Bolehkah kita sebagai murid Kristus makan babi?

Ada pertanyaan: Apakah makan babi diharamkan bagi umat Kristen? Sebab beberapa ayat di Perjanjian Lama menyatakan:  “Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu” (Im 11:7; bdk Yes 66: 17);  “Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya” (Ul 14:8). Dalam buku penjelasan Katolik tentang Kitab Suci dijelaskan sebagai berikut: (Sumber:  A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom B. Orchard, M.A., (New York: Thomas Nelson and Sons Ltd, 1952) p. 236 dan 268):

1. Perihal larangan makanan tertentu adalah sehubungan dengan hukum yang menunjukkan hal haram atau tidak haram, dalam rangka hukum pentahiran/ pemurnian bangsa Israel. Dalam hukum ini dikatakan hal-hal yang haram dan bagaimana  cara menghapuskan keharaman tersebut. Dalam hukum Imamat PL, hal “haram” menggambarkan keadaan seseorang yang karena perbuatan tertentu yang belum tentu perbuatan dosa, tidak dapat datang kepada Tuhan. Baik orangnya maupun penyebab kondisi orang itu dikatakan sebagai haram. Maka “haram”/ uncleanness, pada umumnya adalah bersifat eksternal, tidak selalu berkaitan dengan pelanggaran hukum moral, dan penghapusan keharaman tersebut juga merupakan sebuah upacara eksternal yang mengembalikan keadaan orang yang “tidak murni” tersebut ke kondisi sebelumnya.

Studi anthropologi telah menunjukkan bahwa pembedaan hal haram dan tidak haram dan pengertian-pengertian religius yang mendasari perbedaan itu  telah tersebar luas dan sudah lama ada sebelum zaman bangsa Yahudi. Beberapa ide dan praktek ini diterapkan oleh bangsa Israel yang nomadis dan kemudian disyaratkan oleh Tuhan, sejauh mereka tidak bertentangan dengan kepercayaan Monotheistis dan sebagai cara untuk melatih bangsa Israel menuju standar yang lebih tinggi dalam hal kemurnian moral. Maka motif moral dan religius dari hukum kemurnian adalah seperti yang tertera dalam  Im 11:44, “… haruslah kamu kudus , sebab Aku [Tuhan] ini kudus….”

2. Maka dasar untuk mengatakan suatu makanan haram atau tidak haram adalah dari segi kebersihan/ kesehatan, rasa enggan secara natural, pada tingkat tertentu pertimbangan religius, atau karena binatang-binatang tertentu mempunyai konotasi berhala ataupun tahyul. Pengertian binatang haram yang diterima pada saat itu salah satunya adalah yang berkuku belah, bersela panjang, tidak memamah biak (lih. Im 11:7, Ul 14:8), namun juga termasuk ikan yang tidak mempunyai sirip/ sisik ay.7-9, burung pemangsa ay. 13-19, serangga yang bersayap ay. 20-23, binatang reptilia ay. 29-38.

3. Maka kita melihat di sini, larangan untuk makan makanan yang haram tersebut berkaitan dengan maksud Allah untuk menguduskan umat-Nya. Setelah Kristus datang ke dunia,  Kristuslah yang menjadi jalan yang jauh lebih mulia untuk mencapai kekudusan daripada segala hukum pemurnian tersebut.  Maka hukum pengudusan/ pemurnian ini sesungguhnya dipenuhi dengan sempurna, tidak dengan menghindari makanan yang dianggap haram namun dengan dengan kita menyambut Kristus yang adalah Putera Allah yang kudus, sang Roti Hidup (Yoh 6:25-59) yang menjadi santapan rohani, ‘jalan’ yang menghantar kita kepada Allah Bapa (lih. Yoh 14:6). Bagi umat Katolik, hal ini kita terima pada saat kita menyambut Kristus sendiri dalam yaitu dalam Sabda Allah dan terutama di dalam Ekaristi. Silakan membaca lebih lanjut tentang makna Ekaristi ini, di sini (silakan klik) dan di sini (silakan klik) agar anda mengetahui mengapa Ekaristi menjadi sumber dan puncak kehidupan Kristiani.

Itulah sebabnya Yesus memberikan perintah ini, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang…… Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang…” (Mat 15:11, 18-20)

Hal ini juga kembali ditegaskan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma, “…. dalam Tuhan Yesus… tidak ada sesuatu [makanan] yang najis dari dirinya sendiri….. Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Rom 14:17). Juga, Rasul Petrus mengalami penglihatan bagaimana Allah tidak menyatakan makanan apapun sebagai haram, “Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram (lih. Kis 10:15).

Di sini terlihat bahwa Kitab Suci sendiri menyatakan bahwa apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama (PL) adalah gambaran yang akan digenapi dalam Perjanjian Baru (PB).  “Di dalam hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang, dan bukan hakikat dari keselamatan itu sendiri…” (Ibr 10:1). Aturan-aturan PL termasuk ketentuan makanan haram ini ada, untuk mengarahkan umat kepada penggenapannya dalam PB. Yaitu bahwa di masa PL, bangsa Israel dipisahkan Allah dari bangsa bangsa lain, termasuk oleh aturan Sabat, sunat dan larangan makanan. Di PB, Aturan tersebut digenapi dan disempurnakan oleh Kristus, dengan cara yg berbeda. Kalau penggenapannya sama, maka tidak disebut Perjanjian Baru (PB). Sunat jasmani digenapi maknanya dengan sunat rohani yaitu Baptisan (lih. Kol 2:11-12). Sabat digenapi dengan hari Tuhan, yaitu Minggu yang memperingati kebangkitan Yesus lambang kehidupan baru. Soal larangan makanan justru merupakan persiapan akan makna yang lebih hakiki, yaitu hal haram dan halal bukan dari apa yang masuk ke dalam tubuh, tetapi dari apa yg keluar dari tubuh.

