Penyaliban Kristus dan penal substitution

Ada orang yang mendasarkan ayat 2Kor 5:21 dan Yes 53:12 dan kemudian menyimpulkan bahwa Yesus telah berdosa. 2 Kor 5:21 mengatakan “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Dan Yesaya 53:12 mengatakan “Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.” Pertanyaannya apakah Yesus menjadi orang berdosa?

1) Rasul Paulus mengatakan bahwa Yesus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa. Hal ini dapat diartikan bahwa Yesus telah menanggung upah dosa, yaitu maut (lih Rm 6:23). Inilah yang dialami oleh Yesus, yaitu mati di kayu salib untuk membebaskan kita dari belenggu dosa, sehingga kita dapat memperoleh keselamatan kekal. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Yesus menjadi orang berdosa. Rasul Paulus mengatakan “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.” (Ibr 4:15). Yang tidak dapat dilakukan oleh Allah adalah mengkontradiksi Diri-Nya sendiri. Kalau Dia adalah kudus, dan dosa adalah melawan Allah dan melawan kekudusan, maka Allah tidak mungkin berdosa.

2) Kalau demikian, apakah semua dosa kita telah ditanggung oleh Kristus, dan kemudian kita tidak perlu menanggung dosa lagi karena Kristus telah menanggung dosa banyak orang (Yes 53:12)? Memang dosa kita telah ditanggung oleh Kristus, karena kasih-Nya kepada umat manusia. Namun, Gereja Katolik tidak mengajarkan “penal substitution“,suatu konsep yang mempercayai bahwa Kristus dihukum (penalized) sebagai ganti (subsitution) untuk dosa-dosa manusia. Konsep penal substitution memberikan konsekuensi bahwa Yesus mati di kayu salib sebagai hukuman dari Allah kepada Yesus yang menggantikan manusia. Sebagai konsekuensinya, maka Yesus juga masuk ke dalam nerakan selama tiga hari sebelum kebangkitan-Nya.
Kalau ditelusuri, Penal Substitution diakibatkan karena pandangan yang terlalu menekankan konsep keselamatan sebagai suatu konsep hukum dan keadilan (legal justice). Namun lebih daripada legal justice, keselamatan melalui pengorbanan Kristus adalah manifestasi terbesar dan sempurna dari kasih, dan bukan hanya terbatas pada konsep keadilan. Berikut ini adalah keberatan tentang Penal Substitution:

a) Penal Substitution membuat Kristus yang tidak berdosa sebagai terhukum menggantikan manusia, sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan. Manusia dihukum oleh Tuhan adalah adil, karena manusia berdosa. Dengan konsep Penal Substitution, maka Kristus dihukum oleh Tuhan untuk menggantikan hukuman yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Dan dengan dihukumnya Kristus yang tidak berdosa oleh Tuhan, maka hal ini bertentangan dengan konsep keadilan Tuhan. Tuhan tidak mungkin mempertentangkan diri-Nya sendiri. Oleh karena itu, Tuhan tidak mungkin menghukum Kristus yang tidak berdosa. Karena Tuhan adalah maha kasih, maka Dia mengorbankan Putera-Nya, namun tidak berarti bahwa Tuhan dapat menjadi tidak adil dengan menghukum Putera-Nya, walaupun untuk tujuan yang baik sekalipun.

b) Menurut Penal Substitution, sebagai akibat bahwa Yesus dihukum, maka Yesus turun ke neraka untuk menerima hukuman yang seharusnya ditimpakan kepada manusia. Hal ini tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kalau neraka adalah keterpisahan dengan Tuhan dan kasih secara kekal, maka Yesus yang adalah kasih dan Tuhan, tidak akan mungkin masuk ke dalam neraka, walaupun untuk menanggung dosa manusia. Waktu tiga hari sebelum kebangkitan-Nya, Yesus mengunjungi umat-Nya di limbo of the just atau bosom of Abraham (lhat cerita orang kaya dan lazarus – Lk 16:19-21).

