Mengapa ada imam di Gereja Katolik?

Pertanyaan:

Shalom katolisitas.org,

Kebetulan saya lihat di wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Pastor. Tentang doktrin protestan yang mengatakan bahwa sebutan untuk merujuk kepada pendeta yang ditahbiskan bertentangan dengan doktrin Protestan tentang imamat am orang percaya, makanya mereka tidak ingin memakai nama imam. Nah saya ingin tahu apakah memang itu benar-benar bertentangan dengan imamat am orang percaya??
Saya masih bingung apa sih arti imam itu, jadi mereka mengatakan itu bertentangan dengan imamat am orang percaya?

Terima Kasih, Leonard

Jawaban:

Shalom Leonard,

Sebenarnya saya rasa, pertanyaan anda telah terjawab di artikel di situs ini: Kami mengasihimu, Pastor!, silakan klik. Kata ‘imam’ atau ‘priest‘ berasal dari kata presbyteros, presbyter, yang artinya adalah pelayan penyembahan ilahi, sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan (lih. Ibr 5:1), terutama dalam menyampaikan persembahan kepada Tuhan dan kurban penebusan dosa.

Prinsipnya, memang dengan Sakramen Baptis, kita semua menjadi imam, nabi, dan raja (lihat artikel: Sudahkah kita diselamatkan?). Nah imamat yang kita terima melalui Sakramen Baptis ini adalah “imamat bersama”, seperti yang diajarkan oleh rasul Petrus (lih. 1 Pet 2:9). Namun, walaupun imamat bersama berlaku untuk semua yang sudah dibaptis, namun Tuhan menunjuk orang-orang pilihan-Nya untuk menjadi imam tertahbis untuk melaksanakan peran/ tugas “imamat jabatan”.[1]

Peran imamat jabatan ini tidak “menyaingi” atau mengaburkan peran Kristus sebagai Imam Tertinggi, malahan sebaliknya, mendukung dan melayani peran Kristus tersebut. Kita mengetahui bahwa peran imamat jabatan ini telah ada sejak jaman Perjanjian Lama, yaitu yang dilakukan oleh suku Lewi, walaupun secara keseluruhan, bangsa Israel  -sebagai bangsa pilihan Allah- mempunyai peran imamat bersama, yaitu bahwa melalui bangsa Israel, seluruh bangsa memperoleh berkat Allah (lih. Kej 28:14). Suku Lewi inilah yang dipilih Allah untuk menjadi penghubung antara Allah dan seluruh bangsa Israel dan sebaliknya.

Demikian pula dalam Perjanjian Baru, Yesus sebagai Imam Agung menunjuk para rasul-Nya dan  para penerus mereka untuk melaksanakan peran imamat jabatan ini, yaitu untuk memberkati Gereja-Nya. Maka para imam yang tertahbis ini bukannya untuk mengaburkan peran Kristus, namun untuk melanjutkan peran Kristus. Sebab melalui para imam tertahbis ini, maka segala karya Kristus dapat dihadirkan kembali, oleh kuasa Roh Kudus. Selanjutnya, peran imamat bersama tetap ada pada setiap umat beriman, yang memang harus dijalankan terutama dengan partisipasi umat dalam perayaan Ekaristi, saat kita mengangkat pujian, syukur, pertobatan, penyembahan dan permohonan kita kepada Allah. Dengan melaksanakan peran imamat bersama ini, maka kita sebagai anggota Gereja, bertumbuh dalam kekudusan,  menguduskan dan “menggarami” dunia.