Pengajaran ini pula-lah yang mendasari sikap Gereja Katolik tentang makanan sembahyangan, yang diskusinya dapat dilihat di sini, silakan klik. Pada dasarnya, kesimpulannya adalah:

1. Memang bukan soal apa yang masuk yang menajiskan kita (lih. Mat 15:11), sehingga, dengan demikian makanan apapun (asalkan memang dari segi kesehatan layak dimakan) dapat kita makan, termasuk di dalamnya daging babi.

2. Namun jika dengan memakan daging babi itu seseorang menjadi batu sandungan bagi orang lain [terutama di hadapan orang-orang yang mengharamkan babi], maka sebaiknya ia tidak makan babi (lih. Rom 14:21). Hal inilah yang dianjurkan oleh Rasul Paulus (lih. 1 Kor 8:13). Dalam hal ini memang diperlukan “prudence”/ kebijaksanaan dari pihak kita untuk menyikapinya dan memutuskannya.

3. Aturan-aturan seremonial dalam Perjanjian Lama– termasuk hal larangan makanan– tidak dimaksudkan Allah sebagai hakikat keselamatan itu sendiri. Melainkan, hal-hal itu merupakan bayangan akan keselamatan sesungguhnya yang dikaruniakan Allah melalui sengsara, wafat, kebangkitan Kristus [Misteri Paska Kristus], yang menjadi dasar dan inti iman Kristiani.  Larangan makan babi yang dianggap sebagai binatang yang kotor pada zaman itu, adalah langkah persiapan bagi umat untuk pengudusan, yang kemudian diperoleh dari santapan rohani yaitu Kristus sendiri sebagai Sang Roti Hidup. Oleh PB, pengudusan sejati tidak lagi diperoleh dari menaati larangan makanan tertentu tetapi dari menyambut Kristus dalam Ekaristi. Kita tidak dapat kembali kepada gambaran atau bayang-bayang yang bukan hakikat keselamatan (lih. Ibr 10:1), setelah hakikat keselamatan itu sendiri sudah digenapi di dalam Kristus.

3.3 23 votes
Article Rating
75 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Agus
Agus
11 years ago

Salam bu inggrit sy mau tanya,sy mau tanya;pd kitab imamat banyk kita jumpai aturan yg difirmankan Allah lewat nabi slh stunya ttg haram terhadap daging babi,tetapi di perjanjian br tdk ad aturan tersebut,malah Yesus berkata”bukan yg masuk kemulutmu yg menajiskan kamu tetapi ap yg keluar dr mlutmu”,di perjanjian br jg kt temukan bahwa masalah sunat atau tidak sunat bg laki laki laki jd tdk penting lg(bukan keharusan),ini sngat berbeda yg di anjurkan dlm kitab peejanjian lama.pertanyaan sy: 1.mana yg harus diikuti 2.apkah dgn kelahiran yesus sbg firman yg hidup telah membatalkan aturan di perjanjian lama yg tdk relevan lg dgn… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Agus
11 years ago

Shalom Agus, Tentang ketentuan haram dan halal pada makanan, sudah pernah dibahas di artikel di atas, silakan klik. Prinsip yang kita pegang adalah bahwa semua hukum dalam Perjanjian Lama adalah hukum untuk mempersiapkan bangsa Israel agar dapat menerima penggenapannya di dalam diri Kristus. Jika kita menangkap prinsip ini, maka kita mengetahui bahwa setelah digenapi di dalam Kristus, maka ketentuan yang diikuti adalah apa yang diajarkan oleh Kristus, sebagaimana diajarkan oleh para rasul dan para penerus mereka dalam Gereja. Dengan mengikuti ajaran Kristus dan para Rasul ini, maka aturan-aturan dalam Perjanjian Lama tetap diberi penghargaan dan tidak dianggap tidak ada, sebab… Read more »

mr.wel
mr.wel
12 years ago

Shallom semua..ketika saya membaca komen2 saudara..saya mula berdoa kepada Tuhan, Apakah yang perlu saya katakan kepada mereka, Tuhan yang maha kuasa mengarahkan hati saya dan memberikan saya jawaban tentang persoalan2 ini..Ayat yang Tuhan berikan kepada saya.. mari lihat dalam Perjanjian Baru, mengenai TUGAS TIMOTIUS DALAM MENGHADAPI PENGAJAR SESAT. 1 TIMOTIUS 4 AYAT 2-5 2- Oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. 3- Mereka itu melarang orang khawin, melarang orang makan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran 4- Kerana semua yang diciptakan Allah itu baik dan satupun… Read more »

karunia
karunia
Reply to  mr.wel
11 years ago

syallom…… sdr, perikob ayat ini berbicara tetang Tugas timotius untuk menghadapi pengajaran Sesat. jika kita melihat ayat yang Ke-4 kata tidak ada yang haram ini adalah perkataan orang-orang yang membelakangi firman Tuhan lihat ayat-1. ayat ke-4 mendegarkan dan membaca ayat ini kita akan mengatakan bahwa semua ciptaan Tuhan itu baik memang itu adalah betul, tapi bukan semua yang diciptakan oelh Allah itu untuk dimakan. Batu itu ciptaan Tuhan, itu baik tapi bukan utnk dimakan, cacing itu ciptaan Allah dan itu baik, tapi itu bukan untuk dimakan, kutu itu baik dan itu ciptaan Allah tapi bukan utnuk dimakan. Batasan satu makanan… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  karunia
11 years ago

Shalom Karunia, Mari kita melihat apa yang dituliskan dalam 1Tim 4:1-5: 1  Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan2  oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka. 3  Mereka itu melarang orang kawin, melarang orang makan makanan yang diciptakan Allah supaya dengan pengucapan syukur dimakan oleh orang yang percaya dan yang telah mengenal kebenaran. 4  Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, 5  sebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doa.… Read more »

