St. Thomas Aquinas dalam bukunya Summa Theologica, part III, q. 66, a. 7 membahas khusus tentang baptis selam, dan berikut ini adalah terjemahkan pertanyaan/ (keberatan 1-3) dari pihak yang bertanya dan jawaban 1-3 yang diberikan St. Thomas terhadap keberatan tersebut, yaitu:
Artikel 7. Apakah Baptis Selam (immersion) merupakan sesuatu yang mutlak untuk Pembaptisan?
[Berikut ini adalah beberapa keberatan/ pertanyaan yang ditujukan]
Keberatan 1. Kelihatannya, baptis selam mutlak diperlukan untuk Pembaptisan. Sebab ada tertulis dalam Efesus 4:5: “Satu iman, satu Baptisan.” Tetapi di banyak tempat di dunia cara Pembaptisan yang umum adalah dengan pencelupan/ baptis selam. Maka kelihatannya tidak ada Pembaptisan jika tanpa pencelupan/ selam.
Keberatan 2: Selanjutnya, Rasul Paulus berkata (Rom 6:3-4): “Kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya.” Tetapi ini dilakukan dengan pencelupan/ selam: Sebab St. Yohanes Krisostomus berkata tentang Yoh 3:5: “Jika seorang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh… dst”: “Ketika kita mencelupkan kepala kita ke bawah air seperti seolah masuk ke dalam kubur, manusia yang lama di dalam kita dikuburkan, dan dengan ditenggelamkan, tersembunyi di bawah, dan kemudian dibangkitkan kembali, kita menjadi manusia baru.” Maka, kelihatannya pencelupan/ selam adalah mutlak untuk Pembaptisan.
Keberatan 3. Lebih lanjut, jika Pembaptisan sah tanpa penyelaman total pada seluruh badan, maka akibatnya, menjadi cukup jika air dituangkan hanya di beberapa bagian dari tubuh saja. Tetapi ini kelihatannya tidak masuk akal, sebab dosa asal, yang akan diobati sebagai tujuan utama Pembaptisan, tidak hanya terdapat dalam salah satu bagian tubuh. Oleh karena itu, kelihatannya pencelupan/ baptis selam adalah mutlak perlu untuk Pembaptisan, dan bahwa Baptis percik saja tidak cukup.
[Berikut ini adalah jawaban dari St. Thomas Aquinas]
Sebaliknya, dikatakan dalam Ibr 10:22: “…Marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan dengan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.” [‘dibersihkan’ ini terjemahan dari kata ‘sprinkled ‘ dan ‘dibasuh’ dari kata ‘washed‘, jika kita melihat dari Alkitab bahasa Inggris- Revised Standard Version, dan Jerusalem Bible, dan ‘sprinkled ‘ sebenarnya artinya adalah diperciki air [sehingga bersih]. “…Let us draw near with a true heart in full assurance of faith, with our hearts sprinkled clean from an evil conscience and our bodies washed with pure water.]
Saya menjawab bahwa, di dalam Sakramen Pembaptisan, air digunakan untuk pembasuhan tubuh, untuk menandai pencucian rohani dari dosa-dosa. Sekarang pencucian/ pembasuhan dapat dilakukan dengan air, tidak saja dengan pencelupan/ selam, tetapi juga oleh percikan atau penuangan air. Dan, meskipun lebih aman dilakukan dengan pencelupan/ selam karena itu lebih umum dilakukan, namun Pembaptisan dapat dilakukan dengan pemercikan/ penuangan, sesuai dengan Yehezkiel 36:25, “Aku akan mencurahkan kepadamu air jernih” [mencurahkan di sini adalah terjemahan dari kata ‘pour‘, yang juga berarti menuangkan, “I will pour upon you clean water…”] seperti cara Pembaptisan yang telah dilakukan oleh Laurentius yang Terberkati. Dan terutama pada keadaan mendesak: entah karena banyaknya jumlah orang yang dibaptis, seperti yang jelas tertulis dalam Kis 2 dan 4, ketika kita membaca bahwa dalam sehari ada 3000 orang dibaptis, dan pada kesempatan lain 5000 orang, atau jika persediaan air terbatas, atau karena keterbatasan/ kelemahan dari imam yang membaptis yang tidak dapat [tidak kuat] mengangkat katekumen dari dalam air, atau kelemahan dari katekumen yang kehidupannya [kesehatannya] dapat terancam dengan pembaptisan selam. Maka, kita harus menyimpulkan bahwa Pembaptisan selam tidak mutlak untuk Pembaptisan.
