Thank You Jesus, I am Home

Dari Editor

Berikut ini adalah kesaksian Maria Natalia Brownell (Lia), seorang Katolik yang pernah meninggalkan Gereja Katolik selama 6 tahun, sebelum akhirnya ‘kembali pulang’ ke pangkuan Gereja Katolik. Kesaksiannya sungguh sangat menggugah hati, sebab mungkin banyak dari kita yang mengalami pengalaman serupa. Perjalanan hidupnya membuktikan bahwa jika kita mencari Tuhan dengan segenap hati, maka Dia akan memberi DiriNya ditemukan (Yer 29:13-14). Dan dengan indahnya, Lia kembali menemukan kepenuhan kebenaran Tuhan di dalam Gereja Katolik.

Semoga kesaksian hidupnya ini dapat memperkuat iman kita semua ….
Apakah anda mempunyai kesaksian perjalanan iman anda kembali ke Gereja Katolik? Kirimkanlah kepada kami di: katolisitas [at] gmail.com
(Catatan: Katolisitas.org berhak untuk menampilkan, tidak menampilkan, maupun mengedit semua artikel yang masuk ke meja redaksi).

lia Sekilas mengenai saya

Nama saya adalah Maria Natalia Brownell (nama saya sebelum menikah: Maria Natalia Budiman). Saya lahir dan dibesarkan dalam keluarga Katolik. Sedari kecil, saya sudah tertarik untuk aktif di gereja Katolik. Saya sering ikut koor gereja, menjadi pengantar, dan cukup aktif di kegiatan Mudika. Walaupun demikian, kegiatan yang saya ikuti jarang yang bersifat pendalaman iman. Di sekolah Katolik, memang saya mendapat pelajaran agama Katolik, tetapi sifatnya sangat mendasar. Misalnya, saya tidak pernah diajar untuk membaca dan mengerti alkitab, saya kurang mengerti akan pentingnya doa dan devosi terhadap bunda Maria dan santo/santa, banyak hal di perayaan Misa kudus yang bagi saya adalah ritualitas biasa (tanpa mengerti akan artinya). Kurangnya pengertian saya terhadap iman Katolik membuat saya pergi ke gereja Katolik hanya karena ‘memang begitulah seharusnya’, bukan karena didasarkan atas motivasi hati dan keinginan saya untuk lebih dekat dengan Tuhan.

Waktu saya di SMA, saya bertanya-tanya terhadap diri saya sendiri. Sepertinya semua orang itu melalui pola hidup yang sama: sekolah, bekerja, menikah, berkeluarga, pensiun, lalu meninggal. Sepertinya sangat monoton dan membosankan. Saya lalu bertanya, apakah ada arti kehidupan yang lebih dalam daripada hanya mengikuti pola yang monoton begitu saja? Kenapa Tuhan menghendaki saya untuk hidup di dunia ini? Saya berharap suatu saat saya dapat menjawab pertanyaan ini…

Kegiatan saya sewaktu di SMA sangat banyak, terutama di kelas III karena persiapan untuk masuk Universitas. Waktu itu, saya ingin sekali bersekolah di luar negeri. Walaupun mulanya berat bagi orang tua saya mengijinkan anak perempuan satu-satunya untuk pergi ke luar negeri pada umur 17 tahun, mereka akhirnya mengijinkan saya pergi juga. Waktu itu $1 masih seharga Rp 2000, tidak semahal sekarang. Walaupun mereka hanya bisa menjanjikan untuk menyekolahkan saya selama 2 tahun pertama, saya tetap nekat untuk pergi. Saya memutuskan untuk mengambil bidang Tehnik Kimia di Oregon State University, Amerika. Satu tahun kemudian, saya pindah ke University of Wisconsin, Madison, Wisconsin.

Kehidupan saya di Amerika

Di Madison, Universitasnya besar sekali, dan jauh lebih sulit daripada di Oregon. Untungnya banyak anak Indonesia yang bersekolah di sana. Saya mencoba untuk lebih ikut aktif di kegiatan Mudika. Alasan utamanya adalah karena ingin mendalami iman saya lebih lanjut. Jauh dari keluarga membuat saya lebih terpanggil untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Di Mudika, saya mengusulkan untuk belajar Alkitab, tetapi anak-anak Mudika semuanya protes. Mereka mengatakan bahwa mereka sudah capai belajar selama seminggu, dan mereka hanya mau berkumpul untuk bersosialisasi saja. Belajar Alkitab sifatnya terlalu serius. Walaupun tidak setuju, saya diam saja dan tidak memaksakan kehendak saya. Saya merasa seperti minoritas di kelompok Mudika itu, walaupun kita pergi ke gereja yang sama.

Persaan seperti minoritas ini membuat saya mencari tahu kelompok anak Indonesia yang lain: ICF / Indonesian Christian Fellowship (Persekutuan Kristen Indonesia). Ini adalah kelompok mahasiswa Protestan. Waktu saya datang pertama kali, saya disambut dengan hangat. Pertemuannya dibuka dengan menyanyi pujian, kesaksian iman, dan presentasi dari speaker mengenai Alkitab. Saya sangat menikmati pertemuan ICF ini. Saya merasakan persahabatan dalam iman yang begitu kuat dan murni. Walaupun saya anak baru, saya sudah merasa seperti bagian dari keluarga besar ICF. Saya tidak pernah merasa bersalah mengikuti kegiatan ICF, karena bagi saya yang penting adalah saya menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Walaupun ICF adalah kelompok Protestan, saat itu saya merasa kita mempunyai Tuhan yang sama, dan iman Kristiani yang sama.

Membaca dan merenungkan firman Tuhan menjadi sumber kekuatan saya, yang menemani saya dalam kesendirian. Saya seperti menemukan air kehidupan baru yang menyegarkan kehidupan saya. Tidak pernah sebelumnya saya merasakan firman Tuhan begitu hidup dan mengena. Seperti orang sedang jatuh cinta, saya merasa jatuh cinta kepada Tuhan untuk pertama kalinya dalam hidup saya. Sedikit demi sedikit saya mulai bisa menjawab pertanyaan saya waktu di SMA dulu, bahwa tujuan hidup saya adalah hidup bersama dengan Tuhan di Surga nantinya. Kehidupan saya di dunia ini adalah masa persiapan saya untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Ajaran Protestan sangat menitik beratkan pada ‘lahir baru’ dan ‘keselamatan di Surga’. Saya yakin bahwa saat itu apabila saya meninggal, saya akan langsung masuk ke Surga.

Keterlibatan saya dalam kelompok ICF berkembang dari sekedar hadir di pertemuan menjadi anggota kursus kepemimpinan Kristen, pemimpin group ‘bible study’ (pendalaman Alkitab), ‘elder’ (pemimpin) bagian evangelisasi, koordinator beberapa perayaan kampus, ikut serta dalam kelompok missionaris ke Guadalajara (Mexico) dan aktif terlibat dalam konferensi kelompok-kelompok ICF di Amerika.

