Wanita haid, bisa terima komuni? Katolik dg Budha bisa nikah? Misa Sabtu vs Minggu.

Pertanyaan:

saya mau tanya nich… gimana kalo cew datang haid,,apakah bisa menyambut komuni?
apakah agama katolik dengan agama budha misa nikah? kalo bisa,apa syarat-syaratnya? setelah komuni sebaiknya didoakan doa apa? apakah misa sabtu malam sama dengan misa hari minggu? terima kasih… Katrin

Jawaban:

Shalom Katrin,
Berikut ini adalah jawaban pertanyaan anda,
1. Tidak ada larangan bagi perempuan yang sedang datang bulan untuk menyambut komuni. Hal ini disebabkan karena yang disyaratkan untuk menyambut komuni adalah persiapan batin, dan bukan kondisi fisik. Persiapan batin yang dimaksud adalah kondisi berdamai dengan Tuhan (in the state of grace) yaitu tidak sedang dalam keadaan berdosa berat. Jika dalam keadaan berdosa, maka seharusnya ia mengaku dosa terlebih dahulu. Persyaratan lainnya adalah kita harus berpuasa terlebih dahulu, yaitu minimal satu jam sebelum komuni, tidak boleh makan dan minum, kecuali air putih dan obat. Maksudnya adalah supaya kita dapat sungguh-sungguh menyambut Kristus dalam Kumini Kudus sebagai Roti Hidup dan santapan rohani, yang lebih utama daripada santapan jasmani.
Persyaratan ini dikatakan dalam Katekismus Gereka Katolik dan Kitab Hukum Kanonik:
KGK 1385 Untuk menjawab undangan ini, kita harus mempersiapkan diri untuk saat yang begitu agung dan kudus. Santo Paulus mengajak supaya mengadakan pemeriksaan batin: “barang siapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu. Karena barang siapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Kor 11:27-29) Siapa yang sadar akan sebuah dosa besar, harus menerima Sakramen Pengakuan sebelum ia menerima komuni. Kan. 916 Yang sadar berdosa berat, tanpa terlebih dahulu menerima sakramen pengakuan, jangan merayakan Misa atau menerima Tubuh Tuhan, kecuali ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mengandung niat untuk mengaku sesegera mungkin.

KGK 1387 Supaya mempersiapkan diri secara wajar untuk menerima Sakramen ini, umat beriman perlu memperhatikan pantang yang diwajibkan Gereja. Di dalam sikap (gerak-gerik, pakaian) akan terungkap penghormatan, kekhidmatan, dan kegembiraan yang sesuai dengan saat di mana Kristus menjadi tamu kita.
Kan. 919 – § 1. Yang akan menerima Ekaristi mahakudus hendaknya berpantang dari segala macam makanan dan minuman selama waktu sekurang-kurangnya satu jam sebelum komuni, terkecuali air semata-mata dan obat-obatan.

Memang dalam Perjanjian Lama, hal datang bulan disebutkan sebagai sesuatu yang najis (lihat Im 15:19), namun hal ini telah diperbaharui di dalam Perjanjian Baru oleh Kristus, yang membebaskan umat beriman dari hukum seremonial seperti ini. Untuk lebih lanjut tentang hukum yang diperbaharui oleh Kristus, silakan membaca jawaban ini (silakan klik).

2. Apakah orang Katolik dapat menikah dengan orang yang beragama Budha?
Jawabnya adalah dapat, asalkan dipenuhi syarat-syarat berikut: 1) pasangan menghadap ke pastor paroki (dari pasangan yang beragama Katolik), untuk mengajukan permohonan dispensasi ke pihak Ordinaris wilayah. Dengarkan saran dari pastor. 2) Pemberkatan dilakukan menurut ketentuan gereja Katolik 3) Pasangan harus sama-sama menyadari bahwa pihak yang Katolik harus berjanji dengan sekuat tenaga untuk mendidik anak-anak secara Katolik dan membaptis anak-anak secara Katolik. 4)Lalu keduanya harus mengetahui ciri-ciri hakiki Perkawinan, yaitu monogami, tak terceraikan dan terbuka bagi kelahiran anak-anak.

