Dalam keadaan apakah kita boleh tidak menuruti perintah orang tua?

Pertanyaan:

Dari 10 perintah Allah. Perintah ke 4 adalah Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (Keluaran 20:12)
Jadi… kita harus taat kepada orang tua kita. Adakah saat dimana kita harus tidak taat? Mis : orang tua yang menyuruh seorang anak perempuan untuk mengaborsi janin yang dikandungnya (karena hamil diluar nikah)
Dengan apakah kita sebagai anak harus memfilter kapankah harus mentaat orang tua? dan kapankah kita harus/boleh “melawan” orang tua?

Salam – Alexander Pontoh

Jawaban:

Shalom Alexander Pontoh,

Terima kasih atas pertanyaanya tentang 10 perintah Allah yang keempat, yaitu: “Hormatilah ayahmu dan ibumu” (Kel 20:12). Pertanyaannya adalah sampai seberapa jauh kita harus taat kepada orang tua kita? Apakah kalau orang tua menganjurkan aborsi, seorang anak harus menurut? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat prinsip di balik perintah ke-empat ini. Secara prinsip, orang tua berpartisipasi dalam memberikan kehidupan bagi anak-anak dan mempunyai kewajiban untuk mendidik anak-anak agar mereka dapat bersatu dengan Tuhan di dalam Kerajaan Sorga. Dengan demikian, orang tua harus memberikan pendidikan iman yang benar, sehingga anak-anak dapat mengetahui dan mengasihi Tuhan dan sesama. Dengan dasar ini, anak-anak harus mematuhi orang tua. Namun dalam keadaan di mana orang tua memaksa anak-anak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan perintah Allah, maka anak yang telah dewasa tersebut justru tidak boleh mengikuti perintah dari orang tua. Tentu saja, kita harus menyampaikannya dengan hormat dan penuh kasih, karena tahu bahwa apa yang mereka lakukan adalah berdasarkan kasih kepada kita, walaupun manifestasi dari kasih tersebut adalah salah dan melanggar perintah Allah. Katekismus Gereja Katolik (KGK, 2217) mengatakan:

Selama anak tinggal bersama orang-tuanya, ia harus mematuhi tiap tuntutan orang-tua, yang melayani kesejahteraannya sendiri atau kesejahteraan keluarga. “Hai anak-anak, taatilah orang-tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di dalam Tuhan” (Kol 3:20) Bdk. Ef 6: 1.. Anak-anak juga harus mematuhi peraturan-peraturan yang bijaksana dari pendidiknya dan dari semua orang, kepada siapa mereka dipercayakan oleh orang-tua. Tetapi kalau seorang anak yakin dalam hati nuraninya bahwa adalah tidak sesuai dengan susila untuk menaati satu perintah tertentu, ia jangan mengikutinya. Juga apabila mereka sudah menjadi lebih besar, anak-anak selanjutnya harus menghormati orang tuanya, Mereka harus mendahului kerinduannya, harus meminta nasihatnya, dan menerima teguran yang masuk akal. Kewajiban untuk mematuhi orang-tua berhenti setelah anak-anak dewasa, namun mereka harus selalu menghormati orang-tua. Ini berakar dalam rasa takut akan Allah, salah satu anugerah Roh Kudus.

Dari KGK 2217 di atas, terlihat jelas bahwa kalau seorang anak yang telah dewasa tahu – pengetahuan ini adalah dari hati nurani dan juga dari pengajaran-pengajaran Gereja Katolik -, bahwa aborsi adalah berdosa, maka anak tersebut justru tidak boleh mengikuti perintah orang tuanya yang salah. Kalau anak ini mengikuti keinginan orang tuanya, maka anak dan orang tuanya sama-sama berdosa dan melawan perintah Allah. Secara prinsip, kita harus menempatkan Tuhan dan perintah-Nya lebih daripada apapun juga. Dan ini diungkapkan oleh Yesus sendiri yang mengatakan “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mt 10:37). Jadi, dengan ayat ini dan dari Katekismus Gereja Katolik di atas, maka kita tahu bahwa kita tetap harus mentaati orang tua sampai kita dewasa dan berdiri sendiri, walaupun kita juga harus tetap menghormati nasihat dan juga teguran dari mereka. Kita harus menghormati orang tua kita seumur hidup kita. Dan kita tidak perlu mengikuti perintah orang tua kalau perintah tersebut melanggar perintah Allah atau membuat hubungan kita dengan Allah terganggu. Namun, di sisi yang lain, kita harus bijaksana dalam menerapkan prinsip-prinsip ini, sehingga hubungan kita dengan orang tua kita tetap baik dan berdasarkan kasih yang murni. Semoga keterangan ini dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

