Saya memandangi rosario di tangan saya. Dari bahan apapun terbuatnya, butir-butir itu tampak begitu bersahaja. Sesederhana doa-doa berulang yang saya ucapkan di setiap butirnya. Bagaikan kesederhanaan seorang gadis bersahaja di kota kecil Nazaret di Galilea, yang sangat rendah hati dan tulus, yang menyerahkan sepenuhnya keputusan hidupnya pada Allah. Saya tidak ingat lagi pada usia berapa di hidup saya terjadinya awal perkenalan saya dengan benda berbutir-butir yang terangkum menjadi satu untaian ini. Sama seperti reaksi Bunda Maria yang pertama kali terbaca di dalam Kitab Suci adalah rasa terkejut dan kemudian tidak mengerti, dulu saya juga tidak paham mengapa harus mengulangi doa yang sama sebanyak lima kali sepuluh, dan mengapa saya tidak langsung saja berdoa kepada Bapa. Sama seperti seluruh rencana Allah adalah suatu misteri yang amat besar bagi Bunda dalam seluruh perjalanan hidupnya. Bahkan dalam setiap episode perjalanan hidupnya bersama Yesus, ia tidak pernah bisa membayangkan, apalagi memperkirakan, episode seperti apa yang akan dialaminya di hadapan. Semuanya begitu penuh kejutan dengan banyaknya tantangan dan kesukaran. Sampai kemudian di akhir seluruh rancangan yang dijalaninya itu, ia mendapati dirinya dengan hati yang remuk memeluk tubuh Putera-Nya yang bersimbah darah dalam keadaan kaku tidak bernyawa setelah diturunkan dari kayu salib yang hina di mana hidup-Nya berakhir. Namun dengan lemah lembut, ia hanya menyimpan dan merenungkan semua itu dalam hatinya, hatinya yang selalu percaya, percaya sepenuhnya kepada kebaikan dan kebijaksanaan Tuhan.
Demikianlah perjalanan hidup ini saya juga tidak pernah tahu akan menuju ke mana. Rencana Allah dan skenario penyelamatan-Nya yang begitu agung bagi keselamatan saya, juga masih selalu menyisakan misteri bagi akal budi saya. Tetapi, karena butir-butir rosario yang meluncur di antara jemari saya itulah, sambil mendaraskan doa yang sama setiap kali, saya merasa dibimbing oleh Bunda Maria untuk meyakini kasih Allah di balik setiap episode kehidupan yang merupakan misteri itu. Bunda sudah membuktikannya. Ketaatan dan kerendahan hatinya untuk mengatakan ‘ya’ kepada setiap skenario Allah, membuat saya dan seluruh umat manusia di bumi bisa melihat sebuah akhir yang selalunya baik, akhir yang indah dan penuh kemenangan, dari rangkaian peristiwa kehidupan yang panjang dan penuh liku, yang selalu menyisakan ketidakmengertian yang tak berujung bagi akal budiku. Semuanya baik, karena Bunda bertahan sampai akhir. Keyakinan bahwa semuanya akan baik dan semuanya memang baik seperti halnya Bunda sudah menunjukkan teladan itu kepada saya, membuat dalam ketidakmengertian saya, saya berani mencoba berseru dengan penuh keyakinan bersama Bunda, “Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu”. Ungkapan seperti itu hanya bisa dinyatakan kepada sosok Tuhan yang selalu mempunyai rancangan yang baik dan tahu memegang kendali untuk membuat segalanya baik. Tak peduli betapapun berat dan pahit prosesnya di tengah-tengah, tetapi bersama Dia dan di dalam Dia, semuanya baik, dan akan berakhir baik. Dan orang pertama yang memberi saya contoh bahwa harapan seperti itu bukanlah harapan yang kosong adalah Bunda Maria, melalui keteladanan seluruh hidupnya.