Jadi dasar pengajaran tentang peran imamat bersama dan imamat jabatan ini adalah prinsip “mediation“/ pengantaraan Kristus (yang adalah Pengantara satu-satunya, 1 Tim 2:5) yang melibatkan bagian- bagian Tubuh-Nya yang lain. Dengan analogi Kristus sebagai Sang Kepala, kita ketahui bahwa dalam mengorganisasikan anggota-anggota tubuh yang terkecil maka pesan dari kepala juga melibatkan perantaraan bagian-bagian tubuh yang lain. Perantaraan bagian- bagian tubuh ini tidak berdiri sendiri, mereka tergantung pada kepala-nya. Maka tanpa keberadaan kepala, mereka tidak dapat menjalankan tugas sebagai perantara, namun sudah menjadi keinginan sang kepala untuk melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu untuk menghubungkannya dengan anggotanya yang terkecil. Walaupun analogi sifatnya hanya membantu, dan tidak sepenuhnya dapat mewakili apa yang dimaksudkan, namun dengan memperhatikan analogi tubuh manusia, kita dapat memahami cara kerja Allah dalam mendistribusikan rahmat-Nya. Hal ini kita lihat juga dari sejarah rencana keselamatan, di mana Allah memulainya dengan Adam dan Hawa, lalu keluarga nabi Nuh, lalu para Patriarkh, diikuti oleh pemilihan 12 suku bangsa Israel, yang kemudian menjadi bangsa Israel di bawah pimpinan Nabi Musa. Allah memilih bangsa Israel sebagai bangsa pilihan untuk memberkati bangsa-bangsa lain; sebab Kristuspun lahir sebagai manusia sebagai bagian dari bangsa Israel, yang kemudian mengutus para rasul-Nya kepada seluruh bangsa (Mat 28:19-20). Kristus sebagai Adam yang baru memulai karya-Nya dengan memilih 12 rasul, yang kemudian diberkati-Nya untuk menjadi para pemimpin Gereja, yang diteruskan oleh para uskup dan para imam untuk menjangkau seluruh dunia. Melalui Gereja-Nya inilah segala bangsa dipanggil untuk menanggapi rencana keselamatan Allah. Di sini kita melihat adanya kaitan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru; dan bahwa Perjanjian Baru merupakan penggenapan Perjanjian Lama, dan peran perantaraan/ imamat merupakan sesuatu yang jelas terlihat di dalam keduanya.

Di sepanjang sejarah keselamatan, kita ketahui bahwa Allah melaksanakan karya-Nya dengan prinsip mediasi/ perantaraan. Untuk melahirkan Yesus, Allah melibatkan Bunda Maria. Untuk memberkati umat-Nya, Ia memilih para rasul. Untuk memberkati dunia, ia melibatkan Gereja. Apakah Kristus dapat melaksanakan segalanya sendirian, tanpa melibatkan perantaraan manusia yang lain? Tentu saja dapat, tetapi kenyataannya, Ia memilih untuk melibatkan orang-orang tertentu untuk mengambil bagian dalam Pengantaraan-Nya yang satu-satunya itu kepada Allah Bapa. Maka peran Pengantaraan Kristus itu sifatnya inklusif yaitu melibatkan anggota-anggota Tubuh-Nya yang lain, daripada eksklusif- dilakukan oleh-Nya sendirian saja. Walaupun tentu, keterlibatan anggota-Nya yang lain tidak sama dan tidak dapat disejajarkan dengan Pengantaraan Kristus. Keterlibatan anggota Tubuh Kristus ini bukannya mengurangi kemuliaan Kristus sebagai Pengantara satu-satunya kepada Allah Bapa, melainkan malah semakin menujukkan kemuliaan Allah itu. Yaitu, bagaimana Allah dapat terus berkarya untuk memberikan rahmat ilahi- Nya dengan menggunakan manusia yang pada dasarnya kecil dan lemah- sebagai salurannya.

Dengan memahami bahwa Kristus melibatkan para murid-Nya yang diteruskan juga oleh para penerus mereka sampai akhir jaman, maka kita akan dapat semakin menghargai adanya peran imamat jabatan. Melalui para imam, Kristus hadir di dalam Ekaristi. Melalui para imam, kita dapat menerima rahmat pengampunan dosa dari Kristus. Melalui para imam, kita dapat terus melihat dan mengalami bahwa rahmat Allah selalu tersedia di dalam Gereja Katolik. Para imam adalah pelayan Kristus, dan rahmat Allah yang tersalur bagi kita melalui mereka bukan berasal dari mereka sendiri, namun berasal dari Kristus yang telah memilih mereka.

