Diskusi ini bermula dari diskusi antara Kevin dan Ingrid di sini (silakan klik). Karena ada begitu banyak topik, maka diskusi ini saya pisahkan dalam tanya jawab tersendiri. Agar pembaca dapat melihat alur diskusi, maka berikut ini adalah diskusi yang terjadi sebelumnya:
Kevin:
Saudaraku umat Katolik…
Anda menjelaskan panjang lebar tentang ini itu sebenarnya tidak banyak manfaatnya karena itu hanyalah dalih / pembenaran yang (sebagian besar) tidak Alkitabiah… Mari saya tunjukkan satu hal saja tentang Maria yang anda sebut Ratu Sorga atau Bunda Allah itu…
– Maria itu adalah manusia biasa, sama seperti kita. Maria HANYALAH seorang manusia di bumi yang DIPILIH ALLAH sebagai SARANA untuk melahirkan YESUS KRISTUS
Ingrid:
Maria memang manusia biasa, sama seperti kita tetapi perannya di dalam rencana keselamatan Allah adalah sungguh unik dan istimewa. Tidak ada manusia lain yang melahirkan Yesus Sang Juru selamat, hanya Bunda Maria saja. Justru karena perannya yang khusus ini yaitu yang melahirkan Kristus Sang Allah Putera, maka ia disebut sebagai Bunda Allah. Hal ini jelas disebutkan di Alkitab:
1. Lukas 1: 43 : Elisabeth menyebut Bunda Maria sebagai “ibu Tuhanku.”
2. Matius 1:23: “Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan mereka akan menamakan Dia Immanuel, yang berarti, “Allah menyertai kita.” Bunda Maria adalah :anak dara itu, maka kesimpulannya, Bunda Maria adalah ibu dari Allah yang beserta kita.
3. Luk 1:35: Kata malaikat itu, “….sebab anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” Karena anak yang dilahirkan Maria adalah Anak Allah, maka Maria disebut Bunda Allah.
4. Gal 4:4 “tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.”
Maka memang, walaupun Maria adalah “sarana” namun sarana ini sungguh istimewa, bukan sebagai sarana tempat yang “asal untuk lewat” saja. Sebab jika tidak demikian, Allah tidak akan berkata demikian kepada Bunda Maria, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau!” (Luk 1:28) Jika kita membaca seluruh Alkitab, kita akan mengetahui bahwa tidak ada satupun orang/ nabi yang disapa Allah dengan salam hormat seperti ini.
Kevin:
Tuhan Allah yang Maha Mulia, yang Maha Bijaksana, yang Maha Baik, yang Maha Adil, yang Maha segalanya itulah satu-satunya pribadi istimewa. Manusia yang hanya ciptaanNya, tidak ada yang pantas disebut istimewa. Bila kita mengukur ketetapan Tuhan berdasarkan standar moral manusia, maka anda tidak dapat menyebutnya sebagai Karunia / Rahmat (Grace). Grace itu terjadi karena kemurahan satu pihak, dan tidak berdasarkan pertimbangan atau bahkan standar pihak yang menerima grace. Bila ada seorang dermawan yang memberi hadiah sebuah rumah kepada seorang pengemis di jalan, umumnya / normalnya orang lain akan memuji sang dermawannya, bukan memuji pengemisnya. Adalah aneh kalo kita memuji sang pengemisnya dengan mengatakan kepadanya “anda istimewa” karena anda dipilih sang dermawan.
Mengenai Lukas 1:28 itu Sdri Inggrid salah baca… karena di Alkitab Terjemahan Baru tertulis:
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.”
di Alkitab Authorized Version (AV):
And the angel came in unto her, and said, Hail, [thou that art] highly favoured, the Lord [is] with thee: blessed [art] thou among women.
New King James Version (NKJV):
And having come in, the angel said to her, “Rejoice, highly favored [one], the Lord [is] with you; blessed [are] you among women!”
Tidak tepat bila malaikat diganti menjadi Allah / Tuhan. Jadi yang menyapa adalah malaikat Gabriel, bukan Tuhan. Bila Tuhan yang berkata, tentu kalimatnya akan begini, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Aku menyertai engkau.”, atau “Salam, hai engkau yang Aku karuniai, Aku Tuhanmu menyertai engkau.”. Jadi saya mohon kepada Sdri Inggrid agar tidak merubah-rubah ayat, karena dng ayat yang otentik saja belum tentu bisa mencapai konklusi ideal, apalagi kalo ayatnya dirubah, akan lebih rumit lagi karena acuannya makin simpang siur.
Sebaiknya Sdri Inggrid tidak membandingkan statement Tuhan atas setiap orang, karena itu bukan perbandingan yang adil / seimbang. Dengan analogi yang sama, saya juga bisa mengatakan bahwa Tuhan hanya memberikan karunia membelah laut kepada Musa, dan tak seorangpun di dunia ini (termasuk Maria) yang diberi karunia special itu. Apakah karena itu lalu kita bisa menyebut Musa istimewa? Hal yang sama bisa diterapkan kepada Abraham sbg bapak perjanjian, Salomo yg membangun bait Allah, dsb. Bahkan Alkitab mencatat ada 2 orang yang diangkat Allah ke sorga selagi hidup beserta tubuh fisiknya, yaitu Henokh dan Elia. Apakah peran mereka istimewa? Ataukah memang Allah mau memilih mereka tanpa ditambahi unsur peranan manusia? Siapakah manusia di bumi ini yang bisa membandingkan mana yang lebih solid, ketaatan Henokh, Elia, Musa, Maria, Abraham, Nuh, Yesaya, Paulus, Petrus, dll…. Bila ada manusia yang bisa menyebut salah satu dari sekian tokoh diatas ketaatannya (kepada Tuhan) lebih solid dibandingkan yang lain, maka manusia itu sungguh sangat sombong dengan memasuki area yang tidak dia pahami, karena yang mengetahui soliditas ketaatan / kelayakan manusia hanyalah Tuhan seorang.
Untuk mengatasi manusia-manusia serong yang sok tahu bicara soal ketaatan dan rahmat inilah Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakannya di Markus 10:18 dan Lukas 18:19, Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.”
Tuhan harus jadi manusia, datang ke dunia, untuk menebus dosa manusia, semua itu DIA lakukan untuk melayakkan yang tidak layak, bukan menerima yang sudah layak. Dia menebus dosa manusia, artinya semua mahluk yg disebut manusia itu berdosa, sehingga perlu campur tangan Tuhan untuk penebusannya. Ketika Tuhan menebus, sesungguhnya kita manusia itu TIDAK LAYAK ditebus, tapi KASIHNYA yang luarbiasa menyebabkanNYA melakukan hal yang spektakuler, MENEBUS yang TIDAK LAYAK untuk ditebus.
Akhirnya itu disebut Grace / Karunia / Rahmat, karena memang diberikan kepada orang yang tidak layak menerimanya. Kalo sesuatu itu diberikan kepada yang layak menerima, namanya bukan Anugerah / Rahmat / Karunia, tapi namanya UPAH. Manusia tidak berjasa kepada ALLAH sehingga manusia layak menerima pengampunan dariNYA, namun ALLAH sendirilah (dng keputusan pribadiNYA) MEMILIH untuk menebus dosa manusia. Siapakah manusia sehingga dia bisa memiliki superioritas terhadap yang lain? apalagi dapat dipandang layak untuk suatu karunia?
Intinya, menganggap rahmat / karunia yang diberikan Allah harus didasarkan pada kriteria tertentu dari si penerima rahmat justru bertolak belakang dengan keinginan Allah karena sudah masuk ke area memuliakan “allah” lain dan itu adalah pemberhalaan.