Sejak pertama kali belajar untuk mengenal siapakah Yesus itu bagi saya, saya semakin menyadari dengan bertambahnya usia, bahwa proses perjalanan mengenal Yesus dan kehendak-Nya bukan proses setahun atau sepuluh tahun, melainkan proses seumur hidup. Saya menemukan bahwa sebagai doa yang dipanjatkan dengan perantaraan Bunda Maria, doa Rosario menolong saya untuk menghayati mengapa Yesus yang adalah Tuhan dan Raja, sudi datang ke dunia untuk menjadi sama seperti saya, dan membebaskan saya dari semua ikatan dunia dan dosa yang membebani manusia. Doa Rosario membawa saya melangkah lebih jauh dalam iman untuk terus menerus diingatkan pada teladan pengurbanan cinta Kristus dan disemangati oleh kerendahan hati Bunda untuk terus mencontoh keteladanan itu, betapapun sulitnya. Hal itu dimungkinkan karena dari seluruh judul dalam peristiwa-peristiwa doa Rosario, hampir seluruhnya bercerita tentang Yesus dan perjalanan hidup-Nya sebagai manusia, hingga kenaikan-Nya ke Surga. Ada empat kategori peristiwa, yaitu Peristiwa Gembira (didoakan hari Senin dan Sabtu), Sedih (didoakan Selasa dan Jumat), Mulia (didoakan Rabu dan Minggu), dan Terang (didoakan Kamis). Masing-masing kategori mempunyai lima peristiwa untuk direnungkan, jadi seluruhnya ada 20 peristiwa, dan dari semua itu nama Bunda Maria hanya disebutkan sebanyak empat kali sebagai judul peristiwa. Dua kali di awal Peristiwa Gembira (Maria menerima kabar dari malaikat dan Maria mengunjungi Elizabeth) serta dua kali di akhir Peristiwa Mulia (Maria diangkat ke Surga dan Maria dimahkotai di Surga). Selebihnya semuanya mengenai Yesus dan yang mengenai Maria pun intinya bercerita tentang Yesus. Sama seperti seorang ibu yang tidak tertarik menceritakan dirinya sendiri atau mencari pujian bagi dirinya sendiri pada saat menceritakan mengenai anak yang dikasihinya, sebagai ibu yang melahirkan-Nya ke dunia, Bunda mengajarkan saya untuk mengenal Yesus lebih baik dan berjalan setiap hari bersama Dia di jalan keteladanan-Nya. Ya, doa Rosario adalah doa Yesus, because it’s all about Jesus, it’s all about His love to me, dan membantu saya untuk terus memahami dan mengalami cinta-Nya kepadaku.
Pengalaman Bunda Maria yang direnungkan secara khusus di dua peristiwa pertama dalam Peristiwa Gembira dan di dua peristiwa terakhir dalam Peristiwa Mulia, menggambarkan bahwa karya keselamatan Allah diawali dari kerjasama Bunda Maria, dan kelak, penggenapan rencana keselamatan-Nya bagi kita juga seperti yang dilakukan Allah kepada Bunda Maria. Sebab jika kita bekerja sama dengan rahmat Allah seperti halnya Bunda Maria, maka kelak kita akan pula menerima janji keselamatan dan mahkota kehidupan sebagaimana digenapi Tuhan di dalam hidup Bunda Maria.
Tuhan Yesus mengatakan dalam Yoh 15:5, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”. Bagaimana saya bisa selalu dekat pada Yesus, bahkan tinggal di dalam Dia dan menyukakan hati-Nya sehingga saya bisa berbuah banyak? Mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya, dan terus berjalan di dalam keteladanan pengorbanan salib-Nya yang kudus? Salah satu jawabannya ialah dengan selalu berjalan bersama ibu-Nya dalam doa Rosario. Teladan Bunda Maria mengajarkan saya untuk bertahan dalam kerendahan hati, mempunyai sikap bergantung sepenuhnya kepada Allah, mudah memaafkan dan mengerti sesama, peka terhadap kebutuhan dan kesusahan orang lain, tidak cepat menghakimi suatu peristiwa / sesama yang tidak mengenakkan, merasa diri selalu membutuhkan rahmat pengampunan Tuhan, dan mengajak saya terus menerus mengintrospeksi diri apakah hidup saya sudah selalu selaras dengan cita-cita Puteranya. Doa Rosario membuat saya tidak pernah jauh dari Yesus.