Mari kita mensyukuri adanya para imam, dan mendoakan mereka agar dapat melaksanakan tugas panggilan yang luhur ini dengan mata tertuju pada Kristus, Sang Imam Agung, yang telah memilih mereka untuk melanjutkan dan menghadirkan karya-karya-Nya di dunia ini. Semoga pada tahun para imam ini (Juni 2009- Juni 2010), semakin banyak kaum muda yang bersedia menanggapi panggilan Kristus untuk menjadi imam. Dan semoga Tuhan selalu menguduskan para imam-Nya, sehingga kita semua dapat melihat Kristus di dalam setiap pelayanan mereka.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
13 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Lydia
Lydia
10 years ago

Sekarang di gereja nonkatolik, misalnya gereja bethel, sudah ada yg menggunakan istilah “pastor”. Bahkan adik saya skrg menyatakan dirinya adalah seorang pastor, dan dia mendapat gelar Pastor Yo. Ada jubah2nya juga loh, mirip2 jubah pastor, bahkan warna2nya pun mirip. Apakah pastor2 mereka ini juga termasuk kaum tertahbis dan diakui sebagai ‘Pastor’ selayaknya Pastor di dalam Gereja Katholik? Sungguh membingungkan. Terimakasih. Tuhan Yesus memberkati katolisitas.org Nb: adik saya adalah katolik, menerima baptis di dalam Gereja Katolik, tapi kemudian stlh dewasa ikut kebaktian di gereja bethel dan diberikan gelar ‘pastor’. [Dari Katolisitas: Bagi Gereja Katolik, istilah Pastor adalah untuk para imam tertahbis… Read more »

angelica mariantine
angelica mariantine
10 years ago

Dear Katolisitas
Saya tine, ad yg mau ditanyakan mengenai imam. Di awal sdh dijelaskan
Kalau imam adalah penerus kegembalaan yg diwariskan Yesus dimana Yesus memberikan tahbisan bg yg terpanggil dlm hidup selibat ini.
Yang mau saya tanyakan ttg pandangan teman saya yg menjelaskan apa bedany kl gt umat dgn imam, knp umat tdk bs menerimakan jg hosti bg sesamanya, kn Imam Agung adalahYesus , jd knp umat awam menerima dan memberi hosti dan anggur jg bg sesamanya. Bgmn dgn kondisi darurat dimana dlm tekanan tjd yg menyebabkan imam tidakbs memberikan hosti
Thxs before

Boyke
Boyke
11 years ago

Shalom, pak Stef/ibu Inggrid,

Mohon penjelasan dari ayat pada Ibrani 9: 26 …..”Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya”.

Apa yang dimaksudkan dengan “zaman akhir” pada ayat tersebut ? Apakah maksudnya “zaman akhir = akhir hidup Yesus diatas kayu salib, atau, maksudnya “zaman akhir = akhir zaman, pada saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya ! Mohon penjelasan.

Terimakasih.

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Boyke
11 years ago

Shalom Boyke, Ibr 9:26 menuliskan “Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.” Kalau kita melihat keseluruhan dari Ibr 9, maka pada ayat 1-10, maka kita melihat perbandingan antara ritual atau persembahan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dan dilanjutkan di ayat 11-28, bagaimana kurban di dalam Perjanjian Baru adalah jauh lebih sempurna dibandingkan dengan kurban di dalam Perjanjian Lama. Kesempurnaan ini disebabkan karena Kristus – yang adalah Putera Allah – menjadi kurban. Kalau di dalam Perjanjian Lama, para… Read more »

Fr.christ
Fr.christ
12 years ago

mengapa krisis panggilan menjadi imam, marak terjadi saat ini??

