Karunia Roh Kudus dan manfaatnya

Kita perlu membedakan antara karunia- karunia Roh Kudus, dengan karunia- karunia karisma Roh Kudus.

1. Karunia- karunia Roh Kudus

Karunia- karunia Roh Kudus, itu ada tujuh, seperti yang disebut dalam Yes 11:2-3. Ketujuh karunia ini diberikan kepada kita pada waktu Pembaptisan, di mana melaluinya kita menerima Roh Kudus, dan mengambil bagian dalam hidup di dalam Kristus, yang memampukan kita untuk hidup sebagai anak- anak angkat Allah. Karunia- karunia ini kemudian menerima pertambahannya oleh karena rahmat Allah yang diberikan melalui sakramen- sakramen selanjutnya, terutama Krisma (Penguatan) dan Ekaristi, dan juga dalam doa- doa, permenungan akan Sabda Allah, dan juga melalui persekutuan doa di dalam komunitas umat beriman, seperti dalam acara SHBDR (Seminar Hidup Baru dalam Roh Kudus).

Katekismus Gereja Katolik mengajarkan tentang karunia- karunia Roh Kudus, sebagai berikut:

KGK 1830 Kehidupan moral orang-orang Kristen ditopang oleh karunia-karunia Roh Kudus. Karunia ini merupakan sikap yang tetap, yang mencondongkan manusia, supaya mengikuti dorongan Roh Kudus.

KGK 1831 Ketujuh karunia Roh Kudus adalah: kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengetahuan, kesalehan, dan rasa takut akan Allah. Dalam seluruh kepenuhannya mereka adalah milik Kristus, Putera Daud (Bdk. Yes 1-2). Mereka melengkapkan dan menyempurnakan kebajikan dari mereka yang menerimanya. Mereka membuat umat beriman siap mematuhi ilham ilahi dengan sukarela.
“Kiranya Roh-Mu yang baik menuntun aku di tanah yang rata” (Mzm 143:10).
“Semua orang yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah … Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris; kita adalah ahli waris Allah dan rekan ahli waris Kristus” (Rm 8:14.17).

Jadi Katekismus mengajarkan bahwa karunia- karunia Roh Kudus membantu kita untuk menaati dorongan ilahi dalam diri kita, agar kita dapat hidup sebagai anak- anak Allah.

2. Manfaat karunia- karunia Roh Kudus: untuk menjadikan kita bahagia

Maka benar, bahwa jika Allah memberi karunia, pasti ada manfaatnya. Karunia- karunia Roh Kudus dimaksudkan Allah untuk menguduskan kita supaya kita dapat mencapai kebahagiaan yang sejati, yaitu kebahagiaan menurut Tuhan, dan bukan menurut manusia.

St. Agustinus dalam penjelasannya tentang khotbah di bukit (Delapan Sabda Bahagia) menghubungkan antara ketujuh karunia Roh Kudus (Yes 11:2-3) dengan ketujuh Sabda Bahagia tersebut (Mat 5:3-9), hanya urutannya terbalik. Nabi Yesaya menyebutkan karunia itu dengan urutan mulai dari yang paling tinggi sampai yang paling sederhana, sedangkan Tuhan Yesus memberikan Sabda Bahagia mulai dari urutan yang paling sederhana sampai kepada yang paling tinggi. Dari tiap- tiap pasangannya, karunia Roh Kudus merupakan cara untuk mencapai Sabda Bahagia tersebut.

Demikian sekilas kutipan dari pengajaran St. Agustinus:

“Oleh karena itu, kelihatannya bagiku bahwa ketujuh karunia Roh Kudus yang disebutkan oleh Nabi Yesaya bertepatan dengan urutan- urutan ini. Namun demikian, urutannya berbeda. Di Kitab Yesaya, urutan bermula dari yang tertinggi, sedangkan dalam Sabda Bahagia, urutan dimulai dari yang ter-rendah. Dari Yesaya, dimulai dari karunia hikmat kebijaksanaan dan berakhir dengan karunia takut akan Tuhan. Tetapi ‘takut akan Allah adalah permulaan hikmat’. Maka, jika kita menanjak selangkah demi selangkah…., tingkatan pertama adalah takut akan Tuhan, kedua adalah kesalehan, ketiga adalah pengetahuan, keempat adalah keperkasaan, kelima adalah nasihat, keenam adalah pengertian dan ketujuh adalah kebijaksanaan. Takut akan Tuhan berkaitan dengan orang- orang yang rendah hati, yang kepadanya dikatakan, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah.” Ini maksudnya: Berbahagialah mereka yang tidak meninggikan diri, tidak sombong… jangan memuliakan diri sendiri. Kesalehan berkaitan dengan mereka yang lemah lembut, sebab jika seseorang dengan saleh menelaah Kitab Suci, dan tidak menyalahkan sesuatu hal yang belum ia pahami, ia menghormati Kitab Suci dan tidak melawannya. Ini adalah kelemahlembutan…. Pengetahuan berkaitan dengan mereka yang berduka cita. Orang-orang yang berduka adalah mereka yang setelah mempelajari Kitab Suci, menjadi paham akan betapa mereka telah dihindarkan dari kejahatan- kejahatan, yaitu segala kejahatan yang dulunya mereka pandang sebagai sesuatu yang baik dan berguna…. Keperkasaan berkaitan dengan mereka yang lapar dan haus, sebab mereka bekerja sambil menginginkan kegembiraan di dalam hal- hal yang sungguh- sungguh baik, dan mereka rindu untuk mengalihkan cinta mereka dari hal- hal yang sifatnya duniawi dan sementara…. Nasihat berkaitan dengan mereka yang berbelas kasihan, sebab satu- satunya obat untuk melepaskan diri dari kejahatan yang besar adalah untuk mengampuni seperti kita sendiri ingin diampuni dan untuk membantu orang lain ketika kita mampu, sama seperti kita ingin dibantu pada saat kekuatan kita sendiri tidak cukup …. Pengertian berkaitan dengan hati yang murni; ini berhubungan dengan mereka yang mempunyai mata yang bersih,….yang olehnya dapat dilihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata, apa yang tidak dapat didengar oleh telinga, dan apa yang tak pernah terpikirkan dalam hati manusia (lih. 1 Kor 2:9)…. Kebijaksanaan berkaitan dengan para pembawa damai, sebab dengan pembawa damai segala sesuatu diletakkan dalam tempatnya yang layak, dan tak ada keinginan/ hasrat yang membangkang terhadap akal budi tetapi segalanya tunduk kepada roh manusia, sebab roh taat kepada Tuhan.” ((St. Augustine, Commentary on the Lord’s Sermon on the Mount, 1,4,11, trans. by Denis Kavanagh (Washington, DC: Catholic University of America Press, 1951), p.27-28))

Kaitan antara karunia Roh Kudus dengan Sabda Bahagia ini menunjukkan kepada kita bahwa maksud karunia Roh Kudus ini diberikan adalah supaya kita yang menerimanya mencapai kebahagiaan sejati.

