Bahasa Kasih

Pada suatu saat, Ingrid dan saya mengunjungi rumah “Missionary of Charity” atau rumah orang tua ordo cinta kasih Ibu Teresa di Singapura bersama dengan teman-teman. Saya melihat seorang suster menceritakan tentang bagaimana Tuhan menyelamatkan nabi Nuh dan keluarganya dari banjir besar. Saya juga melihat beberapa orang yang berkunjung ke sana dan membantu para orang tua. Ada yang membantu mereka untuk berjalan, ada yang mendorong kursi roda seorang kakek tua ke arah taman. Semua melakukan kegiatan yang berbeda, namun satu hal sama adalah bagaimana suasana kasih meliputi seluruh kegiatan tersebut.

Kini tibalah giliran kami untuk mengisi acara, yaitu dengan acara pujian dan doa. Kami bernyanyi bersama dengan opa dan oma di sana, bertepuk tangan bersama, perpegangan tangan, dan tertawa bersama. Setelah itu, kami membagikan makanan kecil yang telah kami siapkan dan setiap anggota tim duduk dengan opa dan oma sambil makan bersama.

Dan saya lalu mengobrol dengan seorang kakek tua dengan topi biru yang kelihatanya tegang. Saya mendekatinya, dan kemudian duduk di hadapannya. Saya tidak tahu kalau ternyata kakek ini tidak terlalu baik pendengarannya. Kemudian terjadilah percakapan sebagai berikut (setelah diterjemahkan dari bahasa Inggris logat Singapura):

Saya: Hai Opa, selamat pagi, Opa namanya siapa? (Hi, good morning uncle, what is your name?)

Opa: Hari ini cerah sekali ya … (Haiya.. what a good weather…)

Saya : Iya, Opa senang ya kalau cuacanya cerah? (Yes, are you happy if the weather is beatiful like this?)

Opa : Hujan lebat bikin disana-sini pada basah…. (Raining, raining, it is all wet…)

Saya : Iya, memang hujannya lebat sekali kemarin. Trus Opa kemarin tidur saja dong.. (Yes, it was raining very hard yesterday. So, did you sleep all day yesterday, uncle?)

Opa : (Opa tersebut terdiam dengan mata yang menerawang). Trus dia berkata “Kadang-kadang Opa jalan-jalan ke situ (sometimes, I take a walk overthere, nice ma)“ (sambil tangannya menunjuk ke arah taman)

Saya : Wah enak dong kek bisa jalan-jalan, siapa yang nemenin Opa? (That is good uncle, who usually take you to walk?)
(Saya sudah mulai gelisah, kok ngomongnya nggak nyambung….)

Opa : Opa lihat monyet, harimau di kebun binatang. Opa sama teman-teman kadang kesana. Wah enak lho disana …. (Oh, ya ya, I saw monkeys, tigers at the zoo. My friends and I sometimes go there. Haiya…. Very good.. ma)

Saya : (Menggaruk kepala yang tidak gatal… sambil berdoa “Tuhan bagaimana caranya supaya ngomongnya nyambung…”)

(Kemudian saya melihat rosario yang dipakai oleh Opa itu. Dan kemudian tanpa berkata apapun, saya menyentuh rosario Opa itu sambil tersenyum)

Opa : Ini rosario saya dan saya senang berdoa rosario… (This is my rosary and I like to pray rosary lo…)

(Opa itu mengambil rosario yang terkalung di lehernya, trus ditunjukkannya kepada saya)

Saya : (Tanpa berkata, Saya mengeluarkan rosario saya, kemudian saya tempelkan rosario itu dengan rosarionya)

Saya: (Tersenyum dengan lebar….)

Opa : (Menjawab senyumanku dengan senyum yang lebih lebar, sehingga terlihat giginya yang ompong).

tanda kasih Akhirnya pertemuan kami ditutup dengan saling senyum dan saling berpegangan tangan dengan rosario kami berdua di dalam genggaman tangan kami…

Terima kasih Bunda Maria, yang telah membantu kami untuk berbicara dengan bahasa kasih lewat rosario.

