Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa (Bagian 4-Selesai) ?

Pendahuluan

Jika kita bekerja di suatu perusahaan, mungkin perusahaan tersebut memberikan asuransi kesehatan, dan mungkin juga termasuk asuransi kesehatan gigi. Bayangkan kalau kita menerima asuransi kesehatan gigi, yang memungkinkan agar kita ke dokter gigi tanpa membayar, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan secara teratur datang ke dokter gigi meminta agar dokter tersebut memeriksa dan membersihkan gigi kita? Ataukah kita akan datang ke dokter gigi hanya kalau kita merasa kesakitan yang luar biasa pada gigi kita?

Keadaan ini adalah sama seperti prinsip dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Dosa adalah suatu penyakit rohani. Dan Yesus yang diwakili oleh pastor di dalam Sakramen Tobat adalah dokter dari segala dokter. Kita tahu, bahwa setiap hari kita melakukan dosa ringan, bahkan terkadang melakukan dosa berat. Kita juga tahu, bahwa dosa berat dapat membuat kita kehilangan keselamatan kita dan juga kalau dosa ringan terus dibiarkan, akan berkembang menjadi dosa berat. Nah, pertanyaannya, apakah kita juga mau datang kepada pastor untuk mengaku dosa pada waktu dosa yang kita buat masih belum terlalu berat, ataukah kita menunggu sampai dosa menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan? Mari kita bersama-sama melihat dan mengerti bahwa Sakramen Tobat ini diinstitusikan oleh Yesus untuk keselamatan kita, sehingga kita dapat mencapai kehidupan kekal.

General confession adalah suatu awal yang baik

Bayangkan kalau kita beberapa tahun tidak pernah ke dokter gigi. Mungkin kita tidak merasakan sakit pada gigi kita, namun benih-benih penyakit pasti ada disana. Karena hal tersebut, kita perlu datang ke dokter gigi dan minta “general cleaning“. Begitu juga dalam kehidupan spiritual kita, kita perlu mengadakan general cleaning. General cleaning dapat diumpamakan seperti “general confession”.

General confession adalah suatu pengakuan dosa yang bukan hanya terbatas dalam periode tertentu, namun mengakukan seluruh dosa dalam hidup kita sejauh yang dapat kita ingat. Ini adalah suatu “general check-up“, yang memungkin seorang dokter untuk mengetahui seluruh sejarah kesehatan kita. Alangkah baiknya kalau kita dapat membuat general confession kepada bapa pengakuan dan sekaligus juga bapa pembimbing (spiritual director) kita.[1]

Karena biasanya general confession memerlukan waktu yang lama – biasanya sekitar setengah sampai satu jam -, mintalah waktu secara khusus dari pastor, dan katakan kepada pastor untuk dapat menerima general confession. Pastikan juga bahwa kita benar-benar melakukan pemeriksaan batin secara sungguh-sungguh.

Biasakan untuk melakukan general confession setial tahun. St. Ignatius dari Loyola mengatakan dalam bukunya spiritual exercise Meskipun seseorang yang mengakukan dosa setiap tahun tidak diharuskan untuk membuat general confession, namun dengan melakukannya, seseorang menimba banyak sekali manfaat yang diperoleh dari penyesalan yang sungguh-sungguh atas segala dosa dan kejahatan yang dilakukan oleh orang tersebut dalam seluruh kehidupannya.”

Berapa sering kita mengakukan dosa kita?

Memang dalam peraturan Gereja, kita minimal sekali dalam satu tahun harus mengakukan dosa kita.[2] Seperti kasus kebersihan gigi, kalau kita hanya ke dokter gigi setahun sekali, maka kemungkinan besar, gigi kita akan banyak yang rusak karena terbentuknya karang gigi. Demikian juga dengan pengakuan dosa, semakin jarang kita mengaku dosa, maka akan semakin tumpul kepekaan kita dalam menolak dosa. Dengan dasar inilah, kita seharusnya mengaku dosa secara teratur dan lebih sering, sebagai contoh, satu bulan sekali. Sebagai perbandingan, Paus Yohanes Paulus II dan Bunda Teresa mengaku dosa seminggu sekali. Kalau sosok seperti mereka mengaku dosa setiap minggu, kita seharusnya mengikuti teladan mereka, karena kemungkinan besar atau pasti, kita melakukan lebih banyak dosa daripada mereka.