Demikian Sdri Inggrid ulasan saya untuk bagian pertama, yang berikutnya ….
Tanggapan dari Stefanus Tay
Shalom Kevin,
Terima kasih atas tanggapannya atas jawaban Kevin kepada Ingrid. Saya akan mencoba melanjutkan diskusi ini. Karena ada begitu banyak pertanyaan yang masuk, saya mengusulkan agar kita batasi topik diskusi yang hendak dibahas. Setelah jawaban saya ini, kita dapat lakukan satu putaran tanya-jawab, yaitu Kevin dapat memberikan jawaban atas komentar saya ini dan kemudian saya akan memberikan komentar terakhir. Saya pikir setelah tiga kali tanya-jawab, maka masing-masing pihak telah menyampaikan prinsip ajaran iman kita masing-masing. Semoga keputusan ini dapat diterima oleh Kevin. Mari sekarang kita masuk dalam diskusi:
1) Kevin mengatakan “Tuhan Allah yang Maha Mulia, yang Maha Bijaksana, yang Maha Baik, yang Maha Adil, yang Maha segalanya itulah satu-satunya pribadi istimewa. Manusia yang hanya ciptaanNya, tidak ada yang pantas disebut istimewa.“
a) Memang hanya Tuhan sajalah yang Maha Mulia, Maha Bijaksana, Maha Baik dan Maha dalam segala yang baik, indah, dan benar. Dan umat Katolik mengetahui hal ini dan tidak dibingungkan dengan identitas Allah yang sempurna.
b) Namun, di satu sisi, umat Katolik menghargai dan memandang secara istimewa putera-puteri Gereja yang telah berjasa dalam membangun Gereja di sepanjang sejarah Gereja Katolik. Penghargaan umat Katolik kepada individu-individu istimewa tersebut bukanlah berhenti pada individu tersebut, melainkan kepada Allah yang menciptakan mereka sedemikian, sehingga memampukan mereka bekerjasama dengan rahmat Allah dengan baik. Dengan kerjasama ini, mereka benar-benar dapat menampakkan buah-buah Roh secara berlimpah dan konsisten di dalam kehidupan mereka.
1) Kalau banyak orang mengagumi pieta, patung Bunda Maria memangku Yesus pada waktu diturunkan dari salib, maka saya yakin sang pemahat tidak akan berkeberatan. Saya yakin sang pemahat tidak akan mengatakan, “Hai, kamu semua jangan hanya mengagumi pieta, tapi kagumilah aku, yang memahatnya.” Sang pemahat tahu, orang-orang mengaguminya dengan mengagumi karya-karyanya. Sebaliknya, para pengagum juga tahu, bahwa patung tersebut hanyalah karya seni yang tidak dapat membuat dirinya sendiri, namun dipahat oleh seseorang seniman yang terkenal. Dan inilah esensi dari kekaguman umat Katolik kepada para Santa-Santo, terutama Bunda Maria. Umat Katolik tahu bahwa Bunda Maria adalah mahluk ciptaan, namun mahluk ciptaan yang istimewa.
2) Dalam natural order, kita melihat prinsip yang sama di mana-mana, misalkan: suatu negara memberikan penghargaan kepada para pahlawannya, suatu universitas memberikan penghargaan bagi murid-murid yang berprestasi. Dengan prinsip yang sama, maka Gereja Katolik juga memberikan penghargaan bagi putera-puteri Gereja yang telah menyelesaikan perjalanan hidup mereka di dunia ini dengan baik. Gereja Katolik tahu, bahwa kalau mereka menyelesaikan perjalanan hidup mereka dengan baik, itu bukan karena semata-mata usaha mereka sendiri, namun yang lebih penting adalah karena Tuhan yang memberikan rahmat kepada mereka. Namun di satu sisi, Gereja Katolik juga melihat bahwa mereka juga turut bekerjasama dengan Allah, sehingga rahmat Allah dapat dimanifestasikan dalam kehidupannya secara istimewa.
3) Kita melihat contoh Bunda Teresa dari Kalkuta, yang diberikan rahmat Allah secara istimewa, sehingga dia dapat berkarya dengan luar biasa di Kalkuta dan melihat Yesus pada setiap orang miskin yang dibantunya. Dia yang sebelumnya menjadi seorang guru di India, kemudian bekerjasama dengan rahmat Allah untuk keluar dari ordonya dan kemudian memberikan dirinya untuk melayani orang yang termiskin dan tertindas di Kalkuta. Karena rahmat Allah dan kerjasamanya, maka Tuhan memberkati ordo ini secara berlimpah dan menampakkan buah-buah yang berlimpah. Salahkah kalau dalam pengertian ini, Gereja Katolik menyebutnya sebagai pribadi yang istimewa, sehingga sekarang dia mendapatkan gelar “yang terberkati” dan suatu saat mungkin akan menjadi Santa Teresa dari Kalkuta?
c) Dengan keterangan di atas, maka kalau kita menyebut para santa-santo, juga Bunda Maria adalah pribadi yang istimewa, maka tidaklah menjadi masalah, karena memang mereka adalah pribadi-pribadi yang istimewa. Umat Katolik tahu, bahwa keistimewaan mereka terletak pada rahmat Allah yang dicurahkan kepada mereka, namun juga bagaimana mereka bekerjasama dengan rahmat Allah tersebut.
2) Kevin mengatakan “Bila kita mengukur ketetapan Tuhan berdasarkan standar moral manusia, maka anda tidak dapat menyebutnya sebagai Karunia / Rahmat (Grace). Grace itu terjadi karena kemurahan satu pihak, dan tidak berdasarkan pertimbangan atau bahkan standar pihak yang menerima grace.“
a) Menurut Kevin, apakah definisi dari grace atau rahmat? Apakah grace menghancurkan tatanan kodrat (natural order)? Apakah Tuhan memberikan rahmat kepada setiap manusia dalam kadar yang sama? Kita dapat mendefinisikan grace secara umum maupun khusus, seperti beberapa definisi yang spesifik, seperti: actual grace, antecedent grace, efficacious grace, external grace, fullness of grace, habitual grace, sufficient grace, dll. Kita tahu bahwa rahmat adalah pemberian Allah secara cuma-cuma, yang mengalir dari kebaikan Allah, sehingga dapat membawa orang yang diberikan rahmat kepada kehidupan abadi di Sorga. Mungkin sampai tahap ini, kita berdua setuju akan hal ini.
b) Yang mungkin membedakan pengertian grace di antara kita adalah Gereja Katolik melihat bahwa karena pemberian rahmat adalah tergantung dari kebaikan dan kebijaksanaan Allah semata, maka Allah dapat memberikan rahmat yang tidak sama kepada setiap orang. Dan ini berarti, Allah dapat memberikan rahmat kepada para santa-santo lebih besar dari kita, maupun rahmat kepada Bunda Maria lebih besar dari para santa-santo yang lain. Besarnya rahmat yang diberikan tergantung dari rencana Allah di dalam kehidupan mereka. Sebagian dari kita menjadi saksi Kristus yang baik, sebagian dari kita menjadi martir, sebagian menjadi pewarta, sebagian menjadi rasul, menjadi nabi, dan satu orang menjadi Bunda Allah. Kita dapat melihat hal ini dalam perumpamaan talenta, di mana Allah memberikan rahmat dalam takaran yang berbeda-beda pada setiap orang, sesuai dengan kemampuannya (lih. Mat 25: 15)
c) Justru karena Allah memberikan rahmat yang tidak sama kepada setiap orang dan Allah memberikan rahmat yang luar biasa kepada Bunda Maria untuk mengemban misinya sebagai Bunda Allah, maka Gereja Katolik melihat sosok Bunda Maria sebagai manusia yang istimewa. Gereja Katolik melihat bahwa Bunda Maria sebagai mahluk ciptaan yang begitu istimewa, karena rahmat Allah dicurahkan kepadanya secara penuh, sehingga ia disebut sebagai “penuh rahmat”/ full of grace (Luk 1: 28, terjemahan dari Vulgate, RSV).