Jawaban untuk keberatan 1. Apa yang merupakan sesuatu yang tidak utama/accidental yang ada pada suatu benda tidak dapat mengubah hakekat/ esensi benda itu. Sekarang, pembasuhan/ pencucian tubuh adalah sesuatu yang esensial pada Pembaptisan: maka Pembaptisan dikatakan sebagai ‘yang menyucikan dengan memandikan’ seperti yang ditulis dalam Efesus 5:26, “…Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman.” [atau ‘laver‘ dalam bahasa Inggris] Namun, bahwa pembasuhannya dilakukan dengan cara ini atau itu, adalah sesuatu yang tidak utama/ accidental. Maka akibatnya, perbedaan cara ini tidak menghancurkan kesatuan makna Pembaptisan.
Jawaban untuk keberatan 2. Pemakaman Yesus lebih jelas diwakilkan oleh pencelupan: sehingga cara ini adalah cara yang lebih sering dilakukan dan lebih dianjurkan. Tetapi dengan cara lainpun hal ini dilakukan, walaupun tidak secara sangat jelas, sebab dalam cara apapun juga pencucian dilakukan dengan melibatkan tubuh atau sebagian anggota tubuh, yang diletakkan di air, seperti Tubuh Kristus juga dahulu diletakkan di dalam kubur.
Jawaban untuk keberatan 3. Yang menjadi prinsip utama tubuh, terutama dalam kaitannya dengan anggota-anggota tubuh, adalah kepala, di mana segala kemampuan perasaan, baik di dalam hati maupun di luar (interior maupun eksterior), semua dikendalikan olehnya. Oleh karena itu, kalau seluruh tubuh tidak dapat dikenakan dengan air, karena keterbatasan air atau alasan lainnya, yang mutlak adalah menuangkan air ke kepala, di mana secara prinsip kehidupan manusia tersebut dinyatakan.
Dari jawaban di atas, kita ketahui bahwa St. Thomas membedakan hal yang secara esensial diperlukan dalam Pembaptisan, dan hal yang tidak esential, yang disebutnya sebagai ‘accidental’. Pembedaan ini memang berdasarkan pengertian filosofis, untuk menangkap essensi dari sesuatu. Jika diterapkan dalam konteks manusia, maka 1) pada hakekatnya manusia adalah mahluk yang mempunyai tubuh dan jiwa, diciptakan sesuai dengan gambaran Allah dan mempunyai akal budi dan kehendak bebas, 2) soal tinggi dan berat badannya, warna kulit dan bangsa, dst, adalah ‘accidental’.
Dalam hal Pembaptisan, yang terpenting adalah unsur pembasuhan/ pencucian, untuk menandai pembersihan rohani (interior) terhadap dosa-dosa, sedangkan caranya adalah ‘accidental‘.
Sebagai catatan tambahan, akan sulit jika kita mensyaratkan bahwa Pembaptisan harus dilakukan persis sama seperti Baptisan Yesus. Sebab jika demikian, maka Baptisan harus dilakukan di sungai Yordan, di tanah Israel. Lalu, meskipun dapat dilakukan, pertanyaan berikutnya adalah sungai Yordan bagian mana? Karena tidak ada orang yang bisa dengan persis menyebutkan lokasi Yesus dibaptis. [Lokasi tempat ziarah di s. Yordan sekarang juga merupakan perkiraan tempat pembaptisan Yesus]
Maka memang yang terpenting adalah kita menangkap esensinya, yaitu pembersihan jiwa/ rohani dari dosa-dosa akibat manusia yang lama dalam diri kita telah mati, dan kita dibangkitkan bersama Kristus menjadi manusia baru (lihat KGK 1214).
Di atas semua itu, kita menghormati pengajaran dari Para Bapa Gereja, yang kemudian diambil sebagai ajaran yang berlaku dalam Gereja Katolik. Mereka juga mengambil dasar dari Alkitab, dan juga mempertimbangkan perkembangan tradisi dalam kehidupan umat di seluruh dunia. Kebijaksanaan Gereja harus bisa berlaku umum di seluruh dunia, misal baik di Eropa, Amerika yang tidak kurang air, tapi juga di Afrika jumlah airnya terbatas. Atau pembaptisan pada orang sehat tetapi juga pada orang sakit, yang mungkin tak bisa baptis selam. Apakah kepada mereka yang tidak bisa dibaptis selam, berarti tidak bisa diberi Pembaptisan? Tentu tidak, bukan. Lagipula seperti disebut di atas, cara pencucian merupakan sesuatu yang ‘accidental’ dan bukan essensial. Maka Gereja Katolik mensyaratkan keabsahan Pembaptisan, jika terdapat 2 hal yang memenuhi syarat: 1) materia/matter, yaitu air jernih, 2) forma/form yaitu perkataan/ ritus Pembaptisan yang memakai formula Trinitarian, yaitu pembaptisan di dalam nama Allah Bapa dan Putera dan Roh Kudus; dengan intensi yang sama seperti yang dilakukan Gereja. (lihat KGK 1256, Kan. 849, Kitab Hukum Kanonik).