3. Karunia- karunia karisma Roh Kudus.

Selain karunia- karunia Roh Kudus yang pertama- tama ditujukan untuk menguduskan diri orang yang menerimanya, ada juga yang disebut sebagai karunia- karunia karisma Roh Kudus, yang bertujuan untuk menguduskan jemaat/ Gereja (lih. 1 Kor 14:12). Karunia- karunia karisma ini dijelaskan oleh Rasul Paulus secara khusus di dalam suratnya kepada jemaat di Korintus yaitu 1 Kor 12 dan 1 Kor 14. Di 1 Kor 12:8-10 dikatakan bahwa karunia- karunia karisma itu adalah: berkata- kata dengan hikmat, berkata- kata dengan pengetahuan, iman, karunia untuk menyembuhkan, karunia untuk mengadakan mujizat, karunia nubuat, membeda- bedakan roh, berkata- kata dengan bahasa roh dan menafsirkan bahasa roh. Di 1 Kor 12:28, mungkin lebih jelas menurut urutannya, yaitu, yang tertinggi/ pertama adalah karunia sebagai rasul, sebagai nabi, sebagai pengajar, karunia melakukan mujizat, menyembuhkan, melayani, memimpin, dan untuk berkata- kata dalam bahasa roh. [Itulah sebabnya Gereja Katolik mengajarkan bahwa penilaian akan otentisitas suatu karunia karisma dan pengaturan-nya harus tunduk kepada karisma apostolik/ rasuli yang diberikan kepada Magisterium Gereja, agar karunia tersebut dapat diberdayakan di dalam kesatuan seluruh Gereja– (lihat Konsili Vatikan II tentang Gereja, Lumen Gentium 12)]. Di 1 Kor 14 kembali Rasul Paulus menyebutkan adanya karunia berkata- kata dalam bahasa roh, namun ia mengajarkan bahwa yang lebih penting adalah karunia untuk menafsirkannya (lih. 1 Kor 14:5,13) dan karunia nubuat untuk membangun, menasihati dan menghibur jemaat (lih. 1 Kor 14:3).

Menarik di sini untuk disimak bahwa antara 1 Kor 12 dan 1 Kor 14 adalah 1 Kor 13 yang mengajarkan tentang Kasih.  Jangan dilupakan bahwa Roh Kudus itu adalah Roh Kasih Allah Bapa dan Allah Putera. Sebab hubungan kasih antara Allah Bapa dan Allah Putera menghembuskan Roh Kudus. Kasih adalah hakekat Allah, Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8), dan Roh Kudus adalah Roh Kasih itu. Maka, Nampaknya bukan kebetulan bahwa Rasul Paulus meletakkan perikop tentang Kasih di antara perikop yang mengajarkan tentang karunia- karunia karisma Roh Kudus ini. Rasul Paulus mau mengajarkan kepada kita bahwa di atas semua karunia itu, yang ter-utama dan terpenting adalah Kasih. Rasul Paulus jelas menyatakan bahwa Kasih adalah yang terutama, dalam 1 Kor 12:31, 1 Kor 13:13, dan 1 Kor 14:1. Kasih inilah yang mengingatkan bahwa jika kita diberi karunia- karunia Roh Kudus, jangan sampai kita menjadi tinggi hati dan sombong, atau menganggap diri lebih hebat dari yang lain. Sebab, “Kasih itu sabar, murah hati…. tidak memegahkan diri dan tidak sombong” (1Kor 13:4). Kasih yang rendah hati ini membuat seseorang yang menerima karunia Roh Kudus semakin menginginkan persatuan dan kesatuan di dalam Gereja, dan tunduk kepada pengarahan dari Magisterium Gereja yang dipercaya oleh Kristus untuk mengatur penggunaan karisma untuk membangun Tubuh Kristus.

Konsili Vatikan II mengajarkan tentang karunia- karunia karisma Roh Kudus, demikian:

“Selain itu, tidak hanya melalui sakramen- sakramen dan pelayanan Gereja saja, bahwa Roh Kudus menyucikan dan membimbing Umat Allah dan menghiasinya dengan kebajikan- kebajikan, melainkan, Ia juga “membagi-bagikan” kurnia-kurnia-Nya “kepada masing-masing menurut kehendak-Nya” (1Kor 12:11). Di kalangan umat dari segala lapisan Ia membagi-bagikan rahmat istimewa pula, yang menjadikan mereka cakap dan bersedia untuk menerima pelbagai karya atau tugas, yang berguna untuk membaharui Gereja serta meneruskan pembangunannya, menurut ayat berikut : “Kepada setiap orang dianugerahkan pernyataan Roh demi kepentingan bersama” (1Kor 12:7). Karisma-karisma itu, entah yang amat istimewa, entah yang lebih sederhana dan tersebar lebih luas, hendaknya diterima dengan rasa syukur dan gembira, sebab karunia- karunia tersebut sangat sesuai dan berguna untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan Gereja. Namun kurnia-kurnia yang luar biasa janganlah dikejar-kejar begitu saja; jangan pula terlalu banyak hasil yang pasti diharapkan daripadanya untuk karya kerasulan. Adapun keputusan tentang tulennya karisma-karisma itu, begitu pula tentang penggunaanya secara layak/teratur, termasuk dalam wewenang mereka yang bertugas memimpin dalam Gereja. Terutama mereka itulah yang berfungsi, bukan untuk memadamkan Roh, melainkan untuk menguji segalanya dan mempertahankan apa yang baik (lih. 1Tes 5:12 dan 19-21).” (Konsili Vatikan II tentang Gereja, Lumen Gentium 12)

4. Karunia discernment/ membeda- bedakan roh

Sejauh yang saya ketahui, karunia membeda- bedakan roh (discernment) adalah penting, sebab dengan kemampuan kita membedakannya maka kita akan dapat mengetahui apakah suatu dorongan yang ada di dalam hati kita itu berasal dari Roh Kudus, dari si jahat atau dari diri kita sendiri. Dorongan yang berasal dari Roh Kudus selalu menghasilkan damai sejahtera, walaupun dapat saja terlihat sulit pada awalnya. Sedangkan dorongan yang berasal dari si jahat umumnya terlihat enak dan mudah pada awalnya, namun akhirnya tidak mendatangkan damai sejahtera.