d) Karena “grace perfects nature” atau rahmat menyempurnakan kodrat dan bukan merusak kodrat, maka rahmat Allah yang berlimpah tidak mengambil kodrat Maria yang mempunyai keinginan bebas, yang berarti Maria dapat menjawab “ya” atau “tidak” terhadap tawaran Allah untuk menjadi Bunda Allah. Jadi, dengan demikian, walaupun rahmat Allah adalah semata-mata karena kebaikan dan kebijaksanaan Allah semata, namun tetap tidak menghilangkan dimensi kodrat Bunda Maria yang menjawab “ya” terhadap rahmat Allah selama kehidupannya di dunia ini. Inilah sebabnya, Gereja Katolik melihat sosok Maria secara istimewa, karena dia menunjukkan bahwa dalam keadaan yang sulit, dia senantiasa mengatakan “fiat / ya” akan kehendak Allah, yang dibuktikan terakhir dengan “silent fiat” di bawah kayu salib.
e) Dan Kevin memberikan contoh “Bila ada seorang dermawan yang memberi hadiah sebuah rumah kepada seorang pengemis di jalan, umumnya / normalnya orang lain akan memuji sang dermawannya, bukan memuji pengemisnya. Adalah aneh kalo kita memuji sang pengemisnya dengan mengatakan kepadanya “anda istimewa” karena anda dipilih sang dermawan.“
Tentu saja orang akan memuji kedermawanan si pemberi, karena dialah sang pemberi. Namun, adalah yang jamak, kalau kita juga bertanya “Apakah yang dilakukan oleh sang pengemis, sehingga si derwaman memberikan rumah kepadanya?” Apakah sang dermawan tersebut hanya secara random memilih pengemis yang akan diberi rumah, atau apakah ada kriteria tertentu? Dan kita percaya bahwa derwaman tersebut dapat mempunyai kriteria tertentu, yang kita tidak tahu dasarnya.
Demikian juga dalam pemilihan Maria sebagai Bunda Allah. Kita sebagai manusia tidak dapat memilih ibu kita, namun Allah mempunyai kuasa untuk memilih seorang wanita yang akan menjadi BundaNya, saat Ia menjelma menjadi manusia. Dalam kebijaksanaannya, Yesus memilih untuk dilahirkan oleh satu wanita Yahudi, yang hidup di tahun 5-3 BC, yang hidup di Nazaret di daerah Galilea. Ini berarti, dalam kebijaksanaan-Nya, ada sesuatu yang spesial dari wanita ini, sehingga Tuhan memilihnya. Kalau kita tidak melihat ini sebagai sesuatu yang spesial, maka kita seolah-olah meragukan kebijaksanaan Tuhan, dan seolah-olah Tuhan hanya membuang undi, sehingga hasilnya adalah bukan karena kebijaksanaan-Nya namun merupakan kebetulan semata. Namun, karena Tuhan adalah maha tahu (omniscience), maka tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Mungkin sesuatu yang spesial dari wanita ini adalah apa yang disenandungkannya dalam magnificat, yaitu “47. dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, 48. sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49. karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus.” (Lk 1:47-49)
Dan kerendahan hati inilah yang ditunjukkan oleh Maria sepanjang hidupnya. Kerendahan hati (humility) adalah dasar dari semua kebajikan, yang memungkinan rahmat Allah mengalir secara bebas dalam kehidupan seseorang. Kerendahan hati inilah yang ditunjukkan oleh Maria, yang senantiasa menyadari akan rahmat Allah yang bekerja secara istimewa di dalam kehidupannya, sehingga Maria senantiasa menjawab “ya” akan kehendak Allah.
Kalau kita mau menghubungkan dengan contoh yang Kevin berikan, maka kita dapat mengatakan bahwa si pengemis telah menerima pemberian tersebut dengan kerendahan hati dan dia sendiri memuji kebaikan dari sang derwaman tersebut. Mungkin dia juga bertanggungjawab terhadap rumah yang diberikan, dengan cara merawat rumah yang diberikan, membersihkannya, sehingga rumah yang diberikan dapat semakin indah. Dalam kebijaksanaanya, si derwaman dapat memberikan pemberian yang lain, yaitu halaman yang luas. Kemudian pengemis tadi kembali mengatakan ya kepada di derwaman, menerima pemberian tersebut, dan tanpa takut lelah bercocok tanam, dari biji sampai kemudian menghasilkan sayur-sayuran dam buah-buahan yang segar dan berlimpah. Dan begitu seterusnya, sampai suatu saat si derwaman tersebut membawa sang pengemis untuk tinggal bersama dengannya di dalam kerajaannya.
Rahmat Allah bukanlah satu kali pemberian, namun mengalir setiap saat dalam kehidupan kita. Kita sering menolak rahmat Allah, sehingga kehendak Allah dalam kehidupan kita tidak dapat terlaksana secara maksimal. Namun, kita melihat hal yang istimewa dalam kehidupan santo- santa, dan terutama Bunda Maria. Kita melihat bagaimana mereka bekerjasama terhadap rahmat Allah, sehingga kehidupan mereka menjadi pantulan kasih, kebaikan, dan kebijaksanaan Allah.
Kalau kita percaya bahwa rahmat Allah mengalir dari kebijaksanaan dan kebaikan Allah, maka di dalam kebijaksanaan-Nya, Allah memilih secara khusus Bunda Maria untuk menjadi Bunda Allah. Tentu saja beberapa nabi yang lain, dan santa-santo adalah pribadi-pribadi yang istimewa. Namun, tidak ada yang lebih istimewa dari Bunda Allah, yang membawa Sang Penebus datang ke dunia ini. Dan dari begitu banyak orang, Tuhan di dalam kebijaksanaan-Nya memilih Bunda Maria. Kalau Tuhan melihat bahwa Bunda Maria adalah seseorang yang istimewa, sehingga dipilih oleh Allah sendiri, maka sudah semestinya kalau kita melihat Maria sebagai pribadi yang istimewa, kecuali kalau kita mengatakan bahwa Bunda Maria dipilih oleh Alah berdasarkan suatu undian atau secara kebetulan.
Di atas semua itu, janganlah kita lupa bahwa analogi si dermawan dan si pengemis itu tidak sepenuhnya cocok untuk menggambarkan Allah dan Maria dalam hal ini. Sebab baik si dermawan dan si pengemis yang dikisahkan di sini keduanya adalah manusia, maka si dermawan mempunyai keterbatasan pengetahuan akan keadaan si pengemis. Sedangkan Tuhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu dan Ia mengetahui segalanya; termasuk tentang segala ciptaannya. Maka, Allah sudah tahu sejak awal mula akan peran khusus Bunda Maria dalam rencana keselamatan-Nya: yaitu bahwa Maria, yang diberi rahmat-Nya secara istimewa akan selalu bekerjasama dengan rahmat-Nya itu sampai pada akhirnya.