c) Lalu bagaimana dengan derita fisik dan spiritual yang dialami oleh Yesus? Kita tidak dapat mengatakan bahwa ini sebagai bukti penal substitution, karena tidak mungkin Tuhan yang menjatuhkan hukuman kepada Yesus. Yang menghukum Yesus adalah para prajurit Roma dan orang-orang yang terkait dalam pembunuhan Yesus. Dalam kemahatahuan-Nya, Tuhan tahu bahwa Yesus akan dihukum, namun dalam kebijaksanaan-Nya, Tuhan memakai situasi ini untuk mendatangkan sesuatu yang baik. Sama seperti dosa Adam menjadi suatu kesempatan bagi Tuhan untuk mendatangkan Sang Penebus. Inilah sebabnya para Bapa Gereja menyanyikan “Felix Culpa” atau “O Happy fault” atau dosa yang membahagiakan, karena mendatangkan Sang Penebus.

3) Penebusan Kristus adalah sumber keselamatan umat manusia. Namun penderitaan Kristus bukanlah hukuman yang dijatuhkan Tuhan kepada Kristus sebagai pengganti hukuman yang seharusnya dijatuhkan kepada manusia. Penderitaan Kristus bukanlah hukuman Tuhan, namun dilakukan oleh Kristus dengan kasih-Nya yang tak terhingga untuk menerima dengan rela semua hinaan dan siksaan dari para prajurit. Pengorbanan yang dilakukan dengan kasih oleh Kristus inilah yang membuat penderitaan Kristus dapat menyenangkan Tuhan secara berlimpah (Lih. St. Thomas Aquinas, ST, III, q.48, a.2). Dan pengorbanan ini bukan sebagai akibat Tuhan memberikan hukuman kepada Yesus, namun sebagai suatu cara bagi Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
31 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Pieter
Pieter
10 years ago

Shalom katolisitas. Maaf kalau saya out of topic. Tapi dari tadi saya mondar-mandir search di google dan katolisitas saya belum mendapat artikel yang pas. ketika saya membaca artikel tentang penal subtitution (https://katolisitas.org/penyaliban-kristus-dan-penal-substitution), saya jadi kembali bingung. Sebenarnya konsep penebusan yang sebenarnya itu bagaimana? karena yang saya ketahui selama ini adalah bahwa Yesus menanggung hukuman atas dosa yang seharusnya dilimpahkan kepada manusia. Lalu saya juga ingin bertanya, mengapa manusia tidak bisa menanggung konsekuensi atas dosa masing-masing? misalnya setelah seseorang mati, ia dihukum setimpal dengan dosa yang ia perbuat? dengan kata lain seseorang menebus dosanya sendiri. mengapa harus Yesus yang menanggungnya? dan… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Pieter
10 years ago

Shalom Pieter, Ada baiknya Pieter membaca terlebih dahulu artikel ini, silakan klik. Dan juga tentang Mengapa Yesus memilih Salib untuk menebus dosa manusia, klik di sini. Dengan pengorbanan Kristus di kayu salib, Kristus mendamaikan umat manusia dengan Allah, yaitu dengan menebus dosa-dosa manusia yang memisahkan manusia dari Allah. Dosa yang ditebus oleh Kristus adalah dosa asal yang diturunkan dari manusia pertama (original sin), dan dosa-dosa pribadi. Penghapusan dosa ini terjadi pada saat kita dibaptis. Tetapi setelah kita dibaptis, maka kita ini tetap harus bertobat dari dosa-dosa pribadi yang kita lakukan, melalui sakramen Tobat (Pengakuan Dosa) yang juga mengambil daya kekuatannya… Read more »

