Kasih dan keadilan Allah yang dimanifestasikan melalui pengorbanan Kristus

Pertanyaan:

St. Thomas Aquinas: “Dengan keadilan-Nya sebab dengan Sengsara Kristus maka Kristus menebus (membayar lunas) dosa-dosa umat manusia dan manusia dibebaskan oleh keadilan Tuhan…”
Anda sendiri: “[sengsara Kristus] bukti keadilan yang sempurna, yang menunjukkan kejamnya akibat dosa, yang harus dipikul oleh Kristus, untuk membebaskan kita manusia dari belenggu dosa. ”

Yesus tidak berdosa tetapi membayar dosa-dosa manusia…
Yesus tidak berdosa tetapi memikul kejamnya akibat dosa….
agar Allah dapat berbuat adil dalam mengampuni dosa manusia?
Apakah artinya kalau tanpa penderitaan Yesus dan Allah mengampuni dosa manusia,
berarti Allah bertindak tidak adil, karena akibat dosa belum dibayar lunas?

Apakah artinya Yesus — atas nama manusia — membayar lunas akibat dosa-dosa
agar manusia tidak perlu membayar lunas dosa-dosanya lagi?

Apakah bedanya konsep ini dgn “penal substitution” ?
Mohon penjelasan… terima kasih. – Fxe

Jawaban:

Shalom Fxe,

Terima kasih atas pertanyaannya tentang dosa dan kaitannya dengan pengorbanan Kristus. Pertanyaan ini sangat bagus, namun harus dijawab dengan menggunakan beberapa istilah yang bersifat teknikal, untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.

1) Dikatakan di dalam Katekismus Gereja Katolik “Sama seperti oleh ketidak-taatan satu orang, semua orang telah menjadi berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar” (Rm 5:19). Oleh ketaatan-Nya sampai mati, Yesus menjadi Hamba Allah yang menderita, “yang sebagai ganti menyerahkan dirinya untuk kurban pemulihan“. “Ia menanggung kejahatan banyak orang” dan demikian “membenarkan banyak orang” dengan “menanggung dosa mereka” (Yes 53:10-12). Yesus telah menebus dosa-dosa kita dan memberi pemulihan kepada Allah Bapa untuk kita” (KGK, 615)

a) Untuk menjawab mengapa harus ada penderitaan Kristus untuk memulihkan hubungan antara manusia dan Tuhan yang terpisah oleh dosa, maka kita harus melihat kodrat dari dosa itu sendiri dan hakekat Allah. Umat manusia yang diwakili oleh Adam telah memilih untuk berbuat dosa atau terpisah dari Allah. Keterpisahan dari Allah adalah suatu kekosongan kasih Allah. Dan kekosongan ini hanya dapat diisi kembali oleh Allah. Manusia tidak dapat mengisi kekosongan ini, karena derajat manusia yang jauh lebih rendah secara tak terhingga dibandingkan dengan Allah, yang diperburuk dengan dosa manusia, sehingga manusia benar-benar terpisah dengan Allah.

Allah adalah kudus. Dan karena kekudusan tidak dapat bercampur dengan dosa, maka manusia yang berdosa tidak dapat bersatu dengan Allah. Dengan kasih-Nya Allah tidak membiarkan manusia untuk tetap dalam kondisi berdosa dan memperoleh siksa abadi di neraka. Namun hakekat yang lain dari Allah adalah adil. Mazmur 116:5 mengatakan “TUHAN adalah pengasih dan adil, Allah kita penyayang.” Oleh karena dosa adalah perlawanan terhadap Allah, maka untuk bersatu kembali dengan Allah, diperlukan suatu keadilan. Di dalam natural order kita dapat mengerti dengan jelas, seperti: kalau orang mencuri, dia akan menerima hukuman. Kalau dia tidak menerima hukuman, maka dia tidak akan pernah merasakan akibat dari dosanya, dan pada saat yang bersamaan dia akan mengulanginya terus-menerus. Dalam tingkatan adi-kodrati (supernatural order): karena yang disakiti adalah Allah (yang derajatnya jauh lebih tinggi dari manusia secara tak terhingga), maka perbuatan dosa mensyaratkan keadilan untuk menyelesaikannya.

b) Pertanyaannya: apakah mungkin Allah menyelamatkan manusia tanpa adanya pengorbanan Kristus? Mungkin saja, karena Allah dapat saja menyelamatkan manusia dengan cara lain. dikatakan “Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus (Eph 1:9).” Namun, pengorbanan Kristus menjadi suatu keharusan (yang tidak absolut bagi Allah) dan juga fitting (tepat) untuk memanifestasikan kasih (love), belas kasihan (mercy) dan keadilan (justice) Allah. Alasan lengkap inkarnasi dapat dibaca di artikel “Inkarnasi, Tuhan yang beserta kita” (silakan klik). Lihat juga St. Thomas Summa Theologica, Part III, q. 46. a 1 (silakan klik).