Berikut ini adalah dasarnya menurut Kitab Hukum Kanonik Gereja Katolik:

Kan. 1127 – § 1. Mengenai tata peneguhan yang harus digunakan dalam perkawinan campur hendaknya ditepati ketentuan-ketentuan kan. 1108;
§ 2. Jika terdapat kesulitan-kesulitan besar untuk menaati tata peneguhan kanonik, Ordinaris wilayah dari pihak katolik berhak untuk memberikan dispensasi dari tata peneguhan kanonik itu dalam tiap-tiap kasus, tetapi setelah minta pendapat Ordinaris wilayah tempat perkawinan dirayakan, dan demi sahnya harus ada suatu bentuk publik perayaan; Konferensi para Uskup berhak menetapkan norma-norma, agar dispensasi tersebut diberikan dengan alasan yang disepakati bersama.
§ 3. Dilarang, baik sebelum maupun sesudah perayaan kanonik menurut norma § 1, mengadakan perayaan keagamaan lain bagi perkawinan itu dengan maksud untuk menyatakan atau memperbarui kesepakatan nikah; demikian pula jangan mengadakan perayaan keagamaan, dimana peneguh katolik dan pelayan tidak katolik menanyakan kesepakatan mempelai secara bersama-sama, dengan melakukan ritusnya sendiri-sendiri.

Kan. 1108 – § 1. Perkawinan hanyalah sah bila dilangsungkan di hadapan Ordinaris wilayah atau pastor paroki atau imam atau diakon, yang diberi delegasi oleh salah satu dari mereka itu, yang meneguhkannya, serta di hadapan dua orang saksi.
Kan. 1125
– Izin semacam itu dapat diberikan oleh Ordinaris wilayah, jika terdapat alasan yang wajar dan masuk akal; izin itu jangan diberikan jika belum terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1)    pihak katolik menyatakan bersedia menjauhkan bahaya meninggalkan iman serta memberikan janji yang jujur bahwa ia akan berbuat segala sesuatu dengan sekuat tenaga, agar semua anaknya dibaptis dan dididik dalam Gereja katolik;
2)    mengenai janji-janji yang harus dibuat oleh pihak katolik itu pihak yang lain hendaknya diberitahu pada waktunya, sedemikian sehingga jelas bahwa ia sungguh sadar akan janji dan kewajiban pihak katolik;
3)    kedua pihak hendaknya diajar mengenai tujuan-tujuan dan ciri-ciri hakiki perkawinan, yang tidak boleh dikecualikan oleh seorang pun dari keduanya.

3. Seperti apa sebaiknya doa sesudah komuni?
Sesaat setelah menerima Komuni adalah saat yang paling akrab antara kita dengan Tuhan, maka memang setahu saya tidak ada doa yang dapat dikatakan ‘baku’ dalam hal ini. Ada yang menikmati saat ini dalam keheningan, doa spontan, atau doa yang diajarkan Yesus, yaitu Bapa Kami, dengan penghayatan yang sungguh. Silakan membaca juga artikel Cara Mempersiapkan Diri Menyambut Ekaristi (silakan klik).

4. Apakah Misa Sabtu Malam sama dengan Misa hari Minggu?
Misa Sabtu Malam dikenal dengan nama Anticipated Mass dan memang maknanya sama dengan Misa Hari Minggu. Misa Sabtu malam juga berkaitan dengan tradisi Yahudi yang menghitung hari dari matahari terbenam sampai matahari terbenam keesokan harinya (sekitar jam 6 sore).
Dalam tradisi Gereja, kita mengenal bahwa Misa Sabtu malam ini terutama diperuntukkan bagi orang-orang yang berhalangan datang pada Misa hari Minggu, misalnya jika hari Minggu mereka harus pergi ke luar kota di mana mereka tidak tahu apakah mereka dapat menemukan gereja/ mengikuti misa Minggu. Jadi sesungguhnya sifatnya bukan untuk dijadikan kebiasaan, tetapi hanya jika sangat diperlukan, yaitu jika seseorang tidak bisa mengikuti misa pada hari Minggu tersebut.
Jadi seharusnya motivasi orang yang datang ke misa Sabtu malam itu bukan supaya bisa bangun lebih siang pada hari Minggu, atau supaya bisa bersenang-senang sepanjang hari Minggu, dst. Karena seharusnya setiap hari Minggu adalah saatnya kita mengenang hari Paskah Kebangkitan Kristus dan saatnya kita beristirahat dari kegiatan rutin/ pekerjaan selama seminggu. Dan dalam masa beristirahat itu tetap kita mengutamakan Tuhan dahulu, baru kemudian keluarga. Jadi sesungguhnya jika tidak ada halangan khusus, kita sedapat mungkin mengikuti Misa pada hari Minggu.