4 5 votes
Article Rating
19/12/2018
48 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
sari
sari
10 years ago

selamat malam,,saya minta saranya,,apa yang harus saya lakukan orang tua saya melarang saya membantu pacar saya krna sya blm di lamar sdgkn pacar saya memang sgt membutuhkan bantuan saya.bagaimana sikap yg hrs saya lakukan???tlg saranya

Ingrid Listiati
Reply to  sari
10 years ago

Shalom Sari, Silakan Anda membawa hal ini dalam doa-doa permohonan Anda kepada Tuhan agar Ia membukakan mata hati dan pikiran Anda untuk memutuskan yang terbaik. Gunakanlah prudence/ kebijaksanaan untuk memutuskan, tidak hanya atas dasar perasaan tetapi juga atas pertimbangan yang masuk akal dan wajar. Apakah yang Anda maksud dengan ‘bantuan’ kepada pacar Anda? Apakah itu adalah sejumlah uang? Jika ya, berapa jumlahnya, apakah besarnya masuk akal? Apakah jika Anda memberikan, maka kebutuhan Anda sendiri terganggu, misalnya Anda akan kesulitan membayar uang kuliah, atau uang kost, dst? Jika Anda ingin membantu, dapatkah misalnya, Anda mengusahakan uang dari hasil kerja Anda sendiri,… Read more »

tyo
tyo
10 years ago

Shalom Bagaimana jika cita2 tidak direstui orang tua? Saya (26, belum menikah, masih tinggal di rumah orang tua) ingin buka usaha (tanpa meminta modal orang tua), tetapi orang tua ingin saya kerja kantoran. Saya sama sekali tidak berminat utk kerja kantoran. Saya jadi dilema ketika membaca ayat Kol 3:20. 1. Maksud orang tua pastinya baik, tapi bagaimana jika tidak sesuai dgn cita2 kita sendiri? 2. Apakah saya berdosa kalau tetap mengejar cita2 saya? 3.Apakah benar kalau orang tua tidak merestui, maka Tuhan pun tidak akan memberkati? Terus terang saya mengharapkan jawaban2 yg tegas dan alkitabiah (apa yg Tuhan mau/yg difirmankanNya),… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  tyo
10 years ago

Shalom Tyo, Sebelum menanggapi pertanyaan Anda, mari kita sepakati bersama terlebih dahulu bahwa apa yang Anda tanyakan itu sesungguhnya bukan merupakan hal antara hidup dan mati, atau dosa dan bukan dosa, atau baik dan buruk. Sebab hal membuka usaha sendiri ataupun bekerja kantoran keduanya adalah hal yang baik. Maka pilihan Anda adalah apa yang terbaik bagi Anda dari kedua pilihan itu, yang paling sesuai dengan keadaan Anda. Selanjutnya perlu kita sadari juga bahwa yang ditetapkan dalam Kitab Suci adalah prinsip-prinsip dasar kehidupan. Maka tidak ada dalam Kitab Suci, instruksi eksplisit yang mendetail bahwa semua orang harus bekerja kantoran, ataupun sebaliknya… Read more »

