Doa Firman : Suami Cuek, Istri merengek (Jadikan Diriku Rumah Ternyaman Bagi Pasanganku)

Sharing Refleksi Pelayanan Oleh Pst Felix Supranto, SS.CC

1. Ayat Kitab Suci

Ketika suasana hati seorang istri kering karena suaminya kehilangan romantisme, ia bisa mendoakan Firman Tuhan dari Amsal 3:3-4 : “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia”.

2. Makna Ayat Kitab Suci itu

Maksud Amsal 3:3-4: kasih dan setia harus nyata di dalam sikap dan perbuatan. Kasih dan setia itu harus lahir dari hati. Kasih dan setia itu harus dikalungkan pada leher kita supaya kelihatan dengan jelas bagi orang lain. Artinya: perbuatan kita harus menyatakan kasih dan setia. Kasih dan setia sangat dibutuhkan di dalam seluruh aspek kehidupan kita. Kasih yang setia adalah kasih yang teruji dan sejati. Setia yang penuh kasih merupakan kesetiaan yang tidak kering, melainkan penuh dengan kehangatan, antusiasme, dan romantisme. Kasih dan setia juga harus dituliskan pada loh hati kita. Maksudnya: kasih dan setia itu merupakan perkara batiniah kita. Kita harus memeliharanya agar tetap memberikan kehangatan dalam jiwa kita.

Kasih dan setia berharga di mata Tuhan dan di mata manusia. Ketika seseorang memiliki kasih dan setia, maka ia mendapatkan penghargaan di hadapan manusia karena ia dapat membangun relasi yang baik dengan orang lain. Ia juga mendapatkan penghargaan dari Tuhan karena kita telah mewujudkan diri sebagai gambaran Allah di mana sifat-Nya adalah kasih: “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih” (1 Yohanes 4:8). Karena itu, ketika kita menjadi seorang Katolik/seorang Kristiani, kita masuk “Sekolah Kasih”. Pemilik Sekolah tersebut: Allah Bapa. Kristus menjadi Kepala Sekolahnya. Roh Kudus menjadi Guru (Pengajar) kita. Kitalah murid-murid-Nya. Sertifikat kelulusan kita adalah ketika Allah berkata: Engkaulah hamba-Ku yang baik dan setia karena engkau telah menjadi pelaku kasih.

Kasih dan setia itu harus menjadi dasar dalam relasi suami dan istri. Kasih dan setia itu harus dipelihara, misalnya, dengan menjaga romantisme, agar relasi mereka tidak hambar. Sekarang ini banyak istri mengeluhkan suaminya yang kehilangan keromantisannya. Ketika suami kehilangan romantisme, istrinya merengek untuk diperhatikan: “Pa, mengapa engkau tidak pernah lagi memujiku? Dulu engkau bisa berlaku romantis, sekarang sudah tidak bisa lagi, sikapmu seperti es batu, dingin… ”. Jawaban suaminya seperti ini: “Ma, sadarlah kita sudah tambah tua, anak sudah besar, nggak usahlah seperti anak muda yang sedang pacaran yang suka merayu…. Ingat Ma, kita sudah tidak muda lagi…”. Istrinya akan menjawab: “Apakah pasangan umur empat puluhan seperti kita sudah tidak layak untuk romantis lagi Pa? Kita ini belum terlalu tua…”.

Sumber keluhan istri bahwa suaminya telah kehilangan romantisme adalah perasaan diri “dicuekin” oleh suaminya. Ketika istri sedang berduaan dengan suami di rumah dan melihat suami sibuk melakukan aktivitas di komputer atau handphone, istri akan berpikir, “Mengapa aku dicuekin begini? Sudah dia super sibuk, jarang di rumah, begitu di rumah malah asyik dengan aktivitasnya sendiri. Mungkin dia sudah tidak sayang lagi padaku….” Padahal yang ada di dalam pikiran suami adalah, “Ada kamu di sini saja, aku sudah senang dan tenang”. Istrinya juga berpikir: “Kenapa asyik dengan laptop atau handphone saat berduaan dengan aku? Engkau kan bisa melakukan itu saat di kantor. Mengapa engkau tidak peduli kepadaku?” . Sementara suami berpikir, “Kenapa harus nungguin aku yang lagi kerja di laptop? Kamu kan bisa mengerjakan hal lain, nonton TV, membaca koran atau buku atau apapunlah yang menyenangkanmu…”

Keluhan dan rengekan istri lama kelamaan akan berubah menjadi tuntutan. Tanggapan suaminya biasanya tersinggung dan membela diri, karena merasa tidak melakukan kesalahan apapun. Istri menuduh suami tidak peka, tidak romantis, dan tidak pengertian, sedangkan suami menuduh istri banyak menuntut dan mencari-cari masalah. Akibatnya, pertengkaran pun terjadi karena saling menyalahkan. Padahal, sang istri akan merasa bahagia kalau ada usaha sedikit saja dari suaminya untuk memberi perhatian: “Ma, aku tadi sudah mau membelikan mama Pizza kesukaan Mama, tetapi sampai di sana tempatnya sudah tutup”. Sebaliknya, sikap suaminya yang nampaknya cuek itu adalah ungkapan bahwa ia sudah merasa aman dan nyaman mempunyai istri yang luar biasa dan setia.