Saya menjadi Protestan

Saat itu, saya sangat yakin bahwa yang terpenting adalah hubungan langsung saya dengan Bapa, Kristus dan Roh Kudus. Hal ini membuat saya semakin yakin, saat itu, bahwa banyak tradisi di Gereja Katolik yang sebenarnya ‘tidak perlu’; seperti penghormatan kepada Bunda Maria, santo/santa, otoritas Paus sebagai pemimpin gereja, pengakuan dosa terhadap pastor, tradisi dan simbol-simbol di gereja dll. Di samping itu, orang-orang Protestan juga saya nilai lebih serius terhadap iman Kristiani daripada orang-orang Katolik. Saya juga sangat tersentuh dengan Kebaktian di gereja Protestan; dengan lagu-lagu yang indah, dan pendalaman Alkitab yang sangat mengena. Saat itu saya merasa gereja Protestan begitu ‘hidup’ dengan musik, doa, dan firman Tuhan; dan saya melihat Gereja Katolik begitu penuh ritual, sulit dimengerti dan tidak bisa menjamah hati saya. Tanpa saya sadari, sedikit demi sedikit saya semakin meninggalkan Gereja Katolik. Mulai dari hanya sekedar sesekali datang ke gereja Protestan (inter-denominasi), menjadi anggota tetap gereja Protestan. Saya begitu terlibat di kelompok Protestan ini, sampai ingin menjadi seorang misionaris. Saya begitu mencintai Tuhan dan menginginkan banyak orang mengenal dan mencintai Tuhan seperti yang saya alami.

Orang tua dan keluarga saya sangat menyesali keputusan yang saya ambil untuk pindah ke gereja Protestan. Mereka mencoba untuk mempengaruhi saya, tetapi selalu berakhir dengan perdebatan dan sakit hati. Ayah saya berkomentar “Lia, kamu sudah diajar di Gereja Katolik yang dimulai oleh Kristus, dan diteruskan oleh Petrus, rasul Kristus yang langsung diajar oleh Kristus sendiri, kenapa kamu masih pergi ke gereja lain?” Saya langsung menjawab dengan bersemangat, “Tetapi gereja Protestan bisa membuat saya lebih dekat dengan Tuhan, saya lebih mengerti akan Alkitab…..”. Perdebatan ini biasanya diakhiri oleh saya mengutip ayat Alkitab, dan orangtua saya tidak bisa menjawab lebih lanjut. Saya ingat bahwa hal ini membuat mereka sangat sedih dan menyesal. Akhirnya, orangtua saya hanya bisa berdoa agar suatu hari saya bisa kembali ke gereja Katolik.

Tanpa terasa, sudah hampir 5 tahun lamanya saya menjadi anggota gereja Protestan. Selama studi saya di universitas, saya pernah kerja magang di Detroit (Michigan), dan mengambil Summer school di Houston (Texas). Di tempat yang berbeda ini, saya juga pindah ke gereja Protestan yang berbeda denominasinya. Di Detroit, saya pergi ke Gereja Baptis, di Houston saya pergi ke Gereja Pantekosta. Di tahun 1997, saya ditawarkan untuk bekerja di South Carolina. Saya pun pindah ke Gereja ‘Southern Baptist’. Saya tidak tahu bagaimana caranya memilih suatu denominasi tertentu. Waktu saya tanya ke penasehat gereja saya yang dulu, dia hanya bisa menjawab, “Cari gereja yang cocok di hatimu dan bisa membuat kamu merasa senang”.

Perjalanan pulang ke Roma

Di tahun 1996, Tuhan mempertemukan saya dengan calon suami saya: Kyle Brownell. Dia adalah seorang Amerika, dan seorang Katolik. Hampir semua teman Protestan saya tidak setuju akan hubungan saya dengan Kyle. Mereka mengganggap bahwa orang Katolik itu bukan ‘orang percaya’, sehingga harus diinjili. Saat itu saya pikir bahwa saya akan dipakai Tuhan untuk mengubahnya menjadi seorang Protestan, terutama karena dia (seperti banyak orang Katolik yang saya kenal) tidak begitu mengerti akan iman Katoliknya. Saya sangat yakin bahwa dalam waktu beberapa tahun, Kyle akan menjadi Protestan seperti saya. Tidak pernah saya bayangkan, bahwa ternyata saya keliru. Tuhan mempunyai rencana yang lain bagi kehidupan iman saya.

Tinggal di South Carolina dengan lingkungan yang baru, jauh dari teman-teman ICF-Madison membuat saya merenung…. Untuk pertama kalinya saya bertanya-tanya di dalam hati, kenapa setiap saya pindah tempat, saya harus mencari gereja Protestan yang baru? Sebenarnya gereja Protestan mana yang lebih benar? Di Amerika sendiri gereja Protestan terdiri dari sekitar 20,000 denominasi. Semuanya menganggap denominasi-nya adalah yang benar, yang diinspirasikan langsung dari Roh Kudus. Kalau benar semuanya dari Roh Kudus, dan hanya ada satu Roh Kudus, kenapa ada 20,000 denominasi yang berbeda? Apakah cara orang memilih denominasi hanya didasarkan akan ‘feeling good’ (perasaan cocok/senang) saja? Apakah ada arti yang lebih mendalam daripada hanya sekedar ‘feeling good’? Saya bertekat bahwa saya harus memutuskan untuk yang terakhir kalinya, gereja mana yang saya pilih. Kali ini saya harus benar-benar mengerti mengapa saya memilih gereja tersebut, dan bukan hanya sekedar ‘feeling good’ belaka.

Hal lain yang membuat saya bertanya-tanya akan pengertian iman Protestan, adalah bahwa setelah seseorang “menerima Tuhan Yesus di dalam hati”, seseorang langsung dijamin masuk surga. Walaupun dia melakukan dosa apapun selanjutnya, kekudusan Kristus akan menyelimuti hati orang tersebut. Dengan kata lain, seseorang akan tetap langsung masuk ke Surga kalau dia meninggal, walaupun dia tercemar akan dosa dan hidup dalam kegelapan, karena Kristus akan menyelimutinya dengan kekudusanNya. Kalau memang begitu, saya berpikir, apa alasan kita untuk menjadi lebih baik, menyucikan diri dan menjadi kudus? Di Alkitab jelas ditulis bahwa hanya orang kudus yang bisa masuk surga (2 Pet 3:11-14, Why 21:27, Ibr 12:14), bukan orang yang ‘diselimuti’ oleh kekudusan Kristus. Rasul Yakobus menulis secara jelas bahwa “Iman tanpa perbuatan adalah mati” (Yak 2:17, 26). Kalau begitu tidak cukup bahwa kita hanya mempunyai iman saja, tanpa disertai perbuatan. Perbuatan harus mengikuti iman, harus ada buah-buah iman yang terlihat lebih dari sekedar janji atau perkataan saja. Waktu saya tanyakan hal ini kepada pendeta/penasihat Protestan, mereka mengatakan bahwa apabila seorang yang ‘lahir baru’ tidak menunjukkan perbuatan pertobatan, artinya dia tidak benar-benar diselamatkan. Tetapi, bagaimana gereja Protestan bisa dengan yakin mengatakan bahwa seseorang selamat atau tidak hanya berdasarkan pada pertanyaan, “Apakah kamu menerima Tuhan Yesus di dalam hatimu?” Bukankah keyakinan ini hanya berdasarkan iman saja? Saya melihat adanya pandangan yang tidak konsisten dari pernyataan iman Protestan ini.

Gereja Protestan tidak memberikan penghormatan khusus kepada Bunda Maria. Maria hanya sekedar diakui sebagai bunda Yesus. Menghormati Bunda Maria dianggap sebagai pemujaan berhala. Apalagi pernyataan “Bunda Maria dikandung tanpa dosa”. Ini dianggap sebagai pernyataan salah, karena di Alkitab ditulis semua orang jatuh ke dalam dosa (Rom 3:23). Ajaran Protestan akan Bunda Maria ini membuat saya bertanya-tanya. Bagaimana gereja Protestan menanggapi penampakan Bunda Maria yang terbukti terjadi di beberapa tempat di dunia, tentang banyak mukjijat yang terjadi sehubungan dengan penampakkan tersebut, dan dampak penampakan itu terhadap pertobatan jutaan orang yang kembali kepada Tuhan? Lalu bagaimana gereja Protestan mengartikan santo/santa yang telah meninggal ratusan tahun yang lalu, dan tubuhnya tetap utuh tidak berubah?