Ms.Nani
Ms.Nani
12 years ago

Shalom Ingrid, Maaf saya ingin membawakan soalan yang dipersoalkan oleh seorang remaja yang mengaku dirinya dimurtadkan oleh orang kristian,ia seperti menganggap kristian adalah agama yang menyesatkan. Sejujurnya saya sangat sedih kerana rasa terhina dengan tuduhan tersebut.Tapi saya yakin dia keliru dengan pemahaman Alkitab sama seperti saya kerana saya juga penganut kristian katolik.Saya harap cik/puan(saya orang malaysia)dapat menjawab persoalan ini. Dibawah ini adalah persoalan saudara kita. Sesuatu agama adalah tertegak berdasarkan apa yang terkandung di dalam kitab suci mereka, kerana kitab suci ini berasal dari Tuhan. Tetapi apakah yang akan terjadi sekiranya kitab suci itu sekarang sudah dinodai, apakah masih layak… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Ms.Nani
12 years ago

Shalom Ms. Nani, Kita tidak perlu marah, jika seseorang mengatakan bahwa agama Kristen adalah agama yang sesat. Yang perlu kita lakukan adalah mencoba dalam kapasitas kita untuk mempertanggungjawabkan iman kita baik dengan kata-kata maupun dengan perbuatan kasih, dan tentu saja mendoakan mereka. Pada prinsipnya, mereka melihat kontradiksi di dalam Kitab Suci tentang beberapa hal, seperti: (1) makan babi, (2) minum anggur, (3) sunat, (4) sikap doa, (5) kain kafan untuk orang meninggal, (6) dosa asal, (7) Yesus Tuhan, (8) kawin beda agama, (9) hukum taurat dibatalkan. Sebenarnya kalau anda menggunakan fasilitas pencarian (sebelah kanan atas) di situs ini – dengan… Read more »

Aquilino Amaral
Aquilino Amaral
13 years ago

Salam,

Terimakasih banyak atas pencerahan ibu, semoga Tuhan kita Yesus memberkati kita semua melalui web ini.

Semoga Tuhan memberkati karya kita ini.

amin
Amaral

ari
ari
13 years ago

Ibu Ingrid, Mengutip dari Ibu: “Itulah sebabnya Yesus memberikan perintah ini, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang…… Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang…” ” Sepertinya Matius 15:11 tidak sedang membahas masalah makanan, tetapi membahas tentang kemunafikan, yang mana memuliakan Yesus tapi tidak mengikuti peraturannya. Jadi kenajisan di sini berkaitan dengan ketaatan, bukan berkaitan dengan makanan. Untuk lebih… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  ari
13 years ago

Shalom Ari, Terima kasih atas masukannya agar kami dapat membaca ayat-ayat secara lengkap. Anda memberikan argumentasi bahwa Mt 15:11 “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang.” adalah tidak berkaitan dengan makanan namun dengan ketaatan. Pertanyaannya: Kalau memang berkaitan dengan ketaatan, mengapa Yesus mengatakan yang masuk dalam mulut dan bukan masuk dalam hati? Kalau pertanyaan ini kurang kuat, bagaimana anda menafsirkan Mk 7:14-23, khususnya ayat 18-19? Apakah yang masuk dari luar ke dalam dan tidak masuk ke hati tapi ke perut dan kemudian di buang ke jamban… Read more »

kutu
kutu
13 years ago

Menurut nalar yesus mengajarkan mengharamkan babi sedangkan di ayat lain menyebutkan halal, masa’ kalau yesus tuhan berbicara salah untuk menyampaikan firmannya..? lucu gaaa?
Seandainya di kitam injil tidak ada satu ayatpun yg menyatakan bahwa babi itu haram maka anda sebagai umat kristen betul halal babi itu. Tapi jelas2 ada ayat yang menyatakan babi itu haram. terus berarti ayat itu salah dong..! apa ada kitab suci yang berselisih dan salah dalam penulisannya.. yang jelas kesuciannya sudah ternoda dan itu bukan kitab suci lagi.

Kalau memang yesus itu tuhan pasti ucapannya tidak akan salah…

Stefanus Tay
Admin
Reply to  kutu
13 years ago

Shalom kutu, Terima kasih atas tanggapan anda. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: St. Thomas Aquinas (ST, I-II, q. 98-108) mengatakan bahwa ada 3 macam hukum di dalam Perjanjian Lama, yaitu: 1. Moral Law atau hukum moral: Hukum moral adalah bagian dari hukum kodrati, hukum yang menjadi bagian dari kodrat manusia, sehingga Rasul Paulus mengatakan “Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela” (Rom 2:15). Contoh dari hukum ini adalah yang tertulis di 10 perintah Allah, dimana… Read more »

Isa inigo
Isa inigo
Reply to  kutu
13 years ago

@ Kutu: dengan berbaik sangka, saya kasih saran sebaiknya Anda memahami paham Kitab Suci yang benar. Jawablah dengan jujur, seperti dulu saya ditanya guru agama katolik saya, “Apa itu Kitab Suci” ? Sebaiknya membaca pemahaman manusia terhadap Kitab-Kitab yang disebut Suci itu. Saya yakin masih banyak orang yang menyangka bahwa Kitab Suci itu jatuh dari langit , atau didiktekan oleh suara gaib dari udara… Wassalam: Isa Inigo

Agung
Agung
Reply to  kutu
12 years ago

Shalom.. Saya ingin menanggapi pernyataan di atas sekaligus menyampaikan pendapat saya. Memang benar dalam Alkitab banyak sekali hal-hal yang bertentangan. Namun menurut hemat saya, “pertentangan” itu hanya muncul pada hal-hal yang bersifat praktis, namun tidak pernah mempertentangkan maksud/inti dari praktek yang dipertentangkan tersebut. Lalu kenapa pertentangan dalam hal praktis itu bisa muncul? Mungkin karena pemahaman dan pengenalan manusia akan Allah itu berkembang dan menghasilkan hal-hal yang seakan2 bertentangan namun sebenarnya merupakan kemajuan dalam pengenalan akan Allah. Contoh: larangan makan babi. Kalau tidak salah, asal usulnya waktu itu umat Israel merasa perlu untuk membedakan diri mereka sebagai umat pilihan Allah dengan… Read more »