Memang bagi seseorang yang sudah hidup diperbaharui di dalam Kristus, maka tidaklah terlalu sulit untuk membedakan hal yang baik dari yang buruk, sehingga tidaklah terlalu sulit untuk memilih satu di antara keduanya. Yang kemungkinan lebih sulit adalah untuk memilih satu keputusan dari antara dua atau lebih pilihan yang kelihatannya sama- sama baik. Untuk hal ini memang diperlukan karunia discernment untuk menentukan pilihan tersebut. Mungkin dalam hal ini, kita perlu belajar dari St. Ignatius dari Loyola, yang mengajarkan di dalam membuat keputusan, maka kita perlu memilih sesuatu yang mendatangkan kemuliaan lebih besar kepada Allah (for the greater glory of God/ ad maiorem Dei gloriam).

5. Bolehkah meminta karunia- karunia Roh Kudus?

Kitab Suci mencatat bahwa Tuhan Yesus mengajarkan agar kita meminta Roh Kudus kepada Allah Bapa, “Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; …. Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Luk 11:9-13). Maka tak salah jika kita memohon Roh Kudus dan memenuhi jiwa kita dengan rahmat dan karunia-Nya. Gereja memohon Roh Kudus juga dalam doa- doanya. Tentu kita ingat salah satu kidung pujian di Puji Syukur 565 yang dimulai dengan, “Datanglah, ya Roh Pencipta, hati kami kunjungilah, penuhi dengan rahmat-Mu, jiwa kami ciptaan-Mu.”

Dengan demikian, jika kita meminta Roh Kudus, dan ketujuh karunia-Nya itu adalah sesuatu yang baik, dan itu sesuai dengan kehendak-Nya; sebab sudah menjadi kehendak Tuhan agar kita dapat hidup kudus seperti Ia sendiri adalah kudus (Im 19:2; 1 Pet 1:16). Nah, karena kekudusan itu bertolak belakang dengan dosa, maka akibat yang paling langsung dari seseorang yang terkena jamahan Roh Kudus adalah ia semakin menyadari akan segala dosanya. Ini memang cocok dengan apa yang diajarkan oleh Yesus dalam Injil Yohanes, “Dan kalau Ia [Roh Kudus] datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman…” (Yoh 16:8). Maka selain membawa ketujuh karunia-Nya, jika Roh Kudus datang, Ia mengakibatkan pertobatan. Dengan demikian pertobatan dan ketujuh karunia Roh Kudus itu memang dapat, atau bahkan harus kita minta kepada Tuhan.

Namun demikian, dalam hal karunia karisma Roh Kudus, agaknya kita harus menyerahkannya ke dalam tangan Allah Bapa, sebab maksud utama pemberian karunia karisma tersebut adalah untuk membangun jemaat. Tuhanlah yang paling mengetahui apa kebutuhan jemaat-Nya dan bagian apa yang dapat kita lakukan untuk dapat turut membangun jemaat-Nya. Tuhan Yesus adalah Kepala Tubuh (Kol 1:18) dan yang menciptakan Tubuh itu; Ia yang paling memahami apakah yang dibutuhkan oleh anggota- anggota-Nya. Jika dipandangNya baik maka akan diberikannya kepada kita karunia- karunia karisma itu sesuai dengan kemampuan kita.

5. Karunia- karunia yang umumnya diberikan pada saat SHBDR

Dalam Seminar Hidup Baru dalam Roh, kita diajak untuk merenungkan kasih Allah dan bagaimana agar kita dapat hidup diperbaharui di dalam Roh Kudus. Maka umumnya karunia yang diterima oleh para peserta, pertama- tama adalah pengalaman dikasihi oleh Allah dan pertobatan. Jadi kelirulah motivasi mengikuti SHBDR jika yang “diincar” adalah karunia karisma Roh Kudus. Sebab yang lebih utama adalah pengalaman rohani bersama Allah yaitu mengalami secara nyata bahwa Tuhan itu mengasihi kita dan Ia mau mengampuni kita, sebab Ia mau agar kita hidup baru di dalam-Nya.

Hidup baru di dalam Roh ini dapat ditandai dengan diberikannya karunia bahasa roh. Sepanjang pengetahuan saya karunia bahasa roh ini sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu 1) karunia berdoa dalam bahasa Roh, sering dikenal juga sebagai karunia ’senandung dalam Roh’, 2) karunia berkata-kata dalam Roh, yang dapat ditafsirkan dan memberikan pesan rohani kepada umat (lih. 1 Kor 14:27). Hal ini telah disampaikan oleh Sr. Skolastika di sini, silakan klik.

Selanjutnya tentang apa itu bahasa Roh, silakan anda klik di sini.

Nah, sedangkan karunia- karunia karisma lainnya dapat diberikan oleh Allah sesudah seseorang diperbaharui di dalam Roh Kudus, dengan cara- cara tertentu sesuai dengan kehendak-Nya.

6. Apakah karunia- karunia karisma hanya dapat diperoleh di SHBDR?

Tidak. Kami mengenal beberapa orang yang menerima karunia berdoa dalam bahasa roh pada saat mereka berdoa sendiri (melalui doa- doa pribadi). Ada yang menerimanya saat Adorasi di hadapan Sakramen Maha Kudus, ada yang menerimanya pada saat berdoa rosario, ada yang melalui doa pribadi di gereja setelah Misa. Fr. Raniero Cantalamessa, pengkhotbah kepausan di Roma, menerima karunia bahasa roh pada saat mendoakan Ibadah Harian (the Liturgi of the Hour/ the Divine Office/ Doa Brevier), dan Mother Angelica, pendiri EWTN (Eternal Word Television Network) memperoleh karunia bahasa roh ketika ia sedang membaca dan merenungkan Kitab Suci. Jadi walaupun umumnya seseorang dapat memperoleh karunia bahasa Roh dalam SHBDR (Seminar Hidup Baru dalam Roh Kudus), namun tidak menutup kemungkinan diperolehnya karunia ini dalam doa pribadi.

