Pertanyaan:
Syalom katolisitas,
Saya tidak terlalu yakin bahwa saya mengajukan pertanyaan ke situs yang benar, tapi tidak apalah saya coba bertanya disini.
Mungkin hati saya belum diterangi oleh Roh Kudus dalam membaca alkitab, tapi sejujurnya semangat saya merosot kalau membaca kitab Pengkhotbah. Contohnya
Pengkhotbah 1 : 2.
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.
Keseluruhan isi kitab tersebut membuat kadar pesimis saya meningkat. Seperti apakah penafsiran positif dari ayat di atas atau keseluruhan kitab tersebut ?
Maaf kalau pertanyaan saya kurang berbobot.
Salam damai, Tuhan memberkati.
Anton
Jawaban:
Shalom Anton,
Pkh 1:2 mengatakan:
“Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.”
Atau bahasa Inggrisnya,
“Vanity of vanities, said Ecclesiastes: vanity of vanities, and all is vanity.”
Maksudnya all/ segala sesuatunya di sini adalah segala sesuatu yang bersifat duniawi di dunia ini. Sia- sia maksudnya di sini adalah bukan karena benda- benda ciptaan Tuhan tersebut tersebut buruk, namun maksudnya adalah, benda- benda itu adalah sia- sia jika dihubungkan dengan kebahagiaan manusia. Benda- benda tersebut adalah sia- sia, karena kebahagiaan manusia terletak bukan atas benda- benda ataupun jerih payah manusia yang sifatnya sementara. Sebaliknya, kebahagiaan manusia hanya dapat diperoleh di dalam Tuhan, seperti pernah dituliskan di sini, silakan klik.
Perhatian yang terlalu besar akan hal- hal duniawi malah tidak akan memberikan kebahagiaan, tetapi kepusingan, kekuatiran, kesedihan dan kejahatan. Itulah sebabnya Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa semua hal di dunia ini sia- sia. Atau seperti kata Rasul Paulus, “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus… (Flp 3:7-8)
Maka ayat Pkh 1:2 ini mengecam pandangan orang- orang yang menaruh kebahagiaannya bukan atas Tuhan tapi di atas hal- hal duniawi yang sifatnya sia- sia. Sebab meskipun kelihatannya baik, hal- hal duniawi itu bukan apa- apa jika dibandingkan dengan Tuhan. Malah, jika tidak disikapi dengan baik, hal- hal itu dapat mendatangkan dosa, karena dapat mendatangkan keserakahan, ataupun kekejaman. Segala sesuatu di dunia sifatnya sementara, dan tak dapat dibandingkan dengan kekekalan dan kebahagiaan abadi di Surga. Di dunia ini segala sesuatunya ada waktunya, silakan klik, sedangkan di surga nanti kebahagiaan kita tidak lagi terbatas oleh waktu.
Jadi janganlah anda menjadi pesimis ketika membaca ayat yang sedemikian. Sebaliknya, malah ayat- ayat seperti ini dapat mendorong kita untuk menemukan kebahagiaan kita yang sejati, yaitu dengan memikirkan perkara- perkara surgawi yaitu perkara yang benar- benar penting dalam kehidupan kita, bukannya hanya ‘yang terlihat penting’. Demikian pula yang diajarkan oleh Rasul Paulus,
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.” (Kol 3:1)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
salam saya kmrn membaca kitab suci,matius bab 7 ayat 6 ttg hal kudus dan berharga.disini tertulis jangan kamu memberikan barang yg kudus kpd anjing dan jgn kamu melemparkan mutiaramu kpd babi supaya jgn diinjak2nya dg kakinya,lalu ia berbalik mengoyak kamu. saya teringat,saya prnh meminjamkan kalung salib saya kpd teman saya.dia beralasan dia dpt pesanan bwt salib dr kayu(dia berprofesi tkg ukir dr jepara).dia meminjam salib utk contoh dr salib yg akn dia bwt.saya pinjamkan tp kmd saya tdk prnh ktm dia lg.saya takut apa yg akn dia perbuat dg kalung salib saya stlh dia g lg bth salib tersbt krn… Read more »
Shalom Deasy, Pertama- tama, sikap yang benar adalah memang kita tidak boleh berprasangka buruk terhadap orang lain. Maka sikap anda untuk meminjamkan Injil kepada seorang non- Katolik yang ingin mempelajarinya, adalah sikap yang dapat dibenarkan. Bahwa kemudian dikembalikan ya, tidak mengapa, mungkin memang belum saatnya bagi dia, dan kita tidak perlu memaksa. Nah lalu soal orang yang anda ketahui membenci agama Katolik. Jika demikian halnya, memang sebaiknya anda tanyakan mengapa dia mau meminjam salib anda; sebab biar bagaimanapun, salib crucifix itu adalah tanda/ lambang Kristus sehingga tidak seharusnya diperlakukan dengan tidak hormat. Jika ia membutuhkan contoh salib untuk profesinya sebagai… Read more »
Syalom katolisitas,
Saya tidak terlalu yakin bahwa saya mengajukan pertanyaan ke situs yang benar, tapi tidak apalah saya coba bertanya disini.
Mungkin hati saya belum diterangi oleh Roh Kudus dalam membaca alkitab, tapi sejujurnya semangat saya merosot kalau membaca kitab Pengkhotbah. Contohnya
Pengkhotbah 1 : 2.
Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia.
Keseluruhan isi kitab tersebut membuat kadar pesimis saya meningkat. Seperti apakah penafsiran positif dari ayat di atas atau keseluruhan kitab tersebut ?
Maaf kalau pertanyaan saya kurang berbobot.
Salam damai, Tuhan memberkati.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]