Di dalam hati, saya mengucapkan terimakasih kepada Tuhan yang sudah mengajarkan begitu banyak kepada saya… mengajarkan bahasa cinta kasih. Bahasa kasih, bahasa yang universal, yang mampu menembus dinding umur, dinding bahasa, dan dinding kata-kata. Terimakasih Opa, buat senyum yang lebar, tanpa gigi, senyum dengan kasih…

Dan pada saat kasih meraja, kata-katapun tidak diperlukan lagi.

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. (1 Kor 13:4-7).

0 0 votes
Article Rating
22 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Antonius Aryo
Antonius Aryo
14 years ago

Kasih itu sangat indah…..untuk kita mewujudkan pelayanan kepada sesama…

terima kasih atas artikel yang bagus ini…Gbu..

Raineh Leonora
Raineh Leonora
14 years ago

salam sejahterah.

Saya ingin bertanya ketika hati kita tergerak untuk berdoa rosario pada saat-saat tertentu disaat kita sedang berehat pd waktu bekerja misalnya, bolehkah kita ringkaskan? Bagaimanakah caranya?

Terimakasih.

Ingrid Listiati
Reply to  Raineh Leonora
14 years ago

Shalom Raineh,
Yang mungkin dapat anda lakukan adalah mendoakan satu dekade (10 butir rosario), misalnya dari Aku percaya….. sampai peristiwa pertama selesai (pada peristiwa-peristiwa Gembira), misalnya hanya merenungkan peristiwa Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel. Selanjutnya peristiwa/ dekade kedua sampai selesai, anda lanjutkan di rumah, pada saat anda memiliki cukup waktu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org

Raineh Leonora
Raineh Leonora
Reply to  Ingrid Listiati
14 years ago

salam damai.
Terimakasih atas bantuan. namun sebetulnya saya masih binggung. adakah maksud saudara apabila saya sudah mempunyai masa yang panjang maka adakah saya harus memulakan semula atau hanya menyambungnya ke peristiwa seterusnya. Saya ada pertanyaan lagi, bila saya merasa sangat merasa kesedihan, berputus asa dan macam-macam perasaan yang blh menyebabkan kita hilang pertimbangan, seseorang telah menyarankan kepada saya agar berdoa rosari, memang satu keajaiban bila berbuat demikian ketenangan akan sentiasa bersamaku namun adakah doa-doa lain yang boleh saudara cadangkan kepada saya.

Terimakasih sekali lagi atas bantuan.

Ingrid Listiati
Reply to  Raineh Leonora
14 years ago

Shalom Raineh, Idealnya memang kita berdoa rosario sekaligus, dan tidak terputus. Namun, jika anda mengalami suatu halangan, maka anda dapat membaginya menjadi beberapa bagian. Ini memang bukan kondisi ideal, namun dapat dilakukan, ketimbang anda sama sekali tidak berdoa rosario. Doa lainnya yang bisa saya anjurkan misalnya: 1. Doa Kerahiman Ilahi. Silakan klik di sini untuk mengetahui latar belakang devosi ini, dan klik di sini untuk mengetahui cara berdoa devosi Kerahiman Ilahi. 2. Doa novena Hati Kudus Yesus, silakan klik 3. Doa novena Tiga Salam Maria, silakan klik 4. Doa devosi kepada Roh Kudus, silakan klik Salam kasih dalam Kristus Tuhan,… Read more »

chinny
chinny
14 years ago

Yang dimaksud dengan merenungkan peristiwa itu, apakah berarti kita berimaginasi tentang masing-masing Peristiwa?
Misalnya “Maria bertemu dengan Elizabeth saudaranya”, saya membayangkan Maria berjalan menuju suatu rumah, bertemu dengan Elizabeth, membayangkan Elizabeth begitu bahagia lalu membayangkan Maria dalam keadaan Ekstase mengucapkan Magnificat.
Apakah cara ini benar?
Atau kita harus mencoba mencari arti dari kunjungan Maria kepada Elizabeth, misalnya kita harus seperti Maria,yang yakin pada kuasa Allah sampai2 dia bisa memuji muji karya Allah padahal untuk ukuran manusia, adalah sangat menyeramkan mengalami kehamilan tanpa bersuami.?
Mohon bantuan pencerahan.