Aquilino Amaral
Aquilino Amaral
13 years ago

Salam bu Ingrid, Pada awal bulan ini (January 2011) ada peresmian rumah adat istri saya di kampung. saya harus ikut. saya ikut proses pengambilan air suci dari mata air (mata air mereka pada zaman nenek moyang mereka) dan di bawa ke rumah adat itu. mereka bawa babi satu ekor, untuk persembahan kepada air sebelum di ambil air itu. babi dipotong dan darahnya dioleskan dan ditumpahkan pada mata air tersebut. lalu babi dimasak dan dibagikan kepada semua tua adat yang hadir berdasarkan rumah adat mereka. saya pun diberi bagian dianggap menantu mereka. tetapi daging itu saya tidak makan, namun daging sisah… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Aquilino Amaral
13 years ago

Shalom Aquilino Amaral, Membaca kasus anda, maka jika saya boleh menyarankan, sebaiknya lain kali anda tidak mengikuti upacara persembahan babi kepada air tersebut, sebab nampaknya itu bertentangan dengan iman Kristiani. Menurut iman kita, kita tidak mempersembahkan apapun kepada air ataupun dewa air. Kita tidak menyembah apapun atau siapapun, selain kepada Tuhan. Maka, jika anda turut serta mengambil bagian dalam upacara itu, maka orang lain dapat menyangka bahwa anda sebagai umat Katolik juga setuju dengan cara penyembahan semacam itu. Dalam kondisi tersebut, maka tanpa anda sadari (atau anda sadari?), sesungguhnya anda menjadi batu sandungan, karena tidak memberikan kesaksian iman Katolik dengan… Read more »

nikso
nikso
13 years ago

Salam damai. Makin banyak saya baca ttg perbahasan ini kepala saya jadi pusing. Pertama sekali saya mahu bertanya, adakah bacaan Imamat 11 & Ulangan 14 itu adalah termasuk dlm hukum taurat? (Saya belum faham ttg hukum taurat) Persoalan saya adalah; Jika tidak silap saya pernah baca artikel mengatakan bahwa terdapat dalam bible mengatakan kelahiran Yesus bukanlah untuk menidakkan hukum taurat tetapi adalah untuk melengkapkannya. Isu ini adalah berkenaan ttg larangan makan daging babi spt yang dibahaskan. Soalan ke 2 saya adalah; Bolehkan sesiapa tolong bagi contoh untuk penerangan lanjut ttg ayat ini. “Maka kita sebagai umat Katolik memang tidak diharuskan… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  nikso
13 years ago

Shalom Nikso, Pertanyaan serupa pertanyaan anda sudah pernah ditanyakan dan kami tanggapi di sini, silakan klik. Silakan membaca terlebih dahulu di sana, dan jika ada yang masih ingin ditanyakan, silakan bertanya kembali di sana. Memang, saya pernah menuliskan, “….kita sebagai umat Katolik memang tidak diharuskan pantang babi, namun silakan untuk tidak makan babi, jika itu anda pandang baik atau demi agar tidak menjadi batu sandungan bagi umat lain yang pantang babi.” Maksudnya adalah, berdasarkan prinsip pengajaran Yesus dalam Mat 15:11-20, memang kita tidak harus pantang makan babi. Namun demikian, sebaiknya kita tidak makan babi, dalam kondisi- kondisi tertentu, jika itu… Read more »

Bernardus Aan
Bernardus Aan
Reply to  nikso
13 years ago

Salam Damai Kristus sdr Nikso…… Pada Matius 11:37-40 ada tertulis 37. Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. 40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Kitab Imamat dan Ulangan adalah Kitab Taurat yang dibuat berdasarkan 2 hukum di atas karena Yesus berkata “40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” Berdasarkan hal tersebut maka jika… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Bernardus Aan
13 years ago

Shalom Bernardus Aan, Dalam konteks kata “haram” sendiri (in the proper sense of the word), sebenarnya tidaklah mengacu kepada masalah kesehatan dan cara penyajian makanan, namun lebih kepada manifestasi dari hukum seremonial (ceremonial). Dan seperti yang telah disebutkan di dalam Perjanjian Baru, maka Gereja Katolik mengajarkan bahwa semua makanan adalah halal – dalam konteks tidak ada yang menghalangi hubungan antara manusia dan Tuhan setelah makan makanan tersebut. Namun, dalam aplikasinya, tentu saja kita jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Sebagai contoh: adalah tidak bijaksana dan melawan hukum kasih, kalau kita mengundang teman kita yang beragama Islam untuk datang ke… Read more »

Bernardus Aan
Bernardus Aan
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Salam Damai Kristus Pak Stefanus, Memang dalam hal makanan haram karena disebabkan makanan atau cara makan tersebut najis memang dipandang sebagai manifestasi dari hukum ceremonial. Namun berdasarkan berlalunya waktu dan majunya bidang kedokteran terbukti bahwa makanan dan cara makan yang diharamkan tersebut adalah yang tidak menyehatkan. Kita ambil contoh saja larangan memakan lemak, larangan memakan bangkai, larangan memakan darah bukankah larangan-larangan tesebut adalah benar untuk hidup sehat. Juga larangan untuk tidak memakan hewan yang hidup di air yang tidak bersisik. Bukankah cumi-cumi tidak bersisik dan kadar kolestrolnya tinggi??? Juga aturan makan harus mencuci tangan adalah cara makan yang disarankan pada… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Bernardus Aan
13 years ago

Shalom Bernardus Aan, Terima kasih atas masukannya. Tentang konsep haram dalam Alkitab, memang berkaitan dengan hukum seremonial. Hal ini harus secara jelas kita pegang. Bahwa kemudian ilmu pengetahuan membuktikan bahwa makanan-makanan yang diharamkan adalah tidak baik untuk kesehatan, maka biarlah ilmu pengetahuan yang membuktikannya. Yesus mengatakan bahwa bukan yang masuk yang menajiskan kita, namun yang keluar; bahkan makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang (lih. Mt 15:17-20). Tidak ada yang salah dengan makanan selama kita mempunyai pengendalian diri, sehingga tidak menggangu kesehatan tubuh kita dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Salam kasih dalam Kristus Tuhan,stef –… Read more »

Bernardus Aan
Bernardus Aan
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Salam Damai Kristus Pak Stef,

Benar sekali penjelasan Pak Stef yaitu “Tidak ada yang salah dengan makanan selama kita mempunyai pengendalian diri, sehingga tidak menggangu kesehatan tubuh kita dan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.” Itu yang saya maksudkan.