Mari kita dengan kerendahan hati menerima pengajaran Gereja Katolik, yang tentu didasari oleh landasan yang kuat, pengertian yang esensial, dan demi kepentingan semua umat tanpa kecuali. Dengan cara pikir seperti demikian, kita tidak gampang digoyahkan jika ada yang mengatakan baptis tuang tidak sah, atau baptis selam hanya satu-satunya yang sah. Kita tidak dalam posisi untuk menentang ketetapan Gereja, sebab kita mengakui bahwa kita tidak lebih besar dari para Bapa Gereja tersebut. Kristus telah memberi amanat kepada para rasul untuk membaptis semua bangsa, dan amanat ini diteruskan oleh para penerus rasul yang memimpin Gereja Katolik. Maka mari kita juga tunduk kepada keputusan Gereja, yang kepadanya Yesus telah mempercayakan amanat-Nya ini.
Dear Stef terimakasih atas penjelasannya..jadi kesimpulannya babtisan yang saya terima itu tidak sah karena saya memang Katholik dan ingin tetap Katholik. Jadi saya lupakan saja semua pengalaman babtisan tsb dan kembali ke katekis gereja Katholik untuk mendapatkan babtisan lagi secara Katholik dan mendapatkan komuni pertama dari Gereja Katholik..betulkah pemikiran saya ini Stef? GBU. [dari Katolisitas: silakan menyimak jawaban Romo Wanta yang juga telah kami tayangkan untuk Anda. Pengalaman pembaptisan di Sungai Yordan itu pastilah tetap merupakan pengalaman yang baik, maka tidak untuk dilupakan, namun baptisan di sana itulah yang memang tidak memenuhi ketentuan Baptis di Gereja Katolik. Jika Anda ingin… Read more »
Dear Romo Wanta/pengasuh katolisitas
Saya katolik ibu saya islam bapak sy katolik sejak kecil sy sekolah katolik dan dirumah mendapat bimbingan katolik dari ayah saya usia saya 20th pergi kegereja katolik aktif. Beberapa bulan yg lalu saya mengikuti tour ke tanah suci bersama rombongan yang dipimpin seorang pastur protestan disana saya di babtis tenggelam di sungai yordan dengan format babtisan Bapa Putera dan Roh Kudus sy mendapat sertifikat babtis dari israel ..apakah babtisan saya absah Romo?? Apakah saya boleh menyambut tubuh dan darah Kristus yang sangat saya rindukan..jawaban Romo sangat kunantikan terima kasih.
Shalom Krisnha, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Sebenarnya, terlebih dahulu kita harus menyadari bahwa Sakramen Baptis tidak dapat diulang, karena telah memberikan meterai kepada jiwa. Dalam Katekismus Gereja Katolik dijelaskan sebagai berikut: KGK 1272: Orang yang dibaptis menjadi serupa dengan Kristus, karena melalui Pembaptisan ia digabungkan bersama Kristus (bdk. Rm 8:29). Pembaptisan menandai warga Kristen dengan satu meterai [character] rohani yang tidak dapat dihapuskan, satu tanda, bahwa ia termasuk bilangan Kristus. Tanda ini tidak dihapuskan oleh dosa mana pun, meskipun dosa menghalang-halangi Pembaptisan untuk menghasilkan buah keselamatan (bdk. DS 1609-1619). Karena Pembaptisan diterimakan satu kali untuk selamanya, maka ia tidak… Read more »
Dear Stef
terimakasih atas jawaban yang diberikan dan saya sangat senang ..tapi sepertinya ada yang kurang pas dari jawaban Stef bahwa saya belum pernah dibaptis secara Katholik, baptisan yang saya terima ya baru sekali itu jadi saya tidak mengulang baptisan. Justru yang saya tanyakan baptisan ini sah apa tidak..mohon juga dijelaskan langkah apa yang harus saya lakukan selanjutnya..
