebelum saya menjawab pertanyaan Anda, ijinkan saya mengutip terlebih dahulu apa yang diajarkan oleh Katekismus Gereja Katolik perihal menghormati integritas ciptaan Tuhan yang lain (termasuk hewan dan tumbuhan), demikian:

KGK 2415    Perintah ketujuh juga menuntut agar keutuhan ciptaan diperhatikan. Binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk tak bernyawa, dari kodratnya ditentukan untuk kesejahteraan bersama umat manusia yang kemarin, hari ini, dan esok (bdk. Kej 1:28-31). Kekayaan alam, tumbuh-tumbuhan, dan hewan dunia ini, tidak boleh dimanfaatkan tanpa memperhatikan tuntutan moral. Kekuasaan alas dunia yang hidup dan tidak hidup, yang Pencipta anugerahkan kepada manusia, tidak absolut sifatnya; ia diukur menurut usaha mempertahankan kualitas hidup sesama, termasuk pula generasi yang akan datang; ia menuntut penghormatan kepada keutuhan ciptaan (Bdk. Centessimus Annus 37-38).

KGK 2416    Binatang adalah makhluk-makhluk Allah dan berada di bawah penyelenggaraan ilahi (Bdk. Mat 6:26). Hanya dengan keberadaannya saja mereka memuji dan memuliakan Allah (Bdk. Dan 3:57-58). Karena itu manusia juga harus memberikan kebaikan hati kepada mereka. Kita perhatikan saja, dengan perasaan halus betapa besar para kudus, umpamanya santo Fransiskus dari Assisi dan Filipus Neri, memperlakukan binatang.

KGK 2417    Allah menempatkan binatang di bawah kekuasaan manusia, yang telah Ia ciptakan menurut citra-Nya sendiri (Bdk. Kej 2:19-20;9:1-14). Dengan demikian orang dapat memanfaatkan binatang sebagai makanan dan untuk pembuatan pakaian. Orang dapat menjinakkan mereka, supaya dapat melayani manusia dalam pekerjaannya dan dalam waktu senggangnya. Eksperimen dengan binatang demi kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan dalam batas-batas yang wajar, dapat diterima secara moral, karena mereka dapat menyumbang untuk menyembuhkan dan menyelamatkan manusia.

KGK 2418    Bertentangan dengan martabat manusia ialah menyiksa binatang dan membunuhnya dengan cara yang tidak wajar. Juga tidak layak, kalau manusia mengeluarkan uang untuk binatang, yang pada tempat pertama harus meringankan penderitaan manusia. Orang dapat memiliki hewan, tetapi tidak boleh mencintai mereka sebagaimana layaknya hanya berlaku untuk manusia.

Berpegang pada prinsip yang diajarkan dalam Katekismus, demikianlah saya menanggapi pertanyaan anda:

1&2. Apakah yang tidak berdosa hanya membunuh binatang yang untuk dimakan saja, atau hanya karena tidak sengaja?
Tidak. Sepanjang pembunuhan terhadap binatang itu masih dalam batas- batas yang diperbolehkan oleh moral, maka hal itu bukan dosa. Misalnya, selain untuk makanan, binatang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan pakaian, untuk percobaan dalam rangka menyembuhkan dan menyelamatkan manusia (contohnya dalam rangka eksperimen obat- obatan, dst); atau jika binatang tertentu sudah mengganggu ekosistem dan keseimbangan hidup manusia, misalnya menyebabkan wabah penyakit, maka dapat dibunuh, demi mempertahankan kualitas hidup manusia.

