Lihatlah, Anak Domba Allah!

[Minggu biasa ke-2: Yes 49:3,5-6; Mzm 40:2-10; 1Kor 1:1-3; Yoh 1:29-34]

Di tahun 1998 ketika kami bermukim di Filipina, saya kerap mengikuti perayaan Ekaristi di gereja kecil di dekat rumah kami. Saya mengagumi lagu-lagu yang dinyanyikan di sana, karena melodinya yang sangat indah dan menyentuh hati. Lagu yang tidak akan pernah kulupakan, berjudul, Kordero ng Diyos, yang terjemahannya adalah, Anak Domba Allah. Walau dinyanyikan dalam bahasa Tagalog yang tidak kumengerti, namun setiap kali lagu itu dikumandangkan, tak kuasa aku membendung air mataku. Kordero ng Diyos, na nag-aalis, ng mga kasalanan ng mundo, Maawa Ka sa amin …. Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, kasihanilah kami!

Sejujurnya, sebagai umat Katolik, kita sudah sering menyanyikan doa ini. Namun seberapa dalam kita menghayatinya, itu adalah pertanyaannya. Istilah ‘Anak Domba Allah’, memang mengandung misteri. Mengapa kok Yesus menghendaki kita mengenang-Nya dengan sebutan nama hewan? Sungguh, tanpa kita membaca kitab Perjanjian Lama dan kitab Wahyu, mungkin akan sulit bagi kita untuk memahaminya. Dalam Perjanjian Lama, Allah mensyaratkan kurban anak domba yang tak bercela sebagai korban penebus dosa (lih. Im 4:32;5:6,14). Kitab Kejadian juga mencatat bagaimana Allah membebaskan bangsa Israel dari penjajahan Mesir melalui korban anak domba. Jika kita merenungkan kisah-kisah ini, kita akan mengetahui bahwa Allah mempunyai maksud tersendiri dengan menyebut Yesus Putera-Nya sebagai Anak Domba Allah. Ya, sebab Yesus adalah penggenapan makna kurban anak domba, yang tertulis dengan begitu seringnya, dalam kitab-kitab Perjanjian Lama. Sebab oleh kurban Kristus, kita umat-Nya dibebaskan dari penjajahan umat manusia yang terbesar, yaitu dari dosa dan maut. Kurban Yesus merupakan penggenapan janji Allah dan nubuat para nabi, yang sudah dinanti-nantikan selama ribuan tahun. Kurban Kristus mengakhiri kurban anak domba Perjanjian Lama yang berkali-kali dipersembahkan, karena hanya kurban Kristuslah yang sesungguhnya dapat menghapuskan dosa kita manusia. Kurban Yesus yang memberikan kepada kita hidup-Nya sendiri, menghantar kita kepada kehidupan yang kekal. Begitu besarlah kasih Tuhan kepada kita, sehingga memberikan Putera-Nya yang Tunggal sebagai kurban tebusan atas dosa-dosa kita. Itulah sebabnya, seluruh isi Surga, para malaikat dan tua-tua tersungkur menyembah Dia, Sang Anak Domba Allah (lih. Why 7:9-17).

Oleh kuasa Roh Kudus, kurban Anak Domba Allah yang satu dan sama itu, dihadirkan kembali dalam setiap perayaan Ekaristi kudus. Maka, Kurban penebus dosa itu tak hanya dapat diterima oleh umat Israel di masa lalu, namun juga oleh kita yang hidup di masa sekarang. Kurban Kristus itu tidak hanya ditujukan kepada umat manusia secara keseluruhan, tetapi juga ditujukan secara khusus, untuk setiap kita. Ya, untuk Anda dan saya. Sang Anak Domba Allah itu, datang mengunjungi kita dalam rupa roti, supaya dapat kita santap dan menjadi satu dengan kita. Agar dengan demikian, kita menerima buah-buah pengorbanan-Nya, yaitu pengampunan dosa-dosa kita, dan kehidupan ilahi-Nya. Betapa kita perlu berdoa kepada Tuhan, agar semakin hari kita semakin memahami misteri ini dan menghayatinya!

Maka, mari mengarahkan mata hati kita kepada Tuhan Yesus, setiap kali hosti kudus itu diangkat oleh tangan para imam-Nya yang berkata, “Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia….” Saat itu adalah saat yang kudus, saat kita boleh memandang Tuhan kita, Yesus Kristus, yang rela mengorbankan Diri-Nya untuk kita, sebagai kurban yang mendamaikan kita dengan Allah. Mari kita memandang Dia, yang sudah ditikam oleh karena dosa-dosa kita. Semoga dengan merenungkan kasih pengorbanan Kristus bagi kita, kita akan terdorong untuk selalu hidup dalam semangat tobat yang sejati.

“Tuhan Yesus, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa-dosa ku dan dosa umat manusia, kasihanilah aku dan seluruh dunia. Tumbuhkanlah di dalam jiwaku, rasa syukur atas pengorbanan-Mu. Semoga semakin hari semakin kuhayati, bahwa dengan menyambut Ekaristi, aku menyambut Engkau sendiri, Sang Anak Domba Allah, yang akan menghantarkanku masuk dalam kehidupan yang kekal.”

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x