3) Kevin mengatakan “Mengenai Lukas 1:28 itu Sdri Inggrid salah baca… karena di Alkitab Terjemahan Baru tertulis: Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. … Tidak tepat bila malaikat diganti menjadi Allah / Tuhan. Jadi yang menyapa adalah malaikat Gabriel, bukan Tuhan. Bila Tuhan yang berkata, tentu kalimatnya akan begini, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Aku menyertai engkau.”, atau “Salam, hai engkau yang Aku karuniai, Aku Tuhanmu menyertai engkau.”. Jadi saya mohon kepada Sdri Inggrid agar tidak merubah-rubah ayat, karena dng ayat yang otentik saja belum tentu bisa mencapai konklusi ideal, apalagi kalo ayatnya dirubah, akan lebih rumit lagi karena acuannya makin simpang siur.””
a) Tentu saja semua orang yang membaca Alkitab tahu bahwa pada ayat Lk 1:28, malaikat Gabriel-lah yang menyampaikan kabar kepada Maria. Pada waktu Ingrid mengatakan “Sebab jika tidak demikian, Allah tidak akan berkata demikian kepada Bunda Maria, “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau!” (Luk 1:28)“, maka kami melihat esensi dari ayat tersebut. Kita tahu bahwa malaikat (anggelos) adalah pembawa berita. Dan pembawa berita hanya menyampaikan pesan dari sang pengirim berita. Dengan demikian, pesan tersebut adalah pesan Allah dan bukan pesan si pembawa berita.
b) Kalau kita menganalisa, orang yang membawa berita dari seorang raja dianggap sebagai orang yang mewakili raja tersebut, sehingga kita sering melihat pada waktu dibacakan berita tersebut, semua orang bertekuk lutut, karena menganggap bahwa raja tersebut hadir pada saat pesan tersebut dibacakan. Jadi, tidaklah salah kalau kita mengatakan bahwa Allah-lah yang mengatakan kepada Maria. Malaikat Allah tidak akan mengatakan “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau,” (Luk 1:28) jika seandainya Tuhan sendiri tidak mempunyai maksud untuk memberi salam kepada Maria secara istimewa, dan mengatakan bahwa Tuhan menyertai Maria.
c) Dengan demikian, tidak maksud dari ayat tersebut yang diubah. Akan menjadi berubah kalau Kevin dapat menemukan ada pesan dari malaikat yang bukan merupakan pesan Allah, sehingga kita perlu menganalisa, apakah pesan tersebut dari Allah atau bukan. Apalagi kalau malaikat yang diutus bukan hanya sekedar malaikat, namun penghulu malaikat, yaitu Malaikat Gabriel. Kita sering melihat di dalam Perjanjian Lama, bagaimana malaikat sering digunakan bergantian dengan kata Tuhan sendiri. Kita melihat di Kej 22:11 “Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: “Abraham, Abraham.” Sahutnya: “Ya, Tuhan.”” Silakan melihat pembahasan tentang hal ini secara lebih mendalam di sini (silakan klik). Contoh yang lain: (1) Setelah malaikat Tuhan berbicara kepada Hagar tentang Ismael (lih. Kej 16:7-12), maka Hagar menjawab “Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?“” (Kej 16:13), (2) Setelah Yakob bergumul melawan malaikat Allah, di ayat Kej 32:28 dikatakan “Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.”” (3) Lihat juga kisah Gideon (Hak 6:20-23) yang dikunjungi oleh malaikat Tuhan, dan kemudian di ayat 24 dikatakan “Tetapi berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Selamatlah engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati.“
4) Kevin mengatakan “Sebaiknya Sdri Inggrid tidak membandingkan statement Tuhan atas setiap orang, karena itu bukan perbandingan yang adil / seimbang. Dengan analogi yang sama, saya juga bisa mengatakan bahwa Tuhan hanya memberikan karunia membelah laut kepada Musa, dan tak seorangpun di dunia ini (termasuk Maria) yang diberi karunia special itu. Apakah karena itu lalu kita bisa menyebut Musa istimewa? Hal yang sama bisa diterapkan kepada Abraham sbg bapak perjanjian, Salomo yg membangun bait Allah, dsb. Bahkan Alkitab mencatat ada 2 orang yang diangkat Allah ke sorga selagi hidup beserta tubuh fisiknya, yaitu Henokh dan Elia. Apakah peran mereka istimewa? Ataukah memang Allah mau memilih mereka tanpa ditambahi unsur peranan manusia?“
a) Seperti pada point-point sebelumnya, tidak menjadi masalah bahwa kita menyebut para nabi adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah secara istimewa, karena mereka berperan dalam karya keselamatan Allah. Dan kita dapat juga menyebut santa-santo adalah orang-orang yang istimewa yang diberikan rahmat Allah secara istimewa, sehingga mereka dapat menghasilkan buah-buah Roh yang berlimpah dalam kehidupan mereka. Mereka semua adalah orang-orang istimewa dalam kapasitasnya masing-masing.
b) Namun, kita semua mengakui bahwa di dunia ini, tidak ada peristiwa yang lebih istimewa daripada kedatangan Kristus ke dunia, karena inilah pemenuhan dari segala sesuatu yang dijanjikan oleh Tuhan melalui para nabi beribu-ribu tahun sebelumnya. Kedatangan Kristus telah dinubuatkan sebelumnya dan kelahiran-Nya melalui seorang perawan juga telah dinubuatkan sebelumnya (lih. Yes 7:13-14). Dan perawan ini, yang telah dinubuatkan sebelumnya – yang berarti telah dipilih Tuhan sejak awal mula – terpenuhi dalam diri Maria. Justru karena Maria telah dipilih oleh Allah, maka kita tahu bahwa Maria adalah istimewa dan mempunyai peran istimewa dalam rencana keselamatan Allah. Tuhan dapat memilih banyak nabi, banyak santa- santo, banyak Paus, banyak pendeta, banyak pastor, namun Tuhan hanya dapat memilih satu orang untuk menjadi Bunda Allah. Kalau Tuhan memilihnya secara istimewa, siapakah kita yang tidak mau mengatakan bahwa Maria adalah pribadi yang istimewa?
c) Kevin mengatakan lebih lanjut “Siapakah manusia di bumi ini yang bisa membandingkan mana yang lebih solid, ketaatan Henokh, Elia, Musa, Maria, Abraham, Nuh, Yesaya, Paulus, Petrus, dll…. Bila ada manusia yang bisa menyebut salah satu dari sekian tokoh diatas ketaatannya (kepada Tuhan) lebih solid dibandingkan yang lain, maka manusia itu sungguh sangat sombong dengan memasuki area yang tidak dia pahami, karena yang mengetahui soliditas ketaatan / kelayakan manusia hanyalah Tuhan seorang.“
1) Kita tidak dapat membandingkan antara nabi yang satu dengan nabi yang lain tentang derajat ketaatan mereka, karena masing-masing dari mereka juga menunjukkan beberapa kelemahan. Namun, kita dapat mengatakan bahwa Maria adalah yang paling taat dan menjadi masterpiece dari segala mahluk, justru karena dia telah dipilih terlebih dahulu, untuk menjadi Bunda Allah, sehingga dia dipersiapkan secara khusus untuk mengemban tugas yang begitu mulia ini. Kalau Tuhan sendiri memberikan diri-Nya untuk mengambil kodrat manusia melalui Maria, maka di dalam kebijaksanaan-Nya, Tuhan telah mempersiapkan Maria untuk mengemban tugas ini.
