Ada beberapa St. Valentine yang dikenal dalam tradisi Gereja Katolik. Namun yang sering dihubungkan dengan Valentine’s day, adalah kisah yang ini, silakan klik. St. Valentine (abad 3) yang dikisahkan di sini adalah ia yang menjadi martir karena sebagai imam ia banyak menikahkan pasangan muda- mudi, dan dengan demikian ia melanggar perintah Kaisar Claudius di Roma yang pada waktu itu melarang kaum pemuda untuk menikah karena ia berpendapat mereka yang menikah akan terikat pada keluarga dan tidak dapat menjadi serdadu kerajaan yang baik. St. Valentine tidak mengindahkan larangan tersebut, dan meluluskan permohonan para muda- mudi yang ingin menikah, dan karenanya ia ditangkap dan akhirnya dibunuh.
Mengenai makna hari itu yang sekarang jadi dimaknai menyimpang, sampai mengakibatkan hubungan intim muda-mudi di luar pernikahan, tentu menjadi keprihatinan kita semua. Sebab bukan demikian maksudnya. Kasih yang sejati itu sanggup menunggu/ “True love waits” sampai mereka sungguh dipersatukan oleh Tuhan sendiri. Mungkin ini yang harus ditekankan oleh pihak orang tua dan para pengajar muda- mudi. Silakan membaca buku karangan Paus Yohanes Paulus II, “Theology of the Body”, yang telah diterjemahkan di dalam bahasa Indonesia oleh Romo Deshi Ramadhani SJ.
Maka sebaiknya untuk merayakan Valentine’s day, jika ingin merayakannya, yang terbaik adalah: para orang tua berdoalah bersama- sama dengan anak remaja mereka itu, sebelum mengizinkan mereka pergi. Jika perlu berdoalah bersama dengan “sang calon” mohonkan rahmat iman, kemurnian dan kasih yang tulus. Kepada ayah/ bapa, silahkan memberkati anaknya, dan setelah anak itu pergi, silakan orang tua berdoa rosario/ berdoa bersama dengan ibu untuk mendoakan anaknya, agar malaikat Tuhan menjaga mereka dan menghindari mereka dari kuasa jahat.
Selanjutnya, kalau mau me-maknai kasih sayang dengan lebih umum, tidak terbatas pada pasangan muda/i, kita dapat memberi tanda kasih, entah berupa kartu atau kado sederhana, kepada orang-orang yang berjasa pada kita, kepada mereka yang sering kita minta bantuan, yang sering kita lupakan. Kartu/ kado ini bisa diberikan kepada orang tua, guru, sahabat, bahkan pembantu rumah tangga kita, yang sebenarnya menjadi “sahabat” yang membantu kita setiap hari.
Perayaan/ peringatan Valentine’s day jika hanya untuk merayakan persahabatan, itu tidak menjadi masalah, karena pada dasarnya merayakan kasih sayang itu tidaklah keliru asalkan tidak berlebihan. Maka jika acaranya hanya makan- makan atau jika yang berkumpul banyak pasangan muda/i, disertai dengan acara permainan, itu tidak menjadi masalah. Yang salah adalah jika kasih sayang itu diartikan keliru, yang mengarah kepada kehendak sendiri, di luar hukum Tuhan. Inilah yang harus dihindari oleh kaum muda mudi. Sesungguhnya jika para kaum muda mau belajar sedikit saja dari banyaknya surat tentang problema perkawinan yang masuk ke situs ini, mereka akan mengetahui bahwa hubungan seks sebelum pernikahan ternyata membawa banyak masalah, dan bahkan banyak akhirnya menjurus kepada perpisahan. Nantinya kedua belah pihak dapat merasa dibohongi, dan tersiksa sesudahnya atas akibat perbuatan mereka. Ini harus diakui sebagai konsekuensi dosa, yang sebenarnya tidak perlu dialami, seandainya dosa tersebut tidak dilakukan. Bagi yang sudah terlanjur melakukan, tidak ada kata terlambat untuk bertobat, sebab ada kalanya Tuhan mengizinkan seseorang belajar bertumbuh justru dari pengalaman yang menyakitkan. Namun selanjutnya, ikutilah kehendak Tuhan, jika kemurnian kasih dan kasih sejati yang dicari. Semoga dengan demikian, para muda mudi dapat menemukan pasangan hidup yang sejati, yang mengasihi dengan tulus, tanpa dinodai oleh keinginan daging yang bertentangan dengan perintah Tuhan.