Mari kita lihat beberapa petunjuk praktis dibawah ini, agar kita dapat membuat pengakuan dosa yang baik.

Kebenaran-kebenaran hakiki yang perlu kita pegang

1. Tuhan sangat mengasihi kita

  • Tuhan sangat mengasihi kita, dan menginginkan agar kita memperoleh kebahagiaan abadi.
  • Kita memperoleh kebahagiaan abadi hanya jika menggunakan kebebasan kita dengan hidup menurut kehendakNya.

2. Dosa memisahkan kita dari Tuhan

  • Segala penolakan untuk berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan adalah suatu DOSA, yang tingkatannya tergantung dari: a) perbuatan yang kita lakukan atau kita hilangkan, b) derajat kesadaran, maksud, dan kebebasan kita, c) segala situasi dan keterbatasan kita.
  • Sebagai penolakan terhadap kasih Tuhan, dosa adalah suatu bentuk ketidak- bersyukuran, kesombongan dan pemberontakan terhadapNya.
  • Ketika berdosa, kita berbalik dari Tuhan, memberikan perhatian dan cinta yang seharusnya diberikan kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri atau mahluk ciptaan lainnya.
  • Karena itu, kita telah merusak diri dan orang lain karena telah melawan keteraturan yang ditentukan oleh Sang Pencipta.
  • Akibat dari dosa berat adalah maut, sehingga kita: a) kehilangan rahmat Tuhan, b) kehilangan tempat di surga, c) memilih untuk masuk dalam penderitaan abadi di neraka, d) memilih untuk menolak kasih Tuhan yang abadi.[3]

3. Pertobatan adalah kunci untuk kembali kepada Tuhan

  • Dengan kasihNya, Allah selalu ingin mengampuni kita. Ia tak pernah berhenti untuk memanggil kita kembali kepadaNya dan pada perilaku yang benar.
  • Untuk menikmati pengampunan Tuhan, kita harus: a) Berhenti berbuat dosa, b) Menghindari situasi dosa, c) Kembali kepada Tuhan dengan hati bertobat.
  • Kita harus mencari pengampunan Tuhan melalui pelayanan yang diberikan Gereja, sesuai dengan pemikiran Yesus ketika Ia memberikan kepada Rasul-rasulNya kuasa untuk mengampuni dosa-dosa. (Yoh 20:22-23)
  • Penerimaan pengampunan Tuhan melaui Sakramen Pengakuan Dosa membawa pada kita kebangkitan spiritual: kita bangkit lagi untuk menerima hidup baru dalam kasih. Melalui sakramen ini kita didamaikan dengan Allah, Gereja, sesama dan dengan diri sendiri.

LANGKAH- LANGKAH YANG HARUS DIAMBIL SEBELUM MENGAKU DOSA

  1. Yang terpenting bukanlah untuk ‘pergi mengaku dosa’, tapi bagaimana mengaku dosa yang baik’:
    • Mendekati sakramen ini dengan pertobatan yang tulus atas dosa-dosa kita.
    • Mengaku dosa-dosa kita dengan kerendahan hati dan kejujuran.
    • Berkemauan keras untuk menghindari dosa tersebut di kemudian hari dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan,
  2. Untuk melakukan hal-hal ini, langkah yang penting adalah melalui pemeriksaan batin, yaitu:
    • Sadar akan tingkat beratnya dan jumlah/ frekuensi dosa kita, baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan, baik dalam perbuatan salah yang kita lakukan atau perbuatan baik yang harusnya kita lakukan tetapi tidak kita lakukan (sin of omission).
    • Sadar bahwa karena dosa kita, kita menyakiti hati Tuhan, menyebabkan sengsara dan wafat Kristus, dan menyebabkan hal yang buruk bagi diri dan sesama.
  3. Hal yang sangat membantu dalam pemeriksaan batin adalah:
    • Berdoa kepada Roh Kudus mohon penerangan dan ketulusan hati.
    • Membaca teks Kitab suci untuk membantu kita merenungkan akibat dosa, besarnya kasih Tuhan dan kesediaanNya untuk mengampuni kita.
    • Memeriksa diri dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai tugas kita kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.