Demikianlah jawaban saya semoga bermanfaat.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
22 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Stefanus
Stefanus
12 years ago

Syalom Katolisitas saya mau melanjutkan pertanyaan diatas ilustrasinya seperti berikut, saya seorang prodiakon, saya mengikuti misa minggu dan menerima komuni, namun saya tidak bertugas menjadi prodiakon saat misa tersebut, tetapi setelah mengikuti misa minggu tersebut, saya baru bertugas mengantar Komuni Kudus ke orang-orang sakit, namun terdapat sisa-sisa serpihan Hosti Kudus, apakah saya boleh menyantap lagi serpihan-serpihan Hosti Tubuh Kristus itu, padahal saya baru saja ikut Misa hari minggu, ini saya lakukan supaya saya tidak usah balik lagi ke gegreja demi mengosongkan piksis? pertanyaan selanjutnya adalah saya mau bertanya saya pernah setelah mengantar Komuni Kudus ke orang-orang sakit, setelah selesai ada… Read more »

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  Stefanus
12 years ago

Salam Stefanus,

Seperti halnya kegiatan membersihkan sibori atau menampung serpihan hosti kudus untuk dibilas dengan air dan diminum oleh imam, setelah komuni dalam ekaristi, demikianlah pula tugas Anda setelah mengantar komuni kudus kepada orang sakit jika ada serpihan hosti kudus dalam piksis. Harus dijamin bahwa piksis harus bersih dari serpihan hosti kudus. Maka, jaminan itu makin kuat dengan bilasan air dan meminumnya. Anda adalah petugas resmi tak lazim pembagi komuni. Anda wajib melakukannya karena hal itu bagian dari tugas Anda.

Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr

moshida ann
moshida ann
12 years ago

salam damai..
saya ingin bertanya pendapat Anda tentang perkara ni…ada sekelompok org2 yg aktif dalam gereja kami setiap kali seusai perayaan Misa Kudus mereka seringkali berkumpul bersama dan meneguk minuman keras dan kadangkala iya bisa mabuk mabukan..apakah perbuatan ini bisa diandalkan?..Acara minum minuman keras ini juga kebiasaannya diadakan di kawasan gereja…apakah pendapat Anda tentang hal ni?? Saya kadang jadi keliru..sebab ini sudah menjadi kerap berlaku di gereja kami dan sebelum berlangsungnya acara Misa..malah anggota anggota kumpulan ini sudah membahagi2kan tugas siapa yg harus membawa minuman memabukkan ini dan itu…sepertinya hilang sudah fokus utama tujuan untuk ibadah kepada Tuhan…

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  moshida ann
12 years ago

Salam Moshida Ann, Saya setuju dengan Anda bahwa sebaiknya dan sepantasnya mabuk-mabukan tidak pernah ada. Kemabukan sendiri merupakan bentuk kedagingan di samping pesta pora hura-hura (bdk. Gal 5: 21). Tuhan sendiri melalui Rasul Santo Paulus mengecam kebiasaan orang Korintus yang makan minum sampai mabuk dan mengabaikan sesama yang kelaparan dan menodai Misa Kudus (1Kor 11:17-34). Sebaiknya Anda mengingatkan kepala kelompok atau orang-orang yang berpengaruh di situ agar menghentikan praktek itu. Atau, Anda bisa berbicara dengan pastor paroki agar beliau menasehati mereka. Kebajikan penguasaan diri menjauhkan segala bentuk keterlaluan: tiap penggunaan makanan, minuman, rokok, dan obat-obatan yang berlebihan. Siapa yang mabuk… Read more »

Brigitta
Brigitta
13 years ago

Dear katolisitas,

Terkait dengan komuni kudus, saya ingin menanyakan, apakah jika seorang wanita dalam keadaan menstruasi boleh menerima komuni kudus?
Karena bagi umat muslim (yg saya tahu) jika dlm keadaan tsb wanitanya tdk melakukan puasa ataupun sholat krn sedang dlm keadaan kotor/tidak pantas.
Terima kasih utk penjelasannya.

[Dari Katolisitas: Silakan anda membaca artikel di atas, silakan klik]

Adi
Adi
14 years ago

Shalom bu inggrid.
Saya lebih suka misa pada sabtu sore dgn alasan gereja lebih sepi dan tidak perlu berdesak desakan seperti pada hari minggu, sehingga lebih bisa konsentrasi. selain itu juga karena jika misa hr sabtu tiba2 ada halangan kan masih ada hr minggu. tp kalo misa minggu apa lagi sore jika tiba2 ada halangan ya sudah berarti tidak ke greja.
Jika begitu apakah salah lebih suka menghadiri misa sabtu sore?
Terima kasih. Jbu