Bagaimana tanggapan katolisitas.org tentang
LUPERCALIA FEST. dianggap sebagai hari seks bebas walaupun blm menikah dari tgl 13-18 februari tradisi pagan roma. dan dikatakan bahwa st. valentine hanya karangan saja utk tetap mendukung hari kasih sayang atau diistilahkan mereka sendiri “making love day”
Shalom Lorensius, Silakan Anda membaca di situs non-Katolik, Wikipedia, jika Anda pandang di sana informasinya cukup netral, tentang Valentine’s Day. Di sana dikatakan bahwa tidak ada bukti adanya hubungan antara St. Valentine’s Day dengan festival Romawi Lupercalia, yang dianggap sebagai dewi kesuburan. Festival Lupercalia memang nampaknya berkaitan dengan perayaan pagan. Pada perayaan itu, imam mereka mempersembahkan korban kepada lupercus, yang sering dihubungkan dengan dewa Faunus, yang menyusui Romulus dan Remus, yang menurut mitos Romawi adalah tokoh yang mendirikan kota Roma. Perayaan diikuti dengan parade cambuk, yang dikenakan kepada kelompok gadis dan ibu-ibu yang berbaris di sana. Yang terkena cambuk dipercaya… Read more »
Syalom katolisitas.
saya mau bertanya, kan besok adaah hari valentine, apakah umat Katolik boleh merayakan valentine? bukan hanya merayakan di dalam gereja tetapi di luar gereja seperti mengucapkan selamat hari valentine kepada sesama, dan memberi hadiah, bunga ataupun coklat?
mohon penjelasannya.
Terima kasih
Submitted on 2014/02/13 at 10:02 pm
Syalom katolisitas.
Apakah umat Katolik boleh merayakan Valentine atau tidak? banyak rumor yang mengatakan haram, tapi ada yang berkata boleh.
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab di atas – silakan klik]
Salam Katolisitas…
Saya Markus. Mau tanya niih, benarkah Hari Valentine merupakan hari untuk memperingati Santo Valentinus? Bagaimana tanggapan tim Katolisitas mengenai ini : http://forum.viva.co.id/sosial-dan-budaya/734160-festival-lupercalia-asal-usul-valentines-day.html
Mohon penjelasannya.
Salam Markus, Dalam “Orang kudus Sepanjang Tahun” susunan Mgr Nicolaas Martinus Schneiders, terbitan OBOR, pada tanggal 14 Februari memang peringatan St Valentinus martir. Daftar para martir Roma pada masa penganiayaan para murid Kristus awal menyebut dua nama santo Valentinus. Yang pertama ialah St Valentinus seorang imam. Ia disiksa pada tahun 269 oleh Kaisar Klaudius (268-270). Valentinus imam ini dimakamkan di J. Flaminia. Di jalan ini kemudian dibangun basilika pada tahun 350 untuk mengenangkan dia. St Valentinus yang kedua ialah seorang uskup di Terni, desa di sebelah utara kota Roma. Mgr Valentinus juga disiksa hingga wafat oleh kaisar yang sama. Valentin… Read more »
Shalom,
Apakah Hari Valentine adalah tradisi Gereja Katolik? Atau hasil termodifikasi budaya barat? Apakah tanggal 14 Februari memang adalah sebuah perayaan khusus untuk Santo Valentinus? Apakah tradisi itu wajib dan masih dilanjutkan oleh Gereja hingga saat ini? Terima kasih. Mohon tanggapannya karena saya bingung menghadapi pertanyaan demikian oleh teman2 kKatolik yang lain… ^^
Shalom,
Monica
Shalom Monica, St. Valentinus adalah imam yang dibunuh sebagai martir di zaman kekaisaran Romawi di tahun 269. Ia dikenal sebagai Santo pelindung pasangan yang bertunangan, perkawinan, kaum muda, wisatawan, dan penderita epilepsi. Nama Valentine, berasal dari kata ‘valens‘ yang artinya layak, kuat, berkuasa. Tentang St. Valentinus yang pesta namanya dirayakan tanggal 14 Februari, hal yang dapat dipastikan adalah namanya dan bahwa ia dikubur di Via Flamina di Roma utara. Namun tidak dapat dipastikan bahwa pesta yang dirayakan hari itu apakah untuk mengenangkan namanya, atau beberapa orang kudus dengan nama yang sama. Karena alasan ini, maka sejak tahun 1969, peringatan pestanya… Read more »
Shalom,
Bagaimana pendapat tim Katolisitas mengenai artikel di website ini? http://www.akhirzaman.org/index.php/konten/artikel/1313-fakta-tentang-hari-valentine
karena ada ‘gereja Katolik’ disebutkan disitu, maka saya ingin tahu apakah benar yg ditulis di website tersebut.