Terimakasih Pak Steff….semoga bisa dimengerti oleh sdr Nikso dan yang lain.

TUHAN memberkati.

Salam,
Bernardus Aan

Maximillian Reinhart
Maximillian Reinhart
Reply to  Stefanus Tay
12 years ago

Salam Kasih bagi katolisitas, khususnya ibu Ingrid.

Ibu mengutip lebih kurang demikian yang ditetapkan dalam Perjanjian Lama: “Pengertian binatang haram yang diterima pada saat itu salah satunya adalah yang berkuku belah, bersela panjang, tidak memamah biak (lih. Im 11:7, Ul 14:8), namun juga termasuk ikan yang tidak mempunyai sirip/ sisik ay.7-9, burung pemangsa ay. 13-19, serangga yang bersayap ay. 20-23, binatang reptilia ay. 29-38.”

Kenapa berkuku belah? Kenapa bersela panjang dan kenapa yang tidak memamah biak? Saya meyakini ada latar belakang dan pesan yang mendalam atas hal demikian yang Allah tetapkan.

Duc in autum.
MR

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Maximillian Reinhart
12 years ago

Shalom Maximillian Reinhart, Dituliskan di Im 11:7 dituliskan ” Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu.” Alasan dari Allah memberikan perintah ini, karena binatang seperti babi – yang tidak memamah biak – dapat menjadi sumber berbagai macam penyakit.  Namun, lebih daripada itu, kaum Yahudi juga tidak boleh menyentuh bangkainya (lih. Im 11:8; Ul 14:8). Selain karena alasan kesehatan, maka alasan ke dua adalah untuk membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain, yang sering memakai babi untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa. Tuhan ingin memisahkan antara yang kudus dan tidak kudus (haram),… Read more »

Jane
Jane
13 years ago

Agama katolik telah merubah ajaran Yesus tentang makanan haram, tentang hari sabat. Adakah seorang dlebih berkuasa daripada Yesus dengan mengubah hari sabat dari harisabtu ke minggu?pemimpin agama katoliklah dan Kaisar Roma (Konstantin) lah yang melakukannya semua pada tahun 321 M. Hal ini telah dinubuatkan oleh Daniel 7;25 tentag Kaisar Roma dan gereja Katolik Ia akan mengucapkan perkataan yang menetang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatingi, ia berusaha mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa, dua masa, dan setengah masa. Mengubah waktu dan huku di sini adalah mengubah waktu/hari sabat… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Jane
13 years ago

Shalom Jane, 1. Gereja Katolik mengubah ajaran Kristus tentang makanan haram? Anda keliru jika menyangka bahwa Gereja Katolik mengubah ajaran Yesus tentang makanan haram. Yang mengajarkan bahwa makanan tidak menajiskan seseorang adalah Yesus sendiri, karena Ia mengajarkan demikian, “Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” (Mrk 7:15). Selanjutnya, Rasul Petruspun menerima wahyu Allah yang juga memerintahkan kepadanya untuk tidak menganggap najis/ haram sesuatu yang dinyatakan halal oleh Allah, seperti tertulis dalam Kis 10: 15. Jadi anggapan bahwa Gereja Katolik yang mengubah larangan makanan haram, apalagi anda katakan… Read more »

Jane
Jane
13 years ago

To Monica larangan tentang makanan haram tetap berlaku biarpUN Yesus telah datang. Kedatangan Yesus bukan untuk menghilangkan hukum taurat tapi menggenapinya. Anda jangan ngawur menafsir alkitab karena biarpun langit dan bumi lenyap, satu iotapun dari Firman Allah tidak akan berubah apalagi saUt ayat, satu pasal dan satu kitab. Imamat 11 masih berlaku dan tidak ada yang bisa merubahnya termasuk Yesus. Apakah yesus makan daging babi? anda jangan ngawur. Hanya pastor, umat katolik, pendeta dan umat kristen protestan (kecuali advent) yang makan daging babi dan anda melanggar kitab imamat 11. Anda manatakan sebagai pengikut kristus, tapi kenapa andamakan daging babi dan… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Jane
13 years ago

Shalom Jane, Komentar anda sebenarnya senada dengan komentar yang pernah anda sampaikan dan telah kami tanggapi. Pandangan anda berbeda dengan kami dan dengan sebagian besar umat Kristen lainnya, karena patokan anda dalam menafsirkan Kitab Suci berbeda dengan patokan kami. Kami tidak mengatakan bahwa Yesus makan daging babi dan daging anjing. Tidak ada ayat dalam Kitab Suci mengatakan demikian. Namun di sisi lain, Kristus mengatakan bahwa bukan apa yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan tubuh, tetapi apa yang keluar dari mulut. Karena dari hati timbul segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, sumpah palsu dan hujat (lih. Mat 15:11, 19-20).… Read more »

paulina
paulina
13 years ago

damai Kristus katolisitas,
dalam gereja katolik ada tidak makanan-makanan yang diharamkan? sebab dalam perjanjian lama diceritakan bahwa seorang ibu dan tujuh anaknya disiksa oleh raja sebab tidak mau makan daging yang haram

[Dari Katolisitas: Silakan dibaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik, karena sudah disampaikan dasarnya. Jika ada yang belum jelas silakan bertanya kembali]

Benedict
Benedict
13 years ago

Selamat Siang romo

saya cuma mau bertanya

di Jakarta ada satu daerah yang menjual darah ular dimana kalo diminum bisa memberikan manfaat bagi kesehatan

dari sudut padangan gereja katholik, apakah boleh kita meminum darah ular? bagaimana dengan dara ayam yang di bekukan yang banyak dijual di pasar untuk makanan?