c) Pertanyaan yang lain adalah: apakah mungkin Yesus menyelamatkan manusia hanya dengan inkarnasi dan hanya dengan satu titik darah-Nya? Tentu saja mungkin, karena untuk menjadi manusia, Yesus Tuhan “yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Fil 2:6-7). Pengosongan diri, yang menjadikan Allah yang tadinya di luar dimensi waktu menjadi masuk dalam dimensi waktu dan tempat adalah sebagai bukti kasih yang tak terhingga untuk dapat menebus dosa manusia dan ini juga sebagai manifestasi kerendahan hati yang tak terhingga. Namun, Yesus tidak hanya masuk ke dalam dimensi waktu dan tempat untuk menebus dosa manusia, namun “…Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Fil 2:8). Jadi, hanya dengan inkarnasi tanpa kesengsaraan Yesus, Allah tetap bertindak adil dengan mengampuni dosa manusia. Namun, Allah adalah kasih dan adil dalam derajat yang sempurna (absolut). Oleh karena itu, Dia mengkomunikasikan dan memanifestasikan kasih dan keadilan Allah secara sempurna, yaitu dengan mati di kayu salib. Oleh karena itu, pengorbanan Kristus yang taat sampai mati di kayu salib menghasilkan rahmat yang berlimpah dan tak habis-habisnya.

2) Apakah Yesus telah membayar lunas akibat dosa-dosa, sehingga manusia tidak perlu membayar lunas dosa-dosanya? Dengan mati di kayu maka, Kristus yang menjadi pengantara antara manusia dan Tuhan, telah menebus dosa kita, dan memberikan rahmat (grace), yang memungkinkan manusia dapat diselamatkan. Ini adalah meritorious cause keselamatan manusia, yaitu pengorbanan Kristus yang menghasilkan rahmat berlimpah. Dan kalau ditelusuri, maka hal ini disebabkan oleh efficient cause, yaitu belas kasih Allah, yang tidak membiarkan manusia untuk tetap terpisah dari Allah. Nah, kasih Allah dan pengorbanan Kristus telah terjadi. Bagaimana manusia mendapatkan rahmat yang mengalir dari pengorbanan Kristus? melalui instrumental cause – yaitu Sakramen Baptis, yang berarti untuk orang dewasa diperlukan iman. Dan dengan Sakramen Baptis ini, memungkinkan manusia untuk dibenarkan oleh Allah, karena manusia memperoleh rahmat pengudusan (sanctifying grace). Dan inilah yang disebut the formal cause. Dan pada akhirnya rencana keselamatan ini akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan dan keselamatan manusia (disebut final cause).

Kalau disederhanakan: manusia berdosa, sehingga kehilangan keselamatan kekal. Keselamatan kekal ini adalah the final cause. Namun Allah tidak membiarkan itu terjadi karena belas kasih Allah yang tak terhingga bagi manusia (the efficient cause), sehingga Dia memberikan Putera-Nya untuk menebus dosa manusia dengan cara mati di kayu salib dan memberikan rahmat (the meritorious cause). Rahmat ini diterima oleh manusia secara normal (the ordinary means) melalui Sakramen Baptis (the instrumental cause). Dan karena rahmat pengudusan atau sanctifying grace diterima pada saat pembaptisan, maka manusia berkenan dan dibenarkan di hadapan Allah (the formal cause – yaitu keadilan Allah).

3) Dari uraian di atas, maka kalau ditanya:

a) Yesus tidak berdosa tetapi membayar dosa-dosa manusia…. : karena manusia tidak mampu membayar dosanya sendiri. Diperlukan pengantara, yang sungguh Allah dan sungguh manusia untuk dapat menjembatani hubungan antara Tuhan dan manusia yang telah terputus akibat dosa.

b) Yesus tidak berdosa tetapi memikul kejamnya akibat dosa…. agar Allah dapat berbuat adil dalam mengampuni dosa manusia? Apakah artinya kalau tanpa penderitaan Yesus dan Allah mengampuni dosa manusia, berarti Allah bertindak tidak adil, karena akibat dosa belum dibayar lunas?: Dengan inkarnasi dan satu titik darah, sebenarnya telah menjawab keadilan Allah dan membayar lunas semua dosa manusia. Namun kematian Kristus di kayu salib adalah manifestasi kasih dan keadilan Allah yang sempurna, yang dilakukan oleh Kristus dengan dasar kasih yang sempurna, sehingga menyenangkan hati Tuhan dan menghasilkan rahmat berlimpah untuk keselamatan manusia.

c) Apakah artinya Yesus — atas nama manusia — membayar lunas akibat dosa-dosa
agar manusia tidak perlu membayar lunas dosa-dosanya lagi?
: Efficient cause dan meritorious cause telah diberikan kepada manusia, sehingga manusia mungkin untuk mendapatkan keselamatan kekal (final cause). Dan manusia harus menjawab dan menerimanya secara bebas dengan menerima Sakramen Baptis (instumental cause), sehingga mendapatkan rahmat pengudusan dan berkenan di hadapan Allah (formal cause).