Asri Tanoto
Asri Tanoto
10 years ago

apakah hukum menabur dan menuai berlaku? jika kita jahat kepada orang tua kita, tetapi kita sudah bertobat, apakah tetap dikenakan hukum menabur dan menuai ? [Dari Katolisitas: Yang jelas, Kitab Suci mengajarkan bahwa dosa selalu membawa konsekuensi, walaupun kita sudah bertobat. Ada banyak contoh dalam Kitab Suci yang menyatakan demikian, seperti yang dialami oleh Adam dan Hawa, Musa, Daud, Zakaria, dst. Maka jika kita telah berbuat salah terhadap orang tua, selekasnya kita bertobat, dan membuktikan juga pertobatan kita dengan sikap yang baik kepada orang tua. Semoga dengan demikian kita membuat silih atas dosa-dosa kita terhadap mereka di waktu yang lalu.… Read more »

Petrus
Petrus
10 years ago

Selamat Malam Romo, Saya mau menanyakan beberapa hal: Yang pertama: saya seorang perantau Romo, saya tidak hadir di sa’at ibunda saya meninggal, karena keadaan ekonomi saya saat itu kurang bagus, apakah saya salah? dan apakah saya akan mendapat ganjaran atau hukuman dari ibu saya karena perbuatan saya? seperti yang diceritakan orang bahwa kehidupan saya nanti tidak akan baik ke depannya atau banyak masalah, jatuh sakit dan lain lain, apakah itu benar? di kampung saya banyak dukun atau santet, saya jadi takut mau pulang dengan istri saya, lalu apakah yang saya lakukan dengan hal ini? bagaimana saya bisa menghadapi mereka? bagaimana… Read more »

RD. Yohanes Dwi Harsanto
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Reply to  Petrus
10 years ago

Salam Petrus,

Dengan kejujuran dan cinta kasih Anda, tentu Tuhan tahu dan melindungi Anda. Jangan takut. Anda bisa dan selalu mendoakan almarhum ibunda dan tetap berhubungan baik dengan anggota lain dalam keluarga Anda. Untuk itu baiklah Anda mengunjungi pusara ibunda dan mendoakannya. Pastilah para tetangga pun mengerti. Kita pun percaya bahwa tiap orang pun memiliki cinta kasih dan pengertian.

Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto

lyanan
lyanan
10 years ago

Saya ada soalan.. kalau ibu bapk tidak tunjukkn ajar yang baik, dengan maki atau isap rosak di depan. Ape harua kite hormat kn. Ape hukum nye?

Ingrid Listiati
Reply to  lyanan
10 years ago

Shalom Lyanan, Sabda Tuhan jelas mengatakan dalam Kitab Suci bahwa kita harus menghormati ayah dan ibu, tanpa keterangan tambahan, apakah perbuatan mereka baik atau tidak. “Hormatilah ayahmu dan ibumu, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, supaya lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.” (Ul 5:16) Menghormati orang tua adalah bagian dari perintah Allah untuk mengasihi sesama, sebab orang tua menempati tempat yang terutama di antara ‘sesama manusia’ bagi kita. Itulah sebabnya dalam sepuluh perintah Allah yang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kasih kepada Allah (perintah 1-3) dan kasih kepada sesama (perintah 4-10); perintah… Read more »

Sp
Sp
10 years ago

Maaf bolehkah saya bertanya bagaimana hukumnya bila ibu kandung jahat terhadap anak kandungnya sendiri. bukankah orang tua wakil Tuhan di dunia tapi Tuhan sendirilah yang menciptakan anak, benar bahwa ibu yang melahirkan tapi Tuhanlah yang memberikan. karena ini cukup membingungkan terimakasih. Shalom.

Ingrid Listiati
Reply to  Sp
10 years ago

Shalom Sp, Secara kodrat, memang umumnya seorang ibu akan mengasihi anak kandungnya. Hal ini begitu alamiah, dan bahkan terlihat jelas pada binatang, yang tidak berakal budi. Namun adakalanya, entah karena pengalaman trauma psikis atau alasan lainnya, dapat terjadi, seorang ibu membenci anak kandungnya sendiri. Puncaknya, misalnya fakta bahwa ada ibu yang meng-aborsi anak yang dikandungnya, dan dengan demikian sang ibu membunuh anak dari darah dagingnya sendiri. Nah, jika hal ini terjadi, entah sang ibu berbuat jahat kepada anaknya, atau bahkan sampai membunuh anaknya sendiri, tentu sang ibu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya itu di hadapan Tuhan. Sebab dikatakan dalam Kitab Suci bahwa… Read more »