[dari Katolisitas: silakan menyimak jawaban Romo Wanta bagi Anda, semoga seluruh pertanyaan Anda kini sudah terjawab.]
Shalom Krisnha, Mohon maaf kalau saya salah mengerti kondisi Anda, karena Anda menuliskan bahwa Anda adalah Katolik, serta pertanyaan Anda yang mengatakan apakah boleh menyambut Tubuh Kristus dalam Gereja Katolik. Kalau Anda sebelumnya belum pernah dibaptis secara Katolik, dan pada waktu Anda ziarah Anda telah dibaptis oleh seorang pendeta dari gereja yang masuk dalam PGI (Persekutuan Gereja Indonesia), maka sesungguhnya baptisan yang Anda terima adalah sah dan Anda telah masuk dalam jemaat dari gereja tersebut. Hal ini dapat dibuktikan dengan bukti baptisan dari gereja tersebut dan bukan hanya sekedar sertifikat dari tempat ziarah tersebut. Jadi, keabsahan baptisan ini harus dipelajari… Read more »
Krisnha Yth Sakramen Pembaptisan dalam Gereja Katolik menjadi sah jika memenuhi syarat berikut ini: pertama, calon baptis harus mengikuti program pembinaan katekumenat calon baptis (selama setahun) atau disesuaikan dengan keadaan calon baptis. Kedua, dibaptis oleh Pastor Katolik (sah) dengan materi: air yang telah diberkati atau air baptis yang diberkati ketika Paskah, dengan formula: Pastor menuangkan air di kepalanya (atau ditenggelamkan) dengan rumusan kata2 :…(sebut nama baptis) misal Theresia, aku membaptis engkau Dalam nama Bapa (menuangkan air), dan Putera (menuangkan air) dan Roh Kudus (menuangkan air atau di kepala dimasukkan ke dalam air dan diangkat kembali). Kemudian Sakramen Pembaptisan dilanjutkan dengan… Read more »
Gambaran Allah tentang baptisan di dalam Alkitab : Peristiwa air bah (Nuh) : ” … tidak taat …., ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang yang diselamatkan oleh air bah itu …. juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan – maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus Kristus.” *1Ptr 3:20-21) Peristiwa Laut Merah : “Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi… Read more »
Shalom.. menurut saya tetap saja baptis selam diutamakan.. Baptis percik hanya untuk keadaan darurat seperti yg dijelaskan di atas. Apakah Pastor katolik kekurangan air seperti cerita di atas ( kurang air karena di padang pasir, kewalahan atau capek karena saking banyaknya orang yang mau dibaptis..)
Kita ikut saja cara Tuhan Yesus.. Yesus baptis selam.. Di Indonesia yg berlimpah air ini tiada alasan untuk memakai baptis percik.
[dari katolisitas: Mari kita kembali kepada mana yang esensial, sehingga kita tidak mengharuskan apa yang tidak diharuskan.]
Dear Katolisitas,
Apa benar kata “baptis” bisa punya arti ganda?
Lukas 3:21 Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit
Dibandingkan dengan:
Lukas 12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal itu berlangsung!
Markus 10:38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?”
Apa pandangan resmi Gereja Katolik tentang istilah: Baptisan Roh dan Baptisan Api?