Atau secara sederhana, sebuah patung jadi, karena pematung mempergunakan sebuah pahat. Pematung tetap dapat membuat patung tanpa pahat, namun dengan alat yang lain. Namun pahat tidak dapat membuat patung tanpa pematung. Pematung ini telah diberikan dengan kasih Allah dan pengorbanan Kristus. Dan pemahat ini minimal harus menuruti apa yang dikehendaki oleh pematung agar dapat menghasilkan patung yang baik. Untuk menuruti inilah dibutuhkan keinginan bebas yang bekerjasama dengan Allah. Atau dengan kata lain, tanpa kasih Allah dan pengorbanan Kristus, maka manusia tidak mungkin untuk mendapatkan keselamatan.

Dengan dasar di atas, pernyataan bahwa “Yesus telah membayar lunas akibat dosa-dosa agar manusia tidak perlu membayar lunas dosa-dosanya lagi“, harus dimengerti dengan benar. Membayar lunas di sini harus dimengerti sebagai efficient cause dan meritorius cause. Dimana tanpa dua hal ini, tidak mungkin manusia memperoleh keselamatan. Namun di satu sisi, membayar lunas bukan berarti bahwa manusia tidak perlu membayar lunas dosa-dosanya lagi, karena diperlukan kerja sama dari manusia dalam proses keselamatan, yaitu dengan memberikan dirinya dibaptis (instrumental cause). Dan diperlukan kerja sama dari manusia yang telah mendapatkan rahmat pengudusan untuk terus bertumbuh dalam kasih, sehingga pada akhirnya dapat dibenarkan oleh Allah (formal cause), yang pada akhirnya akan menuntun pada keselamatan kekal (final cause). St. Agustinus mengatakan “He, who created you without you, cannot save you without you” atau “Dia, yang menciptakan engkau tanpa engkau, tidak dapat menyelamatkan engkau tanpa engkau.

3) Untuk penal substitution, silakan melihat pembahasan ini (silakan klik). Penal substitution terlalu menekankan konsep keselamatan dari sisi legal justice. Gereja Katolik tidak mengajarkan “penal substitution“, suatu konsep yang mempercayai bahwa Kristus dihukum (penalized) sebagai ganti (subsitution) untuk dosa-dosa manusia. Konsep penal substitution memberikan konsekuensi bahwa Yesus mati di kayu salib sebagai hukuman dari Allah kepada Yesus yang menggantikan manusia. Sebagai konsekuensinya, maka Yesus juga masuk ke dalam nerakan selama tiga hari sebelum kebangkitan-Nya…..dst-nya

Silakan membaca link tersebut, dan kalau masih ada pertanyaan tentang penal substitution, silakan untuk menanyakannya kembali.

Semoga uraian di atas dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

5 2 votes
Article Rating
43 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
yusup sumarno
yusup sumarno
11 years ago

Dear katolisitas,
Siiapakah yang menciptakan neraka? Allah atau setan sendiri? Di situs yesaya.org, seorang imam yang sekaligus eksorsist menyitir kata kata setan yg intinya bahwa setan sendiri yang menciptakan neraka. Menurut setan, Allah bahkan tidak memikirkannya sebelumnya. Mohon penjelasan. Terima kasih

Ingrid Listiati
Reply to  yusup sumarno
11 years ago

Shalom Yusup, Katekismus mengajarkan kepada kita bahwa neraka adalah keterpisahan selamanya dengan Allah. KGK 1033 Kita tidak dapat disatukan dengan Allah, kalau kita tidak secara sukarela memutuskan untuk mencintai Dia. Tetapi kita tidak dapat mencintai Allah, kalau melakukan dosa berat terhadap Dia, terhadap sesama kita, atau terhadap diri sendiri: “Barang siapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut. Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang memiliki hidup kekal di dalam dirinya” (1 Yoh 3:14-15). Tuhan kita memperingatkan kita, bahwa kita dipisahkan dari-Nya, apabila kita mengabaikan perhatian kita kepada kebutuhan-kebutuhan… Read more »

yusup sumarno
yusup sumarno
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Bu Ingrid,
Banyak terima kasih atas jawaban ini. Tidak puas sih, tapi bisa memahami. Tidak puasnya bukan kesalahan ibu, tapi katekismus sendiri memang tidak secara definitif mengatakan bahwa neraka diciptakan oleh Allah atau oleh setan. Jadi saya harus menerima.