Arnold
Arnold
10 years ago

Saya mau bertanya, saya katolik dan calon istri saya baru saja menjadi katolik dan kami akan menikah dlam waktu dekat, tetapi ayah dari calon istri saya tidak merestui, karena dia muslim. Bagaimana ya ?
Apakah tidak apa apa kalau saya menikah tanpa ada orang tua wanita.
Terima kasih

Ingrid Listiati
Reply to  Arnold
10 years ago

Shalom Arnold, Seperti telah kami sebutkan dalam tanggapan kepada Intan di bawah ini, ke- sah-an perkawinan dalam hukum Gereja Katolik memang tidak mensyaratkan restu orang tua. Namun demikian untuk ke depannya, dan demi kebaikan Anda sendiri dan pasangan Anda, sebaiknya memang Anda berdua sungguh-sungguh mengusahakan agar Anda memperoleh restu dari orang tua calon istri Anda. Mohonlah campur tangan Tuhan, dan agar Tuhan membantu Anda menemukan caranya, agar ayah calon istri Anda dapat melihat kesungguhan hati Anda berdua. Harapannya adalah dengan melihat maksud baik Anda dan kesungguhan hati Anda berdua, ia dapat merestui perkawinan Anda. Apakah ibu dari calon istri Anda… Read more »

intan
intan
10 years ago

salam….
Saya mau bertanya. Apakah boleh saya dan calon saya menikah tanpa restu orangtua? Saya (29) dan calon saya (31) sudah 7 tahun pacaran dan 3 tahun terakhir ini sudah berniat menikah. Kami juga sudah mengikuti KPP 2011 lalu tapi sayangnya orangtua calon saya tidak memberi restu krn alasan perbedaan suku. Calon saya sudah mencoba berbagai cara untuk menyampaikan niatan kami namun tetap ditolak. Apakah boleh kami melanjutkan rencana menikah kami? Terima kasih sebelumnya.
Salam

Ingrid Listiati
Reply to  intan
10 years ago

Shalom Intan, Sebagaimana telah disebutkan, ke- sah-an perkawinan dalam Gereja Katolik memang tidak mensyaratkan restu orang tua; namun adalah baik dan layak jika Anda mengusahakannya, demi kebaikan Anda sendiri. Ada banyak perkawinan yang bermasalah di kemudian hari, jika sejak awalnya tidak memperoleh restu orang tua, terutama jika alasan orang tua sebenarnya sangat masuk akal. Silakan Anda/ pasangan Anda berdialog dengan orang tuanya untuk mengetahui apakah sebenarnya alasan mereka sehingga tidak merestui hubungan Anda dengan kekasih Anda. Memang telah dikatakan alasannya adalah karena perbedaan suku, tetapi bukannya tidak mungkin, bahwa ada alasan lain yang ada di balik itu, misalnya ketakutan jika… Read more »

margaretha
margaretha
10 years ago

Selamat pagi romo, saya margaretha, saya ingin bertanya dan ingin mendengar pendapat dari romo. saya dan pacar saya ingin menikah tahun depan, namun ada halangan yang cukup serius menurut saya dan pasangan saya. kami tidak mendapatkan restu dari keluarga saya, alasan keluarga saya tidak merestui hubungan kami karena pacar saya hanya seorang wiraswasta dan menurut keluarga saya dia tidak mempunyai penghasilan yang tetap. awal perkenalan pacar saya ke rumah untuk bertemu keluarga baik-baik saja, keluarga saya menerima dengan sangat baik, namun setelah 2 bln berjalan orangtua saya mulai tidak menyetujui dengan alasan yang sudah saya sampaikan. sekarang saya dan pacar… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  margaretha
10 years ago