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  Fr.christ
12 years ago

Salam Fr Christ, Krisis sendiri dalam bahasa aslinya [krinein – Yun] berarti “mempertimbangkan”. Maka, kita lihat dalam arti itu, kita harus mengalami krisis supaya berkembang, mempertimbangkan peluang-peluang yang ada. Krisis panggilan imamat selama ini diartikan sebagai jumlah yang merosot, umpamanya jumlah orang muda yang masuk seminari untuk menjadi calon imam berkurang dari tahun ke tahun atau jumlah imam yang mengundurkan diri bertambah dari tahun ke tahun. Untuk membuktikannya diperlukan data objektif, bukan hanya rasa perasaan dan bayangan subjektif. Secara objektif, silahkan klik di sini http://www.seminarikwi.org/index.php Di situ ada data yang bisa Anda cari, apakah jumlah calon imam menurun atau naik.… Read more »

IY Supriyanto
IY Supriyanto
14 years ago

Shalom Katolisitas Kebetulan saya tinggal jauh dari gereja di paroki Induk , tetapi dekat dengan gereja Paroki lain , sehingga agak susah memperkirakan warga lingkungan kami ke gereja atau tidak.Critanya ada warga yang kebetulan menderita kangker getah bening dan setelah dirawat dan di biopsi lagi ternyata telah menyebar ke hati dengan setadium 4.Pada saat doa bersama dirumahnya,sangat kebetulan juga istrinya juga sedang sakit.Keluarga ini sekarang hanya tinggal berdua saja. Kebetulan di lingkungan kami ada warga yang menjadi prodiakon yang tugasnya antara lain membagikan komuni pada orang yang sakit dan lanjut usia. Saya usulkan kepada beliau untuk mengirim komuni setiap minggu… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  IY Supriyanto
14 years ago

Shalom IY Supriyanto, Terima kasih atas sharingnya. Kalau kita ingin merangkul kembali anggota lingkungan yang tidak aktif, maka kita harus berada di sampingnya pada waktu anggota tersebut sedang mengalami sakit penyakit maupun musibah. Untuk kasus anggota lingkungan anda yang terkena penyakit, berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan: 1) Apa yang dikatakan oleh prodiakon tersebut ada benarnya, karena orang yang dengan sadar tidak ke gereja pada hari Minggu (perayaan hari Tuhan) adalah berdosa berat. Oleh karena itu, orang yang bersangkutan tidak dapat menerima komuni, sampai dia mengaku dosa terlebih dahulu. Namun, hal ini harus ditangani dengan tindakan pastoral yang… Read more »

Leonard
Leonard
14 years ago

Shalom katolisitas.org,

Saya juga mau bertanya tentang suster. Kalau pastor ditahbiskan lalu suster apakah dia menerima juga?
terima kasih walaupun singkat, semoga diterima.

Leonard
Leonard
14 years ago

Shalom katolisitas.org,

Kebetulan saya lihat di wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Pastor. Tentang doktrin protestan yang mengatakan bahwa sebutan untuk merujuk kepada pendeta yang ditahbiskan bertentangan dengan doktrin Protestan tentang imamat am orang percaya, makanya mereka tidak ingin memakai nama imam. Nah saya ingin tahu apakah memang itu benar-benar bertentangan dengan imamat am orang percaya??
Saya masih bingung apa sih arti imam itu, jadi mereka mengatakan itu bertentangan dengan imamat am orang percaya?
Terima Kasih, Leonard

[Dari Admin Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]

Wibisono Hartono
Reply to  Leonard
14 years ago

Kata “imam” dalam bahasa Yunani adalah (h)iereus dan dalam bahasa Ibrani adalah “kohen”, sedang kata Inggris “priest” berasal dari kata Yunani “presbuteros”. Secara teknis “imam” adalah perantara antara manusia dengan Allah dalam penyampaian kurban. Jadi gelar imam selalu berkaitan dengan kurban persembahan. Pendeta pendeta dari gereja Protestan tidak bisa (dan tidak mau) disebut sebagai imam (Yunani (h)iereus) karena menurut mereka gelar itu (dalam Perjanjian Baru) hanya dipakai untuk Kristus (Ibrani 5:1,5) dan semua pengikut Kristus (1 Petrus 2:5,9 dan Wahyu 1:6). Sejak Reformasi mereka menolak adanya imam yang ditahbiskan, yang ada dalam Gereja Katolik (dan juga Gereja Ortodoks Timur, Ortodoks… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
13
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x