Terima Kasih.
Shalom Devi, Yang dituliskan di situs itu tidak benar, karena aliran Gnostik itu bukan Gereja Katolik. Valentinus (yang kebetulan namanya sama dengan St. Valentinus), adalah salah satu pengajar aliran Gnostik yang paling berpengaruh di sekitar abad ke-2 (ia wafat 160- 161). Dengan demikian, Valentinus yang adalah salah satu pelopor Gnosticisme itu bukanlah St. Valentinus yang dihormati oleh Gereja Katolik. Silakan membaca tentang aliran Valentinian di sini, silakan klik. Sedangkan tentang Gnosticism, silakan klik, di sana dituliskan tentang mitos Sophia, yang sama sekali bukan ajaran Kristen. Gnosticisme adalah aliran/ sekte sesat yang sudah ada sejak abad pertama bahkan mungkin sebelum zaman… Read more »
Kita mengenal St Aloysius Gonzaga sbg pelindung kaum muda. Namun secara khusus, adakah pelindung kaum muda yang akan menikah/berpacaran? :D
Thank you..
Shalom Agung,
Memang orang kudus yang dikenal sebagai santo pelindung untuk mereka yang sedang berpacaran/ akan menikah adalah St. Valentine, dan hal ini sudah pernah ditulis di sini, silakan klik atau di link ini, silakan klik.
Namun sebenarnya, ada baiknya memohon dukungan doa dari santo/a pelindung yang menjadi teladan kemurnian (chastity):
1) untuk pihak wanita: Bunda Maria, St. Agnes dari Roma, St. Maria Goretti .
2) untuk pihak pria: St. Yusuf, St. Thomas Aquinas, St. Fransiskus Asisi.
Silakan anda membaca riwayat hidup mereka di link ini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom,,,
kapan St. Valentin dikanonisasi dan oleh Paus siapa??
kemudian adakah mujizat yg pernah diadakan oleh St. Valentin yg diakui gereja???
Shalom Lian, Pada abad- abad awal, pengertian perihal “orang kudus” (Santa/ Santo) adalah orang-orang yang menyerahkan hidupnya bagi iman mereka. Tindakan mereka menyerahkan nyawa untuk membela iman dan ajaran Kristus itu merupakan kesaksian yang sempurna tentang iman mereka akan Kristus. Maka jemaat/ Gereja setempat di mana orang kudus itu berasal akan menghormatinya. Kemudian berita kekudusan para Santa/ santo ini dapat meluas juga ke daerah-daerah lainnya di luar tempat asal mereka hidup dan wafat, dan umat dari daerah lain dapat pula menghormatinya. Hal inilah yang nampaknya terjadi pada St. Valentine di abad ke 3. Ia dikisahkan dibunuh sebagai martir (269) oleh… Read more »
Shalom Stef dan Ingrid…
Sebentar lagi, sebagai besar orang akan merayakan Valentine Day. Bahkan, kado-kado istimewa sudah dipersiapkan untuk orang-orang tercinta atau yang dikasihinya. Khusus di kalangan muda-mudi, Valentine Day sering dimaknai berlebihan dan salah kaprah, khususnya dalam hal berpacaran.
Sehingga di hari valentine, tak jarang terjadi hubungan intim dan itu dianggap bagian dari kasih sayang. Dalam kondisi itu, valentine day menjadi kecemasan bagi orangtua. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara atau sikap yang tepat memaknai valentine day? Bagaimana cara yang patut dilakukan khususnya kalangan muda-mudi merayakannya?
Terimakasih atas jawabannya. Jab’s
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]