Satmadava
Satmadava
14 years ago

saya sangat berterima kasih karena dengan informasi2 tentang ajaran katolik itu agar isinya lebih ditegas pada orang2 yang manganut kristen katolik agar lebih percaya diri untuk mempertahankan ke-imanan nya. karena pada zaman sekarang ini sangat moderen dalam arti dengan kepercayaan bisa digunakan untuk dunia bisnis. saya sangat prihatim apa sebabnya ataukah ada setan membuat orang tidak aman pada kepercahayaan dirinya juga tidak aman. tapi kalau menurut saya katolik itu memberi kita untuk kebebasan sekali seperti ajaran katolik tidak menuntut kita ini itu. hanya saja kalau doa di dalam hati pun tuhan sudah tahu, apalgi doa-doa seperti orang fanatisme, doa diteriak2kan… Read more »

like
like
14 years ago

salam malaikat…….
sy ingin bertanya, bolehkah wanita yg sdg berhalangan menerima komuni suci? adakah hukum grja yg mengatur ttg hal itu? mohon penjlsnnya krn hal itu sll mengganggu sy setiap kali sy sdg mendptkannya. tx seblmnya.
[dari katolisitas.org: silakan membaca artikel di atas – silakan klik]

skywalker
skywalker
14 years ago

terima kasih koreksi nya sekadar menyandingkan saja [quote] membuat prioritas untuk menguduskan hari Tuhan, yaitu mengikuti Misa Kudus, sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lain [ unquote] kata “sebelum” disana tentu bukan soal urutan waktu ya ? sebab KGK2180 menulis [quote] entah pada hari pesta sendiri atau pada sore hari sebelumnya” (CIC, can. 1248, ? 1). [unquote] pemahaman saya – gereja memberi flesksibilitas yang cukup – ada misa sabtu dan minggu nyaris sepanjang hari ( misa pagi sekali, pagi-pagi, agak siang, tengah hari – seperti ditempat saya ini ada misa tengah hari, dan petang) – mosok terlewatkan juga sekali lagi, terima kasih… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  skywalker
14 years ago

Shalom Skywalker, Pernyataan "Membuat prioritas untuk menguduskan hari Tuhan, yaitu mengikuti Misa Kudus, sebelum melaksanakan kegiatan-kegiatan yang lain" adalah benar. Silakan untuk melihat beberapa kutipan Katekismus Gereja Katolik berikut ini: KGK, 2177 menyatakan "Perayaan hari Minggu yakni hari Tuhan dan Ekaristi-Nya merupakan pusat kehidupan Gereja. "Hari Minggu di mana dirayakan misteri Paska dari tradisi apostolik, harus dipertahankan sebagai hari pesta wajib yang paling pertama di seluruh Gereja" (CIC, can. 1246, ? 1)." KGK 2180 mengatakan "Salah satu perintah Gereja menjabarkan dengan lebih rinci hukum Tuhan; "Pada hari Minggu dan pada hari-hari pesta wajib lainnya orang beriman berkewajiban untuk ambil bagian… Read more »

skywalker
skywalker
14 years ago

[quote} Dan dalam masa beristirahat itu tetap kita mengutamakan Tuhan dahulu, baru kemudian keluarga [unquote}

dalam praktek bagaimana ini dikerjakan ? saya pkir kalau saya membuat keluarga bergembira saya membuat Tuhan juga senang ? Apakah disarankan untuk sepenuh hari beribadah ? pakah hari minggu hendak dibuat macam sabath ?

mohon koreksi

katrin
katrin
14 years ago

saya mau tanya nich…
gimana kalo cew datang haid,,apakah bisa menyambut komuni?
apakah agama katolik dengan agama budha misa nikah?kalo bisa,apa syarat-syaratnya?
setelah komuni sebaiknya didoakan doa apa?
apakah misa sabtu malam sama dengan misa hari minggu?
terima kasih…

katrin
katrin
Reply to  Ingrid Listiati
14 years ago

yang saya mau tanyakan lagi yaitu:sebaikya ke gereja minggu pagi atau minggu sore?
silakan pesan ini ditampilkan tp mohon juga di jawab melalui emial..
terima kasih

Lisa
Lisa
Reply to  Ingrid Listiati
14 years ago

Bu, saya ingin menanyakan
1. Anak saya kebetulan menjadi anggota misdinar, jika mendapatkan tugas pada Misa Sabtu sore apakah di hari minggu juga harus mengikuti misa minggu lagi ? biasanya saya atau keluarga ikut mengantar sekalian misa sabtu, apakah ini juga di hari minggu harus mengikuti Misa Minggu lagi ?
2. Berapa kali seseorang boleh menerima Komuni dalam sehari ? misal mengikuti Misa penerimaan Sakramen Perkawinan (di hari minggu), apakah masih boleh menerima Komuni lagi di misa Minggu ?

Mohon maaf apabila hal ini sudah pernah ditanyakan sebelumnya.
Tuhan Memberkati

Nico
Nico
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Bu Ingrid

Kalau kasusnya adalah misal seperti ini, jika kebetulan pada hari minggu saya mendapat tugas koor pada misa pagi dan misa sore, apakah saya bisa ambil komuni di dua misa tersebut?

Terima kasih

Nico

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
22
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x