Terima kasih,
Roberts
Shalom Robert, Kata ‘baptisan’/ baptism itu berasal dari kata Yunani, bapto atau baptizo, baptizein, yang artinya mencuci/ membasuh atau mencelup/ menenggelamkan. Kitab Suci menggunakan istilah ‘baptizo‘ ini secara literal (diterjemahkan LAI: ‘mencuci’, dalam Luk 11:38) maupun figuratif, seperti dalam Mat 3:11, Luk 3:16, Kis 1:5, baptisan digambarkan secara metafor, bahwa pencucian/ penenggelaman itu dilakukan dalam kelimpahan rahmat Roh Kudus, Mrk 10:38-39, Luk 12:50, yaitu baptisan itu dihubungkan dengan Sengsara Kristus, di mana Kristus bagaikan dibasuh oleh darah-Nya sendiri. Maka penggunaan istilah ‘baptisan’ dalam istilah gerejawi, mengacu kepada sakramen Baptis. Katekismus Romawi (Ad Parochos, De Bapt.,2,2,5) mendefinisikan baptisan sbb: Baptisan adalah… Read more »
salam kasih kristus saya dapat menyimpulkan pemahaman makna baptisan iman katolik,melakukan percikan karena didasari persediaan air,dan tidak menyangkal pembaptisan dengan selam seperti yang dicontohkan tuhan kita yesus kristus sebagai teladan yang kita tiru dia memberikan dirinya dibatis oleh yohanes pembaptis sedikit pertanyaan saya seputar pembaptisan bayi, saya sudah baca juga penjelasan di bloq sebelahnya baptisan yang dilakukan oleh Lidia dan seluruh keluarganya dan kepada penjara dan keluarganya (lih Kis 16:15,33), Rasul Paulus yang membaptis Krispus dan seisi rumahnya (lih Kis 18:8) dan juga keluarga Stefanus (lih 1Kor 1:16)? apakah ayat diatas menjamin “kata seisi rumahnya”menyangkut komposisi segala mahluk hidup atau… Read more »
Shalom Paulus, Kata asli yang diterjemahkan dengan frasa “seisi rumahnya” (lih. Kis 16:15, 18:8) adalah ‘oikos‘ yang artinya adalah keluarga (a household/ family). Kata yang sama itu digunakan di ayat Kis 16:33 dan 1 Kor 1:16, dan diterjemahkan dalam Kitab Suci kita sebagai ‘keluarga’. Memang kata ‘oikos‘ dapat diartikan untuk konteks yang lebih luas, seperti dalam ayat Mat 23:38; Luk 13:35, sebagai sebuah tempat tinggal, sebagai kota atau negara. Tetapi dalam ayat Kis 16:15, dan 18:8 jelas konteksnya bukan itu, sebab secara spesifik disebut nama orang yang menjelaskan tentang milik siapakah rumah yang sedang dibicarakan, sehingga mengacu kepada sebuah keluarga.… Read more »
Syalom Intinya perintah yang ada di Alkitab adalah kebenaran yang mutlak. [Dari Katolisitas: Yang merupakan kebenaran mutlak adalah Kristus sendiri, Sang Kebenaran (Yoh 14:6) dan Sang Sabda Allah (lih. Yoh 1:1). Sabda Allah ini dinyatakan dalam Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magiterium. Maka ketiganya itulah yang menyampaikan keseluruhan kebenaran seturut kehendak Allah. Tentang hal ini sudah pernah diulas di sini, silakan klik.] Dan kita jangan jadi seperti seorang yang bernama Nikodemus yang bertanya “Masakan munusia dapat dilahirkan kembali” masakan Yesus harus berkata lagi “Engkau guru di Israel; masakan engkau tidak tahu?…..Kalian tidak percaya kalau Aku menceritakan kepadamu mengenai hal-hal dari… Read more »
Baptis selam memiliki syarat: air yg mengalir/baru & bersih (bukan air bekas pembaptisan orang lain sebelumnya). Jika ada 50 orang yg mau dibaptis selam, kalau airnya tdk diganti, pasti muncul problem. Kalau baptis di sungai yg bersih hrs siap fisik & biaya. Baptis dgn curahan air suci sungguh bijaksana & logis.
dan tidak ada ayatnya kalauu anak2 dibabtis
yang penting kita harus bertobat dulu.
kis 2:38
anak2 tak tau bertobat
dan hanay tahu merengek rengek.
