Mengapa Gereja Katolik membaptis bayi?

Pertanyaan:

Shalom Pak Stef & bu Ingrid. Apakah dasar pembaptisan bayi di Gereja Katolik? Menurut teman-teman Protestan aliran Baptis, pembaptisan hanya untuk orang dewasa saja karena Alkitab jelas menyebutkan baptisan diterima untuk orang dewasa. Terima kasih sebelum dan sesudahnya atas penjelasan ini. Shalom: Isa Inigo.

Jawaban:

Shalom Isa Inigo,
Permandian bayi berkaitan erat dengan doktrin Dosa Asal. Gereja Katolik mengajarkan setiap manusia lahir ke dunia dalam keadaan berdosa oleh akibat dosa asal yang diturunkan oleh Adam manusia pertama, maka dengan demikian, Gereja juga memberikan jalan bagi pembaptisan bayi, yang dimaksudkan untuk membersihkan sang bayi tersebut dari dosa asal, dan mempercayakan pertumbuhan imannya ke tangan para orang tua dan orang tua baptis anak tersebut; karena Gereja mengenal pembaptisan sebagai jalan untuk membawa anak tersebut kepada Keselamatan.

Doktrin tentang Dosa Asal tersebut bersumber pada Kitab Suci dan Tradisi Suci:

  1. Manusia pertama telah berbuat dosa:
    • Dalam kitab Kejadian dinyatakan bahwa Adam dan Hawa telah berdosa dan oleh karena itu, maka Adam dan Hawa dan seluruh keturunannya harus menanggung dosa. (lih Kej 2).
    • Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.” (Keb 2:24).
    • Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” (2 Kor 11:3; lihat juga 1 Tim 2:14; Rm 5:12; Yoh 8:44).
    • Dosa manusia pertama adalah dosa kesombongan (lih. Rm 5:19; Tob 4:14; Sir 10:14-15).
  2. Akibat dari dosa asal adalah: (untuk lebih lengkapnya, silakan melihat jawaban ini – silakan klik).
    • Manusia kehilangan rahmat kekudusan dan terpisah dari Allah. (Lih Kej 3).
    • Manusia kehilangan “the gift of integrity“, sehingga manusia dapat menderita dan meninggal (lih. Kej 3:16).
    • Manusia terbelenggu oleh dosa dan kejahatan (lih. Kej 3:15-16; Yoh 12:31; 14:30; 2 Kor 4:4; Ib 2:14; 2 Pet 2:19).
  3. Dosa asal ini diturunkan kepada semua manusia:
    • Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku” (Mz 51:7).
    • Siapa dapat mendatangkan yang tahir dari yang najis? Seorangpun tidak!” (Ay 14:4).
    • Tetapi karena dengki setan maka maut masuk ke dunia, dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.“(Keb 2:24).
    • From the woman came the beginning of sin, and by her we all die.” (LXX/ Septuagint – Sir 25:33).
    • Dan kemudian rasul Paulus memberikan penegasan dengan memberikan perbandingan antara Adam, manusia pertama yang jatuh ke dalam dosa kesombongan, dan Kristus yang membebaskan manusia dari dosa dengan ketaatan kepada Allah (Rom 5:12-21, lihat juga Rom 5:12-19, 1 Kor 15:21, dan Ef 2:1-3).
  4. Konsep tentang dosa asal diajarkan oleh Bapa Gereja, seperti Santo Agustinus abad ke 4 (De Nupt. et concupt. II 12,25). St. Cyprian  (abad ke 3) juga memperkuat doktrin dosa asal dengan memberikan alasan bahwa dosa asal merupakan doktrin yang memang telah ada sejak awal mula, yang dibuktikan dengan Permandian bayi untuk penghapusan dosa (lih. St. Cyprian, Ep. 64, 5). Kemudian doktrin Dosa Asal ini diperkuat dari pernyataan Konsili Trente (D.790). Doktrin adanya Dosa Asal ini merupakan Tradisi Suci yang berasal dari Kitab Suci dan pengajaran lisan para rasul.