Ingrid Listiati
Reply to  yusup sumarno
11 years ago

Shalom Yusup, Itulah sebabnya kita perlu terus mendengarkan pengajaran dari Gereja. Dalam hal ini, Paus Yohanes Paulus II telah pernah memberikan katekese tentang Neraka, (sebagai bagian dari rangkaian Katekese tentang Surga dan Api Penyucian). Teks selengkapnya dalam bahasa Inggris, klik di sini. Berikut ini saya sertakan cuplikan singkat yang menurut saya menjadi kunci untuk menjawab pertanyaan Anda: “Eternal damnation”, therefore, is not attributed to God’s initiative because in his merciful love he can only desire the salvation of the beings he created. In reality, it is the creature who closes himself to his love. Damnation consists precisely in definitive separation… Read more »

yusup sumarno
yusup sumarno
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Bu Ingrid,
Banyak terima kasih. Saya sudah puas n mengerti, krn Beato John Paul II sendiri yg mengatakan. Benarkah analogi saya ini? Orang tua hnya ingin anaknya bahagia dan menghirup udara segar. Ia melarang anaknya memasuki ruangan yg gelap n tertutup. Jika anak itu nekat masuk ruangan itu maka ia akan “terkunci” dan merasakan panas, pengap ruangan itu. Jadi keadaan panas n pengab itu bukan ciptaan ortu itu, tpi sbg konsekuensi logis pilihan dri anak itu.

[Dari Katolisitas: Ya, kurang lebih begitulah prinsipnya.]

Johanes Reza
Johanes Reza
Reply to  yusup sumarno
11 years ago

Neraka adalah ciptaan Tuhan sendiri, namun tujuanNya bukan untuk manusia, melainkan untuk Iblis dan setan-setannya. Untuk lebih jelasnya, lihatlah video ini dan bagikan kepada teman-teman Anda: Kesaksian Surga dan Neraka (teks Indonesia) : part 1 : http://www.youtube.com/watch?v=Fl1NttPoaJI part 2 : http://www.youtube.com/watch?v=sEYEtxfSI_U part 3 : http://www.youtube.com/watch?v=FkwVpfRxevI part 4 : http://www.youtube.com/watch?v=on9G_wARlBs part 5 : http://www.youtube.com/watch?v=4sTQpnOWNeQ part 6 : http://www.youtube.com/watch?v=bIsI8vQwqjg part 7 : http://www.youtube.com/watch?v=8nN4c_m_skU part 8 : http://www.youtube.com/watch?v=8nN4c_m_skU part 9 : http://www.youtube.com/watch?v=jqEcVnNKcY8 part 10: http://www.youtube.com/watch?v=Hh3b_BIQLKg Carilah KEBENARAN firman Tuhan, bacalah Kitab Suci dari Kejadian hingga Wahyu, tidak perlu diinterpretasikan, karena apa yang tertulis disana adalah apa adanya. Sudah saatnya gereja-gereja kembali kepada jalanNya… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Johanes Reza
11 years ago

Shalom Johanes Reza, Memang Tuhan mengizinkan adanya neraka, sebagai konsekuensi dari pilihan kehendak bebas dari mahluk ciptaan Allah yang menolak Allah, namun Allah sendiri tidak secara aktif menakdirkan sejumlah orang untuk masuk neraka. Hal ini sudah pernah dibahas di tanya jawab antara kami dengan Yusup Sumarno di atas, maka tak perlu diulangi di sini. Tetapi, Kalau Anda menginterpretasikan bahwa tidak ada manusia yang masuk neraka, itu malah adalah interpretasi pribadi, yang tidak sesuai dengan ajaran Yesus dalam Injil. Sebab di beberapa kesempatan Yesus mengajarkan dengan perumpamaan adanya sejumlah manusia yang karena kejahatan mereka, akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang laing… Read more »

Reza
Reza
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Syalom Terima kasih sebelumnya bu Ingrid untuk melengkapi komentar saya. Memang neraka bukan tempat yg ditujukan untuk manusia pada awal mulanya. Tetapi karena manusia berbuat dosa, maka upanya adalah maut. Tentang 2 Ptr 1:20-21, hikmatnya adalah kalau Kitab Suci adalah pewahyuan dari Tuhan maka untuk menafsirkannya harus dengan cara pewahyuan juga, tanyakan kepada Pembuatnya langsung yaitu Bapa, Tuhan Yesus, atau Roh Kudus. Pertanyaannya, apa bisa? Bisa bu, karena Ia adalah Tuhan yang hidup, kita bisa mendengar suaraNya di dalam hati, Ia selalu ingin berbicara dengan semua umatNya sekalipun milyaran jumlahnya, karena Ia Mahahadir. Ada juga beberapa hamba Tuhan yg bisa… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Reza
11 years ago