Gereja Protestan juga mengartikan bahwa roti dan anggur yang diterima waktu di kebaktian, adalah simbol belaka untuk mengenang Kristus, tanpa ada arti yang lebih lanjut. Hal inipun membuat saya bertanya, bagaimana gereja Protestan mengartikan ayat Alkitab “Barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui Tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya” (1 Kor 11:29). Juga dalam kitab Rasul Yohanes setelah mereka mendengar Yesus mengajarkan hal Roti Hidup, banyak yang pergi meninggalkan-Nya (lih. Yoh 6:66), justru karena kesungguhan Yesus tentang hal ini. Apabila benar bahwa roti dan anggur hanya simbol biasa, mengapa menimbulkan akibat sampai sedemikian? Lalu bagaimana dengan banyak mukjijat yang terjadi sehubungan dengan ‘hosti’ kudus, yang buktinya masih dapat ditemukan saat ini? Sepertinya, saya berpikir, ada arti yang lebih daripada hanya sekedar simbol roti-anggur belaka.

Semua pertanyaan ini membuat saya mulai ragu akan ‘KEUTUHAN’ iman Kristiani yang dipercayai oleh gereja Protestan. Hal ini membuat hati saya tidak damai. Sepertinya ada perdebatan di dalam hati saya, karena jawaban yang saya terima tidak memuaskan. Entah bagaimana, saya ingin berdoa dan menyembah Kristus dalam kedamaian. Saya tidak perduli lagi akan musik yang meriah, atau kotbah yang bersemangat. Yang saya butuhkan adalah kedamaian dan kebenaran yang utuh. Saya ingin merenungi kehidupan Kristus secara keseluruhan, termasuk kerendahan hati-Nya waktu membasuh kaki para murid-Nya dan sengsara-Nya di kayu salib. Di gereja Protestan, tidak ada upacara Kamis Putih atau Jumat Agung, mereka hanya merayakan Paskah.

Di manapun saya berada, saya ingin pergi ke rumah Tuhan yang sama, yang percaya akan iman yang sama. Saya rindu akan gereja yang bisa menjawab pertanyaan saya di atas bukan dengan perdebatan, tetapi dengan pengertian yang utuh dan tidak mempertentangkan ayat yang satu dengan ayat yang lain. “Tuhan, mohon tunjukkan, saya harus ke gereja yang mana? Saya ingin ke gereja yang Engkau dirikan…”

Gereja Katolik mempunyai jawaban

Suatu hari, hal yang luar biasa terjadi dalam hidup saya. Sepertinya ada suara yang begitu lembut dalam hati saya memanggil saya untuk berdoa di Misa Gereja Katolik. Hal ini sangat aneh sekali bagi saya, karena saat itu sudah sekitar 6 tahun saya meninggalkan Gereja Katolik. Ikut dalam perayaan Ekaristi kudus yang pertama kali setelah sekian lama memberikan kesan yang lain dalam hati saya. Fokus dari Misa adalah Kristus, Anak Domba Allah. Saat inilah saya akhirnya dapat berdoa dengan damai dan menyatukan hati dengan pengorbanan Kristus. Di atas semua itu, …..bukan musik yang meriah, kotbah yang mengesankan, atau perasaan saya yang terpenting, tetapi kehadiran Yesus sendiri yang saya rindukan. Saya tidak dapat menjelaskan, tetapi saat itu untuk pertama kalinya saya merasa sangat rindu untuk menerima Tubuh Kristus di dalam Komuni kudus, sesuatu perasaan kehilangan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Suara yang lembut itu sepertinya memanggil saya untuk tidak meninggalkan Gereja Katolik. Sepertinya tidak adil, saya pikir, kalau saya memutuskan untuk meninggalkan Gereja Katolik tanpa benar-benar mengerti ajaran Gereja Katolik yang sebenarnya. Saya bertekat untuk mempelajari iman Katolik dengan lebih dalam, sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya.

Tuhan mempertemukan saya dengan pasangan suami-istri yang juga sedang ingin mendalami iman Katolik seperti saya. Mereka mengajak saya untuk belajar bersama dari buku-buku “Dr. Scott Hahn”, seorang teolog Protestan ternama yang akhirnya menjadi Katolik. Dengan pengetahuan Alkitab yang sangat mendalam, Dr. Scott Hahn benar-benar menjawab pertanyaan saya dengan begitu jelas dan masuk akal. Selain Dr. Scott Hahn, kami juga belajar dari Katekismus Gereja Katolik, yang mengajarkan doktrin Gereja Katolik secara utuh dan sistimatis. Baru pernah saya melihat buku doktrin gereja yang setebal itu. Di gereja Protestan, mereka hanya belajar dari Alkitab saja, atau kalau ada buku doktrin, tidak pernah ada yang setebal buku doktrin Gereja Katolik.

Dari pendalaman iman ini, saya belajar bahwa banyak sekali kesalah-pahaman tentang Gereja Katolik, yang tidak benar. Seperti contoh, Gereja Katolik banyak dipengaruhi oleh ritualitas manusia, yang tidak didasari Alkitab. Pengertian ini sangat salah sekali, sebab ternyata ajaran Gereja Katolik sangat Alkitabiah! Tetapi, karena ayat Alkitab mudah sekali untuk diinterpretasikan dari banyak sisi, Gereja Katolik juga percaya akan Tradisi Suci yang membantu menginterpretasikan ayat Alkitab dengan benar. Tradisi ini diturunkan dari Kristus kepada para rasul, Paus, uskup, dari generasi ke generasi. Hal inilah yang membuat Gereja Katolik tetap satu selama 2000 tahun lebih. Hal ini sangat masuk akal bagi saya, karena Kristus berkata kepada Petrus “Di atas batu karang ini saya akan dirikan GerejaKu”, dan “Dia akan selalu beserta kita/GerejaNya sampai akhir” (Mat 16:18). Sebelum sengsaraNya, Kristus berdoa agar pengikutNya selalu bersatu. Karenanya, penting sekali bagi kita untuk mengakui otoritas dari Paus, sebagai pemimpin Gereja, dan mengikuti otoritas doktrin Gereja Katolik yang membahas iman Kristiani secara utuh, langsung diturunkan dari Kristus sendiri.

Saya sangat terkagum waktu mengetahui bahwa ajaran Katolik tidak hanya berdasarkan Alkitab, dan juga sangat utuh mengupas penyempurnaan dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Contohnya adalah Misa Kudus sendiri. Pembagian Misa Kudus dari Liturgi Sabda and Liturgi Ekaristi berakar dari tradisi “pemecahan roti” yang dilakukan oleh rasul Kristus di Perjanjian Baru. Mereka berkumpul dan membahas ajaran Kristus dan ‘memecahkan roti’. Kristus juga mengatakan bahwa “Inilah TubuhKu, dan inilah DarahKu. Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Daku”. Dia tidak mengatakan “Inilah simbol TubuhKu, dan inilah simbol DarahKu”. Secara khusus, Kristus menginginkan kita untuk mengenangNya dengan melakukan perayaan Ekaristi. Suatu mukjijat terjadi saat itu, dimana roti dan anggur berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Ini menjawab pertanyaan saya mengenai arti roti dan anggur yang lebih dari hanya sekedar simbol. “Kristus sebagai Anak Domba Allah”, adalah pemenuhan tradisi umat Yahudi di Perjanjian Lama, di mana anak domba dikorbankan untuk menjadi persembahan pengampunan dosa kepada Tuhan. Kristus adalah pemenuhan janji keselamatan Allah, korban yang paling sempurna, yang menyelamatkan manusia dari dosa.