tora
tora
13 years ago

salam sejahtera Mengenal ALLAH dengan sifat sifatnya ALLAH MAHA SUCI.ALLAH MAHA MENCIPTA,ALLAH DALAM PENCIPTAKAN SESUATU HANYA DENGAN KUN PAYA KUN,DIA MERAJAI LANGIT DAN BUMI.DIA ESA DIA TIDAK BERANAK DAN TIDAK DI PERANAKAN,ALLAH TEMPAT BERGANTUNG SEGALA SESUATU.DIA BUKAN SESUATU KARENA DIA ASAL DARI SESUATU,DIA MAHA KEKAL,DIA YANG MAHA HIDUP,DIA BERDIRI SENDIRI,DIA YANG MAHA BATHIN.DIA YANG MAHA NYATA,DIA YANG MAHA KUASA,DIA MAHA PENCIPTA YANG TIDAK ADA SESUATU YANG MENYAMAI-NYA DAN DIA MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT…Itu segelintir sifat sifat ALLAH. itu yang patut di sandang oleh TUHAN bila sesuatu tidak bisa berbuat sperti itu dia bukan TUHAN,sifat manusia lemah,bersifat fana atau berubah,Raikarnasi… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  tora
13 years ago

Shalom Tora, Terima kasih atas kunjungan anda ke situs ini. Kami menyadari bahwa ada perbedaan di antara kita, yaitu tentang penghayatan kita akan Allah yang Satu itu. Anda tidak mengakui Allah Trinitas, sedangkan kami mengakuinya. Dasarnya adalah: karena Allah sendiri mewahyukan tentang Diri-Nya demikian. Maka walaupun kelihatannya mustahil di mata manusia, bahwa Allah yang Satu itu merupakan Tiga Pribadi, kami tetap menerimanya dengan iman. Anda benar sewaktu mengatakan bahwa Allah memang tidak kawin, tidak beranak dan diperanakkan seperti pengertian manusia. Benar bahwa Allah kekal dan mengatasi segalanya. Namun justru karena kesempurnaan Allah yang melampaui segalanya, Ia mampu menyatakan kasih-Nya melebihi… Read more »

tora
tora
13 years ago

salam sejahtera dapatkah tuan melihat dan mengetahui akan wujud roh kita ? apa warna bentuk dan rupanya ? dan bagai mana kita akan mengenal tuhan sedangkan ciptaanNYA yg ada dalam diri kita sendiri tidak kita ketahui…”untuk mengetahui itu kenalilah dirimu niscaya kamu kenal dengan tuhanmu.Yaitu mengenal dirinya yang hina lemah serta fana dengan itu dia dapat mengenal tuhannya yang bersifat mulia kuasa dan kekal abadi siapa yang jahil kepada dirinya berarti jahil kepada tuhannya .semua manusia memiliki roh dan roh itu lah yg kenal dengan tuhan,roh itu ciptaan ALLAH dan kita sebagai manusia harus paham mana yang di ciptakan dan… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  tora
13 years ago

Shalom Tora, Terima kasih atas tanggapannya. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1. Anda mengatakan “salam sejahtera dapatkah tuan melihat dan mengetahui akan wujud roh kita ? apa warna bentuk dan rupanya ?” Pertanyaan ini sebetulnya cukup rancu, karena roh adalah sesuatu yang bersifat spiritual dan bukan material. Dengan bertanya apakah wujudnya, maka kita mencoba mematerialkan sesuatu yang spiritual, yaitu dalam konteks wujud, warna, bentuk dan rupa. Dengan demikian pertanyaan ini sebetulnya tidak berhubungan antara satu dengan yang lain. Pertanyaan ini sama seperti pertanyaan: berapa malaikat dapat berdiri di atas ujung sebuah jarum? 2. Anda mengatakan “bagai mana… Read more »

tentara tauhid
tentara tauhid
13 years ago

Allah dalam menunjukan kasih sayangnya tidak butuh jadi manusia tetapi ia cukup berkata :barang siapa yang menyembah musa maka ia ada di neraka, barang siapa yang menyembah yesus maka ia ada di neraka,walaupun ia berbuat baik kepada sesama manusia, barang siapa menyembah muhamad maka ia ada di neraka. barang siapa yang menyembah allah yang maha tunggal dan tidak menyekutukan kepada siapapun maka ia telah bertauhid, barangsiapa siapa yang telah bertauhid maka ia telah hidup kekal dalam kesalamatan. kasih sayang allah dalam hal tauhid lebih mudah,suci dan lebih besar dari seseorang yang mati di kayu salib atau tenggelam di dasar lautan.… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  tentara tauhid
13 years ago