terima kasih

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Benedict
13 years ago

Shalom Benedict, Terima kasih atas pertanyaannya apakah makan darah ular atau ayam diperbolehkan. Pertama, prinsip yang harus dipegang adalah bukan yang masuk ke dalam mulut kita yang menajiskan, namun yang keluar. Kedua, makan darah dalam Perjanjian Lama itu termasuk “Ceremonial Law”/ hukum seremonial, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan umat Israel pada kedatangan Yesus, yang mempersembahkan Tubuh dan Darah-Nya untuk keselamatan umat pilihan-Nya. Maka pada Perjanjian Lama, umat Israel dilarang minum darah, agar mereka dipisahkan dari kebiasaan bangsa-bangsa lain, dan juga agar mereka dapat dipersiapkan untuk menghargai “Darah Perjanjian Baru”, yaitu Darah Kristus. Menurut St. Thomas Aquinas, Kristus merupakan pemenuhan hukum Perjanjian… Read more »

benedict
benedict
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Pak Tay terima kasih atas jawabannya

yang saya mau tanyakan berikutnya, jika memang hukum seremonial dan yuridis tidak berlaku, mengapa dalam kis para rasul ayat 15 :20, 29, kemudian 21:25 masih di sebutkan terkait larangan memakan darah binatang?

dalam katholik apa saja sih hal yang diklasifikasikan sebagai hukum seremonial dan yuridis? sunat dan perpuluhan apakah masuk dalam kedua hukum di atas?

Terima kasih ya Pak Tay.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  benedict
13 years ago

Shalom Benedict, Terima kasih atas pertanyaannya yang bagus. Mari kita bersama-sama melihat Kis 15:20,29 dan 21:25. Dalam konsili 1 Yerusalem, mereka membuat keputusan “tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.” (Kis 15:20), yang diteruskan oleh Yudas dan Silas kepada jemaat di Antiokia, Siria, Kilikia, dll (ay. 23), dan keputusan ini ditegaskan kembali di Kis 21:25. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, peraturan tentang makanan-makanan adalah termasuk dalam kategori ceremonial law. Dan hukum yang lain, yaitu judicial law, beserta dengan ceremonial… Read more »

benedict
benedict
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Terima kasih atas penjelasan dari pak Stephanus Tay.

Jihan
Jihan
Reply to  benedict
13 years ago

to Benedict : jangan kamu takut untuk makan darah binatang, dalam Kristen tidak ada artinya menceritakan tentang Halal dan Haram hanya omong kosong belaka, darah manusia pun boleh kamu makan, membunuih orang tiap hari, memperkosa istri orang yang baru menikah tiap hari setelah itu kamu mutilasi tubuhnya, memotong kepala orang tua mu dan memakan jantungnya. tidak masalah, karna kamu telah di tebus oleh Yesus sang juru selamat. jadi kamu jangan sok sok nanya larangan dan hukuman karena kan sudah di jamin tuh Sorga.

Ingrid Listiati
Reply to  Jihan
13 years ago

Shalom Jihan, Agaknya anda keliru dalam memahami ajaran iman Katolik. Gereja Katolik mengajarkan jika seseorang melakukan dosa berat, dan tidak bertobat, maka meskipun ia sudah dibaptis, ia akan kehilangan rahmat pengudusan, sehingga ia tidak lagi dalam status/ kondisi rahmat. Dalam keadaan sedemikian, jika ia wafat, maka ia memasukkan dirinya sendiri ke dalam neraka. Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian: KGK 1861 Dosa berat, sama seperti kasih, adalah satu kemungkinan radikal yang dapat dipilih manusia dalam kebebasan penuh. Ia [Dosa berat] mengakibatkan kehilangan kebajikan ilahi, kasih, dan rahmat pengudusan, artinya status rahmat. Kalau ia [dosa berat] tidak diperbaiki lagi melalui penyesalan dan… Read more »

Angela
Angela
13 years ago

shallom, saya bersyukur sekali ketika menemukan situs ini, karena ada beberapa pertanyaan yang saya ingin tau dengan pasti jawabannya.selama ini saya luntang lantung mencari jawabannya, tapi tidak memuaskan. langsung saja ya… berhubung sekarang lagi ramai dibicarakan mengenai “sungai di bawah laut”, apalagi katanya hal tersebut ada dalam Kitab Suci Islam, saya ingin bertanya, apakah hal ini juga ada dalam Alkitab kita??? saya hanya penasaran saja… Dan mengenai babi, dikatakan bahwa kita tidak boleh memakan binatang yg tidak berkuku belah dan tidak memamah biak. Bukankah itu berarti kita memang tidak boleh mengkonsumsi daging babi??? dan mengapa tdk ada larangan yg tegas… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Angela
13 years ago

Shalom Angela, Terima kasih atas dukungannya untuk website ini. Kita harus mengerti, bahwa Alkitab bukanlah buku ilmu pengetahuan, namun merupakan wahyu Allah yang menyatakan kebenaran, sehingga manusia dapat bersatu dengan Tuhan di dalam Kerajaan Allah. Sejauh pengetahuan saya, tidak pernah Alkitab menyebutkan tentang sungai di bawah laut. Namun, kembali ke hakekat Alkitab, maka pengetahuan akan sungai di bawah laut bukanlah suatu pengetahuan yang esensial untuk membawa manusia ke Sorga. Kemudian, apakah kita dapat makan babi, maka anda dapat melihat di jawaban di atas – silakan klik. Silakan membaca terlebih dahulu jawaban di link tersebut. Kalau setelah membaca link tersebut anda… Read more »