[Dari Katolisitas: silakan membaca artikel ini terlebih dahulu, silakan klik]
Tentang Baptis Selam Cara Baptis di Katolik yg disiram air suci, bukan Baptis Selam, sering jadi bahan perdebatan di Gereja Kristen Kharismatik. Apakah benar di dalam Gereja Katolik cara dibaptis tidak hanya disiram, tapi ada juga baptis cara selam.? Apakah teman saya yg mau dibaptis secara Katolik boleh mengajukan cara baptisnya sendiri, yaitu dibaptis selam? Terima kasih. [Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel di atas, yang mengambil dasar dari Kitab Suci, bahwa baptis dengan cara diselam bukan cara yang mutlak dan essensial bagi Pembaptisan. Jika Gereja Katolik umumnya memilih cara penuangan, itu tidak mengubah makna sakramen Baptis. Maka diperlukan… Read more »
shalom
saya ingin menjadi biarawan Gereja Khatolik, tapi saya belum dibaptis secara Khatolik ( saya dibaptis secara Protestan) apakah saya bisa menjadi anggota ordo tertentu tanpa baptisan Khatolik? Saya rasa Allah benar2 memanggil saya
terima kasih
GBU
Salam Nindi Arianto, Untuk menjadi anggota biara atau ordo dalam Gereja, Anda harus menjadi anggota Gereja yang didirikan dan dihuni sepenuhnya oleh Kristus yaitu Gereja Katolik. Untuk masuk menjadi anggota Gereja Katolik, Gereja mewajibkan syarat-syarat. Bagi eks Protestan, atau yang sudah dibaptis secara Protestan, untuk masuk dalam Gereja Kristus, harus dilihat dulu apakah baptisannya itu absah menurut ketentuan Gereja Katolik. Jika tidak absah, maka harus belajar ajaran Katolik, aktif dalam Gereja lalu dibaptis secara Katolik. Jika baptisan Prortestannya dinilai sudah absah, maka tidak perlu dibaptis lagi, tetapi menjalani upacara penerimaan resmi ke dalam Gereja Katolik. Untuk bisa diterima sebagai anggota… Read more »
Shalom Romo, saya seorang beragama Protestan dari kecil sampai sekarang. Saat ini saya menjalin kasih dengan seorang beragama Katolik. Kami sampai pada titik di mana hubungan ini akan berlanjut ke jenjang yang lebih serius, namun terkendala pada bedanya Katolik dan Protestan. Saya pribadi belum pernah dibaptis. Pasangan saya meminta agar saya dibaptis secara Katolik agar bisa menerima Sakramen Pernikahan dalam Katolik. Saya kemudian menyatakan sbnrnya saya tidak masalah utk dibaptis secara Katolik, krn sy mengimani bahwa baptisan itu dari Tuhan, bukan dari manusia, jadi tidak masalah dibaptis secara Katolik atau Protestan. Bagaimana pendapat gereja Katolik mengenai ini? Bisakah kami tetap… Read more »
Shalom Hery, Sambil menunggu jawaban Romo Wanta, berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan. Anda mengatakan bahwa anda seorang Protestan namun belum dibaptis. Baptisan sendiri dalam teologi Gereja Katolik adalah merupakan syarat keselamatan. (silakan membaca artikel ini – silakan klik dan diskusi ini – silakan klik). Sebelum anda dibaptis secara Katolik, ada baiknya anda benar-benar mempelajari tentang iman Katolik, sehingga pada waktu dibaptis dalam Gereja Katolik, anda benar-benar telah mantap menerima pengajaran Gereja Katolik. Baptisan dalam Gereja Katolik membuat seseorang menerima: pengampunan dosa pribadi dan dosa asal, rahmat pengudusan, tiga kebajikan ilahi (iman, pengharapan, dan kasih), tujuh karunia Roh… Read more »
Bu Inggrid mohon jelaskan bagi saya tentang Baptisan,ada selam,ada percik,bagaimana yang sebenarnya menurut Kitab Suci. terima kasih
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Shalom Tim Katolisitas,
Saya ingin bertanya lebih lanjut. Apakah orang yang tadinya sudah dibaptis secari Katolik dan menerima Sakramen Krisma tapi akhirnya pindah dan dibaptis selam ke Kristen non-Katolik karena alasan tertentu, bisa kembali ke Katolik lagi?
Shalom Robin, Terima kasih atas pertanyaannya. Kalau seseorang telah menerima Sakramen Baptis dan Sakramen Pengakuan namun kemudian dibaptis selam, maka dia dapat kembali ke pangkuan Gereja Katolik, karena Gereja Katolik senantiasa akan menerima dan bahkan merangkul umatnya yang ingin kembali ke pangkuan Bunda Gereja. Yang pertama harus dilakukan adalah menerima Sakramen Tobat, sehingga orang tersebut dapat menerima pengampunan dan kemudian dapat menerima Ekaristi Kudus. Orang tersebut dapat menceritakan mengapa dia sampai pergi meninggalkan Gereja katolik dan kemudian dibaptis di gereja lain. Temukan akar masalahnya, apakah orang tersebut pindah ke gereja lain karena mencari kebenaran, terbawa teman, rindu komunitas yang hangat,… Read more »
Shalom Team Katilisitas, Mau tanya nich? Istri saya dulunya Protestan. Masuk Katolik ketika nikah tanpa dibaptis ulang. Menurut Romo Paroki baptisan sebelumnya sudah sah, jadi cukup dengan upacara Diterima Secara Resmi. Pertanyaan saya : 1. Apakah Surat Baptisannya perlu dibuat ulang (dikeluarkan oleh Gereja Katolik) atau masih pakai Surat Baptisan yang lama (dari Gereja Protestan). 2. Kalau Surat Baptisan dari Gereja Protestan itu hilang, bisakah meminta Gereja Paroki yang menerimanya itu mengeluarkan Surat Baptisannya (misalnya yang copy gitu)? Kalau tidak bisa apa yg bisa kami lakukan untuk membuktikan bahwa ia sudah dibaptis? Perlukah kembali ke Gereja sebelumnya (protestan) untuk meminta… Read more »
Simon Yth Berdasarkan keterangan pastor paroki anda bahwa baptisannya telah sah maka artinya baptisan istri anda itu tetap sah di hadapan Gereja Katolik. Surat hilang bisa minta salinan baru di gereja Protestan di mana dia dulu dibaptis. Kedua yang perlu dilakukan adalah petugas sekretariat paroki Gereja Katolik mencatat dalam buku baptisan pengukuhan kembali dari baptis Protestan dan diberi nomor sesuai urutan di buku baptis paroki anda berdomisili. Gereja Katolik tidak mengeluarkan surat baptis bagi dia yang sudah pernah dibaptis dengan sah di gereja lain, tetapi surat keterangan pengukuhan baptisan ke dalam Gereja Katolik (pastor paroki bisa membuatkan). Demikian jawaban saya… Read more »
Shalom Bu Ingrid.