3. Apakah membunuh untuk keperluan lain adalah berdosa, seperti misalnya a) membunuh tikus, kucing, b) berburu burung dan babi c) membunuh binatang buas karena akan memangsa manusia?

a) Diperbolehkan, jika alasan membunuh tikus adalah karena tikus membuat kotor dan membawa penyakit. Sedang membunuh kucing, silakan dilihat alasannya, sebab jika tidak ada alasan bahwa mereka telah mengganggu/ menurunkan kualitas hidup manusia, memang sebaiknya tidak dibunuh.

b) Berburu tidaklah merupakan dosa, jika alasannya adalah untuk dimakan. Sebab Tuhan sudah memberikan binatang dan tumbuhan sebagai makanan bagi manusia (lih. Kej 9:3).

c) Diperbolehkan, jika seseorang membunuh binatang buas, karena alasan binatang itu akan memangsanya/ manusia yang lain,  – jadi karena alasan pembelaan diri/ mempertahankan hidup manusia. Namun jika binatang buas itu tidak mengganggu manusia, apalagi merupakan binatang yang harus dilindungi dari kepunahan, maka pembunuhan binatang tersebut tidak dapat dibenarkan secara moral.

4. Jika dilarang membunuh binatang, apakah karena ada reinkarnasi?
Tidak. Iman Kristiani tidak mengajarkan adanya reinkarnasi. Kalau kita mengetahui perbedaan hakekat antara tumbuhan, binatang dan manusia, seperti yang dipaparkan di sini – silakan klik, maka kita juga akan mengetahui bahwa ajaran reinkarnasi bertentangan dengan akal sehat. Manusia yang mempunyai jiwa yang bersifat spiritual dan bersifat kekal, tidak mungkin berubah menjadi binatang, yang mempunyai jiwa yang tidak bersifat spiritual dan tidak kekal. Lagipula, Kitab Suci mengatakan, “…. manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi” (Ibr 9:27). Di sini dikatakan bahwa sesudah wafat, manusia akan diadili; maka ia tidak hidup lagi dan mati lagi. Maka, sesudah wafat, manusia tidak kembali lahir di dunia, apalagi diubah menjadi binatang, yang derajatnya lebih rendah dari manusia.

5. Jika tidak dilarang, bolehkah seseorang mempunyai hobi berburu binatang?
Boleh, asalkan melakukannya masih dalam batas- batas yang diperbolehkan secara moral, yaitu secara garis besar: 1) membunuh binatang tidak dengan cara yang tidak wajar (menyiksa); 2) membunuh binatang dengan maksud yang baik bagi manusia (untuk dimakan, dijadikan pakaian, melindungi manusia dari gangguan binatang tersebut, dst); 3) membunuh binatang bukan hanya demi kepuasan/ kesenangan dan kemudian disia- siakan; 4) Tidak berburu hewan yang dilindungi dari kepunahan (pembunuhan hewan langka ini melanggar hukum). 5) Berburu/ menangkap binatang, namun setelah tertangkap dilepaskan kembali, tanpa melukai/ membunuhnya.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

4.6 10 votes
Article Rating
24 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
putra_agustinus
9 years ago

Shalom ibu Ingrid. Saya seorang Kristen Advent yang ingin belajar ajaran Katolik. Mengenai hal hewan yang boleh dimakan dan cara pemotongannya mohon bu Ingrid berkenan menjelaskannya secara perinci berdasarkan alkitab. Jika kita mengacu pada PL di sana jelas dipaparkan bahwa babi merupakan hewan yang kotor, tidak kosher sehingga tidak layak untuk dimakan. Seperti yang saya pahami PB menggenapi PL yang mungkin berarti bukan membatalkan PL. Menurut hemat saya dalam PB yang menyatakan bahwa “apa yang masuk ke mulut kita tidak najis” barangkali menginterpretasikan secara rohani bukan jasmani. Mohon penjelasan ibu Ingrid. Saya bukan vegetarian, tapi saya terbiasa untuk tidak sering… Read more »

Valerius
10 years ago

Bagaimana misalnya dengan orang yang memiliki hewan peliharaan.
Contohnya saja ada orang yang sudah memelihara seekor anjing, dan anjing itu sekarang sudah berumur lebih dari 15 tahun. Umur ini sudah termasuk sangat tua bagi seekor anjing.
Anjing tersebut menderita penyakit parah dan dokter hewan menyarankan untuk di euthanasia
Bolehkah? Dengan pertimbangan tidak ingin membuat hewan tersebut menderita