Shalom Margaretha, Walaupun ke-sah-an perkawinan Katolik tidak mensyaratkan restu orang tua, tetapi biar bagaimanapun juga, adalah baik jika perkawinan Anda mendapat restu dari orang tua. Maka, adalah baik jika Anda dapat memahami cara pikir orang tua Anda yang sesungguhnya juga menginginkan yang terbaik buat Anda. Untuk itu silakan Anda merenungkan dan mempertimbangkan apa yang menjadi kekhawatiran orang tua Anda, tentang kemungkinan suami Anda tidak mempunyai penghasilan tetap setiap bulannya. Apakah penghasilan yang tak menentu ini, kelak dapat cukup/ masuk akal untuk menopang kehidupan Anda sekeluarga (suami+istri+ anak-anak)? Jika kemungkinan tidak cukup, apakah Anda siap juga untuk bekerja untuk turut menopang… Read more »

anastasia dewi wulandari
anastasia dewi wulandari
10 years ago

ini adminnya siapa ya,romo atau bukan?selamat malam,saya gadis umu 26 tahun&sudah 9 tahun pacaran (setahun pertunangan).saya siap nikah dengan pacar yang beragama kristen protestan.kemudian orang tua saya memaksa pacar saya untuk pindah ke katolik.pada mulanya sih pacar saya mengiyakan tetapi dalam perjalanannya pacara saya kurang begitu sreg dengan katolik&dalam waktu kami menjalani masa2 pertunangan tiba2 pacar saya tergoda oleh seorang perempuan di kantornya.suatu ketika,mereks pun putus&pacar saya kembalo ke saya kemudian tiba2 pacar saya mengajak menikah.oh iya,usia pacar saya sudah 32 tahun.tetapi yang menjadi pikiran saya adalah saya pun menerima tawaran pacar saya untuk menikah dengannya,tetapi kalau saya nekat melakukan… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  anastasia dewi wulandari
10 years ago

Shalom Anastasia, Nampaknya Anda perlu berdialog dengan diri Anda sendiri, untuk mengambil keputusan yang penting ini. Sebab sesungguhnya yang paling mengetahui situasi Anda dan kekasih Anda adalah diri Anda sendiri. Anda perlu memohon campur tangan Tuhan untuk membantu Anda membuat keputusan. Sebab nampaknya di sini bukan hanya permasalahan restu orang tu, tetapi yang lebih daripada itu adalah kesungguhan hati kekasih Anda sendiri, dan keyakinan Anda akan kesungguhan hati kekasih Anda itu. Anda harus yakin bahwa ia adalah seseorang yang dapat Anda percaya untuk menjadi suami, yaitu pasangan Anda seumur hidup. Kalau Anda tetap mau menikah dengan dia walaupun dia tidak… Read more »

Paulus Sunarto
Paulus Sunarto
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

untuk Anastasia : saya sangat setuju dengan pendapat ibu Ingrid…ada baiknya Anastasia menenangkan diri dahulu…janganlah terburu-buru mengambil sebuah keputusan untuk situasi yang sedang anda hadapi…apalagi anda sempat mengalami sakit hati terhadap calon pasangan anda…jangan sampai sesudah anda menikah dengannya tapi anda masih tidak dapat melupakan sakit hati tersebut…bukankan itu dapat menjadi batu sandungan dalam hidup perkawinan anda nantinya…jangan lupa mohon bantuan Tuhan dalam perkara ini…

Maria Magdalena
Maria Magdalena
11 years ago

Salam sejahtera Romo. Mohon saran dan bimbingannya Romo. Saya dan pacar saya adalah Khatolik. Ortu saya ingin kami segera menikah karna kami pacaran sudah lama, 4 tahun. Selain itu alasan ortu saya ingin kami segera menikah karena mendengar omongan orang dan tetangga saya yang negatif tentang hubungan saya. Saya sudah siap menikah tetapi ortu dari pacar saya tidak merestui hubungan kami bahkan dari awal kami pacaran. Awal hubungan kami tidak direstui karena usia saya lebih tua dari pacar saya 2 tahun. Setelah lama pacaran, semakin banyak alasan dari ortu pacar saya yang intinya tidak menyukai saya. Tetapi saya dan pacar… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Maria Magdalena
11 years ago