Pertanyaan saya tentang Bunda Mariapun terjawab. Bunda Maria menempati tempat khusus di dalam rencana Keselamatan Allah. Di kitab Kejadian, setelah manusia pertama jatuh dalam dosa, Bunda Maria sudah dinubuatkan, ‘benih dari perempuan ini akan menjadi penyelamat dunia, dan bahwa iblis akan bertekuk lutut di kakinya” (Kej 3:15). Dan di akhir dunia, seperti disebutkan di kitab Wahyu, Bunda Maria dimahkotai di surga (Why 12: 1) yang melahirkan Sang Penyelamat. Melihat keutamaan Bunda Maria dalam rencana keselamatan Allah, membuat saya yakin bahwa dia adalah seorang kudus yang harus kita hormati, seperti Kristus sendiri menghormatinya. Waktu Bunda Maria menampakkan diri kepada santa Bernadette, dia berkata “Akulah perawan yang dikandung tanpa noda”, meyakinkan saya bahwa dia sungguh tidak berdosa. Seperti Malaikat Gabriel mengatakan “Salam Maria, penuh rahmat” (Luk 1:28), mengandung makna bahwa rahmat Tuhan sendirilah yang membuatnya tanpa dosa. Apabila Tuhan dapat membuat Anak-Nya lahir dari kandungan Bunda Maria, bukankah wajar kalau Diapun dapat membuat Kristus lahir di kandungan Bunda yang suci tanpa dosa?

Pertanyaan saya tentang keselamatan pun terjawab dalam pengajaran Gereja Katolik. Gereja Katolik percaya bahwa Kristus adalah Penyelamat manusia dari dosa. Dengan percaya kepadaNya kita menerima janji keselamatan di Surga. Tetapi, keselamatan ini dapat hilang, apabila iman kita tidak diikuti perbuatan (Yak 2:17,26). Tuhan ingin kita menjadi kudus, karena tanpa kekudusan kita tidak bisa masuk ke Surga (Ibr 12:14). Kekudusan ini harus dinyatakan dengan pemurnian iman dalam perbuatan kita sehari-hari, untuk lebih mencintai dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini kita lihat dari para rasul dan orang kudus yang meninggal dengan mengorbankan diri untuk Tuhan. Iman mereka bukan hanya berdasarkan perkataan saja, tetapi oleh pergorbanan yang dilakukan karena kasih kepada Kristus, mengikuti teladan Kristus yang rela mati di kayu salib untuk kita. Hal ini meyakinkan saya bahwa tidak cukup kita hanya “menerima Kristus di hati kita”, tetapi kita juga harus mengikuti contoh Kristus dan mencintaiNya sedemikian rupa dalam pengorbanan hidup kita sehari-hari. Karena itulah Kristus mengajarkan, “Bukan mereka yang memanggil Tuhan, Tuhan, yang akan diselamatkan, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa di surga” (Mat 7:21). Ajaran Gereja Katolik tentang keselamatan inilah adalah jawaban terakhir yang saya perlukan untuk kembali ke Gereja Katolik…

Saya merasa sungguh bahagia sekali, sekarang saya sudah ‘pulang’ ke rumah Tuhan di Gereja Katolik. Harus saya akui, perjalanan pulang saya ke Gereja Katolik tidak lepas dari dukungan doa dari kedua orang tua saya. Mereka dengan setia mendoakan saya setiap hari, dengan tangis dan air mata; agar saya dapat kembali pulang ke Gereja Katolik. Dan Tuhan berkenan mengabulkannya. Dia telah memberikan rahmat-Nya dengan mendorong saya untuk merindukan Gereja-Nya kembali. Ya, saya sudah kembali ‘pulang’, dan akan tetap tinggal di Gereja Katolik, sampai kapanpun. Ke manapun, saya tidak perlu bingung pergi ke gereja yang mana, karena di manapun Gereja Katolik tetap sama. Saya yakin bahwa Gereja Katolik ini bukan didirikan oleh orang biasa, tetapi oleh Kristus sendiri. Kristus berjanji bahwa “GerejaNya akan utuh sampai akhir”, dan ini telah terbukti di dalam Gereja Katolik yang bertahan dari 2000 tahun yang lalu sampai sekarang. Deep inside my heart, I leapt for joy for I could finally say, “Here, I am, Lord. I am HOME……”

4.7 10 votes
Article Rating
117 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Albert
Albert
11 years ago

Syalom, Ibu Inggrid/Pak Steff
Mohon bantuan saran bagi saya untuk mengajak seseorang (pasangan hidup) mengimani Kristus dalam Gereja Katolik yang Kudus. karena saya ingin iastri saya yang protestas kembali ke pangkuan Katolik tanpa menyinggung perasaan nya. Namun dengan penuh iman selalu saya doakan (setelah menerima komuni)supaya suatu saat nanti istri saya bisa menerima Sakaramen Maha Kudus. Apakah tindakan tersebut dibenarkan?
Terimakasih atas perhatian nya. Tuhan Memberkati.

Ingrid Listiati
Reply to  Albert
11 years ago

Shalom Albert, Pertama- tama, harus diterima terlebih dahulu, bahwa hal mengajak pasangan hidup untuk kembali ke pangkuan Gereja Katolik memang bukanlah sesuatu yang dapat diusahakan dengan mengandalkan kekuatan sendiri. Sebab hal mengubah hati, itu adalah urusan Tuhan. Memang Anda sebagai pasangan hidupnya memainkan peranan yang cukup penting, namun pada akhirnya keputusan ada di tangan pasangan Anda sendiri. Apa yang menjadi kerinduan Anda, sesungguhnya tidaklah keliru, sebab memang kesatuan perkawinan akan semakin diperkokoh, jika pasangan suami istri mempunyai satu iman. Ke-seiman-an ini akan memudahkan pasangan untuk mendidik anak-anak dan menanamkan prinsip ajaran iman kepada anak-anak. Silakan Anda membaca beberapa kesaksian di… Read more »

Petrus kusmin
Petrus kusmin
11 years ago

Q bangga punya TUHAN YESUS KRISTUS dan agama KATOLIK dan gereja’y.. ? JESUS & KATOLIK Forever.?

one
one
12 years ago

semuanya akan terbukti ketika nafas terhenti….

PETRUS PITANG
PETRUS PITANG
12 years ago

SATU,KUDUS,KATOLIK, DAN APOSTOLIK. Cobalah dengan rendah hati untuk memahami dan meminta bimbingan Roh Kudus agar apa yang telah disampaikan TUHAN Yesus janganlah kita kita mengartikan sekehendak hati kita dan mendirikian berbagai aliran Gereja yang nota bene tidak satu dalam setiap ibadatnya. Bingung aku????