Melalui perenungan peristiwa-peristiwa Rosario, Bunda Maria membawa saya mengenal Alah Tritunggal. Saya belajar dari interaksi Bunda dengan Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus, yang ketiganya saling bersinergi mencapai tujuan keluhuran dan kebahagiaan kekal bagi seluruh umat manusia. Sinergi ketiganya terwujud karena ketaatan Bunda sebagai media penyambung keseluruhan kesempurnaan rancangan-Nya. Bunda mengatakan “ya” kepada Allah Bapa melalui instruksi Malaikat Gabriel yang memberikan kabar gembira kepadanya dalam Peristiwa Gembira. Bunda mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mendampingi sampai akhir Allah Putera yang menjadi manusia dengan misi kesetiaan-Nya untuk menjadi Juruselamat dunia. Kesemuanya dalam Peristiwa Gembira, Sedih, serta Peristiwa Terang (yaitu saat Yesus mengubah air menjadi anggur di Kana. Di Kana itu juga saya diingatkan lagi, bahwa segala kerinduan, kebutuhan, dan keputusasaan saya, segera ditangkap Bunda untuk dibawanya kepada Puteranya, “Mereka kehabisan anggur”). Dan setelah kenaikan Puteranya ke Surga, dalam Peristiwa Mulia, Bunda berkumpul bersama para rasul untuk berdoa dengan tekun dan sehati demi menantikan kedatangan Allah Roh Kudus yang menyempurnakan keseluruhan rencana indah Allah Tritunggal bagi seluruh umat manusia.
Hidup manusia yang singkat ini memang penuh misteri, dan kehendak Bapa yang menciptakan manusia juga sebuah misteri agung yang sering tak terselami. Tetapi kita tidak sendiri dalam menempuh semuanya itu. Dalam perjalanan seumur hidup untuk mengerti dan menjalani kehendak Bapa, Bunda Maria selalu di sisi kita mendampingi perjalanan itu, memastikan kita tidak tersesat atau keliru mengambil jalan, untuk mencapai tujuan akhir yang sesungguhnya dari hidup yang fana ini. Sampai akhir hidup ini, dan bahkan hingga melewati hidup, Bunda Maria mendoakan Anda dan saya. “…Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati, Amin.”
Terima kasih Bunda Maria, atas cinta dan teladan kudus yang engkau tunjukkan kepada kami, terima kasih atas doa dan penyertaanmu yang penuh kesetiaan dalam perjalanan iman kami di dunia. (Triastuti)
Shalom Ibu Triastuti, Ibu menulis di atas: “…dulu saya juga tidak paham mengapa harus mengulangi doa yang sama sebanyak lima kali sepuluh…” Sayapun begitu, bahkan seringkali disalahkan. Belum lama ini, saya mengikuti acara doa di kantor saya, yg diselenggarakan utk semua karyawan Kristen Protestan dan Kristen Katolik. Dalam acara ini, lagu dinyanyikan berulang-ulang utk lagu yg sama. Saya tidak ikut nyanyi lagu-lagu pop ini, karna bisanya saya hanya lagu-lagu di Madah Bakti dan Puji Syukur. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam diri saya, yaitu: “kalau saya mengulang-ulang doa yg sama saat berdoa Rosario seringkali disalahkan, tapi kenapa kalau menyanyikan lagu puji-pujian ini… Read more »
Shalom Lukas Cung, Terima kasih untuk sharingnya yang menguatkan ini. Ya, ada banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari pengulangan sebuah doa. Dalam pengalaman saya pribadi, selain melatih kesetiaan dan meningkatkan konsentrasi, pengulangan memberi saya kesempatan untuk masuk semakin intens dalam permenungan dan penghayatan kepada teladan kasih Bunda Maria dan rancangan Allah Bapa yang sempurna, melalui penebusan Yesus Kristus PutraNya bagi kita. Maka doa Rosario dikenal merupakan salah satu doa kontemplatif. Doa yang menolong saya untuk menghadap hadirat Allah dengan kerendahan hati, dengan tidak pertama-tama sibuk mengutarakan kebutuhan-kebutuhan saya sendiri, tetapi menahan diri dan dengan setia mendaraskan rumusan doa yang… Read more »
Bu Triastuti, ini renungan yang sangat bagus. Saya mau bertanya tentang latar belakang Bunda Maria mengatakan, “mereka kehabisan anggur”. Yesus mengubah air menjadi anggur adalah mujizat pertama. 1. Kira kira menurut hasil permenungan Ibu Triastuti (atau mungkin ada catatan dari Tradisi Suci), dari manakah Bunda Maria mempunyai keyakinan 100% bahwa Yesus dapat dan akan mau membuat mujizat pada pesta di Kana itu? mengingat bahwa sebelumnya Ia belum membuat mujizat. 2. apakah ada catatan dari Tradisi Suci atau Magisterium bahwa sejak Bunda menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel dan mengandung, Bunda sudah meyakini 100% bahwa Yesus yang ada dalam kandungannya adalah… Read more »
Shalom Yusup Sumarno, Terima kasih untuk apresiasinya dan juga pertanyaannya ini, saya mencoba mensharingkan apa yang menjadi permenungan saya dan yang saya pahami dari ajaran Gereja. Yesus mengubah air menjadi anggur adalah mujizat pertama. 1. Kira kira menurut hasil permenungan Ibu Triastuti (atau mungkin ada catatan dari Tradisi Suci), dari manakah Bunda Maria mempunyai keyakinan 100% bahwa Yesus dapat dan akan mau membuat mujizat pada pesta di Kana itu? mengingat bahwa sebelumnya Ia belum membuat mujizat. Sebagai Ibu dari Putra Allah, yang mendapat kepercayaan dari Allah Bapa untuk mengandung Sang Penebus dunia, Bunda Maria senantiasa mempunyai kepekaan dan empati yang… Read more »
Ibu Triastuti,
banyak terima kasih atas jawaban yang lengkap dan memuaskan ini.