Bimomartens
Bimomartens
10 years ago

Shalom bapak/ibu Tay Saya sebenarnya sudah lama punya pertanyaan tentang hal yang berkaitan dengan artikel ini. 1. Seperti di poin ke-3 artikel anda, namun hewan ini adalah cicak. Hewan ini suka (maaf) buang kotoran dimana-mana, termasuk diatas kepala saya. Saya menangkapnya, dan saya bunuh tanpa siksa dengan cara saya banting ke lantai (one way ticket, langsung mati). Bolehkah? 2. Kucing. Hewan yang satu ini sering buat ribut di dapur, dan buat ribut di malam hari. Maklum, anak saya masih kecil dan sering menangis kalau ada kucing berkelahi malam-malam. Kalau dibuang ke tempat lain, kucing biasanya akan kembali lagi. Saya pegang… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Bimomartens
10 years ago

Shalom Bimomartens, Seperti yang telah dijelaskan, bahwa selama binatang tersebut tidak mengganggu kehidupan kita maka tidak perlu dibunuh. Jadi, dalam hal ini, kita harus bijaksana untuk bersikap sampai seberapa jauh toleransi kita terhadap binatang-binatang yang mengganggu kenyamanan kehidupan kita. Memang ada satu ‘perasaan’ bahwa kalau binatang tersebut ‘relatif besar’, maka perasaan kita juga akan semakin terganggu kalau kita menyakiti binatang tersebut. Jadi, menurut saya: (1) dalam kasus cicak yang mengganggu, maka Anda dapat menangkap dan membuangnya ke luar rumah daripada membunuhnya. (2) Kalau kasus kucing seperti yang Anda ceritakan, maka lebih baik disingkirkan ke tempat yang jauh, sehingga tidak memungkinkan… Read more »

Zack
Zack
10 years ago

apakah jual beli hewan adalah salah dalam Katolik? saya dengar di eropa jual beli hewan dianggap kekejaman dan hal itu melanggar hukum. mereka kalau ingin memelihara hewan akan mengadopsi dari tempat penampungan hewan, bukan di tempat jual beli hewan. saya juga pernah melihat iklan di luar negeri yang isinya menyatakan bahwa di belakang praktek jual beli hewan ada kekejaman yang dilakukan terhadap hewan itu sebelum akhirnya terjual. bagaimana tanggapan Gereja terhadap ini?

John Joseph Fransisco
Reply to  Ingrid Listiati
9 years ago

Shalom. Maaf bu Ingrid, mengenai ini : KGK 2416 Binatang adalah makhluk-makhluk Allah dan berada di bawah penyelenggaraan ilahi (Bdk. Mat 6:26). Hanya dengan keberadaannya saja mereka memuji dan memuliakan Allah (Bdk. Dan 3:57-58). Saya lihat di alkitab Daniel 3 hanya sampai ayat 30. Terimakasih, Tuhan Memberkati. [Dari Katolisitas: Jika Kitab Suci Anda adalah Kitab Suci tanpa kitab-kitab Deuterokanonika, memang memuat Kitab Daniel 3 hanya sampai ayat ke-30. Namun jika Kitab Suci Anda adalah Kitab Suci dengan kitab-kitab Deuterokanonika, ayat 57-58 itu ada, diletakkan di dalam kitab Tambahan Daniel, walaupun sebenarnya itu bukan tambahan melainkan bagian dari Kitab Daniel. Kitab… Read more »

Zhakeus
Zhakeus
10 years ago

Mwmbunuh binatang karena membahayakan hidup manusia kenapa diperbolehkan tetapi membunuh manusia yang membahayakan hidup seseorang tidak diperbolehkan? Bukankah keduanya sama-sama membunuh?

Kemudian, kalau berburu hewan untuk dijadikan pajangan adalah salah secara moral, kenapa banyak masyarakat Eropa, yang secara tradisi berakar pada kekristenan, berburu hewan untuk dijadikan pajangan di rumah mereka?