Budi Darmawan Kusumo
Budi Darmawan Kusumo
Reply to  Angela
13 years ago

Syalom saudariku Angela. Untuk masalah makanan, saya lupa ayatnya ( mungkin pihak katolisitas bisa menambahkan ) ada tertulis, "yang menajiskan kamu itu bukan apa yang masuk ke dalam mulutmu, tapi apa yang keluar dari mulutmu". memang untuk masalah makanan gereja katolik tidak pernah menegaskan bahwa kita harus boleh atau tidak boleh memakan ini atau itu. TAPI menurut ilmu pengertahuan modern, makanan – makanan yang dilarang oleh TUHAN pada masa perjanjian lama itu menyebabkan penyakit. Saya pernah mendengarkan seminar kristen tentang makanan based on alkitab. dan memang nyata bahwa dari segi ilmu pengetahuan, bahwa makanana yang dianjurkan di alkitab adalah makanan… Read more »

Jane
Jane
Reply to  Budi Darmawan Kusumo
12 years ago

Bagi banyak orang yang makan daging babi, mereka selalu mencari2 alasan untuk membenarkan pelanggaran mereka terhadap perintah Allah dalam Imamat 11. Adalah wajar bagi manusia yang sudah melanggar Perintah Allah dengan memberikan dalih2 yang kedengarannya enak di telinga. Semakin bagus jawabannya yang diberikan maka semakin sesatlah orang-orang yang mendengarnya. Contoh, Adam dan Hawa tidak mau disalahkan karena memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat itu. Hawa menyalahkan ular untuk membenarkan pelanggarannya, Hawa menyangka, dengan alasan yang dibuatnya akan dapat menghindarkan dia dari hukuman Allah. Adam juga menyalahkan Hawa untuk membenarkan pelanggarannya. Adam menyangka, dengan alasan yang dibuatnya agar dia terhindar… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Jane
12 years ago

Shalom Jane, Prinsip yang anda gunakan, yaitu ‘Penurunan total’ ajaran Yesus dan para rasul, itulah yang dipegang dengan erat oleh Gereja Katolik sampai sekarang. Sebab Kristus telah mendirikan Gereja-Nya di atas Rasul Petrus, dan memberikan kuasa mengajar (yaitu kuasa mengikat dan melepaskan) kepadanya (lih. Mat 16:18-19), kepada para rasul (Mat 18:18), dan kepada para penerus mereka, sebab Kristus menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 28:19-20). Namun karena anda tidak mengakui kepemimpinan Rasul Petrus dan para penerusnya, maka anda memiliki pemahaman yang berbeda tentang “penurunan total” perintah- perintah Allah itu. Kristus datang untuk menggenapi hukum Taurat, oleh karena itu kita… Read more »

tomi
tomi
14 years ago

Mengapa Islam menjaga hubungan manusia dan anjing? Ada yang berpendapat, kesenangan terhadap anjing dapat berlebihan. Ada orang yang lebih menyukai anjingnya dibanding anaknya atau tetangganya. Jika anjing sakit akan merasa sangat sedih sedangkan anaknya sakit dibiarkan saja.

Sebenarnya memelihara anjing dalam Islam tidak dilarang, hanya saja jangan berlebihan.

Ingrid Listiati
Reply to  tomi
14 years ago

Shalom Tomi, Ya, saya setuju dengan anda, bahwa jangan sampai manusia menyanyangi binatang lebih daripada menyayangi sesama manusia. Di negara-negara maju misalnya, banyak uang dikeluarkan untuk memelihara binatang, yang kadang dianggap sepertinya melebihi manusia. Sebab sementara di belahan bumi yang lain manusia sangat kekurangan, namun di negara maju binatang diperlakukan sangat khusus, dengan aneka makanan, pakaian, rumah sakit dan salon khusus binatang. Saya rasa ini yang juga sempat disinggung dalam surat ensiklikal Paus Benediktus XVI, Caritas in Veritate (Kasih dalam kebenaran), yaitu agar kita sebagai manusia memperlakukan sesama manusia dengan layak sesuai dengan martabatnya, dan jangan sampai perlakuan terhadap lingkungan… Read more »

Barnabas
Barnabas
14 years ago

Shalom Ytk . Ibu Ingrid Saya mau melanjutkan bertanya nih tentang binatang yg dinyatakan haram dlm Alkitab dan kemudian sampai kini berkembang secara kuat dlm tradisi saudari-saudara kita umat Islam. Pertanyaannya: 1. Mengapa babi menjadi obyek yg seakan-akan sangat dijauhi dan dibenci? Saya sempat berpikir demikian: Yg sebetulnya jauh lebih haram kayaknya justru kita dech daripada babi. Bukankah kita mudah berdosa dan sering berendam dalam kedosaan? Bahkan mengaku dosa pun menjadi enggan. Apa sih sebetulnya dosa babi itu? Apakah ada sejarah dari suatu bangsa tertentu koq sampai-sampai babi diharamkan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama? Ceritanya bagaimana, ya? Mohon bila ada… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Barnabas
14 years ago

Shalom Barnabas, 1. Tentang Babi Memang jika kita mempelajari antrhtropologi, maka kita ketahui bahwa larangan makan babi itu sudah berakar sejak lama sebelum jaman bangsa Yahudi. Beberapa ide dan praktek ini diterapkan oleh bangsa Israel yang nomadis dan kemudian disyaratkan oleh Tuhan, sejauh mereka tidak bertentangan dengan kepercayaan Monotheistis dan sebagai cara untuk melatih bangsa Israel menuju standar yang lebih tinggi dalam hal kemurnian moral. Maka motif moral dan religius dari hukum kemurnian adalah seperti yang tertera dalam Im 11:44, “… haruslah kamu kudus , sebab Aku [Tuhan] ini kudus….” Maka dalam hal ini, dalam kebijaksanaan-Nya Allah memang melarang umat… Read more »

eveline
eveline
14 years ago

Maaf2 ini, bbrp suku masih ada yg mencampurkan darah (binatang, misal babi) ke daging yg dimasaknya, apakah ini diperbolehkan, krn di KS-PL ada semacam perkataan yang makan darah, harus mati…. (persisnya lupa). Lagi pula ternyata dalam darah ada nyawa, paling tdk DNA, yg bisa menurunkan sifat2? Sy juga tau ayat di atas (Yesus mengajarkan, “Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang…… Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan,… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  eveline
14 years ago