Pembaptisan Bayi dalam Kitab Suci dan Tradisi Suci

  1. Kisah Para Rasul 16:15, 33 menceritakan tentang bagaimana para rasul membaptis Lidia beserta seluruh isi rumahnya, juga kepala penjara sekeluarga. Demikian pula dalam Kisah Para Rasul 18:8 menceritakan tentang bagaimana Paulus membaptis Krispus dan seisi rumahnya, dan juga keluarga Stefanus (1 Kor 1:16). “Seisi rumahnya” ini adalah termasuk anak-anak, sehingga diketahui bahwa praktek pembaptisan bayi telah diterapkan sejak zaman para rasul.
  2. Rasul Paulus mengajarkan, karena kita lahir dengan dosa Adam, maka kita semua perlu dibaptis (Rom 5:18-19).
  3. Yesus sendiri mengajarkan agar anak-anak jangan dihalangi untuk datang kepada-Nya (lih. Mrk 10:14).
  4. Di dalam Perjanjian Lama, anak- anak digabungkan ke dalam Perjanjian dengan sunat, yang dilakukan pada hari ke delapan (Im 12:3) pada saat mereka sendiri belum dapat menentukan sendiri apakah mereka mau tergabung dalam Bangsa Pilihan Allah. Maka seperti para orangtua di Perjanjian Lama memutuskan anak tersebut disunat, demikian pula di Perjanjian Baru, orangtua memutuskan anak tersebut dibaptis, demi tergabungnya sang anak dalam Perjanjian Baru dan kekal yang menghantar kepada keselamatan.
  5. Pembaptisan bayi berdasarkan atas ajaran “quam primum”  yaitu keutamaan Pembaptisan, seperti yang diajarkan oleh Tertullianus, St. Siprianus, St. Sirilus dan St. Agustinus.
    1. Tertullianus (160-220), “Tanpa Baptisan, Keselamatan tidak dapat diperoleh”, berdasarkan pengajaran Yesus bahwa barangsiapa yang tidak dilahirkan kembali dalam air dan Roh, maka ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah (lih. Yoh 3:5).” Pengajaran ini melandasi praktek Pembaptisan bayi (On Baptism, Ch 12).
    2. St. Siprianus (250) mengajarkan bahwa “Pembaptisan yang mengakibatkan penghapusan dosa tidak boleh ditunda.” (Cyprian, Epistles 64 ).
    3. St. Sirilus dari Yerusalem (313–386), “Jika orang tidak menerima Pembaptisan, ia tidak dapat diselamatkan, kecuali dalam kondisinya sebagai Martir, yang tanpa baptisan air menerima Kerajaan Allah.” (Catecheses, 3:10)
    4. St. Agustinus (422) juga menyebutkan bahwa Pembaptisan yang merupakan ‘kematian kita terhadap dosa bersama Kristus dan kebangkitan kita ke dalam kehidupan baru bersama Kristus’, menjadi dasar bagi gerbang rahmat Pembaptisan kepada semua, baik bayi maupun orang dewasa, sebab semua manusia telah berdosa oleh akibat dosa asal (Lihat St. Augustine, Enchiridion, ch. 42,43,45).

Pembaptisan Bayi/ Anak-anak menurut Katekismus Gereja Katolik dan Kitab Hukum Kanonik:

  1. KGK 1250 Karena anak-anak dilahirkan dengan kodrat manusia yang jatuh dan dinodai dosa asal, maka mereka membutuhkan kelahiran kembali di dalam Pembaptisan , supaya dibebaskan dari kekuasaan kegelapan dan dimasukkan ke dalam kerajaan kebebasan anak-anak Allah ke mana semua manusia dipanggil. Dalam Pembaptisan anak-anak dapat dilihat dengan jelas sekali bahwa rahmat keselamatan itu diberikan tanpa jasa kita. Gereja dan orang-tua akan menghalangi anak-anaknya memperoleh rahmat tak ternilai menjadi anak Allah, kalau mereka tidak dengan segera membaptisnya sesudah kelahiran.
  2. KGK 1251: Orang-tua Kristen harus mengerti bahwa kebiasaan ini sesuai dengan tugasnya, memajukan kehidupan yang Tuhan percayakan kepada mereka.
  3. KGK 1252: Adalah satu tradisi Gereja yang sangat tua membaptis anak-anak kecil. Dari abad kedua kita sudah memiliki kesaksian jelas mengenai kebiasaan ini. Barangkali sudah pada awal kegiatan khotbah para Rasul, bila seluruh “rumah” menerima Pembaptisan anak-anak juga ikut dibaptis.
  4. Kan. 867 – § 1. Para orangtua wajib mengusahakan agar bayi-bayi dibaptis dalam minggu-minggu pertama; segera sesudah kelahiran anaknya, bahkan juga sebelum itu, hendaknya menghadap pastor paroki untuk memintakan sakramen bagi anaknya serta dipersiapkan dengan semestinya untuk itu.
    § 2. Bila bayi berada dalam bahaya maut, hendaknya dibaptis tanpa menunda-nunda.
  5. Kan. 868 – § 1. Agar bayi dibaptis secara licit, haruslah:
    1  orangtuanya, sekurang-kurangnya satu dari mereka atau yang secara legitim menggantikan orangtuanya, menyetujuinya;
    2  ada harapan cukup beralasan bahwa anak itu akan dididik dalam agama katolik; bila harapan itu tidak ada, baptis hendaknya ditunda menurut ketentuan hukum partikular, dengan memperingatkan orangtuanya mengenai alasan itu.
    § 2. Anak dari orangtua katolik, bahkan juga dari orangtua tidak katolik, dalam bahaya maut dibaptis secara licit, juga meskipun orangtuanya tidak menyetujuinya.
  6. Kan. 851 – Perayaan baptis haruslah disiapkan dengan semestinya; maka dari itu:
    2) orangtua dari kanak-kanak yang harus dibaptis, demikian pula mereka yang akan menerima tugas sebagai wali baptis, hendaknya diberitahu dengan baik tentang makna sakramen ini dan tentang kewajiban-kewajiban yang melekat padanya. Pastor paroki hendaknya mengusahakan, sendiri atau lewat orang-orang lain, agar para orangtua dipersiapkan dengan semestinya lewat nasihat-nasihat pastoral, dan bahkan dengan doa bersama, dengan mengumpulkan keluarga-keluarga dan, bila mungkin, juga dengan mengunjungi mereka.