Susana
Susana
12 years ago

wah, saya terlambat membaca “artikel” ini ini yang sebenarnya yang harus diluruskan dalam pemahaman Kristen. Bahwa Kristen itu adalah satu, tidak dipisahkan oleh Protestan, Katolik, Karismatik, Ortodok atau yang lainnya. Bedanya hanya terletak pada cara pujiannya saja tetapi sesungguhnya semua aliran adalah Christian atau pengikut Yesus. Bukan berarti jika anda sekalian adalah Katolik , Protestan bahkan Karismatik adalah orang yang paling benar dihadapan Allah. Jangan menjadi Hakim untuk saudara seiman di dalam Kristus melainkan berjalanlah bersama di dalam Terang Rohani Kristus Yesus. Hilangkan perasaan “Saya adalah yang paling benar” atau “Saya / kami adalah orang yang paling dekat dengan Yesus”… Read more »

sylvia
sylvia
12 years ago

yesus selalu menjadi yang terbaik untuk selamanya………

johanes
johanes
12 years ago

selamat buat Mrs. Lia telah menemukan kebenaran sejati, saya juga berharap doa-doa dari suadara2 seiman dalam Katolik karena saat ini saya memiliki 3 saudara yang terpanggil ke gereja protestan hanya karena merasa dilayani, terjamin, dan terbenar. namun sekarang hati mereka menjadi manusia berfikiran radikal yang merasa keyakinan selain gereja mereka akan masuk neraka. semoga kasih karunia Allah memanggil mereka kembali ke gereja Katolik. Bukan karena mujizat-mujizat instant yang mempengaruhi mereka tetapi kemurniaan iman dalam menerima mujizat tubuh dan darah kristus dalam ekaristi.

anto
anto
13 years ago

Saya bangga Menjadi Katolik..diberkatilah saudara/i sekalian yang telah mewartakan kebenaran dan kebesaranNya melalui situs ini..

ildefonsia
ildefonsia
13 years ago

Saya hanya ingin berbagi disini bahwa saya jg pernah mengalami apa yg dialami lia.Harus diakui bahwa umat kristen sangat baik sekali dlm menerima org baru.Sayapun merasa disambut ketika pertama kali melangkahkan kaki saya di setiap gereja kristen.Pemimpin kristen berkotbah dengan semangat sehingga umatpun mjd semangat.Tetapi sungguh disayangkan di setiap kotbah mereka ada terselip suatu’perbandingan’ seperti berupa celaan terhadap umat katolik..Saya sempat kesal mendengar hal itu tetapi saya berusaha mengambil sisi positif dr kotbah tersebut.Saya jg sempat dtg ke beberpa gereja kristen lainnya karena keingintahuan saya terhadap kristen. Ternyata diantara kristen yg satu dengan kristen yg lain byk sekali perbedaan dan… Read more »

Andrie Christian
Andrie Christian
13 years ago

Stef, Saya seorang katholik dan dari keluarga katholik, sekolah sampai universitas semuanya katholik. Semenjak saya bekerja keluar negri saya hampir tidak pernah ke gereja lagi dan pendalaman iman saya di katholik sangatlah kurang, tetapi saya sangat percaya Jesus dan gereja katholik. Karena saya bekerja diluar negri (sekarang di cambodia) dan kadang berpindah ke lokasi yg lain, saya jarang menemukan gereja katholik disini. tapi akhirnya saya menemukan gereja katholik disini, hampir setiap minggu saya ke gereja lagi dan masalahnya disini menggunakan bahasa inggris dan lokal, teatpi tidak ada text booknya. Nah, saya minta tolong untuk text book yang bahasa inggris bisa… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Andrie Christian
13 years ago

Shalom Andrie Christian,
Terima kasih atas pertanyaannya. Bersyukurlah bahwa anda telah menemukan Gereja Katolik di Cambodia. Kalau anda memerlukan text book dalam bahasa Inggris, maka anda dapat mencetaknya dari sini – silakan klik. Semoga dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

Lukas Cung
Lukas Cung
Reply to  Andrie Christian
13 years ago

Pak Andrie, Saya agak terharu membaca tulisan Anda, seperti saya selalu terharu saat pertama kali ikut misa di Gereja Katolik di daerah-daerah yang berbeda-beda di Tanah Air kita. Saya, setiap kali misa di daerah baru, senang sekali mengaku kepada umat yang duduk di sebelah saya, bahwa saya baru datang dari daerah ini. Dan dengan bangganya, saya memuji Gereja Katolik yang sama di manapun ia berada. Memang baru belakangan ini saya menyadari salah satu keistimewaan pada Gereja Katolik, yang bersifat satu di manapun ia berada. Jadi, saya bisa merasakan betapa senangnya Anda, yang walau berada di Cambodia sekalipun, tetap bisa menemukan… Read more »

nasrani
nasrani
13 years ago

saya sekarang protestan(gki) ingin pindah ke gereja katolik….
pingiiinnn bangeettt…
gimana biar ortu dpat mngerti?
ortu saya seorang protestan.
dimasa muda ini saya pingin banget agar gereja katolik,ortodoks,dan protestan menjadi bersatu kembali..
aku mencintai Tuhan Yesus,Maria,nabi2 dan seluruh gerejaNya.
aku sayang sama saudaraku sesama Nasrani(katolik,protestan n ortodoks)

Stefanus Tay
Admin
Reply to  nasrani
13 years ago

Shalom Nasrani, Terima kaish atas komentarnya. Saya bersyukur bahwa anda ingin pindah ke Gereja Katolik. Untuk menjelaskan hal ini kepada orang tua yang beragama Protestan, maka pertama, bawalah hal ini di dalam doa, dan biarkan Roh Kudus bekerja dengan cara-Nya sendiri, yang mungkin tidak kita sangka-sangka. Kedua, dalam beberapa kesempatan yang tepat, berdiskusilah dengan orang tua tentang keinginan anda dan carilah tahu apa yang mendasari keberatan mereka. Anda dapat mengungkapkan alasan yang mendasari keputusan anda untuk menjadi Katolik dan menjadi tugas anda untuk benar-benar berusaha mengetahui dan mengasihi iman Katolik. Ungkapkan semuanya dengan dasar kasih. Kalau anda membutuhkan bahan untuk… Read more »

Piet Maturbongs
Piet Maturbongs
13 years ago

Saya percaya akan gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik … namun sebagai anggota gereja ini, saya mau bilang dalam kerendahan hati bahwa kehidupan saya dan keluarga seperti sampai sekarang masih terbilang jauh dari harapan Yesus. Tolong pencinta katolisitas danpara kudus mendoakan saya n keluarga. Terimakasih atas doanya.

Andre SugI
Andre SugI
14 years ago

Dear Lia, Syalom.. Kasih Tuhan menyertai kehidupanmu dan keluarga. Saya dari protestan, bagi saya, kehidupan rohani saya tidak ditentukan oleh di gereja mana saya ada sekarang. Saya sekarang berjemaat di Gereja prostestan kharismatik, Satu hal yang tetap dapat membuat saya damai bukan masalah apakah saya seorang protestan dan bergereja di tempat dimana saya ada sekarang, TAPI adalah hati saya akan tetap mengasihi Tuhan Yesus yang sudah mau menebus saya yang hina ini, dan yang saya percaya, KETIKA seseorang berKOMITMEN untuk mengasihi DIA (karena KasihNya yang luar biasa itu) dengan SEGENAP HATI DAN JIWA DAN KEKUATAN, PASTI perbuatan orang tersebut menghasilkan… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Andre SugI
14 years ago

Shalom Andre Sugi, Terima kasih atas komentarnya untuk kesaksian Lia. Saya akan menjawab tanggapan Andre. Saya hanya ingin menyoroti perkataan dari Andre “kehidupan rohani saya tidak ditentukan oleh di gereja mana saya ada sekarang“. Memang secara sekilas pernyataan ini ada benarnya, karena baik yang beragama Katolik atau tidak, semuanya harus berjuang dalam kekudusan. Namun, di satu sisi, mengikuti suatu agama akan mempengaruhi kita dalam berdoa dan juga bersikap, karena apa yang kita percaya di dalam hati akan dimanifestasikan keluar. Sebagai contoh: kalau gereja Andre mengajarkan bahwa perjamuan Tuhan hanyalah sekedar simbol, maka anda juga tidak percaya akan Sakramen Ekaristi yang… Read more »