Adapun karunia bahasa roh ini bukanlah segala- galanya yang seolah ‘harus’ diterima, sebagai tolok ukur apakah seseorang telah dijamah oleh Roh Kudus atau belum. Sebaliknya, yang menjadi tanda utama seseorang diperbaharui oleh Roh Kudus adalah pertobatan dan kasih, sebagai akibat dari pengalaman dikasihi oleh Tuhan dengan sedemikian hebatnya. Karunia bahasa roh- umumnya karunia berdoa dalam roh- adalah salah satu cara berdoa, yang memang dapat diberikan oleh Allah kepada kita, jika dipandang-Nya baik, terutama agar kita mengalami penggenapan ayat Rom 8:26-27, “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.”

Namun demikian, kenyataan bahwa Tuhan tidak memberikan karunia bahasa roh kepada semua orang, bukan berarti bahwa Roh Kudus tidak bekerja di dalam mereka. Ada banyak orang yang mungkin tidak bisa berdoa dalam bahasa roh, namun hidup mereka jauh lebih kudus daripada mereka yang telah menerima karunia dalam bahasa roh. Ini sesungguhnya yang perlu menjadi permenungan bagi setiap orang yang sudah menerima karunia bahasa roh: “bagaimana agar hidupku lebih memancarkan kasih?” Sebab firman Tuhan mengatakan kasih itu adalah yang terutama dan terpenting daripada segala karunia- karunia yang lain.

Akhirnya, marilah kita pertama- tama memohon Roh Kudus, dan selanjutnya, mari kita percayakan kepada Tuhan, untuk memberikan kepada kita segala sesuatu yang dipandang-Nya baik bagi jiwa kita dan bagi seluruh anggota Tubuh-Nya.

3.3 13 votes
Article Rating
37 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
win
win
10 years ago

Shalom Pak Stef dan Bu Ingrid :) ada pertanyaan yang membingungkan dari seorang teman yang bercerita seperti ini : Memang benar, pada saat di baptis kita menerima Roh Kudus yang di curahkan kepada kita pada saat pembaptisan yang memampukan kita menjadi anak-anak angkat Allah dan menerima karunia-karunia Roh Kudus Nah pada saat dia mengikuti SHDR, ada yang bilang bahwa di SHDR, Roh Kudus di curahkan lagi kepada kita dalam SHDR ini, teman saya bingung dan bertanya-tanya : seolah2 Roh Kudus dapat di panggil dengan seenaknya dan di curahkan ke orang-orang dalam SHDR… Bukankah Roh Kudus adalah Roh Allah sendiri.. Teman… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  win
10 years ago

Shalom Win, Roh Kudus memang adalah Roh Allah, dan karena itu tidak terbatas. Artinya, walaupun kita sudah dibaptis dan menerima Roh Kudus yang menjadikan kita sebagai anak-anak angkat Allah di dalam Kristus, namun kita masih tetap dapat menerima pencurahan Roh Allah yang tiada terbatas itu, agar semakin menguduskan dan menguatkan persatuan kita dengan Allah. Maka kita tidak dapat membandingkan Roh Kudus seperti keberadaan mahluk ciptaan yang terbatas, seolah kalau sudah diberikan maka tidak dapat diberikan lagi. Mohon diketahui bahwa bahkan sebelum kita dibaptis Allah sudah meniupkan Roh-Nya kepada manusia, sehingga jiwa manusia menjadi hidup (lih. Kej 2:7). Namun Roh Kudus… Read more »

win
win
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

Terima kasih bu Ingrid atas penjelasannya, membuat saya makin paham dan bisa menjelaskan ke temen saya..

Salam kasih dalam Kristus

stef
stef
11 years ago

Shalom bu inggrid, saya mau tanya.. Berkaitan dengan pernyataan ibu bahwa ‘ dibaptis dalam Roh Kudus itu tidak tepat’ padahal dalam Yohanes 1 : 32-33 disitu dituliskan dengan sangat Jelas baptis air dan baptis Roh Kudus dan kedua baptis itu berbeda. Bgmn ibu menanggapi hal tersebut karna dalam mempelajari Firman Tuhan diperlukan hikmat.

Ingrid Listiati
Reply to  stef
11 years ago

Shalom Stef,

Anda benar bahwa untuk mengartikan Firman Tuhan diperlukan hikmat, dan hikmat ini telah diberikan oleh Kristus kepada Gereja, dengan memberikan Roh Kudus-Nya kepada para rasul dan para penerus mereka (lih. Yoh 20:21-23).

Silakan membaca tanggapan kami atas pertanyaan Anda ini, yang sepertinya juga sudah kerap kali ditanyakan oleh pembaca, dan karena itu kami pisahkan di tulisan terpisah, khusus tentang topik ini, yaitu mengapa Gereja Katolik mengajarkan hanya ada satu Baptisan, silakan klik.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

lidya
lidya
11 years ago

Penjabaran terlalu bias..terlalu berteori..sesuaikan saja dengan realita kehidupan yg membutuhkan sandang pangan papan. Realita kehidupan saat ini tidak sama dengan jaman Yesus or sebelum Yesus. Jd harus realistis menterjemahkan apa yg ada di Alkitab biar g tambah oon umatnya. Jika terus berbicara cara yg baku maka akan bertolak belakang dengan realita ke hidupan, hal ini yg membuat banyak org semakin menjadi tidak percaya. Pandai2 lah menelaah masalah tentang ke agamaan,jangan kaku dan berdalil menurut pendapat pribadi. Ingat,banyak kelaparan,kejahatan..dan itu tidak akan berhenti hanya dengan pemahaman teoritas dr Alkitab yg baku. Mari belajar cerdas menguraikan maksud Allah. [Dari Katolisitas: Silakan Anda… Read more »

Teguh Cahyadi
Teguh Cahyadi
Reply to  lidya
11 years ago

Heehehhhe…Ibu/sdri Lidya yang terkasih dalam Yesus Kristus-marilah kita belajar untuk memahami perbedaan dengan cara berpikir yang positif, karena di dunia ini-sifatnya fana dan selama nafas kita masih ada tentunya, kita terus belajar untuk lebih memperbaiki diri…jadi lebih bijaksana kalau kita kedepankan Kasih….JBU all