Tuhan sendiri mempersiapkan nabi Yeremia menjadi nabi dengan menguduskannya, dengan mengatakan “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” (Yer 1:5). Kalau Tuhan telah mempersiapkan nabi Yeremia, maka, apakah yang menghalangi Tuhan untuk mempersiapkan Maria untuk mengemban tugas yang lebih besar, dengan memberikan rahmat pengudusan (sanctifying grace) dan rahmat-rahmat yang lain, yang lebih besar dari semua orang? Justru karena tugasnya yang lebih besar inilah, maka kita dapat menyimpulkan bahwa Tuhan memberikan kepada Maria rahmat secara istimewa – lebih istimewa dari segala rahmat pernah diberikan kepada manusia. Dan oleh karena itu, tidaklah berlebihan, kalau para Bapa Gereja mengatakan bahwa Maria telah dijaga sebelumnya, sehingga dia tidak mempunyai dosa asal. Silakan membaca artikel tentang hal ini di sini (silakan klik).
Dan kalau banyak Bapa Gereja melihat Maria sebagai pribadi yang istimewa, maka hal itu tidak dapat disimpulkan sebagai suatu kesombongan. Hal ini disebabkan karena mereka melihat bagaimana rahmat Allah dan keinginan bebas manusia bekerjasama dengan sempurna di dalam diri Maria. Ada banyak kutipan dari Bapa Gereja tentang hal ini. Namun, mungkin Kevin tidak terlalu mempercayai apa yang dikatakan oleh para Bapa Gereja dari Gereja Katolik. Mari sekarang kita melihat apa yang dikatakan oleh beberapa pendiri Protestan:
Martin Luther:
[She is the] highest woman and the noblest gem in Christianity after Christ . . . She is nobility, wisdom, and holiness personified. We can never honor her enough. Still honor and praise must be given to her in such a way as to injure neither Christ nor the Scriptures. (Sermon, Christmas, 1531).
No woman is like you. You are more than Eve or Sarah, blessed above all nobility, wisdom, and sanctity. (Sermon, Feast of the Visitation, 1537).
It is a sweet and pious belief that the infusion of Mary’s soul was effected without original sin; so that in the very infusion of her soul she was also purified from original sin and adorned with God’s gifts, receiving a pure soul infused by God; thus from the first moment she began to live she was free from all sin” (Sermon: “On the Day of the Conception of the Mother of God,” 1527).
She is full of grace, proclaimed to be entirely without sin- something exceedingly great. For God’s grace fills her with everything good and makes her devoid of all evil. (Personal {“Little”} Prayer Book, 1522).
“. . . she is full of grace, proclaimed to be entirely without sin. . . . God’s grace fills her with everything good and makes her devoid of all evil. . . . God is with her, meaning that all she did or left undone is divine and the action of God in her. Moreover, God guarded and protected her from all that might be hurtful to her.” (Ref: Luther’s Works, American edition, vol. 43, p. 40, ed. H. Lehmann, Fortress, 1968)
“. . . she is rightly called not only the mother of the man, but also the Mother of God. . . . it is certain that Mary is the Mother of the real and true God.”
Ref: Sermon on John 14. 16: Luther’s Works (St. Louis, ed. Jaroslav, Pelican, Concordia. vol. 24. p. 107)
John Calvin:
“It cannot be denied that God in choosing and destining Mary to be the Mother of his Son, granted her the highest honor.” (John Calvin, Calvini Opera [Braunshweig-Berlin, 1863-1900], Volume 45, 348.)
“To this day we cannot enjoy the blessing brought to us in Christ without thinking at the same time of that which God gave as adornment and honour to Mary, in willing her to be the mother of his only-begotten Son.“(John Calvin, A Harmony of Matthew, Mark and Luke (St. Andrew’s Press, Edinburgh, 1972), p.32.)
Ulrich Zwingli:
“It was fitting that such a holy Son should have a holy Mother.”(E. Stakemeier, De Mariologia et Oecumenismo, K. Balic, ed., (Rome, 1962), 456.)
“The more the honor and love of Christ increases among men, so much the esteem and honor given to Mary should grow.” (E. Stakemeier, De Mariologia et Oecumenismo, K. Balic, ed., (Rome, 1962), 456.)
d) Kemudian Kevin mengatakan “Untuk mengatasi manusia-manusia serong yang sok tahu bicara soal ketaatan dan rahmat inilah Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakannya di Markus 10:18 dan Lukas 18:19, Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.“
1) Silakan melihat apa yang dikatakan oleh Martin Luther, John Calvin, Ulrich Zwingli di atas. Apakah dengan demikian maka para pendiri Protestan di atas adalah manusia yang serong dan sok tahu bicara soal ketaatan Maria? Walaupun dalam banyak hal mereka mempunyai perbedaan doktrin dengan Gereja Katolik, namun para pendiri Protestan menghormati Maria secara khusus, seperti yang terlihat dari tulisan-tulisan mereka. Silakan membandingkan tulisan-tulisan mereka tentang Maria dan tentang nabi-nabi yang lain. Mengapa mereka memuji kemurnian, keagungan Maria, yang hanya berada di bawah Kristus? Hal ini dikarenakan mereka melihat bahwa Tuhan telah menganugrahkan rahmat secara istimewa kepada Maria, sehingga dia dapat menjadi pribadi yang istimewa, yang terus bertumbuh dalam rahmat selama hidupnya, yang senantiasa murni dan tak tercela, karena dia tidak mengecap dosa, sehingga terberkatilah dia di antara semua perempuan (lih. Lk 1:42).
2) Ayat yang diberikan oleh Kevin, yaitu Mk 10:18 dan Lk 18:19, mengatakan “Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja.” Sebenarnya ayat ini digunakan oleh Yesus untuk mempertegas kodrat Ilahi-Nya. Di ayat 17 dikatakan “..Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Dengan demikian, Yesus ingin mengatakan “Engkau menyebut bahwa Aku adalah Guru yang baik. Aku mengatakan bahwa yang baik hanyalah Allah saja. Oleh karena itu, apa yang kau katakan bahwa aku adalah Guru yang baik adalah benar, karena Aku adalah Allah.”
Tidak berarti bahwa ayat ini melarang untuk seseorang mengatakan bahwa “seseorang baik”. Kita melihat, Alkitab yang sama mengatakan “Adalah seorang yang bernama Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar.” (Lk 23:50) dan “Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.” (Mt 12:35) dan “karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.” (Kis 11:24).
Kita melihat bahwa kata yang “baik” yang sama (agathos) digunakan di ayat-ayat tersebut. Kita dapat mengatakan seseorang baik, dengan suatu konsep bahwa semua kebaikan berpartisipasi dalam kebaikan Allah, karena hanya Allah sajalah kebaikan itu sendiri, sama seperti kita berpartisipasi dalam kasih Allah, karena Allah adalah kasih itu sendiri. Dengan demikian ayat (Mk 10:18 dan Lk 18:19) yang digunakan Kevin untuk menegur orang-orang yang mengatakan bahwa Bunda Maria istimewa dan baik, tidaklah relevan.
5) Kevin mengatakan “Tuhan harus jadi manusia, datang ke dunia, untuk menebus dosa manusia, semua itu DIA lakukan untuk melayakkan yang tidak layak, bukan menerima yang sudah layak. Dia menebus dosa manusia, artinya semua mahluk yg disebut manusia itu berdosa, sehingga perlu campur tangan Tuhan untuk penebusannya. Ketika Tuhan menebus, sesungguhnya kita manusia itu TIDAK LAYAK ditebus, tapi KASIHNYA yang luarbiasa menyebabkanNYA melakukan hal yang spektakuler, MENEBUS yang TIDAK LAYAK untuk ditebus.“
a) Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Bunda Maria tidak memerlukan penebusan Puteranya sehingga dia terlepas dari dosa asal dan dosa-dosa pribadi selama hidupnya di dunia ini. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Maria telah ditebus oleh Puteranya sebelum ia dilahirkan ke dunia, sehingga pada waktu ia lahir, ia terlepas dari dosa asal. Dengan demikian, Bunda Maria tetap memerlukan penebusan Puteranya. Karena Tuhan tidak terikat oleh dimensi waktu, maka Yesus dapat menebus ibu-Nya sebelum terjadi misteri Paskah-Nya, yang merupakan sumber rahmat.