Saya memahami sebuah pembaptisann yan terpenting adalah makna pembapitsannya..
Saya ingin mennanyakan sejarah dalam Gereja Katolik sejak Gereja awal, apakah pernah mengalam pekembangan perobahan tata cara pembaptisannya ? sebagai contoh, dulu memang di sungai Yordan, pernah mengalami perobahan tata cara pembaptisan, atau di sesuaikan keadaan daerah, namun di Indonesia seperti yang kita ketahui sekarang dsb.. (untuk menambah wawasan bersama)
Demikian pertanyaan saya, terima kasih.
Salam Damai
Felix Sugiharto
Shalom Felix, Benar pengertian anda bahwa yang terpenting adalah makna Pembaptisan, dan cara-nya menurut Gereja Katolik harus mempunyai dua unsur utama yang tidak dapat diubah, yaitu: 1) forma/ form pembaptisan, yaitu Pembaptisan dalam nama Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus, dan 2) materia/ matter, yaitu dengan menggunakan air. Yesus memberikan teladan kepada kita dengan memberikan diri-Nya dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan (Mat 3:13-17, Mrk 1:9-11; Luk 3:21-22; Yoh 1:32-34). Maka melalui Pembaptisan-Nya, Yesus bermaksud menunjukkan 1) solidaritas-Nya dengan kita, sebab Ia mau mengidentifikasikan diri-Nya dengan kita manusia, supaya melalui Pembaptisan ini pulalah kita mendapatkan identifikasi-Nya, yaitu sebagai anak-… Read more »
Salam Katolisitas dan teman-teman pembaca setia Katolisitas. Jika cara baptisan mutlak harus sesuai dengan Alkitab, mestinya dilakukan di sungai yang airnya mengalir sepinggang seperti di sungai Jordan, atau pergi ke sungai Yordan sana sekalian. Masalahnya, teman-teman protestan itu menafsirkan Alkitab langsung dari kata-kata alkitab belaka, sering tidak paham tradisi dan semangat yang melingkupi konteks zaman dan masyarakat yang membuat kata-kata itu dituliskan di Alkitab itu. Tetapi tugas kita jika mengetahui hal itu mengingatkan dan memberikan pencerahan kepada, agar esensi baptisan yaitu keselamatan diperjuangkan. Jangan hanya percaya pada Yesus tetapi tak terbukti masuk dalam Gereja TubuhNya yang kelihatan di dunia. Katolik… Read more »
Saya bingung pilih yang mana (saya belum dibaptis)
” Berbahagialah orang yang mendengar … dst “, tapi makin banyak mendengar
makin bingung, semua mengklaim versi mereka yang benar
TUHAN YANG MENCIPTAKAN MANUSIA SEMUA, AJARILAH ANAKMU INI DAN BUKALAH MATA KAMI SEMUA
Shalom Ferdi,
Terima kasih atas pertanyaannya. Saya menganjurkan agar Ferdi membawa intensi ini di dalam doa. Dalam pencarian kebenaran ini, maka kita harus menempatkan kebenaran lebih tinggi dari semua kepentingan pribadi. Kalau Ferdi masih bingung dengan agama Kristen atau yang lain, maka Ferdi dapat membaca artikel ini (silakan klik). Kalau Ferdi masih bingung dengan agama Katolik atau Kristen non-Katolik, silakan membaca artikel ini (silakan klik). Kalau setelah membaca artikel tersebut, Ferdi masih mempunyai pertanyaan atau keberatan, silakan menyampaikannya kepada kami.
Semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya kepada Ferdi dalam perjalanan untuk mencapai kebenaran.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://www.katolisitas.org
Shalom Bu… Pertama2 saya ucapkan terima kasih kepada team katolisitas.org yang telah begitu sabar menjawab semua pertanyaan2 maupun keragu2an serta kesalahpahaman baik yang terdapat di kalangan umat2 Katolik maupun yang non Katolik. Berikut ini saya mohon penjelasan tambahan tentang “Baptisan Ulang” dan “Peneguhan Baptisan” di dalam kasus seperti yang saya ceritakan di bawah ini…. Alasan dari saya mengangkat kedua kasus tsb disebabkan oleh banyak-banyak sekali terjadi penyeberangan umat Katolik ke agama Protestan dengan berbagai2 alasan dan keadaan yang membuat kita semua perlu menyimak/memahami dampak serta akibat serta tanggug jawab kita sebagai umat2 pilihan, terutama bagi saudara2 kita yang seiman (iman… Read more »
Felix Yth Pertanyaanmu banyak dan panjang bisa dibuatkan seminar khusus baptisan. Tapi begini saya beri prinsipnya saja sejauh yang saya tahu dan pelajari: 1. Pembaptisan menurut Gereja Katolik hanya sekali lihat arti baptis. Karena itu di dalam keraguan bisa dibaptis dengan bersyarat (conditional) baca dalam kan. 869. 2. Penyeberangan ke Protestan adalah masalah kita bersama. Kalaupun diulang lagi itu hak mereka tapi pembaptisan merupakan meterai tak terhapuskan. Perihal keselamatan dari Tuhan itu hak dari Tuhan, tapi iman kita mengajarkan orang yang dibaptis akan diselamatkan asalkan dalam perjalanan hidup dia tidak menolak Yesus Tuhan sebagai penyelamat manusia. 3. Pentingnya pendidikan iman… Read more »
Shalom katolisitas
Baru-baru ini ada adik teman saya yang dahulu katolik dan sekarang sudah berpindah ke protestan(maaf, denominasinya tidak saya sebutkan), dan dasar pemindahannya itu diolehkarnakan baptisan katolik tidak dilakukan dengan baptisan selam sehingga tidak sah.-
Mohon pencerahannya, terima kasih.-
Salam kasih,
K.Paulus J.C
Shalom Paulus,
Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
Ingrid Listiati – https://www.katolisitas.org
Shalom Ibu Inggrid, Terima kasih atas jawabannya, pada prinsipnya saya setuju dimana pada awalnya sayapun sempat berdebat dengan teman saya tentang hal tersebut dimana saya mengatakan bahwasanya hal tersebut hanya alasan yang dicari-cari saja dan saya mengemukakan jika adikmu mengatakan bahwasanya baptis selam harus wajib seperti dimana Rasul Yohanes membaptis Yesus, maka sayapun bisa mengatakan bahwa baptis selam yang sekarang dilakukan oleh adikmu adalah tidak sah karna tidak dilakukan di Sungai Yordan ! dan seumpamanya adikmu dibaptis di Sungai Yordan dan sayapun bisa mengatakan bahwasanya itu tidak sah diolehkarnakan tidak dibaptis tepat dilokasi/posisi dimana Rasul Yohanes membaptis Yesus dst…dstnya.- Kalau… Read more »
Shalom Paulus, Berikut ini adalah interpretasi dari ayat Yoh 1:31-34, menurut A Catholic Commentary on Holy Scripture, general editor Dom Bernard Orchard OSB, p. 982: ay. 31, Pernyataan Yohanes bahwa ia tidak mengenal Yesus maksudnya adalah mengenali Yesus dengan melihat Dia (visual recognition). [Karena sebelum membaptis di sungai Yordan] Yohanes Pembaptis tinggal di padang gurun selama 20 tahun. ay. 32-33, Meskipun demikian, dengan inspirasi ilahi, ia mengenali Yesus sebelum ia membaptis, seperti tertera dalam Mat 3:14; tanda ilahi yang membuat ia mengenali Yesus, dan untuk menyatakan Dia kepada Israel adalah burung merpati, sebab hanya Sang Pemberi Baptisan oleh air yang… Read more »