Shalom Tentara Tauhid, Terima kasih atas tanggapannya. Dalam argumentasi yang anda berikan maka akan menjadi benar kalau anda dapat membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan. Namun, dalam beberapa artikel dan dialog, saya telah mencoba untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Untuk itu, silakan membaca beberapa artikel yang berkaitan dengan Kristologi di bawah ini: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus… Read more »

Kevin M.
Kevin M.
14 years ago

@ Sdr Stefanus Sdr Stefanus menulis: a) Penal Substitution membuat Kristus yang tidak berdosa sebagai terhukum menggantikan manusia, sehingga bertentangan dengan prinsip keadilan. Manusia dihukum oleh Tuhan adalah adil, karena manusia berdosa. Dengan konsep Penal Substitution, maka Kristus dihukum oleh Tuhan untuk menggantikan hukuman yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Dan dengan dihukumnya Kristus yang tidak berdosa oleh Tuhan, maka hal ini bertentangan dengan konsep keadilan Tuhan. Tuhan tidak mungkin mempertentangkan diri-Nya sendiri. Oleh karena itu, Tuhan tidak mungkin menghukum Kristus yang tidak berdosa. Karena Tuhan adalah maha kasih, maka Dia mengorbankan Putera-Nya, namun tidak berarti bahwa Tuhan dapat menjadi tidak… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Kevin M.
14 years ago

Shalom Kevin, Terima kasih atas tanggapannya terhadap artikel "penal subsitution". Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1) Mungkin tulisan St. Agustinus dari Hippo dapat membantu diskusi kita. Dia menuliskan: "God will, therefore, certainly recompense both evil for evil, because He is just; and good for evil, because He is good; and good for good, because He is good and just; only, evil for good He will never recompense; because He is not unjust. He, therefore, recompense evil for evil – punishment for unrighteousness; and He will recompense good for evil – grace for unrighteousness; and He will recompense… Read more »

Kevin M.
Kevin M.
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Shalom Sdr Stefanus Tay 1) Yesus yang dihukum oleh Allah. St Agustinus dan anda berpendapat bahwa Yesus tidak dihukum oleh Allah krn tidak adil membalas kebaikan dengan kejahatan terhadap Yesus. Ini adalah pernyataan yang sangat keliru, karena telah melupakan konteks Kasih yang secara hakiki bertentangan dengan keadilan. Keadilan berkata, “mata ganti mata, gigi ganti gigi”. Kasih berkata, “kasihilah musuhmu, berdoalah bagi orang yang menganiaya kamu”. Hukuman atas dosa adalah maut, dan karena Yesus telah rela menanggung hukuman tersebut maka Yesuslah yang mengalami maut. Seharusnya manusialah yang mengalami maut, tapi karena Yesus sudah membayar / menanggung / memikul dosa /hukuman kita,… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Kevin M.
14 years ago

Shalom Kevin, Terima kasih atas tanggapannya. Berikut ini adalah tanggapan yang dapat saya berikan: 1) Dalam tanggapan saya sebelumnya, saya mengutip St. Agustinus, yang mengatakan “God will, therefore, certainly recompense both evil for evil, because He is just; and good for evil, because He is good; and good for good, because He is good and just; only, evil for good He will never recompense; because He is not unjust. He, therefore, recompense evil for evil – punishment for unrighteousness; and He will recompense good for evil – grace for unrighteousness; and He will recompense good for good – grace for… Read more »

