Nyanyian Kehidupan

Seorang bapak datang kepadaku di Pastoran Gereja Santa Odilia Tangerang tanggal 27 April 2014 malam. Ia ditemani oleh istrinya tercinta. Bapak itu bernama Antonius Agung Sistan dan istrinya adalah Isabella Lauerentia Evielyn Mondong. Ia mohon didoakan agar pengobatan atas penyakit kankernya itu berjalan lancar. Satu kata “doa” itu mengandung sejuta makna. Makna rohani yang mendalam. Di dalam kepedihannya memancarkan ketabahan, harapan, dan iman kepada Tuhan. Ketabahan, harapan, dan imannya itu lahir dari kehidupan doanya yang kuat.

Ketabahan, harapan, dan imannya terungkap dalam doanya ketika aku menumpangkan tangan di atas kepalanya.

Tuhan, aku percaya bahwa Engkau pasti mengangkatku ketika aku menderita.

Terimakasih Tuhan, karena kekuatan-Mu itulah yang membuat aku tetap berdiri tegak sampai hari ini dalam menghadapi penyakitku ini.

Ketabahan, harapan, dan imannya itu tak terhempas dengan penyakit yang semakin menggerogoti tubuhnya. Ia senantiasa mengikuti acara-acara doa bagi orang-orang sakit.

Penyakit yang dideritanya telah membentuknya menjadi seorang pribadi yang semakin peka terhadap penderitaan sesamanya. Ia yakin bahwa Tuhan adalah sumber ketenangan bagi orang-orang yang menderita: “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku” (Mazmur 62:6). Ia pun membentuk sebuah komunitas para penderita sakit yang tak kunjung sembuh dengan mengkoordinir Misa bagi mereka.

Tuhan akhirnya menganugerahinya untuk meninggal dunia dalam keadaan berahmat. Sebelum menghadap Allah Bapa, ia datang ke tempat ziarah Bunda Maria. Ia mampu menyelesaikan jalan salib di tempat suci itu. Ia juga menerima Sakramen Perminyakan Suci sebagai bekal masuk ke dalam Kerajaan Allah. Pada tanggal 30 Oktober 2014 jam 15.00 aku berdoa dan menyanyikan lagu-lagu rohani lewat telepon yang didekatkan pada telinganya. Ia pulang ke Rumah Bapa pukul 20.45, dalam usia empat puluh dua tahun, dengan iringan doa dan pegangan tangan dari istrinya dan seorang imam, yaitu Rm Anton Gunawan, Ocarm. Ia meninggal pada bulan Rosario dan dua hari menjelang Hari Raya Semua Orang Kudus.

Mendengar berita kepergiannya, aku bergegas pergi ke kamar jenasah pada pukul 23.00, setelah mengajar PIKAT (Pendalaman Iman Katolik) di Paroki Santa Monika Serpong. Ketika mendoakan jenasahnya, aku terkenang dengan perbuatannya yang luhur dan perkataannya yang mengandung makna spiritual. Ia memberikan kepadaku monstrans (tempat pentahtaan Sakramen Maha Kudus) yang indah dengan pesan: “Romo semoga melalui adorasi dengan monstrans ini, banyak jiwa-jiwa menikmati kasih Tuhan”. Selain itu, ia menyampaikan sebuah pesan bagaimana seharusnya menghadapi kehidupan kekal. Pesannya itu ia sampaikan setelah memberikan kesaksian di Persekutuan Doa Pembaharuan Karismatik Katolik Santo Lukas pada tanggal 21 September 2014. Isi pesannya: “Hidup harus diakhiri dengan nyanyian”. Aku terkejut ternyata apa yang dikatakannya itu telah disampaikan oleh Santo Fransiskus Asisi sebelum ia meninggal dunia: “Aku tidak bisa berhenti bernyanyi karena sebentar lagi Aku sudah masuk ke dalam kebahagiaan Allahku”. Lagu “Here I am Lord” merupakan lagu favoritnya karena menggambarkan jalannya menuju kehidupan kekal.

Banyak orang menangisi kepergiannya. Kesedihan itu nampak dari air mata ratusan umat yang hadir dalam Misa Penutupan Peti. Misa Penutupan Peti itu bertepatan dengan Hari Peringatan Arwah Orang Beriman pada tanggal 02 November 2014. Deraian air mata itu tidak hanya mengungkapkan perkabungan, tetapi lebih-lebih merupakan keharuan atas jejak imannya dalam menanggung penyakitnya. Kesetiaan imannya mengingatkanku akan Firman Tuhan: “Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!…. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan” (Wahyu 2:10).

Pada akhir Misa itu, aku sebenarnya ingin membacakan puisi yang aku buat baginya. Akan tetapi, dadaku terlalu sesak menahan kesedihan sehingga aku memutuskan untuk tidak membacanya. Puisi itu berjudul “Secercah Kenangan”.

Secercah Kenangan

(Puisi bagi Antonius Agung Sistan Yang Telah Berpulang Ke Runah Bapa)

Aku tertegun membaca berita dalam SMS tentang kepergianmu.

Tak terasa air mata ini jatuh tak tertahankan.

Air mata itu adalah air mata kesedihan untuk melepaskanmu.

Untaian kata-kata ketegaran dalam menghadapi penyakitmu terputar kembali dalam otakku.

Senyuman yang senantiasa engkau hadirkan bagi siapa saja dan kapan saja sungguh terpatri di dalam hati.

Banyak hati terkagum dengan ketegaran dan semangat yang engkau torehkan.

Ketegaran, semangat, dan senyumanmu itu menjadi bait-bait “Nyanyian Kehidupan”.

Nyanyian kehidupan itu engkau kumandangkan untuk menyongsong kebahagiaan kekal.

Nyanyian kehidupan itu tak akan lenyap ditelan waktu,

karena telah menjadi kenangan indah dan mengharukan.

Selamat jalan, sobat, untuk mengenakan mahkota surgawi.

Terimakasih atas “Nyanyian Kehidupan” yang engkau wariskan bagi kami.

Pesan yang perlu kita renungkan dalam hati: Kematian pasti akan terjadi. Tak seorang pun sanggup menghindari. Kematian adalah jalan kehidupan yang indah bagi yang mempersiapkan diri.

Tuhan Memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â