Felix Sugiharto
Felix Sugiharto
Reply to  Andre SugI
14 years ago

Shalom Sdr Andre Sugi, salan perkenalan Andre….. anda mengaku berjemaat di Gereja prostestan kharismatik, dan dari bebrapa gaya bahasa yang anda gunakan saya bisa menerka dari denominasi mana anda beribadah, karena saya cukup faham dengan gaya mereka. saya menangkap beberapa kata dalam kalimat spt: KETIKA seseorang berKOMITMEN untuk mengasihi DIA (karena KasihNya yang luar biasa itu) dengan SEGENAP HATI DAN JIWA DAN KEKUATAN, PASTI perbuatan orang tersebut menghasilkan buah-buah roh, setiap kelakuannya adalah mencerminkan Kasih Tuhan, Serupa dengan YESUS. Inilah Iman yang menyelamatkan. saya memberikan komentar atas yang anda tuliskan, bahwa jika seseorang telah menyatakan mau berkomitment (mengikuti Yesus)… sudah… Read more »

Paijo
Paijo
Reply to  Andre SugI
13 years ago

Kalau kita bicara mencintai Tuhan Yesus tetapi tidak mencintai karyaNya, apakah kita mencintai Dia dengan sebenarnya?? Atau kita bilang mencintai Tuhan Yesus tetapi tidak mau menerima Gereja yang didirikanNya, apakah kita masih berani bilang kita mencintaiNya? Atau bahkan kita bilang mencintai Tuhan Yesus tetapi pada saat yang sama kita menolak karyaNya, kita masih berani bilang kita mencintaiNya??
RENUNGKAN…..

Judyana james
Judyana james
14 years ago

sepintas…saya orang dari sabah..apa pun dialog d sini..saya tetap memuji ajaran gereja katolik..lemah lembut,berisi..tidak ada calarnya..mudah d fahami dan ternyata kebenarannya..
To:
MARIA NATALIA,
saya sangat berbangga dengan hidup anda..perjalanan itu adalah sebabnya kita kembali Kepadanya..Ada bnyk sebab mengapa ia berlaku..baik atau menduga…semuanya Tuhan yang telah rencanakan untuk kita.
Tanpa melalui kita sesama..takkan kita dapat mengimaninya pula..

THANKS LORD..GB US ALL.
SHALLOM YA UNTUK SEMUA YANG BISA KE LAMAN INI.SALAM PASKA

thomas
thomas
14 years ago

kak, sya bleh menyebarkan website ini kan??
sya kuliah di universitas protestan, yang mewajibkan semua anak kuliahnya di ajar oleh pendeta protestan..
jd, terima kasih sekali kalo kakak mengijinkan.. soalnya temen sya banyak yang membutuhkan..

makasih..

Stefanus Tay
Admin
Reply to  thomas
14 years ago

Shalom Thomas, Kami sangat senang sekali kalau ada artikel atau kesaksian dari katolisitas.org yang dapat membantu. Oleh karena itu, anda dapat menyebarkan kesaksian ini maupun artikel-artikel dan tanya-jawab dari website ini dengan menyebutkan sumber – https://www.katolisitas.org – sehingga bagi yang mau memberikan masukan maupun bertanya lebih lanjut dapat menyampaikannya kepada kami. Kalau ada teman-teman kuliah yang ingin bertanya tentang apa yang diajarkan di universitas tersebut dan terasa tidak sesuai dengan iman Katolik, maka anda dapat menyampaikannya kepada kami dan kami akan menjawab semampu kami. Menjadi tugas anda dan teman-teman dari Gereja Katolik untuk juga belajar iman Katolik dengan benar, sehingga… Read more »

Bernabas Irijanto Batu
Bernabas Irijanto Batu
14 years ago

Maria Natalia Budiman ( Brownell ) …..!!! saudariku dan keluarga yang saya banggakan….!!! Cerita berbagimu ….adalah pengalaman yang relatif sama ..ketika saya Tugas Daerah ke wilayah Indonesia ( Konsultan Geologis – Free Lance ). Kebanggaan menjadi Umat Katholik itu sangat ‘ BERASA ‘ ketika perjalanan Tugas Daerah itu …!!! Gereja Katholik : SATU, KUDUS, KATHOLIK dan APOSTOLIK ….SEMPURNA Alkitabiat abissssssssss….!!! Tradisi yang TERUJI dan TERBUKTI selama 2000 tahun lebih ….bukan kejadian sebentar beso ( TARSOK )….oleh tokoh dan ahli yang berkaliber murni dan luhur …..!!! SATU-nya KATA dengan PERBUATAN …..!!! Pengikut Yesus Kristus yang IDEAL …mulai dari suster / pastor,… Read more »

Bernabas Irijanto Batu
Bernabas Irijanto Batu
14 years ago

Maria Natalia Budiman ( Brownell ) …..!!! Beruntung namamu ada unsur BUDIMAN-nya sobat ….!!! sebab anda diberkati oleh malaikat pelindung dari unsur berbudi luhur …!!! Gereja Katholik : SATU, KUDUS, KATHOLIK dan APOSTOLIK ….SEMPURNA Alkitabiat abissssssssss….!!! Tradisi yang TERUJI dan TERBUKTI selama 2000 tahun lebih ….bukan kejadian sebentar beso ( TARSOK )….oleh tokoh dan ahli yang berkaliber murni dan luhur …..!!! SATU-nya KATA dengan PERBUATAN …..!!! Pengikut Yesus Kristus yang IDEAL …mulai dari suster / pastor, para Uskup, sampai kepada ‘ SATU ‘ PAUS …..!!! Yesus Kristus abiiiiiiiiiiiiiiiiissssssssss…..!!! Kemulian Kepada Bapa, dan Putera , dan Roh Kudus, seperti pada permulaan… Read more »

Lucia Chrismastuti
Lucia Chrismastuti
14 years ago

kadang2 dlm hati saya ada keraguan apakah klo qta devosi pada bunda Maria itu spt novena tiga Salam Maria permohonan qta akan d kabulkan walaupun timbul keraguan tetap saya lakukan apakah itu mempengaruhi kadar keimanan?walaupun saya katolik dari kecil tp saya juga kurang sreg bila ikut PDKK ak mo ty kelompok tersebut apakah msh termasuk dalam gereja katolik??thx..Tuhan berkati

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Lucia Chrismastuti
14 years ago

Shalom Lucia, Pada akhirnya terkabulnya permohonan doa kita adalah karena Tuhan. Namun pada saat kita berdoa bersama dengan Bunda Maria memohon bantuan Tuhan, maka dapat menaruh pengharapan besar akan belas kasih Tuhan, karena doa orang benar adalah besar kuasanya (lih. Yak 5:16). Konsep tentang doa dapat dibaca di sini: “Doa menjadi bagian yang terpisahkan dari kehidupan seorang Kristen. Namun ada tiga kesalahan persepsi tentang doa yang dinyatakan oleh St. Thomas Aquinas. Tiga kesalahan tersebut dapat dilihat pada tulisan berikut ini: 1) Tuhan tidak campur tangan, 2) Tuhan sudah menakdirkan segalanya sehingga doa tidak diperlukan, 3) Kita dapat merubah keputusan Tuhan… Read more »

markun
markun
Reply to  Lucia Chrismastuti
14 years ago

maria natalia brown tolong kalau mau bersaksi tentang Gereja Kristus, jangan dengan menghujat kaum Protestan, tetapi lakukanlah dengan lemah lembut dan belas kasihan dan jangan dengan arogan mengatasnamakan kebenaran dengan menghujat kaum yang juga percaya dan meng Amin iii Ketuhanan KRISTUS YESUS , sekarang saya balik bertanya apakah dengan iman katholik dsertai hujatan terhadap kaum Protestan anda akan masuk sorga? sorga sebelah mana yang menempatkan orang yang penuh kesombongan, dengki???,kalau memang anda dengan keimanan anda , anda masuk sorga kelak,Ooooooooooooooo” pasti sorga tidak bijaksana!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Haaiii Orang katholik !!!!!!!!!!!!!!!??? apa dengan kamu menghujat orang Protestan, kalian telah menemukan kebenaran hakiki, omong… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  markun
14 years ago