Maximillian
Maximillian
14 years ago

Yth. Bapak Stefanus, Ada pemikiran seperti ini, mohon agar dapat diluruskan… Bahwa para nabi (sebelum Yesus) berupaya memuliakan Allah dengan korban bakaran di mezbah Tuhan, korban tersebut bukan merupakan manusia tetapi binatang (baca: anak domba). Dosa manusia akibat kesombongan dan ketidaktaatan kepada Allah adalah hal yang tidak pernah terlepas dari kodratnya. Allah tau, dan demi cinta kasih-Nya yang sempurna, Allah merendahkan diri serendah-rendahnya, berinkarnasi menjadi manusia dalam rupa YESUS. Si SEMPURNA itu “meninggalkan” kepada kita, kalimat dan sikap yang sungguh pantas dijadikan pelajaran yang sangat berguna demi keselamatan kita sendiri. Dalam hal sikap, Dia merelakan diri-Nya menjadi “korban pengganti anak… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Maximillian
14 years ago

Shalom Maximillian, Terima kasih atas pertanyaannya tanggapannya tentang korban di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1) Kalau diperhatikan, upacara korban sebenarnya ada di agama manapun, baik dari natural religion maupun revealed religion (agama berdasar Wahyu Allah). Dalam natural religion – agama yang bukan berdasar wahyu Allah, mereka memberikan korban untuk menyatakan bahwa ada dosa / kesalahan yang telah mereka lakukan, yang tidak seharusnya dilakukan dan pada saat yang bersamaan menyadari ada sesuatu yang lebih tinggi dari mereka. Dalam revealed religion, seperti agama Kristen dan Yahudi, maka kita melihat bahwa persembahan yang… Read more »

Maximillian Reinhart
Maximillian Reinhart
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Stef, Cukup lama aku menantikan tanggapan kamu, tetapi aku sungguh menghargai tulisan kamu. Terima kasih. Selanjutnya mengenai point ini (korban sejati), banyak sekali umat Katolik (mungkin) termasuk aku di dalamnya beranggapan bahwa “korban sejati” itu adalah pemberian tulus dari si”sempurna”, karena cinta kasih-Nya terhadap manusia yang serupa dengan citra-Nya. Namun… Ada pula anggapan bahwa jika Allah sumber segala cinta kasih dan kelembutan itu; kok bisa “tega” membiarkan tentara Romawi mensesah dan menyiksa Yesus yang adalah Allah sendiri demi sebuah (maaf) Satisfaction ??? Justru setelah Allah “puas” akan korban itu, kemudian Allah membuka hubungan kembali dengan manusia? Mohon Stefanus Tay bisa… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Maximillian Reinhart
14 years ago

Shalom Maximillian Reinhart, Terima kasih atas pertanyaannya tentang korban sejati dari Kristus. Saya minta maaf, kalau agak lama dalam menjawab pertanyaan sebelumnya, berhubung begitu banyak pertanyaan yang masuk ke situs ini. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan untuk pertanyaan anda: Memang korban sejati atau korban yang sempurna adalah berdasarkan dari dignitas (kehormatan) korban – yaitu Kristus, dan juga intensi korban – yaitu kasih. Kalau demikian, maka bagaimana Allah Bapa seolah-olah membiarkan penyiksaan Yesus terjadi? Secara prinsip, jawabannya adalah untuk mendatangkan kebaikan yang lebih besar, yaitu keselamatan manusia. Dan cara yang harus ditempuh oleh Yesus dalam mendatangkan keselamatan ini… Read more »