Shalom Reza, Kesaksian Angelina itu adalah salah satu klaim wahyu pribadi, yang tidak dapat dipastikan kebenarannya, sebab ada banyak orang lain yang juga meng-klaim menerima penglihatan/ wahyu pribadi, yang tidak sama dengan yang dialami oleh Angelina. Merekapun mendengar suara Tuhan secara audibel, jadi bukan hanya Angelina seorang saja yang pernah mengalami pengalaman rohani. Silakan Anda membaca pengalaman rohani para orang Kudus dalam Gereja Katolik. Maka apakah parameternya, sampai Anda menganggap bahwa penglihatan Angelina itu dari Allah sedangkan penglihatan yang dialami oleh begitu banyak orang orang kudus dalam Gereja Katolik itu bukan dari Allah (menurut Anda)? Namun demikian, ajaran Gereja tidak… Read more »

Reza
Reza
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Syalom,  Menanggapi jawaban ibu inggrid sebenarnya saya sudah jelaskan di komentar saya sebelumnya. Segala sesuatu tanyakan kebenarannya kepada Dia langsung. Tentang kesaksian Angelica atau siapapun juga tanyakan langsung kepadaNya, jangan kepada manusia, karena manusia bisa menutupi, tapi Tuhan akan menyatakan kebenaranNya. Di 1 Tim 3:15, dikatakan ‘jemaat dari Allah yang hidup’. Mengertikah ibu akan kata-kata ini? Penekanannya adalah pada ALLAH YANG HIDUP.  Jemaat dari Allah Yang Hidup memang bisa dijadikan penopang, karena di saat Paulus masih hidup dan mengemban tugas pemberitaan Injil dan mendirikan gereja juga, jemaatnya disertai oleh Roh Kudus, dan bisa mendengarkan suara Tuhan. Oleh itulah disebut Allah… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Reza
10 years ago

Shalom Reza, Sejujurnya, pandangan Anda itu bias. Sebab terhadap kesaksian Angelica, Anda percaya, sedangkan terhadap kesaksian lebih banyak para orang kudus sepanjang sejarah dalam Gereja Katolik, Anda menolak untuk percaya. Apakah patokannya? Ini kan subyektif, sebab kalau menurut Anda jawabannya adalah tanyakanlah kepada Tuhan, jawabannya bisa beragam. Sebab jika saya menanyakan kepada Tuhan, maka jawaban di hati saya mendorong saya untuk lebih percaya kepada kesaksian para orang kudus itu daripada kesaksian Angelica. Namun nampaknya Anda berpandangan sebaliknya. Maka harus diterima bahwa ada subyektifitas di sini. Padahal, kebenaran itu tak bisa diukur dari subyektifitas. Tak mungkin dua hal yang bertentangan itu… Read more »

Setiawan Triatmojo
Setiawan Triatmojo
Reply to  Johanes Reza
11 years ago

Buat: Johanes Reza Neraka adalah ciptaan Tuhan sendiri, namun tujuanNya bukan untuk manusia, melainkan untuk Iblis dan setan-setannya. Untuk lebih jelasnya, lihatlah video ini dan bagikan kepada teman-teman Anda: Komentar: Jika pernyataan ini adalah kesimpulan pokok anda, maka apa yg dikatakan Bu Ingrid dalam tanggapannya, menjadi benar sekali, yakni bahwa argumen anda yang selanjutnya menjadi kontradiktif mutlak. Sebab, jika neraka hanya utk setan saja, kenapa harus menasihati manusia supaya jangan sampai masuk neraka? Logika yang aneh. Kesaksian Surga dan Neraka (teks Indonesia) : part 1 : link to youtube.com part 2 : link to youtube.com part 3 : link to… Read more »

Yindri
Yindri
Reply to  Setiawan Triatmojo
11 years ago

Shalom Setiawan Tuhan tidak pernah menciptakan neraka, Tuhan itu menciptakan Firdaus ( hanya menciptakan dan merencanakan hal yg baik saja). Kita akan masuk surga bila kita hidup seturut kehendak-NYA. Neraka itu bkn tempat, itu adalah suatu keadaan di mana Tuhan tdk ada di sana. Misalnya seperti gelap krn tidak adanya terang. Salam Kasih Kristus, Yindri [Dari Katolisitas: Sebagaimana telah disampaikan di atas, bukan Tuhan yang secara aktif menciptakan neraka, sebab keadaan keterpisahan dengan Tuhan diciptakan oleh mahluk ciptaan itu sendiri. Namun keadilan Tuhan mengizinkan hal ini terjadi. Mari mengacu kepada penjelasan Paus Yohanes Paulus II tentang hal ini, silakan klik.… Read more »

Setiawan Triatmojo
Setiawan Triatmojo
Reply to  Yindri
11 years ago

Salam Yindri,

Di atas saya mengcopy paste pendapat Johanes Reza dan memberi komentar pada masing-masing poinnya. Jadi pendapat saya adalah di tiap paragraf setelah kata “komentar” dan kesimpulan. Dan yg saya komentari adalah pendapat Johanes Reza, untuk menunjukkan kontradiksi dari pendapatnya itu.