Shalom Eveline, 1. Memang tertulis dalam Kitab suci bahwa darah itulah nyawa segala mahluk (Im 17:14). Dalam kitab yang sama tertulis juga larangan untuk makan darah (Im 7:27). Namun memang di dalam Perjanjian Baru perintah soal makan dan minuman ini diperbaharui oleh Yesus, bahwa yang menajiskan orang itu bukan dari makanan ataupun minuman yang masuk ke dalam tubuh tetapi dari segala sesuatu yang keluar dari dalam tubuh, yaitu pikiran, perkataan maupun perbuatan yang jahat (lih. Mat 15:11, 18-20) seperti yang telah anda pahami. Peraturan yang baru ini sifatnya menyerahkan kepada kita sendiri, seturut dengan kebijaksanaan kita untuk menentukan makanan yang… Read more »

Enzo
14 years ago

“Memang bukan soal apa yang masuk yang menajiskan kita (lih. Mat 15:11), sehingga, dengan demikian makanan apapun (asalkan memang dari segi kesehatan layak dimakan) dapat kita makan.” Tetapi kalau tidak baik untuk kesehatan, sebaiknya tidak di makan karena tubuh adalah bait Allah. Berikut bahayanya daging babi: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/kalo-coke-di-campur-daging-yang-satu-ini-jadi-apa-yaa/ DAN Ternyata makan masakan BABI = menyakitkan hati Tuhan! (Yesaya 65:3 suku bangsa yang menyakitkan hati-Ku senantiasa di depan mata-Ku, dengan mempersembahkan korban di taman-taman dewa dan membakar korban di atas batu bata; yang duduk di kuburan-kuburan dan bermalam di dalam gua-gua; yang memakan daging babi dan kuah daging najis ada dalam kuali… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Enzo
14 years ago

Shalom Enzo, Yang and sebutkan di sana adalah ayat dari Penjanjian Lama yang memang telah diperbaharui oleh Tuhan Yesus. Yes 65:3 menceritakan tentang bagaimana Allah tidak menyukai mereka yang menyembah berhala, dan memakan daging babi yang memang dilarang pada saat itu, yang ditujukan untuk ‘memisahkan’/ menguduskan bangsa pilihan-Nya (Israel) dari bangsa- bangsa yang lain. Maka, larangan makan babi tersebut sesungguhnya adalah persiapan yang dilakukan oleh Allah dalam rangka menguduskan bangsa pilihan-Nya, karena pada saat itu babi dianggap najis. Namun setelah Perjanjian Lama diperbaharui dalam Perjanjian Baru, pemisahkan bangsa/ umat pilihan-Nya dari bangsa-bangsa yang lain, tidak lagi ditandai dengan larangan makan… Read more »

Aquilino Amaral
Aquilino Amaral
14 years ago

Salam Monica, Di dalam kitab PL, telah dengan jelas melarang bangsa Yahudi untuk tidak makan binatang yang berkukuh panjang seperti yang anda sebutkan diatas, untuk permunian diri. Dan itu ditulis dalam taurat Musa agar kaum yahudi harus menaatinya. Ketika kita mendengar ajaran Tuhan Yesus sendiri mengenai hal haram, Yesus malah menkankan bahwa bukan dari luar yang masuk kedalam hati yang menajiskan, melain apa yang keluar dari dalam hati yang menajiskan kita. Juga Rasul Petrus melalui penglihatannya, seluruh binatang dari melata sampai binatang bermamalia tidak akan haram. Apa yang Allah mengatakan tidak haram anda jangan mengatakan itu haram, termasuk Babi. Firman… Read more »

Monica
Monica
14 years ago

Shalom ingrid…. terima kasih kerana menjawap pertanyaan saya.. 1. disini saya ingin meminta kepastian benar kah bahawa, larangan akan makanan haram hanya ada pada PL iaitu sbelum kedatangan Yesus. tetapi setelah kedatangan Yesus, YESUS telah memperbaharui dan melengkakan hukum. maka hukum lama telah diperbaharui di zaman yesus. 2. selanjutnya, apakah hukum lama tersebut terhapus (dalam hal makanan haram) dan tidak digunakan lagi pada masa sekarang? sebab ada kawan saya menyatakan bahwa, oleh kerana kita kini berada dalam zaman Yesus(hukum dan ajaran yesus) maka kita kini berpegang pada hukum dan ajaran yesus. hukum lama dan ajaran lama digunakan oleh orang zaman… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Monica
14 years ago

Shalom Monica, 1. Ya benar, bagi kita yang percaya kepada Yesus, maka larangan makanan haram, sudah tidak berlaku lagi, sebab hal itu sudah diperbaharui oleh Yesus. Bahwa bagi kita yang menajiskan kita bukan apa yang masuk ke dalam mulut, melainkan yang keluar dari mulut, yang berasal dari hati (lih. Mat 15:18-19) 2. Dengan demikian maka hukum lama dalam hal makanan haram, sudah tidak berlaku lagi, karena hukum yang baru yang lebih sempurna sudah disampaikan oleh Yesus. 3. Jadi maksud pengajaran hukum lama tersebut adalah untuk mempersiapkan kita akan pengajaran Yesus tentang kekudusan. Bahwa sebagai bangsa pilihan Allah, terdapat hal-hal yang… Read more »

Monica
Monica
14 years ago

Shalom dan salam bahagia….. Saya mohon maaf sekiranya saya salah meletakkan(POST) pertanyaan ke ruangan artikel ini kerana saya tidak tahu bagaimana mahu memberi pesan atau pertanyaan untuk topik baru pak stef…jadi saya memilih artikel bahagian ini kerana hampir2 serupa apa yang ingin saya tanyakan…. saya mahu menanya mengenai maksud “firman TUHAN ” yang terdapat dalam : Imamat 11 11:7 Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku belah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Ulangan 14 14:8 Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
75
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x