Paus : Allah menjadi Daging adalah sebuah Skandal!

“Gereja bukanlah sebuah organisasi budaya,” tapi, “keluarga Yesus.” Ini adalah fokus dari homili Paus Fransiskus kepada umat beriman yang berkumpul pada Misa Sabtu pagi [01-06-2013] di kapel kediaman Paus, Domus Sanctae Marthae, di Vatikan. Paus mengatakan bahwa orang Kristen seharusnya tidak malu untuk hidup dengan skandal akan Salib, dan mendesak mereka tidak “terperangkap oleh roh dunia.”

Paus Fransiskus mengambil pertanyaan yang diberikan kepada Yesus oleh para ahli Taurat dan imam-imam kepala, “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal ini?” sebagai titik tolaknya. Sekali lagi, katanya, mereka sedang mencari [kesempatan] untuk mengatur perangkap bagi Tuhan, mencoba untuk menyudutkanNya, untuk memaksa Dia untuk berbuat kesalahan. Bapa Suci melanjutkan dengan bertanya mengapa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi ingin mempermalukan Yesus. “Masalah yang dimiliki orang-orang tersebut,” kata Bapa Suci bukanlah soal Yesus yang telah melakukan mukjizat-mukjizat. Melainkan, ia menjelaskan, “Mereka terkejut karena setan-setan berseru kepada Yesus, ‘Engkau adalah Putra Allah, Engkau adalah Yang Kudus” Ini adalah hal sesungguhnya tentang Yesus yang menjadi skandal. “Dia adalah Allah yang berinkarnasi.” Bagi kita, juga, “mereka memasang perangkap-perangkap dalam hidup,” meskipun, “[itulah karakteristik] dari Gereja, yang menjadi skandal, adalah misteri Penjelmaan Sabda, dan, ini tidak dapat ditoleransi, iblis tidak mau menderita karena hal ini”:

“Berapa kali kalian mendengar orang berkata: ‘Tapi kalian orang Kristen, jadilah sedikit lebih normal, seperti orang lain:  yang masuk akal!’ Ini adalah ucapan si ular yang menggoda, sudah pasti: “Tapi, -yang normal-normal saja, OK? Sedikit lebih normal, jangan terlalu ketat.” Tapi di balik ini adalah: ‘Tolong, jangan datang dengan dongeng [kalian], tentang Allah yang menjadi manusia!’ Inkarnasi Sang Sabda: inilah skandal di balik itu (red-godaan si ular)! Kita bisa melakukan semua pekerjaan sosial yang kita inginkan, dan mereka akan mengatakan, ‘Betapa baiknya, Gereja, betapa baiknya karya sosial yang Gereja lakukan.’ Tetapi jika kita berkata bahwa kita melakukan ini karena orang-orang [yang kita bantu] itu adalah daging Kristus, muncul skandal. Dan itu adalah kebenaran, itulah wahyu Yesus: kehadiran Yesus yang berinkarnasi.”

Dan “inilah poinnya,” kata Paus Fransiskus. “Selalu akan ada godaan untuk melakukan hal-hal baik tanpa skandal Inkarnasi Sang Sabda, tanpa skandal tentang Salib.” Sebaliknya, kita harus berada dalam “kebenaran dari skandal ini, dengan kenyataan ini yang menjadi skandal.” Itu adalah, “lebih baik dengan cara ini: konsistensi iman.” Paus lantas teringat bagaimana Rasul Yohanes mengatakan: “mereka yang menyangkal bahwa Sabda datang menjadi daging, adalah dari golongan antikristus, mereka adalah antikristus.” Sebaliknya, ia melanjutkan, “Hanya mereka yang mengatakan bahwa Sabda telah menjadi daging berasal dari Roh Kudus.” Paus Fransiskus kemudian berkata, “Kiranya baik bagi kita semua untuk berpikir demikian: Gereja bukanlah sebuah organisasi budaya yang [mencakup] karya agama dan karya sosial.”:

“Gereja adalah keluarga Yesus. Gereja mengakui bahwa Yesus adalah Putra Allah yang datang dalam daging: itulah skandalnya, itulah alasannya mengapa mereka menganiaya Yesus. Alhasil, Yesus yang tidak ingin memberikan jawaban mengenai hal ini, untuk pertanyaan, ‘Dengan kuasa manakah Engkau melakukan ini?’ Dia [justru] menjawab imam besar. ‘Tapi, pada akhir dari: apakah Engkau Putera Allah? – Ya!’ Dia dihukum mati untuk itu. Ini adalah inti dari penganiayaan itu. Jika kita menjadi Kristen yang “wajar”, Kristen “sosial”, orang Kristen yang hanya melakukan kedermawanan, apa yang akan menjadi konsekuensinya? Kita tidak akan pernah memiliki martir: itu yang akan menjadi konsekuensinya.”

Saat, bagaimanapun juga, kita orang Kristen mengatakan kebenaran, bahwa “Putra Allah telah datang, dan telah menjadi daging,” ketika kita “mewartakan skandal Salib, penganiayaan akan datang, Salib akan datang,” dan “kita akan baik-baik saja,” karena “itulah hidup kita”:

“Kita mohon kepada Tuhan [agar kita] tidak menjadi malu untuk hidup dengan skandal Salib ini. [Kita mohon kepadaNya] akan kebijaksanaan: kebijaksanaan untuk memohon agar tidak terjebak oleh roh dunia, yang akan selalu memberikan kita saran-saran yang sopan, usulan-usulan yang santun, rencana-rencana yang baik – yang akan tetapi di belakang itu justru ada peniadaan fakta bahwa Sabda telah datang dalam daging, bahwa Sabda berinkarnasi. Hal itulah, yang pada akhirnya, menjadi skandal bagi mereka yang menganiaya Yesus, hal itulah menghancurkan pekerjaan setan. Maka jadilah itu.”

Uskup Agung Havana,  Kardinal Jaime Ortega, mengkonselebrasi Misa, dengan sekelompok pelayan awam Bapa Suci, the Gentlemen of His Holiness, dalam kongregasi.

(AR)

 

Paus Fransiskus,

Domus Sanctae Marthae, 1 Juni 2013

Diterjemahkan dari : www.news.va

 

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
3 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
fxe
fxe
10 years ago

Pope Francis: “The divorced can take communion; it’s the divorced in a second union who can not. It has to be seen within the larger pastoral context of marriage. When the council of eight cardinals meets Oct. 1-3, one of the things they’ll consider is how to move forward with the pastoral care of marriage. My predecessor in Buenos Aires, Cardinal Quarracino always said, ‘for me half of all marriages are void, because they go ahead with them without knowing it is forever, because they do it for social convenience, and so on’. The theme of nullity must be studied.”… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  fxe
10 years ago

Shalom FXE, Yang harus kita pegang adalah perkataan “The divorced can take communion; it’s the divorced in a second union who can not.” Orang yang bercerai namun tidak menikah lagi dapat mengambil komuni. Yang tidak boleh adalah yang bercerai dan kemudian menikah kembali. Bercerai secara sipil tidaklah memutuskan tali perkawinan yang suci. Selama orang tersebut tidak mengikat dalam perkawinan kedua, maka masih ada kemungkinan perkawinan mereka dipersatukan kembali. Namun kalau orang yang telah bercerai kemudian mengikat kembali dalam perkawinan kedua, maka masalah menjadi sungguh kompleks. Dalam kondisi inilah maka orang tersebut tidak dapat menerima komuni. Jadi, secara doktrinal, Paus tidak… Read more »

budiaryotejo
budiaryotejo
10 years ago

Excellent

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
3
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x