Tks. Salam.

Setiawan Triatmojo.

yusup sumarno
yusup sumarno
Reply to  Johanes Reza
11 years ago

Saya berpikir bhwa neraka adalah suatu keadaan, analog dg suasana ato keadaan psikologis seseorang. Karenanya saya yakin bahwa itu tdak diciptakan Allah. Keadaan terpisah dari Allah yg adalah kasih pastilah sangat tidak mengenakkan. Seorang anak yg menjauh ato lari memisahkan diri dari ortunya pastilah akan mengalami keadaan tdk mengenakkan. Dan keadaan tdk mengenakkan itu tdak diciptakan ortunya.

Timotius Ibram
Timotius Ibram
11 years ago

Shalom, mau tanya nih..
beberapa hari yang lalu saya melihat status teman saya yang mengatakan bahwa Tuhan BERTANGGUNG JAWAB untuk menyertai kita. Apakah pernyataannya tersebut benar? mengingat kita sebagai manusia hanyalah ciptaan. Dan menurut saya tidak mungkin Sang Pencipta bertanggung jawab atas ciptaanNya. Dia mengatakan, Tuhan bertanggung jawab sama seperti ayah bertanggung jawab terhadap anaknya. Tentu kalo yang dijadikan perbandingan ayah dan anak pasti ayah bertanggung jawab terhadap anak karena anak adalah pemberian Tuhan. Menurut ajaran Gereja Katolik gimana sih?
terima kasih..
God Bless you all..

Budy
Budy
12 years ago

Salam George.K. Karena Yesus hanya manusia saja dan bukan setengah Allah dan setengah manusia atau 100% Allah dan 100% manusia . [baca 1 Yoh. 4 : 3 dan 2 Yoh.1 : 7, ditandaskan disini bahwa Yesus adalah 100% manusia.] Maka Matius 27 : 50 mengartikan,bahwa Yesus menyerahkan daya hidupNya [life force] kepada Allah. Selama tiga hari daya hidup Yesus berada dengan Allah dan baru pada hari ketiga,daya hidupNya dikembalikan/dibangkitkan dalam wujud Roh. Dalam [ 1 Petrus 3 : 18 dikatakan bahwa Yesus dibunuh dalam keadaannya sebagai manusia tetapi dibangkitkan menurut Roh ] [Baca Budy kepada Machmud 17 Nov. 2011] Matius… Read more »

Budy
Budy
12 years ago

Untuk Fxe. Apakah Allah menciptakan Neraka? Apakah benar,bahwa orang yang berdosa harus menerima hukuma dalam bentuk siksaan kekal? Merupakan kebenaran firman Allah,kata-kata yang dicatat dalam 2 Petrus 3 : 16: yang berbicara tentang perkara-perkara ini seperti yang ia lakukan juga dalam semua suratnya.Akan tetapi,di dalamnya ada beberapa perkara yang SUKAR dimengerti,yang DIPUTARBALIKKAN oleh orang yang tidak mendapat pengajaran dan yang tidak teguh,seperti yang mereka lakukan juga terhadap bagian-bagian lain dari Tulisan-Tulisan Kudus dengan AKIBAT KEBINASAAN atas mereka sendiri Firman Allah tidak mudah dimengerti dan bisa ditafsirkan salah yang dapat membawa kebinasaan bagi yang memutarbalikkan pengertiannya. Seseorang kristen membuat dosa serius… Read more »

Budy
Budy
Reply to  Stefanus Tay
12 years ago

Shalom Stefanus Tay. 10. 1 1033. Matius 25 : 14-15 tidak mengartikan bahwa kita,jangan sampai mengbaikan perhatian kita kepada kebutuhan-kebutuhan mendesak dari orang miskin dan orrang kecil yang adalah sdr-sdr- Nya. Matius 25 : 41 , maengatakan :Kemudian Ia akan mengatakan kepada mereka yang di kiriNya “Enyahlah dari hadapanKu ,hai kamu yang telah dikutuk,masuklah ke dalam api abadi yang dipersiapkan bagi Iblis dan malaikat-malaikat.[hantu-hantu] . ayat 42 : Sebab Aku lapar,tetapi kamu tidak memberiKu suatu untuk dimakan,dan Aku haus tetapi kamu tidak memberiKu sesuatu untuk diminum.[baca terus] ayat 45 : Kemudian Ia akan menjawab merke dengan kata-kata. Dengan sunguh-sunguh aku… Read more »

