Hari Tritunggal Maha Kudus

Saudara saudari terkasih dalam Kristus
Hari ini Gereja merayakan hari Tritunggal Maha Kudus, sebuah misteri indah namun sangat mendalam di dalam iman kita: satu Tuhan dalam tiga pribadi – Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Untuk memahami misteri ilahi ini, kita sering mencari simbol dan analogi dalam dunia di sekitar kita.

Ingatlah saat kita masih anak-anak, pada hari yang cerah, kita kadang-kadang menatap ke langit, melihat langsung ke matahari. Kita bisa merasakan panasnya di kulit kita, melihat cahayanya yang terang menembus mata kita, dan kita tahu, bahkan tanpa melihatnya secara langsung, bahwa itu adalah bola api yang bulat. Namun, mata kita tidak memiliki kemampuan untuk bisa menatap cahaya matahari yang begitu terang.

Perasaan seperti itu sedikit mirip dengan pemahaman kita tentang Tritunggal. Kita dapat merasakan efek cinta Tritunggal. Kita bisa melihat pekerjaan Bapa, Putera, dan Roh Kudus dalam hidup kita dan di dunia di sekitar kita. Dan namun, kita tidak bisa sepenuhnya memahami kedalaman misteri ilahi ini. Itu terlalu luas, terlalu indah bagi pikiran manusia kita untuk sepenuhnya bisa memahami.

Tritunggal Kudus dapat dibandingkan dengan matahari itu. Bapa seperti matahari itu sendiri, sumber kehidupan, Anak adalah seperti cahaya, yang merupakan refleksi terang sempurna sang Bapa, dan Roh Kudus adalah seperti panas yang memberi kehangatan dan kehidupan, yang juga merupakan cinta yang mengalir antara Bapa dan Anak. Masing-masing adalah berbeda, namun mereka semua adalah realitas yang sama, Tuhan yang sama.

St. Agustinus menggambarkan Tritunggal sebagai Dia yang mengasihi, Putra sebagai yang dikasihi, dan Roh Kudus sebagai kasih itu sendiri. Hubungan dinamis kasih yang saling memberikan diri ini adalah esensi daripada Tritunggal – bagaikan suatu symphony dan tarian abadi yang terdiri dari pertukaran kasih yang tak ada habisnya.

Tarian ilahi ini tidak hanya terbatas di rana surgawi saja, melainkan melalui kemurahan hatiNya, kasih tritunggal Allah itu meluas ke dalam hidup kita di dunia. Kita diajak untuk ikut serta, untuk mendaraskan hidup kita, hubungan kita, komunitas kita, di dalam kehidupan kasih Tritunggal Kudus. Untuk masuk dan tenggelam di dalam cinta Tritunggal berarti mencintai dengan bebas, mencintai tanpa pamrih. Kasih itu terwujud dalam penyerahan diri di dalam cinta yang saling memberikan diri secara habis habisan, tanpa pamrih dan bahkan penuh pengorbanan, seperti juga kasih yang mengalir dengan Bapa, Putera , dan Roh Kudus. Dan karena esensi terutama Tuhan adalah kasih, kita hanya akan sanggup saling mencintai jikalau kita mendapatkan kekuatan dari sumber sang Kasih sempurna itu, yaitu Tuhan sendiri.

Sering kali cinta menuntut pengorbanan dan kita bisa melihat dinamika ini di dalam keluarga kita, dimana cinta Tritunggal ini tercermin di orang tua yang merawat anak-anak mereka, di antara saudara kandung yang mendukung satu sama lain, di antara cucu yang menghargai kakek-nenek mereka – di mana suatu pemberian kasih dan pengorbanan terjadi untuk kebaikan mereka yang dikasihi, di mana hubungan cinta yang saling memberikan diri terjadi, kita melihat refleksi dinamika kehidupan Tritunggal.

Dalam komunitas kita, kita bisa berusaha mencerminkan cinta Tritunggal ini dengan menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan kita, dengan berbagi sumber daya kita, dengan berdiri untuk membela keadilan dan perdamaian. Setiap tindakan baik, setiap kata yang menghibur, setiap komitmen untuk melayani, setiap kesediaan untuk mau mengesampingkan ego dan keinginan diri sendiri demi kebaikan bersama, adalah suatu expresi dari dinamika Tritunggal ini.

Teolog Thomas Merton pernah berkata, “Seluruh kehidupan Kristiani adalah kehidupan di mana semakin jauh seseorang maju melangkah, semakin dia harus bergantung sepenuhnya pada Tuhan.” Saat kita maju dalam perjalanan hidup Kristiani kita, kita dipanggil untuk lebih menggantungkan dan mempercayakan hidup kita pada Tritunggal Kudus. Dimana kita senantiasa mengundang Bapa, Putera, dan Roh Kudus ke dalam hati kita, di dalam keputusan hidup kita, dan dalam setiap interaksi kita.

Saat kita merayakan hari Tritunggal maha Kudus, mari kita berusaha untuk memperdalam pemahaman kita tentang misteri ilahi ini dan menjadikannya kenyataan yang dialami. Meskipun kita mungkin tidak sepenuhnya memahaminya, seperti matahari di hari-hari masa kecil kita, kita masih bisa berjemur dalam kehangatannya, dipandu oleh cahayanya, dan ditarik ke dalam cintanya. Semoga cinta Tritunggal membimbing langkah kita, mengarahkan jalur kita, dan bersinar dalam hidup kita. Amin.

Marilah kita berdoa

Ya Allah Tritunggal Maha Kudus, Bantulah kami, ya Tuhan, untuk meniru cinta Tritunggal Kudus dalam hidup kami sehari-hari. Ajari kami untuk mencintai dengan bebas, mencintai tanpa pamrih, dan memberi diri dalam cinta seperti yang telah Kau contohkan bagi kami.
Kami berdoa agar kami dapat menghidupkan cinta ini dalam keluarga kami, dalam komunitas kami, dalam setiap tindakan baik yang kami lakukan. Biarkanlah setiap kata penghiburan, setiap tindakan pelayanan, menjadi cermin dari cinta Tritunggal Kudus.
Kami bersyukur untuk misteri indah Tritunggal ini dan untuk kasihMu yang tidak pernah berakhir. Semoga kasih Tritunggal membimbing langkah kami, mengarahkan jalan kami, dan menyinari hidup kami. Amin

03/06/2023
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.