Kalau Allah adalah kudus, dan tidak dapat bercampur dengan dosa, maka sungguh fitting, kalau Bunda Maria juga tanpa dosa, karena kemanusiaan Yesus mengalir dari Maria. Inilah sebabnya Martin Luther mengatakan hal yang sama “It is a sweet and pious belief that the infusion of Mary’s soul was effected without original sin; so that in the very infusion of her soul she was also purified from original sin and adorned with God’s gifts, receiving a pure soul infused by God; thus from the first moment she began to live she was free from all sin” (Sermon: “On the Day of the Conception of the Mother of God,” 1527).
Pertanyaan saya, apakah Martin Luther yang mempercayai “sola scriptura” salah dalam mengartikan kekudusan Maria, yang lahir tanpa dosa asal dan tidak berbuat dosa selama hidupnya? Kalau sampai salah, dimanakah kesalahannya? Dan apakah parameter yang digunakan oleh Kevin untuk menilai kesalahan tersebut? Kalau Martin Luther benar, maka mengapa Kevin dan sebagian orang Protestan tidak dapat menerima bahwa Bunda Maria adalah terlahir tanpa noda dan suci seumur hidupnya, sehingga membuatnya menjadi pribadi yang melebihi siapapun di dunia ini (selain Kristus)?
b) Pernyataan Kevin bahwa Kristus datang untuk menebus dosa manusia adalah benar. Namun, seseorang dapat ditebus dengan: 1) cara diperbaiki dari sesuatu yang telah rusak 2) atau dengan menjaga sesuatu dari kerusakan. Cara kedua inilah yang dipakai oleh Tuhan untuk membebaskan Maria dari dosa asal dan dosa pribadi. Dan rahmat ini diberikan secara khusus kepada Maria, karena justru perannya yang begitu vital dalam rencana keselamatan Allah.
6) Kevin menyimpulkan “Akhirnya itu disebut Grace / Karunia / Rahmat, karena memang diberikan kepada orang yang tidak layak menerimanya. Kalo sesuatu itu diberikan kepada yang layak menerima, namanya bukan Anugerah / Rahmat / Karunia, tapi namanya UPAH. Manusia tidak berjasa kepada ALLAH sehingga manusia layak menerima pengampunan dariNYA, namun ALLAH sendirilah (dng keputusan pribadiNYA) MEMILIH untuk menebus dosa manusia. Siapakah manusia sehingga dia bisa memiliki superioritas terhadap yang lain? apalagi dapat dipandang layak untuk suatu karunia?“
a) Memang benar bahwa rahmat diberikan secara cuma-cuma kepada manusia, juga termasuk kepada Bunda Maria. Namun, karena itu adalah cuma-cuma, maka juga terserah kepada Allah untuk memberikan rahmat yang terbesar kepada Maria, karena perannya untuk mendatangkan Kristus ke dunia ini. Kemudian, rahmat bukanlah sesuatu yang terjadi hanya satu kali dan tidak terjadi terus-menerus. Keistimewaan Maria justru pada besarnya rahmat yang diberikan Allah kepada Maria dan bagaimana Maria senantiasa bekerjasama dengan rahmat Allah secara terus-menerus selama hidupnya, sehingga rahmat Allah dapat terus tercurah secara penuh. Dan karena Tuhan Maha Tahu, maka sejak dari awal penciptaan, Tuhan telah mengetahui hal ini.
b) Rahmat Allah dicurahkan kepada manusia dan bukan kepada robot, sehingga manusia mempunyai kemampuan untuk menerima atau menolak rahmat Allah. Dengan demikian, ada kerjasama antara rahmat Allah dan keinginan bebas manusia. Memberikan penekanan pada rahmat (grace) tanpa melihat aspek keinginan bebas manusia (free will) menjadikan manusia seperti robot. Sebaliknya, mengedepankan keinginan bebas tanpa rahmat Allah membuat seolah-olah manusia dapat menyelamatkan dirinya tanpa Allah. Maka, penekanan hanya grace saja tanpa free will atau free will saja tanpa grace, keduanya keliru. Grace (rahmat) dan free will (kehendak bebas) harus bekerja sama dalam menuntun seseorang kepada keselamatan.
Maria tidak membanggakan dirinya sendiri, bahkan dia justru mengakui akan rahmat Allah yang tercurah kepadanya secara luar biasa kepadanya. Namun, karena Allah sendiri yang memilih Bunda Maria sebagai Bunda Allah, maka kita semua seharusnya setuju bahwa Bunda Maria dipilih secara istimewa oleh Allah, berdasarkan kebijaksanaan-Nya. Jadi, kalau Gereja Katolik dan beberapa pendiri gereja Protestan mengatakan bahwa Bunda Maria adalah figur yang istimewa, yang tertinggi dari seluruh umat manusia setelah Kristus, itu justru karena menghormati keputusan Allah yang memilih yang terbaik. Terbaik di sini jangan dilepaskan dari rahmat Allah, karena Gereja Katolik juga tidak mengajarkan bahwa seseorang dapat mencapai kekudusan tanpa rahmat Allah.
c) Kevin menutup dengan “Intinya, menganggap rahmat / karunia yang diberikan Allah harus didasarkan pada kriteria tertentu dari si penerima rahmat justru bertolak belakang dengan keinginan Allah karena sudah masuk ke area memuliakan “allah” lain dan itu adalah pemberhalaan.“
1) Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa Bunda Maria dipilih oleh Allah karena dia suci dengan kemampuannya sendiri terlebih dahulu. Namun, Gereja Katolik justru percaya bahwa Maria dipilih, dipersiapkan secara istimewa oleh Tuhan. Dan pemilihan ini dilakukan berdasarkan kebijaksanaan Tuhan. Pemilihan ini dilakukan secara sadar (deliberation) oleh Tuhan, dengan memilih yang terbaik dari seluruh umat manusia untuk menjadi Bunda Allah.
Secara sadar kita tahu bahwa dalam kebijaksanaan Tuhan, Dia mempunyai kriteria tersendiri dalam memilih Bunda Maria. Kalau pemilihan Bunda Maria dilakukan tanpa kriteria dari Allah, maka pemilihan tersebut menjadi seperti kebetulan atau hanya membuang undi.
2) Dan di dalam kemahatahuan-Nya, Allah telah melihat bahwa Maria akan terus bekerjasama dengan rahmat Allah, sehingga rahmat Allah terus mengalir secara penuh di dalam hidupnya, lebih penuh daripada pada manusia yang lain yang pernah ada (selain Kristus). Dengan demikian, kalau Gereja Katolik dan beberapa pendiri Protestan mengatakan bahwa Bunda Maria adalah sosok yang paling istimewa, itu disebabkan karena rahmat Allah dan keinginan bebas manusia bekerjasama secara harmonis dalam diri Maria. Kita mengingat apa yang dikatakan oleh St. Agustinus “God who created you without you, will not save you without you” (St Augustine, Sermo 169, 13)
Dan kalau kita menyadari bahwa keistimewaan Bunda Maria tidak terlepas dari Allah, maka kita tidak bertolak belakang dengan keinginan Allah, apalagi menjadikannya sebagai allah lain. Justru melalui sosok Bunda Maria, seluruh umat manusia dapat melihat karya terbesar Allah, yang dapat memberikan inspirasi kepada seluruh umat manusia. Dan kebesaran Bunda Maria justru karena kerendahan hatinya dan terus bekerjasama dengan rahmat Allah secara terus-menerus.