Budy
Budy
12 years ago

Beberapa kali saya periksa, tetapi rupanya pertanyaan yang saya sampaikan tidak dapat ditayangkan. Dengan jawaban yang saya peroleh,saya mengerti,Petanya mengatakan,bahwa apa yang saya tanyakan tidak akan pernah di tayangkan,karena pertanyaannya pasti membuat orang pusing tujuh keliling. Inilah jawaban yang saya peroleh atas pertanyaan : Selama tiga hari sebelum Yesus dibangkitkan,Dia ada dimana? Alkitab di Penkhotbah 12 : 7 mengatakan bahwa : dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya. Roh yang bagaimana yang kembali kepada Allah? Apakah makhluk roh atau roh [ daya hidup ] ? Kalau makhluk roh maka, kalau manusia mati makhluk… Read more »

fxe
fxe
14 years ago

berikut kutipan lain : sumber http://www.catholicculture.org GENERAL AUDIENCE Wednesday 28 July 1999 Dear Brothers and Sisters, Our catechesis last week focused on heaven, and this week we consider the reality of hell, the final destiny of those who reject the love of God and refuse his forgiveness. Hell is not a punishment imposed externally by God, but the condition resulting from attitudes and actions which people adopt in this life. It is the ultimate consequence of sin itself. Sacred Scripture uses many images to describe the pain, frustration and emptiness of life without God. More than a physical place, hell… Read more »

fxe
fxe
14 years ago

Maaf, perkenankan saya bertanya sedikit lagi… hal PERTAMA, Menurut penjelasan Anda; di dunia “kalaupun” Allah menghukum dosa manusia, hukuman ini dimaksudkan / selalu dalam konteks untuk “greater good”. Saya sangat setuju hal ini. hal KEDUA, Tetapi, pada akhirnya (pengadilan terakhir) Allah akan menghukum dosa (dan ini berwujud neraka) Saya setuju bahwa Allah tidak pernah secara aktif mendorong orang untuk berdosa. Kebetulan saya menemukan satu link dalam diskusi Anda / Ingrid tentang “Iblis & Lucifer”, berikut petikan General Audience Paus JPII 1999: Dear Brothers and Sisters, 1. God is the infinitely good and merciful Father. But man, called to respond to… Read more »

fxe
fxe
14 years ago

“Oleh karena itu menjadi adil, kalau raja tersebut menjatuhkan hukuman kepada orang tersebut, sama seperti kalau Tuhan menjatuhkan hukuman kepada manusia.” Maaf, sekali lagi saya ingin konfirmasi ; Apakah Tuhan menghukum dosa manusia..?. Apakah Tuhan merealisasikan hukuman itu dengan menciptakan neraka? Dan hukuman+neraka ini sebagai bentuk “keadilan”, karena “dosa mensyaratkan keadilan”? 1. Bagaimana membayangkan Tuhan yg maha-baik, dapat mendesain tempat penyiksaan kekal bagi jiwa-jiwa, Tuhan membuat teknik2 penyiksaan yang jauh lebih canggih daripada Guantanamo? Apa bedanya dengan penguasa otoriter dunia yang mencipatakan gulag-gulag dan kamp konsentrasi bagi orang-orang yang tidak sepaham dengan dia? 2. Apakah Tuhan — maaf — pribadi… Read more »

Michael Angello
Michael Angello
14 years ago

Syalom Bu.Inggrid….. [dari admin: mungkin maksudnya stef] Berikut ini saya tidak mengutip kembali secara terpisah tulisan Ibu Inggrid, tetapi saya menyertakan semuanya. Kemudian saya memberikan comment setelah kalimat yg saya ingin komentari (dibawahnya). Thankas a lot….sharing iman dan pengajarannya. sangat menguatkan saudara-saudara semua terutama saudara yg seiman. Tuhan memberkati……. Jawaban: Shalom Fxe, Terima kasih atas pertanyaannya tentang dosa dan kaitannya dengan pengorbanan Kristus. Pertanyaan ini sangat bagus, namun harus dijawab dengan menggunakan beberapa istilah yang bersifat teknikal, untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. 1) Dikatakan di dalam Katekismus Gereja Katolik “Sama seperti oleh ketidak-taatan satu orang, semua orang telah menjadi… Read more »