DOA SEBELUM PEMERIKSAAN BATIN

… Datanglah, O Roh Kudus, ke dalam jiwaku, Dan bantulah aku mengetahui dosa-dosaku, menyesali semua dosaku dan mengakukannya dengan kerendahan hati, agar aku dapat menikmati pengampunan Allah Bapa.

Dengan terangMu, terangi kegelapan pikiranku.
Dengan api RohMu, hangatkan dinginnya hatiku,

Dengan kasihMu, isilah aku dengan cinta dan kekuatan, sehingga aku dapat menyadari kesalahan yang kuperbuat dan kebaikan yang gagal kulakukan. Tolong aku agar sungguh bertobat, dan kuatkan niatku untuk menghindari dosa-dosa di kemudian hari, dan untuk hidup dalam cintaMu, damaiMu dan sukacitaMu. … Amin.

BEBERAPA TEKS KITAB SUCI UNTUK DIRENUNGKAN

Sebelum pemeriksaan batin, pilih dan baca salah satu dari teks berikut ini dan kemudian renungkan dalam doa teks yang baru saja dibaca.

  • Mat 5: 17-19
  • Mat 5: 20-48
  • Mat 7: 1-5
  • Mat 25: 31-46
  • Luk 15: 1-7
  • Luk 15: 11-32
  • Why 3:20

KERANGKA PEMERIKSAAN BATIN

Ada beberapa metode dalam pemeriksaan batin, yaitu berdasarkan 10 perintah Allah dan nilai-nilai Kristiani. Berdasarkan 10 perintah Allah, maka kita harus melihat berapa sering dan gagal kita melaksanakannya, Berdasarkan Nilai-nilai Dasar Kristiani, kasih kepada Tuhan dan sesama, kesabaran, kemurnian, kejujuran, dll, dan lihatlah apakah kita melakukan-nya atau tidak. Atau kita juga dapat mengadakan pemeriksaan batin berdasarkan delapan sabda bahagia (Mat 5:3-12).

Apapun caranya, yang terpenting adalah menempatkan diri kita dalam hadirat Allah dan tanyakanlah pada diri sendiri dengan kejujuran total, apakah kita telah menyenangkan hati Tuhan, jika tidak, mengapa?

Pertanyaan Awal:

  1. Kapan terakhir aku mengaku dosa? Apakah itu pengakuan dosa yang baik?
  2. Apakah aku berjanji sesuatu kepada Allah pada kesempatan itu? Apakah janji itu kutepati?
  3. Apakah aku melakukan dosa berat setelah pengakuan dosa yang terakhir?

PERTANYAAN-PERTANYAAN BERDASARKAN KESEPULUH PERINTAH ALLAH

1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.