Lisa
Lisa
10 years ago

Salam.. saya ingin mengutarakan pendapat saya pribadi, saya tidak bicara agama, sy hanya mau anda semua tanya hati nurani kita masing2 Menurut sy tidak sepantasnya kita membunuh ayam,ikan,babi,sapi,kambing dll untuk kekenyangan perut kita semata, mrk juga hidup seperti kita, dilahirkan dengan kesakitan dari ibu nya, merasakan sakit saat di pukul, merasakan lapar saat ga di kasi makan, sewaktu kecil kita d’ajarkan bahwa derajat manusia lbh tinggi dr mereka tpi stlh dewasa sy merasa justru derajat manusia lbh rendah dari seekor hewan (mohon maaf jika kasar) Manusia bisa tega menguliti kulit hewan tsb hidup2 untuk fashion dan tubuh tetep hangat, sy… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Lisa
10 years ago

Shalom Lisa, Terima kasih atas pendapat Anda. Memang manusia mempunyai derajat yang jauh lebih tinggi daripada binatang. Itulah yang memang diajarkan dalam Kitab Suci. Walaupun manusia berhak untuk memanfaatkan binatang secara wajar, namun tidak juga dibenarkan untuk menyiksa atau membunuh binatang secara kejam demi alasan untuk dijadikan pajangan, dll. Kalau Anda tidak mau berdiskusi berdasarkan Kitab Suci, juga tidak menjadi masalah. Kami tidak menyalahkan orang yang vegetarian, karena memang itu baik. Namun, kami juga tidak dapat menyalahkan orang yang makan daging, karena memang itu tidak dilarang baik dalam agama kami maupun dalam peraturan perundangan. Kalau kita pikirkan, binatang juga termasuk… Read more »

ompapang
ompapang
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

Ada kode etik berburu, yaitu harus memakan daging hasil buruannya. Kalau tidak mau atau tidak boleh makan daging buruannya ya jangan berburu. Namun ada juga kekecualian misal babi hutan sangat merugikan petani, harus diburu, maka dagingnya harus dimakan, bisa bukan pemburunya tetapi orang2 yang dibolehkan dan mau makan dagingnya. Dijual juga boleh.

[Dari Katolisitas: Yang kami sampaikan di situs ini adalah prinsip ajaran iman Katolik. Mohon maaf, kami tidak dapat membahas kode etik berburu ataupun kode etik lainnya.]

Liany
Liany
10 years ago

Salam, Selama ini ajaran – ajaran Gereja Katolik banyak memuat segala kebaikan, terhadap sesama manusia, dan telah mulai bermunculan juga arahan-arahan agar umat Katolik menjadi lebih peduli pada lingkungan hidup. Saya ingin menanyakan apakah Gereja juga memberikan perhatian kepada sesama mahluk hidup, yaitu hewan. Bagaimanakah sikap Gereja secara nyata? Misalnya terhadap breeding hewan (hewan peliharaan maupun ternak), terhadap jual-beli hewan (peliharaan maupun ternak), terhadap penyiksaan, penelantaran hewan-hewan (terutama mereka yang berada dibawah tanggung jawab seseorang/sekelompok manusia – yang bisa di sebut sebagai pemilik)? Terhadap penelantaran hewan : seringkali terjadi kesengajaan manusia menelantarkan hewan terutama mereka yang hidup di jalanan, yang… Read more »

ikmal
ikmal
11 years ago

saya mau tau binatang apa yg paling dihormati…trims…

[Dari Katolisitas: Ajaran iman Katolik tidak secara khusus menyebutkan binatang apa yang paling dihormati. Yang jelas diajarkan adalah penghormatan dan penyembahan kepada Tuhan dan penghormatan kepada sesama manusia, terutama kepada orang tua]