Maximillian
Maximillian
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Stefanus Tay. Aku berterima kasih atas tanggapan mu, dengan sabar kamu menjelaskannya kepada aku, walau sesungguhnya semua sudah jelas menurut penjelasan kamu di tulisan sebelumnya. Karena memang yang aku butuhkan adalah penjelasan “down to earth” yang mudah dipahami banyak pihak. Stef…, kita harus percaya bahwa ada sebagian umat Katolik yang menganggap Via Dolorosa adalah jalan kesengsaraan yang dilakukan Yesus karena cinta-Nya terhadap manusia, itu tidak keliru. Tetapi justru jika ada anggapan setiap sesah baik dari derita lecutan, pukulan, hinaan dan tendangan yang digambarkan adalah sebagai cerminan sikap dosa yang kita lakukan? Atau dalam artian sederhana, dosa yang kita lakukan tercermin… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Maximillian
14 years ago

Shalom Maximilian, Terima kasih atas tanggapannya. Jalan salib yang dilakukan oleh Yesus memang dilandasi kasih-Nya kepada manusia, sehingga dengan rela Dia menerima segala penderitaan. Kita juga jangan melupakan bahwa penderitaan yang paling berat yang dialami oleh Yesus adalah pada saat Yesus berdoa di taman Getsemani, sehingga Dia sampai meneteskan keringat darah. Hal ini terjadi, karena Yesus memilih untuk merenungkan seluruh dosa umat manusia dari manusia pertama sampai manusia terakhir, termasuk adalah dosa-dosa yang kita lakukan. Dengan cara ini, maka penyelamatan dan kasih Kristus membawa dimensi personal, yaitu masing-masing pribadi dari manusia. Ini berarti dosa-dosa yang kita perbuat menambah derita Yesus,… Read more »

Maximillian
Maximillian
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Malam ini, di saat malam tuguran aku tulis surat untuk kamu pada khususnya dan pada para umat Katolik pada umumnya, aku ingin sekali menangis karena dosa dan kesalahanku betapa kemunafikkan aku terlihat nyata, betapa kesombonganku dan ketidaktaatan aku begitu kuat bercokol dalam hidupku. Aku mohon dalam mengikuti dialog yang nyaman ini, Stefanus Tay dan para modie di sini selalu berupaya mendoakan juga aku pada khususnya dan kami pada umumnya. Ketahuilah Stef, anda aku kenal dalam setiap tulisan, tanpa mengenal muka ke muka tetapi aku percaya, bahwa anda adalah orang benar dan doa orang benar didengar oleh Tuhan. Aku yang berada… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Maximillian
14 years ago

Shalom Maximilian, Terima kasih atas pesan dan doanya. Memang, melalui website ini, tim katolisitas mengenal begitu banyak orang yang belum pernah bertatap muka, namun mempunyai satu persamaan, yaitu masing-masing dari kita mengasihi Yesus dan Gereja-Nya. Kita adalah umat Allah yang berziarah di dunia ini, dan memang sudah sepatutnya untuk saling mendoakan, agar perjalanan kita untuk menuju tanah terjanji dapat sampai dengan selamat. Sama seperti umat Israel yang begitu sering menggerutu, melawan Tuhan, berdosa dalam perjalanan menuju ke Kanaan, maka kita sebagai umat Allah juga sering berdosa dalam perjalanan menuju tanah terjanji – Kerajaan Sorga. Langkah awal adalah kita harus menyadari… Read more »

Antonius Sinaga
Antonius Sinaga
14 years ago

Terima kasih atas jawabannya Pak… saya semakin mengerti sekarang…. ada satu hal lagi yang kiranya masih berhubungan dgn hukuman ini… saat Yesus akan menemui ajalnya, Yesus berdoa : “Eli, Eli, lama sabakhtani?”.. apakah ini berarti Allah benar2 meninggalkan Yesus ??? saya punya pikiran sbg berikut (mohon dikoreksi) Allah tidak pernah meninggalkan Yesus… krn Yesus pun Allah… Klo Allah meninggalkan Yesus, maka ada masa dimana Yesus hanyalah seorang manusia biasa yg penuh dosa (pandangan dari penal substitution)…. dan klo itu terjadi, maka ada masa juga dimana Trinitas itu tanpa Allah Putra, krn saat itu, Putra bukanlah Allah…tapi hanya manusia biasa… namun… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Antonius Sinaga
14 years ago

