Apakah arti Gereja sebagai Communio

Gereja sebagai Communio (persekutuan) dijabarkan dalam penjelasan dari CDF (Kongregasi Doktrin Iman) dalam dokumen ini, silakan klik.

Intinya adalah sebagai berikut:

1. Gereja sebagai communio (persekutuan) itu berdasarkan atas prinsip misteri persekutuan antara setiap manusia dengan Allah Trinitas dan persekutuan antara manusia yang satu dengan yang lain, yang dimulai dengan iman, dan dimulai di dunia ini dalam Gereja, menuju penggenapannya yang sempurna dalam Gereja Surgawi kelak di akhir zaman. Maka Gereja sebagai communio itu mempunyai dua dimensi: 1) vertikal (persekutuan dengan Tuhan); 2) horisontal (persekutuan dengan sesama).

2. Persekutuan gerejawi ini adalah sesuatu yang tidak kelihatan, sekaligus juga kelihatan. Tidak kelihatan, karena merupakan persekutuan antara setiap manusia dengan Allah Bapa melalui Kristus dalam Roh Kudus, dan dengan sesama manusia yang juga mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dalam iman yang sama, dan Roh Kudus yang sama. Dalam Gereja di dunia, terdapat hubungan yang erat antara persekutuan yang tak kelihatan dengan persekutuan yang kelihatan, dalam pengajaran para Rasul, sakramen-sakramen dan hirarki. Oleh karena melalui karunia ilahi yang kelihatan ini, Kristus terus melakukan karya keselamatan-Nya bagi manusia di dunia. Kaitan antara elemen-elemen yang tak kelihatan dan kelihatan ini menjadikan Gereja sebagai Sakramen keselamatan bagi umat manusia.

3. Persekutuan gerejawi ini dimulai dengan iman dan Baptisan, dan mempunyai akar dan pusatnya dalam Ekaristi. Sebab melalui Ekaristi, Gereja dapat dikatakan Tubuh Mistik Kristus, dan karena Kristus adalah satu, maka Tubuh-Nya juga adalah satu. Setiap kali Ekaristi dirayakan misteri Gereja secara keseluruhan dihadirkan. Karena Ekaristi hanya dapat dirayakan dalam kesatuan dengan Uskup, dan dengan Paus, maka kesatuan dengan Uskup dan Paus menjadi tak terpisahkan dengan karakter Ekaristis Gereja.

4. Gereja yang satu ini terdiri dari Gereja yang masih berziarah di dunia, Gereja yang sudah berjaya di Surga, dan Gereja yang masih dimurnikan dalam Api Penyucian. Ketiga Gereja ini terhubungan menjadi satu oleh kasih Kristus yang melampaui kematian.

5. Gereja Kristus yang kita akui dalam syahadat sebagai Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik adalah Gereja yang universal, komunitas yang mendunia, yang hadir dan aktif dalam keberagaman orang, kelompok, waktu dan tempat.  Semua elemen penyelamatan dalam Gereja Kristus ini ada dalam Gereja-gereja partikular, yang menghadirkan Gereja universal dalam semua elemen-elemen dasarnya. Maka Gereja partikular terbentuk menurut model Gereja universal, dan di setiap Gereja lokal sejumlah Umat Allah dipercayakan kepada Uskup dan dibimbing olehnya dengan bantuan para imamnya.

6. Gereja universal adalah Tubuh Gereja-gereja namun bukan merupakan akibat federasi gabungan dari Gereja-gereja partikular yang berdiri sendiri-sendiri. Sebaliknya, di dalam Gereja partikular hadirlah secara aktif, Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Maka Gereja universal itu secara kodratnya sudah ada sebelum Gereja partikular ada. Secara historis, Gererja universal dimanifestasikan di hari Pentakosta, dari komunitas seratus dua puluh orang yang berkumpul di sekitar Bunda Maria dan kedua belas Rasul, yang menjadi wakil dari Gereja yang satu, dan yang kelak menjadi pendiri Gereja-gereja lokal/ partikular, yang mempunyai misi kepada seluruh dunia. Oleh karena itu sejak awalnya Gereja ini berbicara dalam banyak bahasa.

7. Mendukung kesatuan yang tidak berarti menghalangi keberagaman dan keberagaman tanpa menghalangi persatuan adalah tugas utama Paus. Persatuan dengan Paus tidak menghalangi kesatuan Gereja partikular dengan Uskup. Kesatuan episkopat melibatkan Uskup yang merupakan kepala Gereja Partikular dan juga kesatuan kolese para Uskup dengan Paus sebagai penerus Rasul Petrus, yang menjadi sumber dan dasar yang kelihatan dan terus menerus tetap ada. Kesatuan episkopat ini terus berlangsung di sepanjang abad oleh karena suksesi apostolik, yang menjadi dasar identitas Gereja di sepanjang waktu dengan Gereja yang didirikan Kristus di atas Rasul Petrus.

8. Gereja sebagai persekutuan ini juga mempunyai kelompok-kelompok ordo religius, yang walaupun tidak termasuk hirarki Gereja, tetapi termasuk dalam hidup dan kekudusannya.

9. Komitmen ekumenism terarah pada doa, pertobatan, pembelajaran, dialog dan kerja sama, sehingga melalui pertobatan kepada Tuhan, semua pihak dapat mengenali kontinuitas keutamaan Rasul Petrus dan para penerusnya, yaitu Paus, dan untuk melihat bahwa pelayanan yang mengambil dasar kepemimpinan Rasul Petrus ini menggenapi apa yang dikehendaki Kristus sebagai pelayanan apostolik yang mendunia. Gereja universal ini hadir dalam semua Gereja partikular dari dalam, yang walaupun melestarikan hakekatnya sebagai institusi ilahi, dapat diekspresikan dalam banyak cara menurut berbagai zaman dan tempat yang berbeda, sebagaimana telah ditunjukkan oleh sejarah.

10. Bunda Maria adalah model persekutuan gerejawi dalam iman, kasih dan persatuan dengan Kristus.

 

4.2 6 votes
Article Rating
19/12/2018
2 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Herlan
Herlan
10 years ago

Syaloom…
Selamat malam Bu Cecilia Triastuti beserta segenap Tim Katolisitas yang berbahagia.
saya sedikit bingung seputar permasalahan mengenai Hirarki dan communio dalam gereja. terus siapa2 saja yang termasuk hirarki dalam tataran gereja universal dan gereja partikular. mohon penjelasannya.

Berkah dalem.

Ingrid Listiati
Reply to  Herlan
10 years ago

Shalom Herlan,

Silakan membaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik.

Yang termasuk hirarki dalam Gereja Katolik adalah Paus yang memimpin kolese para Uskup, para Uskup yang memimpin Gereja partikular, dalam kesatuan dengan Paus, dan para imam yang dibantu juga oleh para diakon tertahbis. Sedangkan pengertian Gereja sebagai communio, dan pengertian serta hubungan antara Gereja universal dan Gereja partikular, silakan membaca tulisan di atas. 

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
2
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x