Semoga dengan jawaban ini, Kevin dapat melihat dasar yang kuat mengapa Gereja Katolik menempatkan Bunda Maria sebagai sosok yang istimewa, yang lebih daripada manusia yang lain yang pernah ada (selain Kristus).
Syalom, Ada banyak saudara2 kita yang beranggapan bahwa sosok Maria tidak sangat penting dalam proses hadirnya Yesus dalam dunia, tapi jangan dilupakan bahwa Maria hanya seorang manusia, tidak lebih dari Daud, Musa, Elia, dll. Tetapi bukan berarti sosok Manusia itu harus dipuji2.. saya hanya mau mengingatkan kembali bahwa Allah kita adalah Allah yang cemburu, dan tidak satupun dalam bumi ini layak disembah diagungkan, dan dimuliakan. Kita harus belajar dari kejadian Bintang Timur atau yang kita kenal dengan Lusifer, dia dibuang ke bumi karena dia menyombongkan dirinya dan merasa dia layak untuk disembah, pada akhirnya Tuhan campakkan dia ke bumi. Hanya… Read more »
Syaloom,
Ketika saya berdoa rosario hari ini, saya berpikir wah hebat banget ya Bunda Maria bisa taat, tapi setelah dipikir2 lagi, dan kedengeran lagu yg baitnya “bukan karena kekuatanku, namun Roh-Mu ya Tuhan”
Saya jadi berpikir kehebatan Bunda Maria, dan ketaatannya berasal dari kasih karunia Allah. Dan kehebatan Bunda Maria hanya bisa merespon semua kasih itu dengan baik.
Apakah betul begitu? Atau saya salah berpikir, karena tiba2 pikiran saya lari2 ke arah jadi Tuhan yang menciptakan Bunda Maria sehingga diciptakan taat sekali, dan akhir2 nya lari2nya ke double Predestination. Saya bingung nih. Mohon bantuannya
Terima kasih
Shalom Leonard, Terima kasih atas pertanyaannya. Ketaatan Bunda Maria untuk melakukan kehendak Allah hanya mungkin kalau dia menerima rahmat secara khusus dari Tuhan. Namun, manusia juga dapat menolak rahmat Allah. Dengan demikian, kita dapat melihat peran rahmat dan kehendak Bunda Maria secara semestinya. Tanpa rahmat Allah yang diberikan secara khusus kepada Bunda Maria, maka Bunda Maria tidak akan mampu menjalankan misinya sebagai Bunda Allah. Namun, sebaliknya, tanpa kerjasama dari kehendak bebas Bunda Maria, maka rahmat itu tidak tertanggapi. Prinsip yang harus dipegang adalah rahmat tidak menghilangkan kehendak bebas, melainkan rahmat (grace) menyempurnakan (perfects) kodrat (nature). Silakan membaca diskusi tentang kehendak… Read more »
Syaloom Pak Stef,
Iya ketika saya membaca kisah kehidupan St Theresia Kanak2, dikatakan kalau Rahmat itu menyempurnakan bukan mengubah kehendak bebas, sebenarnya saya masih agak2 bingung, tetapi saya sudah lebih jelas daripada kemarin…
Terima Kasih
Dan kemarin saya ada pertanyaan ttg diskusi saya dengan teman, sudah di jawab atau belum ya?
karena saya tidak bisa buka internet beberapa hari dan saya lupa saya tanya itu di thread mana. Kalau belum di jawab tidak apa2 pak, saya mengerti banyak yg belum dijawab. [dari katolisitas: nanti pasti akan dijawab]
Terima Kasih
Tuhan memberkati
Syalom, Menyangkut Bunda Maria saya selaku umat Protestan secara pribadi saya minta kepada seluruh umat Protestan untuk kembali melihat pada kebenaran bahwa sesungguhnya Ibu Maria yang melahirkan Yesus Kristus yang adalah Tuhan, adalah wanita yang hidup dalam kekudusan bukan berarti Maria tidak memiliki kelemahan (tanpa dosa) tetapi ibu Maria mendapat kasih karunia dari Allah di antara sekian banyak wanita, untuk menyelenggarakan visi dan misi Allah melalui kandungannya. Jadi sebagai umat Protestan kita harus mengakui bahwa Ibu Maria adalah wanita yang memang hidup dalam kekudusan sebelum mengandung Yesus sampai melahirkan Yesus bahkan sampai mati Ibu Maria tetap mempertahankan kekudusan. makanya jangan… Read more »
Shalom Frengky, Terima kasih atas pesan anda. Tetapi mohon maaf, nampaknya anda salah paham. Kami umat Katolik tidak menyembah Bunda Maria. Hal ini sudah dengan panjang lebar dibahas di artikel ini: Sekali lagi kesalahpahaman tentang Bunda Maria, silakan klik. Sedangkan tentang apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, tentang devosi kepada Bunda Maria, silakan klik. Jika umat Katolik berdevosi kepada Bunda Maria, itu bukan karena kami menyembahnya, namun karena kami menghormatinya sebagai ibu rohani kami, karena Kristus sendiri memberikan Bunda Maria kepada kita umat beriman agar menjadi ibu kita (lih. Yoh 19:26-27). Kami tidak pernah mensejajarkan Bunda Maria dengan Kristus, sebab… Read more »
Selamat malam Katolisitas… memang sering sekali umat kristen non-katolik memperdebatkan soal ini kepada umat katolik. mereka tdk dpt menerima kenapa kita berdoa kepada Bunda Maria, mrk hny percaya dan berdoa pada Tuhan. menurut mereka Bunda Maria itu hanya manusia biasa yang istilahnya ‘lucky’ saja karena Yesus lahir dari rahimnya. mrk ad yang bertanya mungkin nggak Yesus lahir dari rahim wanita lain pada saat itu? kata mereka jika Tuhan menghendaki, apapun bisa terjadi, termasuk apabila Tuhan menghendaki Yesus lahir dari rahim wanita lain, pasti akan terjadi. Begitu kata mereka… sy sudah coba menjelaskan bahwa nggak mungkin Yesus lahir dari rahim wanita… Read more »
Setelah lebih dua jam membaca diskusi ini dengan konsentrasi penuh, syukur dan terima kasih kepada Tuhan, dan terima kasih kepada sdr Stef dan Ingrid berdua yang telah meng-upgrade apa yang selama ini saya ketahui, kini menjadi bagian dari keyakinan saya sebagai orang Katolik. Sebagai tuan dan nyonya rumah situs Katolisitas saya juga bangga karena anda berdua tidak saja telah “mati-matian” menguras kemampuan mengaduk-aduk dan merujuk dokumen yang amat lengkap dan amat authoritative serta tetap bersikap sportif namun sopan sebagai tuan dan nyonya rumah kendati menghadapai “tamu luar” yang sikap dan kata-katanya tidak senantiasa mudah diterima. Sebagai layaknya tuan rumah yang… Read more »
Dear Saudara2ku yg dikasihi Tuhan Yesus Kristus, kita semua yg percaya kepada Tuhan Yesus Kristus adalah ibarat seperti pohon anggur, yg sengaja diciptakan Tuhan untuk menghasilkan anggur dan bukan menghasilkan buah maja yg pahit. Nah kadar manisnya anggur kita tergantung seberapa besar kasih kita kepada Tuhan dan manusia, saya yakin semua pohon anggur diciptakan olehNya untuk kebaikan dan kemuliaan Tuhan. Salah satu tugas manusia hidup di bumi adalah untuk mengasihi manusia lain…bukan menghakimi manusia lain, apalagi kita ini kan sesama pohon anggur…eh masa anggur makan anggur hehehe… Diskusi dan penjelasan saudara2 sungguh baik, saya harap ini semua tetap dilandasi oleh… Read more »