Demikian penjelasan saya tentang Pembaptisan bayi. Pada dasarnya Pembaptisan bayi dilakukan di Gereja Katolik, karena Gereja melanjutkan keinginan Allah agar semakin banyak orang dapat diselamatkan (1 Tim 2:4), dan mempercayakan perkembangan iman anak tersebut kepada orang tua dan wali baptis. Dasar Alkitab saya rasa cukup jelas seperti yang disebut di atas, demikian pula dari Tradisi Suci yang terlihat dari pengajaran para Bapa Gereja sejak jaman Gereja awal. Semoga hal ini dapat menjadi masukan bagi Isa Inigo.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – https://www.katolisitas.org

4.3 7 votes
Article Rating
17 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Yohana
Yohana
10 years ago

Shalom Katolisitas,
Saya beragama kristen protestan dan suami saya katolik. Kami menikah secara katolik, walaupun hanya pemberkatan saja, tidak sakramen pernikahan. Saat ini anak kami berusia 2 tahun dan belum dibaptis. Yang ingin saya tanyakan, bisakah anak kami dibaptis secara katolik dan syarat apa saja yang diperlukan, mengingat saya seorang protestan.
Mohon pencerahannya, terima kasih.

Salam
Yohana

Marissa
Marissa
10 years ago

Shalom Katolisitas,
Saya mau tanya apakah ada batasan usia maksimal untuk anak-anak yang mau dibaptis ? Untuk orang tua yang menikah, dimana salah satunya berbeda Gereja, apakah bisa baptis anak ? Apakah anak tersebut harus mengikuti pelajaran tentang Katolik dulu ? Apakah Wali Baptis bisa dari Gereja lain dan apakah Wali Baptis bisa dari keluarga sendiri (opa, oma, tante, om) ?
Mohon pencerahannya, terima kasih.

Salam
Marissa

John
John
11 years ago

Shalom… Salam kasih dlam Kristus…

Saya tdak m’rancang utk m’baptis anak sya s’dari kecil. Pd rncangan sya, sya ingin dia dbaptis dlm k’adaannya yg rela & gembira m’nerima ajaran katolik. Dengan kata lain, sya akan m’gunjurkan utknya dbaptis stelah dwasa & matang b’fikir. Sudah tentu jg selama sela waktu itu sya akn sntiasa cuba menerap’n ajaran2 al-kitab & Yesus dlm dirinya. Ini supaya dia dbaptis kelak dlam k’adaan yg b’sedia mnerima Yesus, kenal akan iman katolik, & gembira m’nerima roh kudus krana jg knal akan-Nya…

Apa pndapat pihak katolisitas..?

Terima kasih

John
John
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Terima kasih atas pendapatnya, bu…

yusup sumarno
yusup sumarno
Reply to  John
11 years ago

Pak John, Sekadar sharing. Saya maunya anak ketiga kami dipermandikan beberapa hari setelah lahir. Namun karena permintaan istri agar anak itu dipermandikan di manado (kami di papua)agar bersamaan dengan permandian saudara saudara sepupu bayi itu, maka saya menuruti kemauan istri. jadi saya harus menunggu 1 tahun lagi sampai kesempatan ke menado tiba. Selama 1 tahun menunggu itu, betapa hati saya tidak tenang. Lebih lebih saat naik pesawat ke manado, hati saya tidak tenang karena kecelakaan pesawat bisa terjadi. maka saya hanya bisa berdoa agar penerbangan lancar karena bayi kami belum dipermandikan. Syukurlah semua lancar dan saya sudah lega karena akhirnya… Read more »