fxe
fxe
14 years ago

Terima kasih untuk ulasan di katolisitas yg sangat bagus. Saya coba summary pengertian saya atas ulasan di atas dan link-link yg diberikan. Mohon pak Stef dan rekan-rekan lain berkenan memberi kritik dan saran. Saya melihat sedikitnya TIGA hal kenapa Yesus mengambil Jalan Salib: PERTAMA, seperti disampaikan sdr.Antonius: “untuk menyenangkan hati Allah”. St.Agustinus: Karena Adam “mencintai diri sendiri sedemikian sehingga mengabaikan Allah”. Adam menggunakan “kodrat manusia”-nya tidak untuk saluran rahmat dan kasih Allah sehingga kodrat manusia terluka dan jatuh. Kejatuhan kodrat manusia ini terjadi dalam supernatural order. Saya sulit membayangkan bagaimana wujudnya. Tetapi dalam natural order, mungkin dapat dianalogikan dengan orang… Read more »

Antonius Sinaga
Antonius Sinaga
14 years ago

dear katolisitas…
ada hal yg jadi teringat dalam hal ini…
saya pernah dengar, klo pengorbanan Yesus di kayu salib itu utk menyenangkan hati Bapa yg “susah” krn dosa2 manusia.. apakah ini berarti Bapa senang melihat penderitaan Yesus ?? klo iya, apakah ini sangat bertentangan dgn sifat Allah yang penuh kasih ??

fxe
fxe
14 years ago

St. Thomas Aquinas: “Dengan keadilan-Nya sebab dengan Sengsara Kristus maka Kristus menebus (membayar lunas) dosa-dosa umat manusia dan manusia dibebaskan oleh keadilan Tuhan…” Anda sendiri: “[sengsara Kristus] bukti keadilan yang sempurna, yang menunjukkan kejamnya akibat dosa, yang harus dipikul oleh Kristus, untuk membebaskan kita manusia dari belenggu dosa. ” Yesus tidak berdosa tetapi membayar dosa-dosa manusia… Yesus tidak berdosa tetapi memikul kejamnya akibat dosa…. agar Allah dapat berbuat adil dalam mengampuni dosa manusia? Apakah artinya kalau tanpa penderitaan Yesus dan Allah mengampuni dosa manusia, berarti Allah bertindak tidak adil, karena akibat dosa belum dibayar lunas? Apakah artinya Yesus — atas… Read more »

anton
anton
14 years ago

Shalom !

Apakah pengorbanan Kristus di kayu salib dan kuasa darahNya benar2 membebaskan umat percaya dari segala dosa2 masa lalu, masa kini dan masa mendatang ?

terima kasih
GBU

anton
anton
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

shalom !

Terima kasih untuk penjelasannya pak Stef.

Berarti karya penebusan Kristus di kayu salib berkuasa untuk menghapus seluruh dosa masa lalu,, dosa yang sekarang dan dosa kita yang akan datang. Gitu kan ya pak ?

Untuk keselamatan itu terjadi karena Kasih Karunia Tuhan melalui Iman atau melalui Sakramen Baptis pak ?

Terima kasih

Tuhan memberkati !

anton
anton
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Shalom ! Terimakasih untuk penjelasannya pak ! Baptisan itu sendiri merupakan syarat mutlak untuk keselamatan atau kasih karunia Allah melalui iman yang mutlak menyelamatkan kita ? Kalau mutlak berarti kan harus/wajib, tidak bisa ditawar-tawar. Tidak harus melihat kondisi atau keadaan. Nah kalau memang baptisan mutlak sebagai sarana/syarat keselamatan, bagaimana orang yang percaya Yesus tapi meninggal sebelum dibaptis ? Berarti ga selamat gitu pak ? Karena ada beberapa kasus di kitab suci orang belum sempat dibaptis tapi dia percaya Yesus, Yesus langsung memberikan jaminan di Firdaus. (Kisah orang yg disalib disebelah Yesus). Kalau memang baptisan mutlak sbg syarat keselamatan, mengapa Yesus… Read more »

1ZNS
1ZNS
Reply to  anton
14 years ago

Baptisan itu sendiri merupakan syarat mutlak untuk keselamatan atau kasih karunia Allah melalui iman yang mutlak menyelamatkan kita ?

Kalau mutlak berarti kan harus/wajib, tidak bisa ditawar-tawar. Tidak harus melihat kondisi atau keadaan.

(SINGKATNYA : KLO ANTON PERCAYA TAPI gak mau diBaptis, api arti dari Kepercayaan mu????)
Yang mutlak itu Percaya dan Baptis sebagai Jalan Keselamatan. Klo kasih Karunia sudah menjadi Anugerah Allah untuk semua Manusia (Tanpa Kecuali). Sekarang tinggal manusianya mau menerima dengan PErcaya dan DI Baptis. atau cuman ngomong doang Percaya tanpa mau berbuat Kasih yang diperoleh dari Kasih Allah.

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
43
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x