Shalom Markun, Terima kasih atas tanggapannya. Saya minta maaf kalau sampai kesaksian di atas menyinggung anda. Kalau boleh saya bertanya, di bagian manakah atau kalimat manakah yang dipandang menghujat Protestan? Dan di kalimat manakah yang anda pandang tidak lemah lembut ? Kalau anda mau berdiskusi tentang konsep keselamatan, kita dapat mendiskusikannya secara lebih mendalam. Silakan anda memberikan argumentasi dan kemudian saya akan mencoba untuk menanggapinya. Saya inign menegaskan, bahwa tidak ada maksud di site ini yang ingin menghujat Protestan, yang ada adalah untuk mewartakan kebenaran Kristus dan Gereja-Nya, yang kami percayai adalah Gereja Katolik. Tentu saja anda boleh tidak setuju… Read more »

markun
markun
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

OOoo ternyata anda tuan stefen yang bertanggung jawab atas redaksi dari artikel tulisan maria natalia bromnell, baik…tuan stefen, Pertama yang perlu anda ketahui terhadap saya adalah bahwa saya sebelum membaca artikel sialan itu, saya adalah pengagum katolik beserta segala tradisi gerejanya. Makanya semua anak2 saya pendidkan formalnya saya percayakan pada yayasan katolik, hal itu saya lakukan karena apresiasi saya terhadap katolik.Latar belakang keimanan saya adalah tradisi Greja Kristen Jawi Wetan, yang tentu saja adalah bagian dari Gereja Protestan. Dalam tata ibadah kami tidak pernah kami memojokkan atau” mengharu biru ” keimanan ;pihak lain untuk kepentingan “mempertebal keimanan pribadi sendiri ”… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  markun
14 years ago

Shalom Markum, Terima kasih atas tanggapannya. Terima kasih juga kalau anda adalah pengagum Gereja Katolik, sehingga anda mempercayakan anak-anak anda untuk bersekolah di sekolah Katolik. Saya bersyukur bahwa gereja Protestan yang anda ikuti tidak menjelek-jekekan Gereja Katolik. Ada baiknya anda memanggil nama saya “stef” dan bukan “tuan stefen“, karena kita adalah dua orang yang sejajar yang dapat berdiskusi dengan baik. Mari sekarang kita masuk dalam diskusi kita. 1) Kalau memang Maria Brownell mengalami pengalaman iman seperti itu, maka di bagian manakah yang salah? Kalau masalah perpecahan geraja, bukankah ini adalah suatu kenyataan pahit yang harus diterima dan benar-benar terjadi dalam… Read more »

johanes
johanes
Reply to  markun
14 years ago

sdr Markun, kalimat 2 anda sangat tidak mencerminkan kasih sama sekali dan tidak mencerminkan anda seorang pengikut Kristus. Saya rasa semua tulisan tulisan di web ini sangat baik dan tidak ada unsur penghujatan kepada kaum Protestan. Malah disini ditampilkan kebenaran dari sumbernya langsung yakni Gereja Katolik. Mungkin selama ini sdr mendengar pengajaran 2 miring tentang Gereja katolik tidak dari sumber langsungnya tapi dari pengajaran pendeta atau orang lain. Nah, inilah saatnya. Kebenaran perlu di ungkapkan. Kalau anda merasa tidak sesuai dengan iman saudara kenapa tidak sdr mengkaji ulang lagi apa yang diajarkan oleh gereja anda apakah sudah sesuai atau tidak,… Read more »

markun
markun
Reply to  johanes
13 years ago

Sdr. johanes yang terkasih, saya mau menanggapi tulisan anda mengenai saya, tetapi terlebih dahulu saya mohon ijin kepada Tuan Stefen agar saya diperkenankan menanggapi tulisan Sdr.johanes mengenai saya ,ini begini sdr.johanes pertama tama yang harus anda ketahui adalah posisi saya sebagai orang yang merasa teraniaya oleh karena keimanan saya terhadap Tuhan Yesus Kristus, yang kedua perasaan teraniaya datangnya justru dari orang2 yang juga beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebenarnya dari hati saya yang paling dalam saya merasa sedih kenapa saya harus “mengata-ngatai” dengan kata2 kasar seperti itu kepada saudara sendiri(kalau masih boleh menganggap saudara ) saya sadar sesadar-sadarnya klo katolik… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  markun
13 years ago

Shalom Markun, Terima kasih atas komentarnya. Perbedaan adalah hal yang wajar, namun yang penting adalah bagaimana kita menyikapi perbedaan secara bijaksana. Kita tidak perlu mempertanyakan motif dari kesaksian orang tersebut, karena itulah yang dialami oleh orang tersebut, dalam hal ini oleh Maria Brownell. Namun, yang dapat dipertanyakan adalah doktrin-doktrin yang dia paparkan di dalam kesaksiannya. Jadi, saya kembali mengundang anda, kalau anda merasa bahwa dalam kesaksian tersebut ada doktrin-doktrin yang salah, silakan untuk memberikan argumentasi, dan kemudian kita dapat berdiskusi secara lebih mendalam. Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena saya sendiri tidaklah tersinggung dengan komentar anda. Jadi, anda bebas mengungkapkan… Read more »

Lukas Cung
Lukas Cung
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Shalom Pak Stef, Selama ini banyak sekali orang Protestan yang bersaksi kepada saya, mengatakan: Gereja Katolik sesat, Gereja Katolik bukanlah Gereja Kristen karna sudah disesatkan oleh para paus, Gereja Katolik tidak Alkitabiah, paus adalah penyembah setan, Ekaristi adalah ritual pemujaan berhala, orang Katolik menyembah patung = menyembah berhala, orang Katolik memanggil Maria dengan sebutan Bunda Allah berarti orang Katolik percaya Allah diciptakan oleh Maria, dan masih banyak lagi. Tetapi, kenapa ya, saya tidak sampai merasa “kesaksian-kesaksian” ini telah menghujat Gereja Katolik? Kenapa ya, reaksi saya hanya sebatas tersenyum-senyum saja ketika mendengar “kesaksian-kesaksian” seperti ini? Sampai sekarang ini pun, saat saya… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Lukas Cung
13 years ago

Shalom Lukas Cung, Terima kasih atas sharingnya. Kalau kita menghadapi kritikan-kritikan terhadap Gereja Katolik, termasuk kritikan yang kadang disampaikan secara pedas, maka kita harus mencoba menyikapinya dengan bijaksana. Jangan pernah membalas kata-kata kasar, karena hal tersebut tidak membangun diskusi yang baik dan menjad kesaksian yang tidak efektif. Ini juga dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk dapat menerangkan apa yang sebenarnya dipercayai oleh Gereja Katolik. Kita harus mengingat bahwa mungkin saja mereka ingin memberikan kritikan dengan niat baik dan banyak sekali kritikan terhadap iman Katolik yang sebenarnya merupakan kesalahpahaman. Oleh karena itu, kondisi seperti ini harus menjadi pemacu bagi kita untuk… Read more »