Anton Suwito
Anton Suwito
13 years ago

Salam sejahtera saudara-saudaraku yang seiman dalam Kristus, Saya ada satu pertanyaan yang masih mengganjal sampai saat ini, yaitu mengenai Pembaptisan bayi atau anak kecil. Dari pengalaman saya selama ini banyak keluarga Katolik yang membaptis anaknya entah dari bayi ataupun sejak anak itu masih berusia dini. Memang setiap keluarga Katolik diwajibkan mendidik anaknya menurut ajaran Katolik. Tapi menurut saya, saya rasa hal itu tidak terlalu bagus. Alasannya adalah: 1. Seorang anak dibaptis tanpa mengenal Tuhan, Yesus maupun Gereja Katolik. Jadi kebanyakan yang saya lihat memang seorang anak yang dibaptis dini kurang mempunyai iman Katolik (mungkin karena kurang follow up dari orang… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Anton Suwito
13 years ago

Shalom Anton Suwito, Terima kasih atas pertanyaannya tentang pembaptisan bayi. Kalau anda membaca artikel di atas – silakan klik, maka anda dapat melihat bahwa baptisan bayi memang mempunyai dasar di Alkitab dan telah dilakukan dari awal masa kekristenan. Berikut ini tanggapan yang dapat saya berikan untuk pertanyaan anda: 1. Orang tua dan bapak/ibu permandian mempunyai tanggung jawab untuk mendidik anak tersebut dalam iman Katolik yang benar. Dengan pendidikan iman Katolik yang baik di keluarga dan dengan dukungan kegiatan-kegiatan yang membangun iman dari Gereja, maka iman anak itu dapat bertumbuh, sehingga mempunyai iman Katolik yang mantap dan tidak mudah terombang-ambing oleh… Read more »

Anton Suwito
Anton Suwito
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Terima kasih kepada saudara Stefanus Tay. Semoga jawaban itu menjadi pencerahan bagi kita semua. Tuhan memberkati.

RBV
RBV
13 years ago

Ada seorang protestan yang mengatakan kepada saya bahwa jika seseorang dibaptis, ia harus tahu/sudah dapat membedakan apa yang benar dan yang salah. Dan ktnya, bayi belum dapat membedakan yang benar dan yang salah sehingga tidak pas jikalau harus dibaptis pada saat kondisi yang demikian.
Bagaimana menanggapi argumen ini? terima kasih, GBU

Stefanus Tay
Admin
Reply to  RBV
13 years ago

Shalom RBV, Terima kasih atas pertanyaannya tentang baptisan bayi. Menjawab pertanyaan teman anda bahwa bayi yang dibaptis tidak alkitabiah karena bayi tersebut tidak dapat membedakan yang benar dan yang salah, maka anda dapat bertanya kepada teman anda: 1. Bagaimana menjelaskan baptisan yang dilakukan oleh Lidia dan seluruh keluarganya dan kepada penjara dan keluarganya (lih Kis 16:15,33), Rasul Paulus yang membaptis Krispus dan seisi rumahnya (lih Kis 18:8) dan juga keluarga Stefanus (lih 1Kor 1:16)? Apakah seisi rumahnya juga termasuk anak-anak yang belum dapat menggunakan akal budi mereka? 2. Di ayat manakah dalam Alkitab yang mengatakan bahwa persyaratan orang dibaptis adalah… Read more »

catherine tan
catherine tan
13 years ago

Saya sedang mengandalikan krusus baptisan bayi di paroki saya.Apa yang saya perlukan adalah, panduan bagaimana cara atau pun bahan2 yang perlu saya lakukan untuk mempersiapkan ibu/bapa/penanggung didalam pembaptisan bayi mereka. Mohon dapat jawaban dari pada pihak saudara yang berkenaan. Terima kasih.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  catherine tan
13 years ago

Shalom Catherine Tan, Terima kasih atas pertanyannya tentang persiapan baptisan bayi. Secara prinsip orang tua atau orang tua permandian harus bertanggungjawab terhadap perkembangan iman dari anak-anak tersebut, sehingga akhirnya mereka dapat mencapai Kerajaan Sorga. Jadi, dengan demikian, prinsip dari Mk 10:13-16 tentang Yesus memberkati anak-anak dapat menjadi topik yang menarik. Dan peringatkan mereka juga tentang hukuman bagi orang-orang yang menyesatkan anak-anak di Mk 9:42, yang mengatakan “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.” Dengan demikian, para orang tua dan orang tua… Read more »

kris
kris
13 years ago

Dear Inggrid,

ada yg ingin saya tanyakan.
1. Apa yang dimaksud dengan licit
2. Bolehkah seseorang menjadi wali baptis bila dia belum menikah? apa saja persyaratan seseorang diperkenankan menjadi wali baptis. Dan adakah alasan yang melatar belakangi setiap persyaratan.?

Terimakasih. Saya selalu mendoakan web site ini dan para pengasuhnya supaya tetap dalam lindungan berkat Tuhan, karena banyak yang mendapatkan manfaat positif dari web site ini.

Salam
Kris

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
17
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x