Shalom saudaraku Danny, berbeda pendapat itu hal biasa, karna akan semakin mendewasakan kita dengan cara berfikir. Untuk saudara saudaraku yang sudah masuk di site ini mohon kesadarannya atas posisi anda masing- mansing. Ini adalah sitenya katholik, jadi semua yang dibahas disini adalah iman katholik. Bagi anda2 yang yang mengimani lain silahkan anda berdiskusi dengan sopan boleh-boleh saja anda tidak setuju dengan tim katolisitas, tapi harap disampaikan dengan car sopan dan penuh kasih. Apalagi dengan kata-kata yang kasar itu sangat tidak mencerminkan kasih Kristus, sekali lagi saya tekankan boleh untuk tidak setuju dengan iman katholik tapi dengan cara tidak dengan menghina… Read more »
“Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya” Berbicara kehendak Tuhan….sudah pasti tidak dapat dipahami oleh semua org….karena otak manusia yg terlalu kecil jika dibandingkan dengan kebesaran Tuhan yang maha besar…sebaiknya kita tidak memperdebatkan Bunda Maria….dengan berbicara menggunakan akal manusia……akan memandang semua dengan penuh keterbatasan…..tetapi berbicaralah dengan menggunakan Iman Kepercayaan kita yang sudah sekian lama……….dari dulu sampai sekarang………tak pernah terbantahkan……………dan tetap abadi…… saya dari kecil….sudah disampaikan oleh Orang Tua saya ” Mengenai Bunda Maria” sampai sekarang…saya percaya “Bunda Maria”…..bahkan semua doa, devosi kepada Bunda Maria mempunyai kekuatan yang sangat Dahsyat ( lihat di face book “Bunda Maria Perawan Suci”) bukan sedikit… Read more »
Shalom Francis, Yang kami lakukan di atas ini sebenarnya bukan untuk memancing perdebatan tentang Bunda Maria. Kami hanya menyampaikan apa yang menjadi ajaran Gereja Katolik tentang Bunda Maria, dan menjawab pertanyaan dari pembaca seputar topik tersebut. Maka, jika anda sudah yakin akan pertolongan kuasa doa Bunda Maria, bersyukurlah kepada Tuhan. Sebab memang demikianlah adanya, bahwa Bunda Maria mendukung karya keselamatan Kristus dengan perantaraan doa- doanya. Bahwa sudah banyak orang yang disembuhkan dan dibawa kepada pertobatan sejati melalui perantaraan doa Bunda Maria, itu adalah suatu fakta, dan kita bersyukur kepada Tuhan karenanya. Namun, kalau masih ada orang- orang yang tidak meyakini… Read more »
Inggrid, saya biasanya ditanyain tentang Bunda Maria oleh org protestan, islam, pantekosta…dan saya selalu menjawab begini…. “jika engkau ingin mencari tau mengenai Bunda Maria, jadilah katolik terlebih dahulu….karena hanya Iman Katolik yg bisa menyelami misteri Santa Perawan Maria” saya pikir dengan cara apa pun yg kita jelaskan dengan status dia sebagai “protestan” atau “pantekosta” adalah sangat sulit utk dipahami saya sangat senang penjelasan anda dengan berdasarkan KITAB SUCI, tapi kenapa mereka tidak juga mengerti…padahal kita memakai Kitab yg sama ( cuma beda ada kitab deoterokanonika )…. karena tujuannya bukan utk mencari tau atau ingin mengenal…tetapi mencari celah utk menyalahkan kita….… Read more »
Salam damai,
Setelah baca tanggapan dari sdr kevin saya di sadarkan selama ini gereja katolik mengklaim bahwa yg bicara dan datang ama maria adalah Tuhan padahal alkitab menyatakan malaikat gabriel, nah pak tey kebenarannnya yg benar yang mana?
Adri
Shalom Adri,
Terima kasih atas pertanyaannya. Seperti yang dituliskan di Alkitab, Gereja Katolik percaya bahwa yang menyampaikan pesan kepada Maria adalah Malaikat Gabriel. Namun pesan yang disampaikan kepada Maria adalah pesan dari Tuhan, seperti yang dituliskan “Jawab malaikat itu kepadanya: “Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.” (Lk 1:19). Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Memang benar pak Adri yang menyampikan adalah malikat, tapi malikat itu suruhan siapa? [edit] harap dimengerti. Tuhan memberkati.
Dear Kevin dan Pengasuh Katolisitas, Saya mencoba untuk memahami diskusi yang berkelanjutan ini meski saya kadang tidak sanggup memahami diskusi yang terlalu panjang. Sdr. Kevin mempertanyakan sesuatu tentang Bunda Maria, dan Pengasuh telah menjelaskan dengan terbuka. Tapi setelah saya membaca tanggapan balik dari sdr. Kevin, saya merasa bukan diskusi yang akan dikembangkan, tetapi menyalahkan Gereja Katolik dan terkesan tidak akan menerima sampai kapanpun. Mungkin inilah yang juga dimaksud dengan rahmat Allah yang dikaruniakan kepada setiap manusia tetapi ditanggapi secara berbeda (tidak sama) oleh setiap manusia. Iman (percaya) sungguh suatu rahmat, sekaligus suatu pilihan “fiat”. Saya berharap kita semua hidup dalam… Read more »
Terimakasih sekali, saya sangat terbantu membaca artikel ini.Saya berdoa Semoga Tuhan memberkati Bapak dengan limpahan Rahmat sehingga Bapak dapat selalu mewartakan kebenaran akan iman Katolik baik itu kepada umat Katolik maupun yang diluar. Sungguh saya sangat terbantu membaca artikel ini. Satu pertanyaan saya untuk Bapak terkait dengan Kehendak Bebas Maria, apakah yang akan terjadi jika Maria mengatakan tidak? Apakah penebusan itu dapat dilangsungkan? Sebab saya banyak kawan2 Protestan yang mengatakan Tuhan bisa memilih siapa saja menjadi ibunya kalau MAria menolak, tidak ada yang istimewa dalam peran Maria.
Salam
Dela
Shalom Dela, Terima kasih atas doa dan dukungannya terhadap karya kerasulan ini. Kami sangat senang kalau ada artikel atau tanya jawab di katolisitas.org yang dapat membantu umat untuk bertumbuh di dalam iman Katolik. Berikut ini adalah jawaban saya tentang pertanyaan” “Apakah yang terjadi jika Maria mengatakan tidak kepada Tuhan untuk menjadi Bunda Allah?”. 1) Memang kita dapat mempunyai spekulasi tentang banyak hal, termasuk kita dapat berspekulasi bahwa kalau Maria menolak, maka Tuhan dapat memilih orang lain menjadi Ibu Tuhan. Namun, satu kenyataan yang tak bisa dipungkiri, bahwa spekulasi ini tidaklah terbukti dan bahkan tidak mungkin kalau dianalisa secara lebih jauh.… Read more »
Terima kasih atas jawabannya Bpk Stev, saya merasa semakin kaya dalam iman. Salam Kasih dalam nama TUHAN Yesus
Shalom Sdri Inggrid,
Saya perlu waktu untuk menanggapi argumentasi Sdri mengingat saya perlu membaca link-link referensi anda, dan juga berbagai kesibukan saya…
Sekarang saya akan tanggapi kembali satu persatu…
……
[dari katolisitas: silakan melihat diskusi di atas – silakan klik]