Shalom Maria Magdalena, Perkawinan yang sah menurut Gereja Katolik itu selain mensyaratkan tidak adanya halangan menikah, juga mensyaratkan konsensus dari kedua belah pihak yang mau menikah. Tentang apa itu halangan menikah dan cacat konsensus, klik di sini. Maka penting di sini bukan hanya kesiapan Anda (dari pihak wanita) yang menikah, tetapi juga dari pihak calon suami Anda (pihak pria). Nah, belum adanya pekerjaan sang pria ini, jangan dianggap sepele. Sebab adalah salah satu tanggungjawab dari pihak suami untuk memberi nafkah kepada istri dan anak-anak. Jika Anda menyimak masalah- masalah perkawinan yang ditanyakan oleh para pembaca di situs ini, maka Anda… Read more »

Bianglala
Bianglala
11 years ago

itu perintah ke 5 gan…bukan perintah ke empat.

[Dari Katolisitas: Silakan terlebih dahulu membaca artikel ini, silakan klik]

Maria Fresia
Maria Fresia
12 years ago

Shalom, saya (18 tahun) mau bertanya mengenai menghormati orang tua. Dikatakan bahwa seseorang boleh tidak menuruti orang tuanya (tp ttp menghormati) bila sang anak sudah berdiri sendiri dan dewasa. Yang saya mau tanyakan, kapan seseorang bs dikatakan dewasa? Apakah dari segi hukum (21 tahun) atau ketika ia sudah bekerja atau ada segi lain? Dan apa yang harus dilakukan anak apabila ia tidak diberikan kesempatan untuk membuktikan dirinya bahwa ia mampu mengambil keputusan sendiri tanpa melupakan peranan orang tua ? Dan apa yang sebaiknya dilakukan anak apabila ia terlalu ‘dikekang’ (dengan alasan bahwa ‘kamu belum cukup umur, dunia luar itu jahat,… Read more »

Caecilia Triastuti
Reply to  Maria Fresia
12 years ago

Shalom Maria Fresia, Komunikasi yang baik, di mana kedua belah pihak yang sedang berelasi, bersedia untuk saling mendengarkan, saling menghargai, dan saling mengerti, adalah salah satu kunci keharmonisan dalam keluarga. Bahkan juga merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai bidang kehidupan di mana dua orang atau lebih, hidup dan bekerja sama serta mengadakan inter relasi. Kata yang penting dalam pernyataan di atas adalah kata “saling”, yang artinya melibatkan kedua belah pihak, bukan hanya salah satu, maka barulah komunikasi yang baik dapat tercapai, di mana segala perbedaan pandangan menjadi mungkin untuk dijembatani, dan tujuan bersama yang baik dapat diraih. Namun dalam praktek, memang… Read more »

Maria Fresia
Maria Fresia
Reply to  Caecilia Triastuti
12 years ago

Terima kasih atas balasannya, saya akan berusaha sebaik mungkin sesuai yang disarankan, dan mohon doanya agar orang tua saya mau belajar lebih mendengarkan dan menerima bahwa dunia berubah dan tidak seburuk yang disangka. Salam damai.

D G T
D G T
13 years ago

Shalom Inggrid dan Stef… Apakah Mt 10:37 tidak bertentangan dengan kasus sbb ; Seorang suami/istri yang sedang berselisih dalam keadaan terpaksa/mendesak mengambil suatu keputusan yang mengakibatkan “dosa besar”. Jika salah satu suami/istri tersebut mengambil tindakan yang benar dan menolak untuk mengambil keputusan yang mengakibatkan dosa besar maka taruhannya adalah perceraian (simalakama), sedangkan jika bercerai maka adalah suatu tindakan yang berdosa besar juga, bagaimana ini…..? Disatu sisi suami/istri tidak ingin ambil keputusan yang berakibat dosa besar tapi salah satunya menuntut cerai karena tidak dituruti, akibatnya terjadi perceraian——-dosa juga, tetapi disisi lain dia ingin mempertahankan keutuhan perkawinannya dengan menuruti untuk ambil tindakan… Read more »