GBU.
Bu Astuti sejak kecil saya selalu dajarkan untuk berdoa rosario kususnya oleh ibu saya yang selalu membimbing saya untuk selalu mendekatkan diri pada bunda Maria.Selama saya rutin berdoa rosario saya benar-benar merasakan manfaatnya, saya justru merasa mampu mengarahkan pikiran saya kepada Allah ketika berdoa rosario. Doa rosario juga bagi saya merupakan sebuah latihan kedisiplinan untuk mencapai dan mendapatkan ketenangan dalam menghadapi masalah. Namun sekarang ketika saya menjadi seorang mahasiswa semangat doa rosario malah menghilang, apa yang sebaiknya yang harus saya lakukan untuk menghidupkan tradisi rasario dalam diri saya bu?.
Salam kasih Tuhan
Shalom Yoseph, saya bersyukur atas kasih dan iman ibu Anda yang dengan setia mengajarkan doa Rosario sejak Anda masih kecil, sehingga Anda merasakan keindahan dan manfaat berdoa Rosario hingga dewasa. Dalam dinamika kehidupan, tak dapat dipungkiri bahwa kehidupan doa kita kadang juga naik turun, apalagi saat usia beranjak dewasa di mana pola pikir kita menjadi semakin kompleks disertai berbagai kegiatan hidup yang beraneka ragam yang berkontribusi dalam dinamika kehidupan iman dan doa. (Mungkin ada baiknya Anda mengevaluasi sendiri faktor-faktor yang Anda pikir mempunyai cukup pengaruh kepada kehidupan doa Anda, baik itu pengaruh yang memperkuat atau yang memperlemah, supaya dapat Anda… Read more »
Terima kasih buat ibu Triastuti,…. kita menjadi semakin paham dan mengerti akan iman kepercayaan dan cinta kepada Yesus Tuhan, dan…Bunda Maria…Bunda Allah.
Shalom,
Di dalam Gereja Katolik jarang sekali diajarkan tentang pengenalan kita akan Yesus , yang ada sering hanyalah doa kepada Bunda, doa rosario, novena, atau yang lainnya yang selalu berhubungan dengan Bunda dan kurang kepada Yesus.
Coba sdr. Triastuti ikut Karismatik, ikut SHBDR maka banyak perkara-perkara tentang pengenalan kita akan Yesus yang belum pernah diajarkan oleh gereja ada di situ.
Saya sendiri pernah ikut dan saya sudah mengalaminya.
Mengenal akan Yesus jauh lebih indah daripada kita mengenal akan Bunda. (Maaf)
Coba ikut Karismatik , ikut SHBDR maka sdr pasti mengalami sesuatu yang lebih indah….