[Dari Katolisitas: Ya, memang yang terutama adalah kasih (1Kor 13:1-13), dan kasih ini yang mendorong kita untuk berbagi dan saling menolong satu sama lain (Gal 6:2)]

steven
steven
11 years ago

Shalom..katolisitas saya ingin bertanya mengenai karunia bahasa roh, sewaktu orang2 menerima karunia tersebut, ada yang dikatakan bahwa selain menerima karunia bahasa Roh, ada juga yang mendapatkan karunia bernubuat,.. Bisakah dijelaskan apakah, arti bernubuat itu? Dan apa sajakah contoh2 bernubuat? Terimakasih

Ingrid Listiati
Reply to  steven
11 years ago

Shalom Steven, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita, bahwa karunia nubuat (dan karunia-karunia karismatik Roh Kudus lainnya) adalah karunia yang diberikan Allah untuk membangun Gereja/ Jemaat (lih. 1 Kor 14:4;12). Orang yang mendapat karunia nubuat dapat dipakai oleh Allah untuk menyampaikan peneguhan, teguran ataupun penghiburan kepada Gereja, entah melalui pengajaran Sabda Allah maupun pembicaraannya dalam pertemuan-pertemuan ibadat (lih. 1Kor 14:5), ataupun dalam persekutuan jemaat. Dalam keadaan-keadaan tertentu mereka dapat pula mengetahui keadaan yang akan terjadi, yang dapat menjadi pembelajaran bagi Jemaat. Maka memang karunia bernubuat umumnya tidak menyangkut kepada ‘ramalan kasus pribadi’ yang tidak ada hubungannya dengan iman Jemaat. Contoh dalam… Read more »

rusli
rusli
11 years ago

salam RD Yohanes, Bp Stefanus Tay & IBu Inggrid 1. Apakah seorang yang dikatakan memiliki ROH KUDUS adalah berkarunia “profektik” misal dapat berbahasa lidah, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, membedakan roh-roh di dunia, melihat roh halus, menimun racun tidak mati dll 2.Apakah seorang yang percaya TUHAN YESUS dapat mendengar suara TUHAN secara audible ? 3.Apakah Rumah TUHAN (BAIT ALLAH) di dalam hati orang yang percaya pada TUHAN YESUS ? dan apakah TUHAN tidak ada di SORGA ? terimakasih & salam rusli Submitted on 2013/03/11 at 4:18 pm Salam RD Yohanes, Stefanus Tay & team 1.Apakah arti kata “digenapkan” oleh… Read more »

RD. Yohanes Dwi Harsanto
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Reply to  rusli
11 years ago

Salam Rusli, 1. Hubungan antara Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), serta PB atas PL begitu erat. Hal ini ada dalam Dei Verbum no 16. Allah, pengilham dan pengarang kitab-kitab suci PL maupun PB, dalam kebijaksanaan-Nya mengatur Kitab Suci sedemikian rupa, sehingga PB tersembunyi dalam PL dan PL terbuka dalam PB. Sebab meskipun Kristus mengadakan Perjanjian yang Baru dalam darah-Nya (lih. Luk 22;20, 1Kor 11:25), namun kitab-kitab PL seutuhnya ditampung dalam pewartaan Injil. PL itu dalam PB memperoleh maknanya dan memperlihatkan maknanya secara penuh (Lih: Mat 5:17; Luk 24:27; Rom 16:25-26; 2Kor 3:14-16). 2. Roh Kudus dalam diri orang… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  rusli
11 years ago

Shalom Rusli, 1. Gereja mengajarkan bahwa Perjanjian Baru (PB) menggenapi Perjanjian Lama (PL). Penggenapan ini memang tidak berarti bahwa segala sesuatu yang tertulis dalam kitab PL harus tertulis lagi dalam kitab PB, sebab jika demikian tidak ada bedanya antara PL dan PB dan tidak ada yang “diperbaharui” dalam perjanjian antara Allah dan manusia itu. Maka penggenapan perjanjian di sini maknanya adalah bagaimana PB menyampaikan makna yang sesungguhnya, yaitu makna yang lebih penuh, dari suatu pengajaran yang telah disampaikan dalam PL. Pada prinsipnya, penggenapan perjanjian antara Allah dan manusia dinyatakan di dalam Yesus Kristus, melalui wafat-Nya di salib dan kebangkitan-Nya dari… Read more »

rusli
rusli
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Salam Ibu Ingrid terimakasih sebelumnya telah memberikan penjelasan, 1.jawaban ibu point 1 membuat saya bingung, maaf, seperti demikian : …..sebab jika demikian tidak ada bedanya antara PL dan PB dan tidak ada yang “diperbaharui” dalam perjanjian antara Allah dan manusia itu…. ==>apakah kata “diperbaharui” yang dimaksud ibu berarti PB itu adalah ADDENDUM/AMANDEMEN dari PL kah ? lalu …Pada prinsipnya, penggenapan perjanjian antara Allah dan manusia dinyatakan di dalam Yesus Kristus, melalui wafat-Nya di salib dan kebangkitan-Nya dari kematian. Kurban Kristus itulah yang menggenapi seluruh kurban (kurban bakaran, kurban penebus dosa, kurban syukur, dst) dalam Perjanjian Lama…. ==> apakah penggenapan yang… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  rusli
11 years ago

Shalom Rusli 1. Tentang hubungan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru, silakan klik di sini. 2. Tanggapan saya: a. Gereja Katolik mengajarkan bahwa Roh Kudus diberikan melalui Pembaptisan (lih. KGK 1215, 1262, Yoh 3:5). Maka Roh Kudus yang dikaruniakan pada saat Pembaptisan, memberikan kita kehidupan ilahi, yaitu kehidupan baru di dalam Kristus sebagai anak-anak angkat Allah. Bersamaan dengan Roh Kudus yang dicurahkan ini, maka seseorang yang dibaptis menerima tujuh karunia Roh Kudus, untuk membantunya mencapai tujuan akhirnya, yaitu Surga. Ketujuh karunia ini membantu seseorang- secara pribadi- untuk bertumbuh dalam kekudusan. Tentang ketujuh karunia Roh Kudus ini, sudah pernah dibahas di sini,… Read more »

