Tuhan, Bebaskanlah Aku dari Belenggu Dosa!

[Hari Minggu Biasa ke-IV: Ul 18:15-20; Mzm 95:1-9; 1Kor 7:32-35; Mrk 1:21-28].

Kerasukan roh jahat. Sepertinya kalau sudah tahu akibatnya, tak ada orang yang mau mengalami hal ini. Injil hari ini mengisahkan bagaimana Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan dengan mengusir roh jahat itu, “Diam, keluarlah daripadanya!” Dan roh jahat itu keluar dari orang itu sambil menggoncang- goncangkannya. Dan semua yang melihatnya menjadi takjub. Takjub karena ternyata roh jahat itu mengenali Yesus sebagai “Yang kudus dari Allah”, dan “roh jahat itu taat kepada-Nya” (Mrk 1:24-25). Maka Injil hari ini mau menyampaikan kepada kita bahwa setan atau roh jahat itu ada, dan dalam kasus-kasus ekstrim tertentu, ada kemungkinan bahwa roh jahat itu mengganggu manusia, seperti dalam kisah Injil ini, namun kuasa Yesus Tuhan kita, jauh mengatasi kuasa roh-roh jahat itu, sebab roh-roh jahat itu tunduk kepada-Nya.

Dalam ayat-ayat lainnya, dikatakan bahwa setan ini kadang disebut Beelzebul, yang artinya roh ketidakmurnian (lih. St. Paus Yohanes Paulus II, Audiensi Umum, 13 Agustus 1986). Maka, walau kasus kerasukan setan memang bukanlah kasus yang umum terjadi, namun dalam tingkatan yang lebih sederhana, pengaruh ketidakmurnian, dapat mengganggu atau bahkan membelenggu siapa saja. Walaupun kita tidak mengalami kerasukan setan, tetapi setiap dari kita dapat mengalami godaan untuk menjadi tidak murni, baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan. Sebab godaan untuk menjadi tidak murni, itu selalu mengintai kita setiap saat, entah melalui apa yang kita lihat, kita dengar atau bahkan timbul sendiri di pikiran. Jika kita jatuh di dalamnya, sampai kita berbuat dosa, dan apalagi jika itu menjadi kebiasaan, maka artinya kita telah terbelenggu oleh dosa dan menjadi hamba dosa. Dalam Injil Yohanes, Yesus bersabda, “Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa” (Yoh 8:34). Maka pengaruh jahat dapat mengambil bentuk yang lain, yang nampak lebih “jinak” daripada kerasukan setan, namun demikian, pada dasarnya tetap dapat membelenggu kita.

Walaupun kita telah dibaptis, namun godaan agar kita jatuh ke dalam dosa, tetaplah kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Tak seorangpun dari kita luput dari pergumulan ini. Para Santo dan Santa pun, ternyata, mengalami pergumulan ini. Ini terlihat dari catatan permenungan dan doa-doa mereka. Maka kita tak perlu malu mengakui jika kitapun bergumul dalam perjuangan kita untuk hidup lebih baik dari hari ke hari. Injil hari ini mengingatkan kita, bahwa dengan kaca mata iman, kita perlu melihat dalam diri orang yang kerasukan setan itu, setiap orang yang berdosa —termasuk diri kita— yang ingin bertobat dan ingin dilepaskan oleh Tuhan dari keterikatan terhadap dosa. Tuhan Yesus telah datang ke dunia bukan untuk membebaskan kita “dari negara-negara penjajah, tetapi dari penjajahan dosa; bukan dari terperangkapnya kita dalam tubuh; tetapi dari kejahatan jiwa” (St. Agustinus, Sermon 48). Namun dalam membebaskan kita dari kejahatan jiwa ini, Yesus menghendaki kerjasama dari pihak kita. Artinya, diperlukan kesediaan kita untuk menjauhkan diri dari segala pengaruh kejahatan. Maka jika kita mendaraskan kalimat terakhir dalam doa Bapa Kami dengan sungguh-sungguh, “… tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat”, itu perlu disertai  dengan usaha nyata dari pihak kita, untuk menolak godaan. Kecenderungan untuk berbuat dosa yang ada pada kita —karena pengaruh dosa asal— tidak selalu harus dihubungkan dengan dosa berat. Sebab godaan itu  tidak melulu berkaitan dengan dosa yang ekstrim, seperti membunuh, selingkuh atau menipu, tetapi justru melalui hal-hal yang sepertinya biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti kecenderungan berpikir negatif dan curiga kepada orang lain, membicarakan kekurangan orang lain atau kelebihan diri sendiri, kesenangan diberi pujian dari orang lain, cenderung egois dan kurang peka terhadap kebutuhan sesama, kurang bijaksana dalam berkata-kata, cenderung kurang sabar dan cepat mengeluh, kurang bersyukur, terlalu  terpikat kepada hal-hal sensual dan benda-benda ciptaan, menjadi suam-suam kuku, kurang setia dalam berdoa dan merenungkan sabda Tuhan, suka melantur sewaktu berdoa, berdoa tergesa-gesa…. dan masih banyak lagi. Di sepanjang hidup kita di dunia, kita masih akan terus bergumul dengan kecenderungan seperti ini. Karena itu, kita sungguh membutuhkan rahmat Tuhan dan pertolongan-Nya, agar kita dapat dibebaskan dari keterikatan dosa ini. Mungkin jalannya panjang dan tidak instan, tetapi kita memiliki pengharapan yang teguh, bahwa jika kita mau bekerjasama dengan rahmat-Nya, maka Tuhan Yesus tentu akan melepaskan kita dari yang jahat dan membantu kita mengalahkan kelemahan-kelemahan kita. Dengan demikian kita semakin mendekatkan diri kepada-Nya, kepada Tuhan Juruselamat dan Kekasih jiwa kita.

“Bebaskanlah kami, ya Tuhan, dari yang jahat; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan. Berikanlah kepada kami belas kasih-Mu yang tak terbatas, supaya kami tidak menyerah kepada ketidaksetiaan, seperti yang telah dilakukan oleh si jahat itu di awal mula dunia, dan yang sekarang selalu berusaha menggoda kami.” (St. Yohanes Paulus II)

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â