Benedict
Benedict
13 years ago

Malam romo, saya mau bertanya Sebelum ayah saya meninggal dia berpesan “KALAU BISA setelah saya meninggal, doa arwah di doakan secara agama buddha”(ayah saya beragama buddha). tetapi karena kami dari kuarga katholik kami tidak mengerti tata cara agama buddha maka kami melakukan hal2 sebagai berikut: 1. Setiap tahun baru cina ibu saya membeli emas2an palsu dan uang kertas palsu kemudian dibakar, mempersembahkan buah2an di depan foto ayah saya dan memasang hio karena dulu ayah saya sering melakukan seperti itu ketika mendoakan orang tuanya yang sudah meninggal tetapi ibu saya dan saya tidak menyebut mantra apa2pun hanya melakukan saja. Pertanyaannya apakah… Read more »

Rm Gusti Kusumawanta
Reply to  Benedict
13 years ago

Benedict Yth Meskipun ayah anda beragama budha, dan anda beragama katolik, maka sebaiknya didoakan secara katolik. Bagi saya apa yang anda lakukan seperti kebiasan orang budha tidak memiliki efek bagi anda dan ayah anda karena iman anda berbeda dengan apa yang anda lakukan. Dengan kata lain tindakan anda tidak sesuai dengan hati iman anda sendiri hanya sebuah ritus yang anda ketahui, kalau dilakukan oleh orang beragama budha sangat lebih baik dan pas. Maka berdoalah secara katolik tidak apa dan itu lebih bermakna dan memiliki daya guna bagi keselamatan jiwa ayah anda dan anda sendiri. Perbuatan yang tidak sesuai dengan iman… Read more »

Felix Sugiharto
Felix Sugiharto
Reply to  Benedict
13 years ago

Syalom Benedict… Saya ikutan sharing pendapat dan pandangan saya ya… Beberapa waktu lalu saya pernah menanyakan kepada salah satu saudara yang beragama Budha dalam hal mendoakan arwah bagi orang tuanya, dijelaskan bahwa arwah orang yang telah meninggal akan mengembara selama ratusan tahun untuk menantikan sebuah proses inkarnasi (ini menurut yang dia yakini)…. Saat itu langsung saya berfikir “Waah…l a m a sekali ya dan jaminannya apaa…??” Bersyukurlah kita yang menerima Yesus sebagai satu-satunya Tuhan kita, yang pasti janji hidup kekekalan yang diberikan pada kita sebagai umat pilihan-Nya. Sebagai seorang Katolik berdoalah sesuai dengan iman Katolik kita, apapun bentuk keadaan lingkungan… Read more »

Mr. X
Mr. X
14 years ago

Soal menghormati orang tua. Mmg sudah ada di Alkitab. Efesus 6:1 Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Efesus 6:2 Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: Tetapi apakah kita harus tetap menghormati orang tua jika orang tua itu sudah berbuat sesuatu yang tidak terhormat? haruskah tetap menghormati orang tua yang tidak bertindak sesuai Alkitab? Efesus 6:4 Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. haruskah tetap menghormati orang tua yang membangkitkan amarah di dalam… Read more »

Aldi
Aldi
14 years ago

Salam damai, Suatu petunjuk dari Bapa di Surga karena saya menemukan artikel ini, semoga teman2 dapat membantu memberikan masukan buat saya, dalam menghadapi masalah saya. Sebagai sorang pria berumur 30 thn saya tentunya berencana tuk menikah, sudah 5 thn ini saya berpacaran secara Backstreet dari orang tua dan keluarga saya, karena tradisi dan kepercayaan keluarga yg melarang hubungan kami, dimana menurut orang tua saya, orang2 dari daerah tertentu itu pasti tidak baik, dan saya menurut mereka telah terkena “pelet” pacar saya, yang kebetulan orang tuanya berasal dari daerah yang ortu saya tidak setuju, sedang pacar saya sendiri lahir di jakarta… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Aldi
14 years ago