Shalom Antonius Sinaga,
Terima kasih atas pertanyaannya.
Pertanyaan tentang mengapa Yesus mengatakan “Eli, Eli, lama sabakhtani?”, silakan untuk membaca jawaban ini (silakan klik). Intinya doa itu merupakan doa berpengharapan.
Allah tidak akan pernah meninggalkan Yesus, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Penal substitution tidak mengatakan bahwa Yesus adalah manusia biasa yang penuh dosa, namun lebih kepada Yesus yang dihukum oleh Allah, karena Yesus yang menanggung dosa manusia.
Semoga link yang saya berikan dapat menjawab pertanyaan Antonius.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://www.katolisitas.org

skywalker
skywalker
14 years ago

[quote]Pengorbanan yang dilakukan dengan kasih oleh Kristus inilah yang membuat penderitaan Kristus dapat menyenangkan Tuhan secara berlimpah (Lih. St. Thomas Aquinas, ST, III, q.48, a.2). Dan pengorbanan ini bukan sebagai akibat Tuhan memberikan hukuman kepada Yesus, namun sebagai suatu cara bagi Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.[unquote}

kalimat yang ganjil sekali ditelinga saya “penderitaan Kristus dapat menyenangkan Tuhan ” – apakah Allah itu macam instansi yang haus darah yang gemar melihat orang menderita ?
Inikah “cara bagi Tuhan untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa”?

mestinya saya salah membaca – mohon koreksi
salam

Stefanus Tay
Admin
Reply to  skywalker
14 years ago

Shalom Skywalker, Memang kalimat “penderitaan Kristus dapat menyenangkan Tuhan ” terdengar ganjil. Ungkapan seperti ini sebenarnya tidaklah asing di dalam Perjanjian Lama, misalkan a) Imamat 4:31 "Tetapi segala lemak haruslah dipisahkannya, seperti juga lemak korban keselamatan dipisahkan, lalu haruslah dibakar oleh imam di atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu sehingga ia menerima pengampunan." b) Imamat 17:6 "Imam harus menyiramkan darahnya pada mezbah TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan dan membakar lemaknya menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN." c) Kel 29:18 " Kemudian haruslah kaubakar seluruh domba jantan itu di atas… Read more »

skywalker
skywalker
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

terima kasih edukasi nya ada tiga hal yang melompat dibenak saya setelah membaca komentar anda pertama [quote] hubungan Allah dan manusia dapat tersambung kembali [unquote] [quote] hubungan Tuhan dan manusia dapat terjembatani [unquote] tanya: apakah sebelum Kristus tidak ada sama sekali hubungan Allah dengan manusia ? bagaimana sebenarnya contoh hubungan yang putus ini ? sebaliknya : setelah Kristus hubungan yang tersambung itu contohnya apa ? apakah terkabulnya doa ? jika iya, apakah sebelum Kristus TIDAK ADA doa yang dikabulkan ? mohon edukasi kedua [quote] dosa memang menghasilkan suatu hukuman [unquote] jika ini diterapkan pada Adam dan Hawa – bukankah mereka… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  skywalker
14 years ago

Shalom Skywalker, Berikut ini adalah jawaban dari saya untuk menjawab pertanyaan Skywalker: 1) Sebelum kedatangan Kristus, maka hubungan manusia dengan Allah terputus dan tidak dapat dijembatani, baik dengan perbuatan baik atau usaha manusia yang lain. Hal ini dikarenakan manusia kehilangan rahmat Allah. Dan kodrat manusia (in the order of nature) berbeda tak terhingga dengan tatanan rahmat (in the order of grace). Yang dapat menjembatani ke dua tatanan tersebut adalah Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Hanya orang yang mempunyai dua tatanan tersebut (grace and nature) yang dapat menjembatani antara Allah dan manusia. Hubungan yang tersambung maksudnya bukan dalam hal… Read more »