S.S.L.O.P
S.S.L.O.P
Reply to  markun
12 years ago

Salam,… Buat saudara/i Markun,… Terus terang saya bingung dan tidak habis pikir melihat cara pandang, pola berpikir anda melihat suatu masalah. Saya melihat pola pikir yang radikalis, skeptis, sempit dan membabi buta, tanpa bisa menganalisa dengan jernih. Maaf saya harus mengatakan ini, tapi ini harus dikatakan. Mungkin pak Stef dan teman lainnya sungkan mengatakannya…Dari yang saya lihat tidak ada sesuatu katapun dari kesaksian di atas yang sengaja menyerang apalagi menghujat saudara kita Protestan, dan entah bagaimana anda bisa berkata demikian, sekali lagi mohon maaf… Apa yang dikatakan pak Stef sudah sangat rendah hati di mana beliau bilang “mari kita diskusikan… Read more »

Soegiharto
Soegiharto
14 years ago

Shalom bu, Saya mau menanyakan mengapa tidak di tiap Gereja Katolik ada Misa yang berbahasa mandarin, apa alasan dari Gereja? (bukankah Gereja Katolik bersifat umum dan banyak hal bisa diterima oleh kalangan luas)..hal ini pernah saya tanyakan dan jawabannya adalah karena kekurangan Imam, jika benar demikian mengapa tidak meminta diperbantukan dari pihak Gereja yang ada di China, konon menurut sejarah perkembangan Gereja Katolik di China sudah ber abad2 lamanya dan saat ini jumlah dari Imam mereka juga cukup banyak. Demikian sedikit komentar serta pertanyaan saya, sebab banyak orang Tionghua disini mengeluh bahwa mereka ingin beribadah di Gereja Katolik namun tidak… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Soegiharto
14 years ago

Shalom Soegiharto, Memang saya rasa tak semudah itu ‘meng-import’ imam dari China. Pertama-tama karena China juga bukan negara yang mendukung perkembangan agama Katolik, walaupun keberadaan agama Katolik (dan agama Kristen non-Katolik) diketahui oleh pemerintah di sana. Menurut kesaksian seorang teman yang menjadi salah satu aktivis Katolik di China, di China sendiri tidak banyak yang merisaukan adanya kelompok Katolik independen (yang didukung oleh pemerintah dengan uskup yang disetujui pemerintah) dan yang underground (yang setia penuh dengan Vatikan). Sebab kelompok Katolik yang independent tersebut-pun juga setiap kali berdoa bagi Bapa Paus dalam misa kudus, dan keberadaan mereka juga tidak menentang kebijakan Vatikan.… Read more »

Salu
Salu
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Shalom bu Ingrid, Sy ingin menanggapi ttg imam yg bisa bahasa mandarin, sy org Indonesia, bekerja di Malaysia, di gereja Katolik di sini biasanya setiap hari Minggu diadakan tiga kali Misa kudus dlm tiga bahasa, yaitu Tamil utk umat Malaysia dr suku India, Ingris dan bhs Malaysia, dan ada juga gereja Katolik yg khusus utk umat suku Cina yg Misa dlm bhs Inggris dan Mandarin,… jadi saran sy, kalau di Malaysia boleh dilakukan Misa dlm berbagai bahasa, kenapa tidak diusahakan juga utk bisa diterapkan di Indonesia, kalau mmg imamnya tidak bisa diimpor dr Cina, mungkin bisa diimpor dr Malaysia,… ini… Read more »

Andre Prasetya
Andre Prasetya
Reply to  Soegiharto
13 years ago

Dear Soegiharto,

Misa dalam bahasa setempat memang diperbolehkan oleh Vatican, namun seingat saya Vatican menghimbau pengembalian bahasa Latin dalam liturgi dan penggunaan lagu2 Gregorian. Seingat saya ada dalam Redemptionis Sacramentum, dan mungkin dalam hasil sinode para Uskup tahun 2005 dengan judul The Eucharist. Mungkin para admin bisa membantu.

Romo Bernardus Boli Ujan SVD
Reply to  Andre Prasetya
13 years ago

Andre Prasetya Yth, Sudah mulai muncul kesadaran akan perlunya melestarikan lagu-lagu Gregorian yang sangat kaya modusnya dan bertahan ratusan-ribuan tahun dengan dampak positip yang sangat besar terhadap perkembangan rohani dan iman umat. Tak ada usaha inkulturasi lagu-lagu/nyanyian liturgi yang sungguh berarti bila tidak didasarkan pada tradisi yang positip. Tradisi yang pertama adalah tradisi Gereja Katolik ratusan-ribuan tahun (nyanyian Gregorian) dan tradisi lain adalah tradisi budaya setempat. Dalam beberapa buku nyanyian resmi (nyanyian liturgi) seperti Puji Syukur dan Yubilate masih dimuat nyanyian Gregorian meskipun tidak banyak. Dalam pertemuan orang muda di Palembang bulan Juni 2008 dengan tema musik liturgi untuk orang… Read more »

Mikhael
Mikhael
14 years ago

Gereja yang didirikan Yesus (ketika ia berkata kepada petrus di atas batu karang ini….) jangan diartikan gereja katolik saja dong. Yang non katolik dan percaya kepada Yesus apa bukan gereja? Buka mata dong, di dunia ini lebih banyak orang yang kepada Tuhan Yeus yang non katolik. Apa mereka bukan murid kristus, bukan anggota gereja kristus. Lalu, yang manakah gereja kristus itu? Gereja Katolik saja kah? Katolik seakan-akan memegang kebenaran yang mendekati kebenaran absolut. Jangan mengira gereja katolik sebagai satu-satunya gereja Kristus yang benar. Ini pikiran dan cara pandang yang sempit. Belajarlah.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Mikhael
14 years ago

Shalom Mikhael, Terima kasih atas tanggapannya tentang artikel ini. Berikut ini adalah tanggapan saya. 1) Gereja Katolik memang mengajarkan bahwa Gereja yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja Katolik, dimana Yesus sendiri mendirikan Gereja-Nya di atas rasul Petrus (Mt 16:18), dimana mempunyai empat tanda: satu, kudus, katolik dan apostolik. Untuk melihat argumentasi tentang hal ini, silakan membaca beberapa artikel berikut ini yang berkaitan tentang hal ini: a) Kebenaran akan Gereja Katolik sebagai sakramen keselamatan. b) Tulisan ini menjabarkan Gereja Katolik sebagai Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri, dan bahwa Gereja telah direncanakan oleh Allah sejak awal penciptaan dunia (Bagian 1). Gereja… Read more »

sinta jaro
sinta jaro
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Ya.. aku juga masih harus banyak belajar ttg Katolik itu sendiri…
Tapi ada kabar gembira juga P’stevan… aku kenal bbrp non Kristiani yang sudah mencintai Yesus dan Bunda Maria

novich
novich
Reply to  Mikhael
14 years ago

Bacalah kitab suci secara keseluruhan. Bersikaplah rendah hati. Pada Saat Yesus bekata demikian apakah sudah ada gereja? tentunya yesus menginginkan hanya satu gereja yang didirikan. gereja yang pertama yaitu KATHOLIK. HALELUYA

sinta jaro
sinta jaro
Reply to  Mikhael
13 years ago

aku setuju statement ini…

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
117
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x