Ingrid Listiati
Reply to  chinny
14 years ago

Shalom Chinny, Memang terdapat banyak cara untuk merenungkan Peristiwa-peristiwa dalam doa Rosario. Jadi apa yang anda tanyakan ada benarnya, yaitu: yang pertama memang membayangkan peristiwa itu sendiri, yang memang terjadi sesuai dengan yang kita ketahui dari Kitab Suci dan ajaran Gereja. Yang kedua adalah dengan merenungkan makna dari peristiwa itu, dan menerapkannya dengan keadaan kita saat ini. Yang ketiga adalah menghubungkan Peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus dan Maria tersebut dengan ujud doa yang hendak kita sampaikan, seperti contohnya adalah doa rosario untuk para imam yang ada di situs ini, silakan klik. Mari melihat contoh yang Chinny ambil: Maria mengunjungi Elizabeth saudaranya", maka:… Read more »

Ignatius
Ignatius
14 years ago

Shalom,
Bolehkah bila kita berdoa rosario, tanpa menggunakan renungan2/peristiwa2 dikarenakan tidak hafal dan tidak sedang membawa buku doa?
Jadi hanya mendaraskan doa saja sesuai dengan doa dan jumlah pada untaian rosario.

Terimakasih dan Tuhan memberkati..

Ingrid Listiati
Reply to  Ignatius
14 years ago

Shalom Ignatius, Doa apapun jika didoakan dengan tulus dari hati merupakan doa yang baik. Namun jika anda mau berdoa dengan lebih baik lagi, maka sebaiknya anda mengikuti apa yang dianjurkan dan diajarkan Gereja. Sebab, doa Rosario sebenarnya ditujukan agar kita dapat semakin bersatu dengan Yesus, dengan didampingi oleh Bunda Maria. Maka kita berdoa Rosario sambil merenungkan Peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Jika kita mengasihi seseorang, pastilah kita akan berjuang untuk melakukan segala sesuatu yang menyenangkan hati orang yang kita kasihi bukan? Maka jika anda sungguh mengasihi Kristus, maka tentu bukan hal yang sulit, baik untuk berusaha menghafalkan peristiwa-peristiwa dalam Doa Rosario, maupun… Read more »

V.P.Kusnadi Sutedjo
V.P.Kusnadi Sutedjo
15 years ago

Dear Stef & Inggrid

Saya mohon bantuan jawaban,mengapa dalam gereja patung2 ditutup dgn kain ungu ?

Terima kasih

Ingrid Listiati
Reply to  V.P.Kusnadi Sutedjo
15 years ago

Shalom Kusnadi, Berikut ini adalah keterangan mengapa patung-patung di gereja ditutupi kain ungu. Jawaban ini diterjemahkan dari “Saint Joseph Catholic Manual” (copyright 1956) Waktu Passio Waktu Passio dimulai pada Minggu ke 5 masa Prapaska, yang disebut sebagai Minggu Passio atau Minggu Penderitaan, dan sejak hari itu sampai Paskah, Gereja memasuki masa Passio Kristus dan mengajak umat untuk lebih lagi merenungkan kisah sengsara-Nya. Liturgi mengesampingkan semua simbol dan ekspresi suka cita, dan menampilkan perkataan dan perbuatan yang menunjukkan pertobatan dan penyesalan yang harus mengisi jiwa-jiwa umat pada saat merenungkan peristiwa-peristiwa terakhir yang dialami Yesus pada akhir hidup-Nya di dunia. Sebelum doa… Read more »

Jus Soekidjo
Jus Soekidjo
15 years ago

Perihal doa rosario yang diucapkan berulang-ulang. Doa rosario adalah tradisi doa, di mana tradisi merupakan salah satu sumber iman, selain Kitab Suci dan Magisterium. Doa yang diulang-ulang sering juga disebut doa mantra, tapi menurut Paus Yohanes Paulus II, doa roasrio termasuk salah satu doa kontemplatif. Kita diminta untuk merenungkan seluruh peristiwa kehidupan Yesus dari saat Maria menerima khabar gembira dari malaikat Gabriel sampai Maria dimahkotai di surga. Kalau kita mendaraskan doa rosario yang diulang-ulang itu dengan bibir saja, maka doa itu menjadi membosankan dan tidak bermakna. Tapi kalau dikontemplasikan di mana peran hati lebih menonjol, barangkali menjadi lebih berarti. Boleh… Read more »

antonius
antonius
15 years ago

salam damai…
saya mau bertanya, bagaimana menjawab sanggahan orang non-katolik yg mengatakan, klo doa rosario itu mengucapkan doa yg berulang2 ??