Stefanus Tay
Admin
Reply to  ikmal
11 years ago

Shalom Ikmal, Secara prinsip, tidak ada tingkatan binatang yang paling dihormati. Namun demikian, manusia harus melihat bahwa binatang telah diciptakan oleh Allah dan diberikan kepada manusia untuk mengelolanya, sehingga tidak diizinkan untuk menyiksa binatang demi kesenangan semata. Dituliskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK 2416) sebagai berikut “Binatang adalah makhluk-makhluk Allah dan berada di bawah penyelenggaraan ilahi (bdk. Mat 6:26). Hanya dengan keberadaannya saja mereka memuji dan memuliakan Allah (bdk. Dan 3:57-58). Karena itu manusia juga harus memberikan kebaikan hati kepada mereka. Kita perhatikan saja, dengan perasaan halus betapa besar para kudus, umpamanya santo Fransiskus dari Assisi dan Filipus Neri, memperlakukan… Read more »

michael
michael
11 years ago

YTH saudara saudari kenapa harus makan hewan yang bernyawa dan berdarah?? sedangkan yang di tulis di kej 9 :4 mengatakan bahwa “Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan.” mengapa kita harus menyiksa mereka?? kita lihat,, demi kenikmatan 3 inci ini saja kita mesti mengorbankan mereka, boleh” saja kita memakannya jika mereka memang betul” membolehkan kita memotongnya. dan kenyataannya bagaimana? setiap hewan selalu ingin lari dari kita untuk mempertahankan hidup, lihat saja ayam, saat ingin di potong pasti selalu ingin lari. jadi, itu sama saja dengan penyiksaan. terima kasih GBU [dari katolisitas: Silakan melihat jawaban dari Romo… Read more »

Indriani
Indriani
12 years ago

Bu Ingrid ytk., beberapa bulan yang lalu, saya pernah membaca artikel mengenai pola makan vegan, isinya himbauan untuk menghindari makan daging merah seperti sapi, babi, kambing dan anjing karena cara penjagalan yang sangat tidak berperikemanusiaan (atau berperikehewanan?) misalnya sapi digelonggong lalu masih diinjak2 sampai mati. Atau kambing yg diikat lehernya lalu ditarik dengan mobil berkecepatan tinggi, dan masih dipukul pake kayu walau sudah sekarat. saya melihat beberapa tayangan video nya, timbul rasa miris dan kasihan melihat binatang2 itu disembelih dengan cara yang keliru. nah, hewan yang mati disembelih dengan cara disiksa itu katanya tubuhnya memproduksi semacam hormon stres sehingga bila… Read more »

yung yung
yung yung
12 years ago

Romo Wanta yang terhormat, saya copas 1 bagian diatas, KGK 2418 Bertentangan dengan martabat manusia ialah menyiksa binatang dan membunuhnya dengan cara yang tidak wajar. Juga tidak layak, kalau manusia mengeluarkan uang untuk binatang, yang pada tempat pertama harus meringankan penderitaan manusia. Orang dapat memiliki hewan, tetapi tidak boleh mencintai mereka sebagaimana layaknya hanya berlaku untuk manusia. Berdasarkan kutipan di atas,apakah sesuai apabila seseorang membunuh seekor anjing dengan cara disiksa (dimasukkan karung setelah itu dipukul berkali kali sampai ajalnya) ada juga yang diikat lalu kepalanya dipukul sampai hancur. Seperti kita ketahui, di Indonesia ini ada beberapa etnis suku yang gemar… Read more »

yung yung
yung yung
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Salam kasih, Ibu Ingrid

Terima kasih untuk replynya.
Mudah mudahan dengan rujukan dari Katekismus Gereja Katolik ini usulan saya dapat diterima.

YONGKY
YONGKY
12 years ago

saya ingin mengetahui pandangan Katolik di dalam membunuh binatang, berdosa atau tidak : – apakah yang tidak berdosa hanya membunuh binatang yang untuk dimakan saja – apakah yang tidak berdosa hanya kalau membunuhnya tidak disengaja – apakah membunuh untuk keperluan lain adalah berdosa, seperti misalnya : membunuh tikus karena binatang tersebut sering membuang kotoran di halaman ( dengan racun ) atau membunuh kucing dsb membunuh karena hobi berburu, membunuh burung, babi hutan membunuh karena terpaksa karena bertemu binatang buas yang akan memangsa manusia – kalau dilarang apakah karena binatang ciptaan Tuhan yang juga harus dihormati, atau mungkin adalah reinkarnasi dari… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
24
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x