Mencoba…tidak ada yang salah…
GBU
Shalom Budi Yoga, Sejujurnya saya tidak paham bagaimana Anda dapat mempunyai kesimpulan bahwa di dalam Gereja Katolik, pengajaran pengenalan akan Yesus jarang sekali diajarkan. Pernyataan itu sungguh tidak berdasar, karena seluruh pengajaran Gereja Katolik berpusat kepada Kristus, termasuk pengajaran praktek-praktek devosi kepada Para Kudus (termasuk kepada Bunda Maria), adalah bagian dari kesatuan hikmat dan kekayaan Gereja yang kesemuanya membawa umat Katolik kepada Kristus, satu-satunya Juru Selamat dan junjungan seluruh hidup kaum beriman kristiani katolik. Upaya untuk senantiasa berjalan dalam hikmat dan teladan Kristus dilakukan dengan berbagai bentuk, termasuk melalui kekayaan yang amat indah yang diajarkan oleh Gereja, yaitu melalui doa… Read more »
Shalom, Mungkin pendapat sdr ttg kekawatiran bahwa devosi kpd Maria mengurangi waktu kita untuk berdoa & menyembah pd Kristus. Saya dulu memang dari Kristen pindah ke Katolik krn nikah dgn wanita Katolik. Sebagai seorg Katolik saya ingin memahami Katolik dgn penuh termasuk devosi kpd Bunda. Saya baca buku baca juga berbagai macam devosi sampai akhirnya saya ngadu pd Tuhan : apakah yang dapat kulakukan ? Kira2 hampir setahun kemudian Tuhan berbicara melalui mimpi : Apakah kamu percaya padaku ? jawabku : Ya Tuhan saya percaya padaMu, jawabnya : Itu sudah cukup bagiku ! Lalu saya bertanya bgmn dgn Maria, Tuhan… Read more »
Shalom Budi Yoga, Terima kasih atas tanggapan anda. Saya percaya Triastuti telah memberikan penjelasan yang sangat baik. Kalau anda masih belum bisa menerima penjelasan Triastuti dan katolisitas, mungkin anda juga dapat belajar dari kehidupan para kudus. Saya percaya bahwa anda akan setuju bahwa Bunda Teresa dari Kalkuta telah mengasihi Kristus dengan demikian luar biasa. Apa rahasia di balik semua karya kerasulannya yang begitu luar biasa? Rahasianya terletak pada devosinya kepada Sakramen Ekaristi, Sakramen Tobat dan Rosario. Dan kalau kita melihat kehidupan para santa-santo, maka kita akan melihat resep yang sama. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa kehidupan sakramen yang baik… Read more »
Shalom Pak Stef, Trims utk tanggapannya, Dari pertama saya pindah ke katolik memang ada dua hal yang menjadi pertanyaan besar bagi saya adalah Bunda & Purgatory. Jawaban-jawaban yang begitu banyak dan saangat banyak yang saya baca di katolisitas belum dapat menjawab pertanyaan saya. Saya melihat jawabannya sangat manusiawi bukan ilahi. Saya juga banyak membaca dari buku-buku lain tapi belum dapat jawaban yang membuat hati saya berkata : ini dia yang saya cari selamA ini. Akhrinya jawaban saya dapatkan dari Tuhan sendiri. Karena saya percaya hidup kekristenan adalah hidup yang berpengalaman dengan Tuhan , itu pasti unik karena pasti berbeda-beda yang… Read more »
Shalom Budi Yoga, Terima kasih atas tanggapannya. Menurut saya, tidak menjadi masalah kalau kita mempertanyakan iman kita, selama kita terus mencari. Kalau anda memandang penjelasan dari situs ini tentang Bunda Maria dan Api Penyucian tidak dapat memuaskan anda, maka yang dapat dilakukan adalah bukan hanya membaca namun mempertanyakan. Oleh karena itu, silakan memberikan pertanyaan atas semua argumentasi yang telah diberikan, sehingga apa yang masih menjadi ganjalan dapat didiskusikan. Kita tidak dapat mendasarkan kepercayaan kita pada mimpi. Mimpi anda dan mimpi para santa-santo dapat berbeda. Kalau ada dua mimpi yang saling bertentangan, maka tidak mungkin keduanya sama-sama benar. Dengan demikian, sangat… Read more »
@ Budi Yoga, mohon maaf kalau saya pribadi tidak percaya pada mimpi saudara. mengapa saya tidak percaya? 1. karena menurut saya itu tipikal dari kelompok yang suka mendiskreditkan Katolik (saya pernah dengar/melihat langsung anak kecil dari kelompok ini yang kotbah dalam KKR bahwa ia bermimpi bertemu Yesus yang menangis karena orang Katolik menyembah Maria), begitu saya mendengar “bualan” itu, saya langsung tidak percaya 100%. 2. dari segi isi, saya tidak akan percaya karena bagi saya yang katolik, Yesus tidak akan mengatakan seperti itu (kalaupun mimpi saudara nyata, meskipun saya tidak percaya), karena Yesus sangat mencintai dan menghormati BundaNya. Makanya saat… Read more »