lucita
lucita
15 years ago

TQ atas setiap hati yang terbuka kepada penderitaan X’tus jaman ini. hal baik yang anda lakukan akan menggugah dunia menjadi lebih baik, salam berkat Tuhan dan ibu maria

andryhart
andryhart
15 years ago

Shalom, Kristen nonKatolik percaya bahwa jiwa kita pasti diselamatkan dengan beriman saja kepada Yesus (sola fide) karena Martin Luther tidak mengakui Injil Yakobus (Yak 2:14-26) yang mengatakan iman saja tidak cukup untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Karena itu, anak saya pernah dipersalahkan oleh orang Kristen nonKatolik ketika mengatakan bahwa sekalipun beriman kepada Kristus tetapi masuk surga atau tidak tergantung keputusan Kristus (karena tergantung pada kesucian kita). Kemudian saya mendapat berita lewat e-mail bahwa baru-baru ini Paus kita telah mengakui kebenaran sola fide. Mohon penjelasan dari Pak Tay yang mungkin tahu tentang pernyataan Paus yang terakhir tentang sola fide. Terima kasih. Tuhan… Read more »

Alfonsus
Alfonsus
15 years ago

Terima kasih atas artikelnya. Ketika saya membaca artikel ini, saya sangat tersentu, hal yang kadang saya sesali yakni saya bukan orang dari sala satu yg terpilih untuk melayani Tuhan secara khusus ( pastor, burder atau biarawan), padahal saya ingin sekali melayani tanpa pamri dan tanpa batas dengan tulus iklas seperti biarawan atau biarawati. namun saya percaya Tuhan punya rancangan pelayanan untuk saya.

Tuhan Yesus memberkati

Mei
Mei
15 years ago

Salam Kasih,
Jujur saya tertawa geli membaca percakapan yang gak nyambung itu… Rasanya kocak banget… Tapi ketika sampai pada bagian “bahasa tanpa kata” saya sungguh tersentuh… Ketika rosario itu menyatu, air mata saya mengalir… Keindahan kasih dalam kesederhanaan yang kadang sering terlewatkan dan terlupakan… Benar, “Dan pada saat kasih meraja, kata-katapun tidak diperlukan lagi”.
Thanks God to remind me thru that story…
Pak Tay, TQ, saya pun belajar dari cerita itu…
God Bless All…

Big Sam di Jakarta
Big Sam di Jakarta
15 years ago

Shalom…
Bahasa kasih memang tidak melulu harus dalam ucapan kata-kata, Sentuhan Kasih bisa melalui tatapan mata kita yg dg tulus memancarkan kasih, sentuhan tangan & senyum yg penuh kasih pasti akan dirasakan oleh orang yg kita kasihi. Teringat saat mengunjungi panti asuhan anak2, ada 1 anak yg IQ nya rendah, tiba2 memeluk pinggang saya dg berucap kata2 yg aneh tp membuat saya jadi trenyuh…saya hanya memandang, tersenyum dan mengelus kepala anak itu dg ketulusan hati penuh Kasih…dan si anak merasakannya…

Ayatnya sangat menyentuh….menjadi salah satu ayat favorit saya..

Tuhan memberkati kita semua…

andryhart
andryhart
15 years ago

Shalom, Kasih tidak perlu diutarakan dengan kata-kata karena sifatnya universal sehingga tidak tergantung pada bahasa. Ketika kita menolong orang lain, orang itu mungkin menatap mata kita untuk mengungkapkan perasaan terima kasih dan syukurnya. Ketika hati kita tersentuh dan bergetar, komunikasi kasih sudah terjadi dalam diri kita. Hal yang sama akan kita rasakan ketika kita hening untuk mendengarkan kehendak Allah. Ketika mata air kasih Allah mengalirkan karunia kasih yang menyentuh hati kita, maka air mata kasih kita kepada-Nya turut mengalir keluar dan membuat kita merasa teduh, tenang dan damai. Barangkali keadaan ini yang dinamakan kontemplasi. Dan pengalaman kasih seperti ini dirasakan… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
22
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x