Bagaimana para istri mengembalikan romantisme suaminya? Ingat peranan istri adalah penolong bagi suaminya dalam segala hal. Langkah yang dapat dilakukan oleh para istri adalah jangan membandingkan suaminya dengan sesuatu atau orang lain. Sang suami pasti tidak senang dibanding-bandingkan.

a. Istri jangan membandingkan suaminya dengan robot karena akan menyakiiti hatinya.

Istri : “Papa itu seperti robot, monoton. Robot kan tidak bisa romantis”.

Suami : “Tidak masalah, engkau menganggap aku sama dengan robot. Yang penting engkau tidak ribut meminta aku romantis…”

b. Jangan membandingkan suami anda dengan binatang karena itu lebih menyakitkan.

Istri : “Papa tahu angsa kan? Angsa itu binatang yang sangat romantis. Angsa itu binatang monogami, yang setia kepada pasangannya selama bertahun-tahun, bahkan kesetiaan angsa itu bisa seumur hidup. Masak Papa kalah sama angsa….”.

Suami : “Ya sudah, Mama nikah sana sama angsa, biar romantis….”

c. Jangan membandingkan suami anda dengan sinetron atau film, karena itu bukan kejadian nyata.

Istri : “Pa, Suami yang romantis itu adalah suami seperti yang di sinetron atau film-film.. Mereka sangat mesra kepada istrinya…”

Suami : “Aku juga akan seperti itu kalau menjadi bintang film, karena di film para artis itu tidak main dengan istrinya. Ia bisa romantis karena teman mainnya itu bukan istrinya sendiri”.

d. Jangan pula membandingkan suami anda dengan suami orang lain karena akibatnya lebih fatal.

Isteri : “Papa, jadi suami itu yang romantis gitu loh.. Seperti pak Imung, suami bu Karina, tetangga depan rumah kita. Setiap pagi selalu memeluk bu Karina sebelum berangkat kerja. Papa coba seperti Pak Imung dong….”

Suami : “Aku sih mau saja seperti pak Imung, tetapi bu Karina mau gak sama aku?”

Cara yang jitu istri untuk mengembalikan keromantisan suaminya adalah memberikan contoh. Para istri tidak jemu-jemunya memberikan ucapan, sapaan, dan tindakan yang romantis kepada suaminya. Suami itu akan belajar mengimbangi, walaupun pada awalnya dengan penuh kekuan. Akhirnya, suaminya akan mengerti apa yang dimaksud dengan romantisme oleh istrinya. Pada suatu hari pasti sang istri akan dikejutkan dengan tindakan romantisme yang tak terduga dari suaminya dengan ucapan selamat ulang tahun beserta tas kecil sebagai hadiahnya. Sang istri pun akan bernyanyi: “Bagai rajawali terbang tinggi”.

3. Doa

Doa: Jadikan Diriku Rumah Ternyaman Bagi Pasanganku

(Ketika Suami Cuek, Istri Merengek)
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia” ( Amsal 3:3-4).

Bapaku yang baik,

Terimakasih kuucapkan kepadaMu

atas suamiku yang telah menjadi teman perjalanan hidupku.

Ia sangat istimewa dalam hidupku.

Ia telah membuat jiwaku semakin hidup.

Setiap tindakan dan ucapannya sangat romantis,

menjadi memori indah.

Aku merasa sangat istimewa.

Dalam perjalanan waktu,

suamiku menjadi cuek.

Kehangatan yang terungkap dalam keromantisannya di masa lalu

telah hilang tanpa bekas.

Suamiku lebih suka memperhatikan pekerjaaannya daripada diriku.

Aku merasa tak disayangnya lagi.

Aku merengek untuk diperhatikannya.

Bukannya romantisme yang aku dapatkan dari suamiku.

Suamiku justru menjadi marah karena tidak suka terlalu dipaksa dengan tuntutan.

Bapaku,

Jangan biarkan aku membandingkan suamiku dengan orang lain atau sesuatu yang romantis.

Jadikan aku menjadi sarana pembelajaran keromantisan suamiku.

Beri aku semangat untuk senantiasa memberikan teladan dalam kehangatan bagi suamiku.

Aku yakin pasti suamiku akan membalasnya walaupun awalnya pasti kaku dan berat.

Akan tetapi, suamiku pada akhirnya akan menjadi seorang suami yang pandai mengungkapkan perhatiannya kepadaku.

Kasih dan kesetiaan kami pun tentu semakin diteguhkan dan semakin mantap.

Kami pun dalam hati akan mengatakan:

“Aku adalah rumah ternyaman bagimu”.

Amin

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â