Shalom Budi Yoga Pramono. Perkenankan saya menyarankan Bapak membaca buku “Rome Sweet Home – Roma Rumahku”, yang ditulis oleh Scott & Kimberly Hahn, terbitan terjemahan oleh penerbit Dioma Malang tahun 2004. Mereka mantan Protestan, dalam buku itu mereka mengisahkan bagaimana pergulatan mereka, termasuk mengenai Bunda Maria, yang paling berat bagi Kimberly, namun paling mudah bagi Scott Hahn yang pendeta, yang lalu menjadi mantan pendeta. Keterangan buku ada di di http://www.amartapura.com/view_category.php?ipage=1&findpub=Dioma%20Malang Saya sendiri telah membacanya dan makin mantap menjadi Katolik, karena saya juga eks Protestan, bukan karena isteri, namun karena melihat kakak dan adik saya yang telah dahulu menjadi Katolik dari… Read more »
Salam, di dalam cerita triastuti di atas dimasukkan ayat Yohanes 15:5, Firman Tuhan bilang ” barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa2. Mengapa malu atau ragu triastuti mendekati Yesus, Yesus itu kekasi triastuti saya kasi contoh yg paling gampang utk dimengerti saya sebagai cowo seneng ama triastuti pasti saya akan melakukan pendekatan toh? Lalu siapa yg saya dekati triastuti atau orang tuanya? Emangnya saya mau pacaran ama ortunya? “sebab di luar Aku kamu tdk dapat berbuat apa2 ” triastuti bilang salah satu jawabannya adalah dengan… Read more »
Shalom Kay Roven, Terima kasih atas tanggapan Anda ini, yang memberi saya kesempatan untuk belajar mengerti lebih dalam kasih dan devosi saya dan umat Katolik pada umumnya, kepada Bunda Maria. Sebagaimana Anda menyatakan,”emang siapa yg bilang jalan bersama Maria akan menyenangkan Yesus?”, sebenarnya saya juga mempunyai hak untuk mengajukan pertanyaan sebaliknya, yaitu, “emang siapa yang bilang jalan bersama Bunda Maria akan TIDAK menyenangkan Yesus?” Sekilas, Anda dan saya sama-sama tidak tahu kepastian jawaban dari kedua pertanyaan yang saling bertentangan itu, karena kelihatannya keduanya hanya bersifat menduga-duga. Tetapi saya mempunyai kepastian jawabannya, karena saya memang tidak menduga-duga. Saya tahu jawaban dari… Read more »
Salam, Saya berani bilang karena ada dasarnya “org2 yang takut dan kenal akan Tuhan dan saya akan bilang tidak mungkin saya tdk melihat keuntungan dari berjalan bersama Maria ( spt contoh jika kita berseru kepada Tuhan keselamatan, kesembuhan, umur panjang, berkat dll itu hanya Tuhan yang memberikan tanpa hrs melalui perantara atau didapat dari siapa pun juga dan saya yakin dan percaya bahwa para rasul pun tdk akan setuju dengan ungkapan kata hati triastuti. Maaf saya mau tanya korelasinya apa antara Markus 3:31-33 dengan berjalan bersama Maria? Ini hanya menurut saya ya mbak” sebenarnya mbak triastuti tuh menduga2 loh kalau… Read more »
Shalom Kay Roven, Terima kasih atas tanggapan Anda lebih lanjut. Berkat dari Tuhan memang akan diberikan Tuhan sesuai dengan kerahiman-Nya, dengan atau tanpa perantara doa dari siapapun, karena semua itu sepenuhnya ada di tangan kebijaksanaan Tuhan. Jika saya berdoa dengan perantaraan Orang Kudus, salah satunya Bunda Maria, hal itu lebih dilihat sebagai sebuah pembelajaran iman bagi pihak saya sebagai manusianya, yang sedang berelasi dengan Tuhan melalui doa permohonan. Teladan iman, kasih, dan harapan para Kudus membantu saya menempatkan diri dalam disposisi batin yang baik dalam menaikkan doa kepada Tuhan, baik itu doa permohonan, pujian, atau penyembahan. Kekayaan iman yang terkandung… Read more »
Thk’s Triastuti, merefres doa-doa yang pernah ditanamkan Bunda saya waktu kecil, salam maria……
Terima kasih buat Triastuti yang sudah menyegarkan kembali pikiran dan hikmat kita sesungguhnya pada Bunda Maria…. “AKU INI HAMBA TUHAN, TERJADILAH PADAKU MENURUT PERKATAANMU”