Olin
Olin
12 years ago

Shalom Bp Stef dan Ibu Inggrid,

Mohon penjelasan tambahan mengenai 7 karunia RK seperti yang diulas di awal yang diambil dari Yes 11:2-3. Saya sempat menerima penjelasan dan pengajaran mengenai hal ini mengenai mengapa 7 bukan 6 (karena secara harafiah hanya tertulis 6 seperti yang tertera di ayat ke 2), tetapi saya lupa.

terima kasih,

Tuhan memberkati

[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik; dan penjelasan tentang ketujuh karunia Roh Kudus, klik di sini]

Teddy
Teddy
13 years ago

Shalom Katolisitas,

Mohon penjelasan lagi mengenai dibaptis dalam Roh Kudus:
1. Bedanya dengan menerima karunia Roh Kudus?
2. Mengapa denominasi Reformed Injili tidak percaya lagi bahwa saat ini tidak terjadi lagi (yang saya tahu mereka hanya percaya terjadi pada KIS 2 saja).

Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati

Ingrid Listiati
Reply to  Teddy
13 years ago

Shalom Teddy, 1. Gereja Katolik mengajarkan adanya satu baptisan (lih. Ef 4:5) yaitu yang diterima melalui Sakramen Baptis. Dengan demikian istilah “dibaptis dalam Roh Kudus” sesungguhnya tidak tepat, sebab Pembaptisan itu diberikan di dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus (lih. Mat 28:19-20). Namun demikian Roh Kudus dapat terus dicurahkan kepada orang- orang yang sudah dibaptis, dalam banyak kesempatan, baik dalam perayaan Ekaristi secara khusus dalam perayaan Pentakosta, melalui sakramen Krisma, maupun juga lewat acara pencurahan Roh Kudus dalam seminar hidup baru dalam Roh Kudus, dan istilah yang lebih tepat di sini adalah “pencurahan Roh Kudus”. 2. Memang beberapa… Read more »

Teddy
Teddy
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Shalom Bu Inggrid, Terima kasih atas jawabannya. Dan ada sedikit tambahan bu: 1. Pencurahan Roh Kudus dalam bahasa Inggris apa sebutannya? 2. Berkaitan dengan St Agustinus dan juga St Thomas Aquinas, dua pujangga Gereja yang disebutkan tadi, pertanyaan ini mungkin tidak berhubungan dengan Roh Kudus, tapi saya tidak tahu harus taruh di mana: Benarkah ketika muncul ajaran St. Thomas Aquinas, ada pengikut St. Agustinus yang terguncang imannya, kalau ya dalam ajaran apa? Paus Yohanes Paulus II, juga ditengarai dapat menjadi the next Pujangga Gereja yang mengguncang antara lain lewat Teologi Tubuh? Benarkah demikian? Adakah mungkin ajaran Ekaristi perlu ada revisi… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Teddy
13 years ago

Shalom Teddy, 1. Pencurahan Roh Kudus dalam bahasa Inggris adalah the outpouring of the Holy Spirit. 2. Saya tidak mengetahui adanya kisah murid St. Agustinus yang terguncang imannya dengan munculnya ajaran St. Thomas Aquinas. Silakan jika anda mengetahuinya, silakan anda sertakan sumbernya, dari mana anda mengetahui akan hal itu. Sebab setahu saya, St. Thomas Aquinas banyak mengutip ajaran St. Agustinus juga, walaupun ia juga mengutip Bapa Gereja lainnya. Jika kelak Paus Yohanes Paulus II diberi gelar pujangga Gereja, sesungguhnya juga tidak terlalu mengherankan, sebab ia memang banyak sekali menulis tentang ajaran Gereja. Paus Yohanes Paulus II menekankan dialog dalam menyampaikan… Read more »

Teddy
Teddy
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Shalom Bu Ingrid, Terima kasih atas jawabannya. 1. Mengenai St Agustinus dan St. Thomas Aquinas, seorang Romo yang mengatakannya, tidak perlu saya sebutkan namanya, terjadi dalam sebuah seminar, dan saya tidak sempat bertanya. 2. Mengenai Revisi Ekaristi dengan kaitan teologi tubuh, mungkin saya tidak tepat mengatakannya, karena secara prinsip rasanya tidakada yang berubah, namun penjelasannya mungkin menjadi lebih lengkap jika teologi tubuh sudah diterima luas. Ini pula yang saya ingin tanyakan, sejauh mana sebetulnya Teologi Tubuh sudah diterima di kalangan Rohaniwan? Khususnya Indonesia? Mohon maaf, kita harus akui kadang terjadi hal-hal yang tidak sepatutnya sebagai contoh, seorang mengaku dosa karena… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Teddy
13 years ago

Shalom Teddy, Nampaknya ada kesalahpahaman di sini. Sebab baik secara prinsip maupun secara praktek seharusnya tidak ada yang salah dari Teologi Tubuh ini. Teologi Tubuh tidak mengajarkan masturbasi ataupun memperbolehkan masturbasi. Seharusnya jika seseorang memahami dengan sungguh apa yang diajarkan dalam Teologi Tubuh, maka ia akan semakin merasa berdosa kalau melakukan masturbasi, dan dengan demikian tidak akan mengatakan kepada orang lain bahwa ‘masturbasi itu bukan dosa’. Komentar ini menunjukkan bahwa ia belum sepenuhnya memahami ajaran Paus Yohanes Paulus II dalam Teologi Tubuh. Mengapa? Karena Paus mengajarkan kesucian makna seksualitas sedemikian, yang tidak pernah dihubungkan dengan pemuasan dorongan keinginan jasmani sebagaimana… Read more »

yosh
yosh
13 years ago

Shalom Katolisitas, Sekitar sebulan yang lalu di lingkungan pergaulan saya sedang marak membicarakan tentang peranan malaikat dalam hidup pribadi. Pada saat mendiskusikan hal – hal ini, terdapat beberapa hal yang membingungkan kami dan karenanya saya berpikir lebih baik untuk bertanya secara langsung di situs ini. Beberapa dari teman saya mengklaim mereka dapat melihat dan berkomunikasi dengan malaikat pelindung mereka. Hal ini tidak menjadi persoalan buat saya apakah mereka benar dapat mendengar suara malaikat yang melindungin mereka, namun ada juga sejumlah pertanyaan yang ada dibenak kami yang kurang jelas. 1. Saya sudah mengetahui tentang konsep hati nurani yang merupakan keputusan akal… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  yosh
13 years ago