skywalker
skywalker
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

terima kasih koreksi-an nya [quote] namun kemungkinan bahwa manusia dapat melihat Tuhan muka dengan muka atau mencapai “beatific vision” atau Sorga [quote] dalam perjanjian lama ada tokoh2 lain yg diangkat kesurga Kejadian 5:24 dan 2 Raja-raja 2:1-12 Kitab Suci menceritakan bagaimana tubuh Henokh dan Elia diangkat ke surga. – apakah mereka tidak sampai ke surga ? dalam arti sebenarnya mereka berhenti di bosom of Abraham – bagaimana dengan Abraham sendiri ? [quote] Semakin tinggi kesalahan, maka cara penyaliban juga lebih kejam, sebagai contoh dipaku di kayu salib, dan bukan hanya diikat tangannya [unquote] mohon acuan web site yang membahas tentang… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  skywalker
14 years ago

Shalom Skywalker, Terima kasih atas tanggapannya. 1) Semua tokoh-tokoh sebelum kedatangan Yesus, termasuk Abraham belum dapat naik ke Surga, namun masih berada di limbo of the just / bosom of Abraham. Hal ini dikarenakan hubungan manusia dan Allah hanya dapat dijembatani oleh Paska misteri, yaitu: sengsara, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus ke Surga. 2) Saya belum sempat mencari web yang memuat tentang penyaliban. Namun anda dapat membaca buku: Martin Hengel, Crucifixion (Fortress Press, Philadelphia, 1977), yang menceritakan tentang sejarah dari penyaliban. 3) Pada waktu Yesus berdoa di taman Getsemani, maka Yesus dapat melihat manusia pertama sampai manusia terakhir, semua dosa… Read more »

skywalker
skywalker
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

[quote] 2) Saya belum sempat mencari web yang memuat tentang penyaliban. Namun anda dapat membaca buku: Martin Hengel, Crucifixion (Fortress Press, Philadelphia, 1977), yang menceritakan tentang sejarah dari penyaliban.[unquote] saya temukan ini http://www.centuryone.org/crucifixion2.html [quote] Martin Hengel, however who wrote what is perhaps the definitive scholarly report of the subject of Crucifixion in antiquity, takes along with Hewitt (1932) an opposing view. He argues that nailing the victim by both hands and feet was the rule and tying the victim to the cross was the exception.[unquote] penekanan saya : “nailing the victim by both hands and feet was the rule and… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  skywalker
14 years ago

Shalom Skywalker, Terima kasih atas tanggapannya. Kita berdua setuju bahwa penyaliban adalah salah satu hukuman yang paling kejam. Verres Cicero mengatakan bahwa hukuman salib adalah "summum suppliccium". Oleh karena itu bangsa Romawi hampir tidak pernah menyalibkan warganya, kecuali untuk hal-hal yang serius (lih. Martin Hengel, Crucifixion, hal. 33, 39). Namun, memang Martin Hengel mengatakan bahwa pemakuan korban di kayu salib adalah merupakan hal yang umum dilakukan tidak tergantung dari besarnya kesalahan (lih. hal 31-32). Oleh karena itu, saya telah merevisi pernyataan saya di atas, sampai saya menemukan bukti lain, yang juga dapat dipercaya. Kemudian tentang beatific vision. Pada waktu seseorang… Read more »

antonius
antonius
14 years ago

dear pak/bu…
saya lagi baca diskusi disuatu forum tentang penyaliban Yesus… dari 2 Kor 5:21: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. dan ayat di yesaya yg mengatakan bhw dosa kitalah yg ditanggungNYA… apakah itu berarti maka Yesus menjadi orang berdosa ???
saya pernah dengar istilah Penal Substitution… apakah ini maksudnya ??
dan bagaimana pandangan GKR dalam hal ini…
salam damai
[Dari admin: pertanyaan ini telah terjawab dalam artikel di atas]

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
31
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x