Shalom Aldi, Memang tidak mudah keadaannya jika sampai sekarang hubungan anda dengan pacar anda tidak mendapat restu dari orang tua. Namun pertanyaannya adalah: apakah anda dan pacar anda sudah cukup berusaha untuk mengambil hati orang tua anda? Apakah sudah ada usaha yang anda lakukan untuk membuktikan bahwa sangkaan orang tua terhadap pacar anda itu keliru? Dan untuk melakukan ini tentu anda sendiri harus yakin terlebih dahulu, bahwa pacar anda tidak seperti yang diduga oleh orang tua anda. Maka mungkin point-point berikut ini dapat anda pertimbangkan: 1. Periksa batin anda, apakah anda sungguh- sungguh mengasihi pacar anda? Apakah sudah ada kecocokan… Read more »

Didi
Didi
14 years ago

Shalom Romo & pengasuh Katolisitas, Jika ada keadaan dimana kedua orang-tua (ayah&ibu) kurang berpartisipasi (atau hampir dapat dikatakan tidak berpartisipasi) dalam memberikan penghidupan dan mendidik anak2nya, termasuk dalam pendidikan iman sejak anak2 tersebut kecil hingga menjadi dewasa dan anak2 itupun yang dibaptis katolik kemudian tumbuh dan diasuh oleh orang yang berbeda2 dari anggota keluarga terdekat lain (kakek, nenek, paman, bibi dll), maka menurut ajaran Gereja Katolik, bagaimana dan seberapa jauh anak2 tersebut harus menaati dan mematuhi perintah dan tuntutan ayah dan ibunya sendiri? Keadaan lain adalah ke dua orang-tua berpisah dan kemudian mempunyai hubungan dengan orang dewasa lain hingga mempunyai… Read more »

Didi
Didi
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Shalom pak Stef, Berbicara secara penuh pengertian dengan orang-tua, yang (maaf) kurang atau tidak bertanggung-jawab, yang tidak mempunyai pekerjaan tetap sejak dahulu (bila ada rejekipun akhirnya kemudian habis tidak tahu kemana), mempunyai anak diluar pernikahan yang umurnya tidak berbeda jauh dengan anak saya sendiri dan dari awal tidak kenal siapa ibu dari anak tersebut (dimana kejadian ini bukan merupakan kejadian pertama kalinya), yang berhutang dengan orang2 lain tanpa bayar dan juga tindakan2 tidak bertanggung-jawab lainnya, maka untuk berbicara dan berdiskusi adalah hal yang sulit dilakukan. Dan bila ada nasehat yg terdengar baik dan bijak, maaf, nasehat itu lebih berlaku untuk… Read more »

Didi
Didi
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Terimakasih atas doa dan sarannya, pak Stef. Saya juga bersyukur dengan kehadiran situs ini, semoga karya kerasulan yang dijalankan akan terus bertumbuh dan tidak putus.

GBU,
Didi

Alexander Pontoh
Alexander Pontoh
14 years ago

dari kutipan ini

“maka kita tahu bahwa kita tetap harus mentaati orang tua sampai kita dewasa dan berdiri sendiri”

yg Pak Stef maksudkan dengan berdiri sendiri ini apa? memiliki sumber penghasilan sendiri?

Alexander Pontoh
Alexander Pontoh
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Cukup jelas. Terima Kasih Pak Stef

Alexander Pontoh
Alexander Pontoh
14 years ago

Dari 10 perintah Allah. Perintah ke 4 adalah Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu. (Keluaran 20:12)

Jadi… kita harus taat kepada orang tua kita. Adakah saat dimana kita harus tidak taat? Mis : orang tua yang menyuruh seorang anak perempuan untuk mengaborsi janin yang dikandungnya (karena hamil diluar nikah)

Dengan apakah kita sebagai anak harus memfilter kapankah harus mentaat orang tua? dan kapankah kita harus/boleh “melawan” orang tua?

[dari katolisitas – silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
48
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x