Shalom Yosh, Terima kasih atas pertanyaannya. Secara prinsip, kita tidak perlu membedakan dorongan dari Roh Kudus dan dorongan dari malaikat pelindung, karena dorongan dari malaikat pelindung senantiasa sesuai dengan dorongan dari Roh Kudus. Karena malaikat adalah utusan Allah, maka dia hanya dapat memberikan pesan yang memang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah. Jadi, kita tidak perlu membedakannya. Yang perlu dibedakan adalah apakah dorongan hati nurani kita berasal dari Allah atau bukan, karena dorongan hati nurani yang tidak dibina dengan baik dapat salah. Memang Tuhan telah memberikan kepada kita malaikat pelindung untuk menjaga dan melindungi kita dan menemani kita dalam… Read more »

Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr.
Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr.
Reply to  yosh
13 years ago

Salam Yosh Saya kutipkan dari buku Komisi Liturgi KWI, “Direktorium tentang Kesalehan Umat dan Liturgi, Asas-Asas dan Pedoman”, Jakarta: OBOR, 2011, no. 213-217 dan KGK, alih-alih menjawab pertanyaan Anda satu per satu yang memang tidak mudah, agar kita tidak malahan jatuh pada pendangkalan terhadap misteri Allah yang agung ini. Gereja mengajarkan bahwa ada makhluk spiritual, nir-raga, yang oleh Kitab Suci disebut “malaikat”. Itu merupakan kebenaran iman, dan kesaksian Kitab Suci jelas sekali sebagai kesatuan tradisi (KGK 328). Malaikat ialah pelaksana perintah Allah, yg selalu siap siaga mendengarkan titah Allah (Mzm 103:20). Mereka melayani rencana keselamatan dari Allah, diutus melayani mereka… Read more »

Yosh
Yosh
Reply to  Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr.
13 years ago

Syalom kepada Pak Stef dan Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr. Terima kasih atas tanggapannya ditengah kesibukan yang ada di situs ini dan dalam aktivitas pelayanan dari pak Stef maupun Rm Harsanto. Saya akhirnya bisa mengerti tentang peran para malaikat, bagaimana seharusnya kita bersikap dan berkomunikasi dengan mereka tanpa melupakan bahwa Tuhanlah yang berada diatas segala-galanya. Artikel yang diberikan sungguh bermanfaat dan saya bisa bersikap sesuai dengan apa yang diajarkan oleh gereja Katolik. Dewasa ini banyak orang yang salah mengartikan kehadiran dan “misteri” dari para malaikat, namun menyadari bahwa pengalaman bantuan dan kehadiran para malaikat telah membuat saya mempunyai rasa syukur… Read more »

evan
evan
13 years ago

pertanyaan.
SHALOM
Dalam masa prapaskah saat ini ada beberapa pertanyaan yang membuat saya bingung,dengan pertanyan apakah kita sudah menjadi anak -anak allah?
Dan apa yang dimaksud dengan anak-anak ALLAH?
Bukankah jika sudah di baptis sudah menjadi anak-anak ALLAH?
SALAM
EVAN.

Ingrid Listiati
Reply to  evan
13 years ago

Shalom Evan, Katekismus Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci mengajarkan: KGK 1265 Pembaptisan tidak hanya membersihkan dari semua dosa, tetapi serentak menjadikan orang yang baru dibaptis suatu “ciptaan baru” (2 Kor 5:17), seorang anak angkat Allah (Bdk. Gal 4:5-7); ia “mengambil bagian dalam kodrat ilahi” (2 Ptr 1:4), adalah anggota Kristus (Bdk. 1 Kor 6:15; 12:27), “ahli waris” bersama Dia (Rm 8:17) dan kenisah Roh Kudus (Bdk. 1 Kor 6:19). Maka Sabda Allah mengajarkan bahwa setelah kita dibaptis, memang kita diangkat untuk menjadi anak- anak angkat Allah di dalam Kristus, karena melalui Pembaptisan kita mengambil bagian dalam kodrat ilahi yang memungkinkan… Read more »

Budi
Budi
13 years ago

Syalom Ibu Inggrid yang terkasih… akhir2 ini saya sering mendengar tentang ANAK INDIGO,,,,Bila Ibu Inggrid belum tahu, saya akan memberikan sedikit pengertiannya… Indigo dtmukan oleh Nancy Ann Torp, konselor, 1970. Dia mneliti warna aura mnsia & mnghbngkanny dgn kpribdian mrka yg mmiliki aura nila. Anak indigo ini trnyta anak2 yg dianugrahi klbihan khususny kmampuan extra sensory perception = sixth sensens = indera keenam. Anak indigo istilah yg dberikan kpd anak yg mnunjukkn prilaku lbih dwsa dbnding usianya & mmiliki kmampuan intuisi sgt tinggi. Biasanya mrk tdk mau dprlkukan scr anak2. Anak indigo mmiliki energi sinar elektromagnetik atau aura di skitar… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Budi
13 years ago

Shalom Budi, Saya pernah menanggapi soal anak Indigo di sini, silakan klik. Prinsipnya, karena fenomena ini juga masih bersikap spekulatif, maka Gereja Katolik tidak perlu menyikapinya. Dengan demikian menghubungkan fenomena anak Indigo dengan karunia- karunia karismatik Roh Kudus, juga nampaknya tidak relevan. Sebab karunia karismatik Roh Kudus itu fungsi utamanya adalah untuk membangun Gereja, dan membangunnya itupun atas dasar Kasih, karena Roh Kudus adalah Roh Kasih itu sendiri. Karunia- karunia karismatik yang dari Roh Kudus itu harusnya mempersatukan Gereja, setia kepada ajaran Kristus dan bukan malah mengajarkan ajaran yang menentang ajaran Kristus. Dengan melihat dua syarat ini saja kita ketahui… Read more »

robertus freddy
robertus freddy
13 years ago

Berkah dalem ..

Bu Inggrid, saya mau menanyakan apakah gerakan karismatik merupakan gerakan yang resmi dalam gereja katolik? karena menurut saya gerakan ini lebih mirip dengan gerakan ibadat di gereja reformasi? Ada penumpangan tangan, bahasa roh…Bukankah penyembahan tertinggi kita dipersembahkan lewat misa dengan menyambut tubuh kristus sendiri? Lalu sejarahnya karismatik katolik bagaimana bu?
terimakasih penjelasannya..

Ingrid Listiati
Reply to  robertus freddy
13 years ago

Shalom Robertus, Gerakan Karismatik Katolik merupakan gerakan yang diakui resmi oleh Gereja Katolik. Silakan anda membaca di sini, silakan klik. Walaupun diterima, tetapi ibadah persekutuan doa karismatik memang bukanlah merupakan puncak ibadah kita sebagai umat Katolik. Perayaan Ekaristi tetaplah merupakan sumber dan puncak kehidupan kita sebagai umat Kristiani, seperti sudah pernah dibahas di sini, silakan klik; sebab Kristus sendirilah yang kita sambut dalam Ekaristi, dan ini tidak diperoleh dalam bentuk- bentuk ibadah lainnya. Kami memang belum pernah mengulas tentang sejarah gerakan Karismatik dalam Gereja Katolik, mungkin di waktu mendatang. Mohon kesabarannya. Sementara ini, silakan anda membaca dulu buku karangan Romo… Read more »

Robertus Freddy
Robertus Freddy
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Berkah Dalem.. Bu Ingrid, dada saya merasa sangat sesak ketika melihat ada banyak umat katolik merasa bahwa ekaristi saja belum cukup. sehingga harus “meniru” cara ibadat saudara kita yang kristen sehingga lebih ekspresif dan semacamnya. Saya yang umat biasa memang tidak lebih pandai dari Bu Inggrid dan mereka yang telah menyetujui gerakan ini, namun saya yakin di kemudian hari gerakan ini pasti akan dihilangkan dari bunda gereja yang kudus. Bukannya membawa umat semakin katolik namun malahan semakin pantekosta dan menjauh dari bunda gereja.. Banyak orang beranggapan bahwa KRISTEN dan KATOLIK adalah sama sebagai akibat dari peran sebagian orang yang membawa… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Robertus Freddy
13 years ago

Shalom Robertus, Agaknya kita harus dengan rendah hati menyerahkan penilaian akan hal Karismatik ini kepada otoritas Gereja Katolik. Saya mohon anda membaca terlebih dahulu link yang saya sebutkan, klik di sini, untuk melihat bagaimana seharusnya kita menyikapi gerakan ini. Selayaknya kita tidak menjadi ‘anti’ kepada gerakan Karismatik Katolik, hanya karena sikap negatif dari segelintir orang Karismatik. Dengan demikian, maka saya rasa tak perlu dada anda menjadi ‘sesak’. Benar bahwa cara berdoa dalam gerakan Karismatik memang ekspresif dan berkesan mirip dengan ibadah dalam gereja Kristen non- Katolik, namun itu hanya merupakan cara berdoa saja, yang juga tidak sama antara komunitas Karismatik… Read more »

Budi Darmawan Kusumo
Budi Darmawan Kusumo
Reply to  Robertus Freddy
13 years ago

Syalom Pak Robertus, Saya adalah pengikut gerakan Katolik Kharismatik di HSM / Heman Salvation Ministry di Surabaya ( WTC lantai 3 ). Dulu saya adalah Katolik ‘biasa’ yang cukup rajin ke gereja dan berdoa. Justru ketika saya mengikuti gerakan Katolik Kharismatik, iman saya JAUH lebih bertumbuh dan malah lebih mamahami Sakramen Ekaristi sebagai PENYEMBAHAN TERTINGGI. Saya semakin cinta akan Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik dan membela IMAN KATOLIK dari IMAN – IMAN yang lain ( alias menjadi KATOLIK yang LEBIH militan ). Malahan orang – orang di Komunitas HSM ini TIDAK MAU meninggalkan Gereja ( alias semakin… Read more »

Yosh
Yosh
13 years ago

Terima kasih atas jawaban yang diberikan, Saya mendapatkan pemahaman dari jawaban yang diberikan bahwa sebagai umat katolik kita harus menjaga kekudusan hidup kita senantiasa. Pusat dari perbuatan kita seharusnya adalah yang membawa cinta kasih kepada Tuhan ditambah denga pertobatan yang sejati. Dari dulu, saya selalu penasaran dengan karya roh kudus secara pribadi dalam hidup kita dan setelah menerima informasi ini, betapa saya sangat bersyukur sekali karena ternyata pekerjaan Roh Kudus itu betul – betul sangat bisa terintegrasi dalam kehidupan sehari – hari yang berpusat kepada Tuhan dan sesama. Baru kali ini saya mengetahui dengan lebih jelas makna dari SHBDR. sebelumnya,… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Yosh
13 years ago

Shalom Yosh, 1. Kemampuan mengetahui kondisi orang lain tanpa diberi tahu, apakah ini dari Roh Kudus? Jika pengetahuan ini didapat di dalam kondisi hati yang berdoa dari seseorang yang memang hidup di dalam Kristus, dapat terjadi bahwa pengetahuan tersebut berasal dari Roh Kudus. Mengapa demikian? Karena ada kalanya Tuhan mengizinkan hal itu untuk diketahui oleh orang itu agar ia membangun iman saudaranya yang sedang mengalami suatu keadaan tertentu; misalnya, jika yang dialami adalah masalah, agar supaya dibantu, jika itu suatu kesalahan, agar saudaranya itu diarahkan supaya bertobat dengan tulus. Contoh yang paling jelas misalnya karunia ini diberikan kepada St. Padre… Read more »

Yosh
Yosh
13 years ago

Shalom katolisitas, Saya ingin mengajukan pertanyaan seputar karya roh kudus dan karunia-karunianya. Bisakah katolisitas membahas mengenai karunia – karunia dari Roh Kudus, menjelaskan manfaatnya dan bagaimana sikap dan peran kita sebagai umat untuk memberdayakan karunia tersebut. Saya juga ingin mengetahui lebih jauh tentang karunia pembedaan roh ( discernment) yang katanya bisa membantu untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Namun ada beberapa orang yang mengatakan pada saya bahwa membedakan roh bisa juga benar2 membedakan roh dan yang lainnya adalah yang baik dan yang benar. Jika seseorang dengan kesadarannya sendiri, meminta suatu karunia kepada Tuhan, apakah itu diperbolehkan ? atau tidak… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
37
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x