  • Apakah aku ragu akan keberadaan Tuhan?
  • Apakah aku kurang bersyukur atas segala berkat-berkat yang Tuhan limpahkan?
  • Apakah aku sering menggerutu dalam menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupku?
  • Apakah aku menolak untuk menerima permasalahan yang datang dalam hidupku sebagai cara untuk mendatangkan keselamatan?
  • Apakah aku mengabaikan suara Kristus dalam jiwaku ketika Dia meminta kepadaku untuk berkorban sesuatu?
  • Apakah aku sering kuatir dalam kehidupan karena kekurangpercayaanku terhadap penyelenggaraan Allah?
  • Apakah aku melalaikan tugasku sebagai mahluk ciptaan kepada Penciptaku?
  • Apakah aku gagal untuk menjadi saksi Kristus, baik dengan perkataan maupun perbuatan?
  • Apakah aku meremehkan, bahkan mengejek ajaran Gereja Katolik?
  • Apakah saya melemahkan iman orang lain, dengan cara menghina agama, Gereja, para imam, dll?
  • Apakah aku malu untuk menunjukkan identitasku sebagai orang Katolik?
  • Apakah aku menjadi anggota dari suatu organisasi yang melawan ajaran Katolik?
  • Apakah aku tidak mengaku dosa paling sedikit satu tahun sekali?
  • Apakah aku lupa untuk melakukan penitensi dari pengakuan dosa yang sebelumnya?
  • Apakah aku lupa untuk berpuasa dan berpantang pada hari-hari yang telah ditentukan?
  • Apakah aku sungguh-sungguh dalam berdoa dan berusaha dengan sepenuh hati untuk melawan godaan?
  • Apakah aku tidak setia dalam doa harianku?
  • Apakah aku tidak membuat prioritas dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk hidup kudus?
  • Apakah Tuhan adalah yang paling penting dalam kehidupanku?
  • Apakah aku ragu-ragu tentang iman Katolik?
  • Apakah aku membaca buku atau menonton film yang bertentangan dengan iman Katolik?
  • Apakah aku percaya tahyul, atau pergi ke tukang ramal, percaya ramalan bintang, ramal telapak tangan, atau percaya ilmu gaib/ sihir?
  • Apakah aku selalu percaya kepada Tuhan, terutama dalam kemalangan dan pencobaan?
  • Apakah ada allah-allah lain di hidupku: uang, kesenangan, seks, keberhasilan, popularitas, kekuasaan, terobsesi dengan penampilan ….?

2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat

  • Apakah aku menggunakan nama Tuhan dengan tidak hormat?
  • Apa aku menggunakan nama Tuhan dalam kemarahan atau kutukan?
  • Apa aku berbohong di bawah sumpah?
  • Apakah aku menepati janjiku kepada Tuhan?
  • Apakah aku berkata yang tidak hormat tentang Yesus, Maria dan orang-orang Kudus?

3. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Tuhan

  • Apakah aku setia mengikuti misa kudus pada hari Minggu atau hari-hari tertentu yang ditetapkan dalam kalendar Gereja? Apakah aku datang tepat waktu?
  • Apakah aku mengikuti misa dengan penuh perhatian dan penuh iman?
  • Apakah aku berdoa secara teratur, setidaknya pagi dan sore/ malam hari?
  • Apakah aku membaca Kitab suci setiap hari?
  • Seberapa minatku untuk mengetahui imanku dan membantu orang lain, termasuk teman-teman dan saudara-saudari/ kerabat?

4. Hormatilah ayahmu dan ibumu.

Untuk anak-anak:

  • Apakah aku gagal untuk mengasihi orang tua dan saudara-saudariku?
  • Apakah aku tidak menghormati dan tidak taat kepada mereka?
  • Apakah aku membantu mereka di saat aku bisa?
  • Apakah aku mengecewakan hati mereka? Bagaimana?
  • Apakah aku menghormati guru, pastor paroki dan orang-orang lain ada di atas otoritas-ku?
  • Apakah aku mentaati peraturan sekolah-ku?

Untuk orang tua:

  • Apakah aku membesarkan anak-anak dengan sepenuh hati dan dengan cinta yang tulus?
  • Apakah aku terlalu keras atau terlalu lembek terhadap mereka?
  • Apakah aku memberi contoh yang buruk kepada mereka dengan caraku berbicara atau bertindak?
  • Apakah aku memberi contoh yang baik untuk melaksanakan kewajiban religius dan kewajibanku sebagai warga negara?
  • Apakah aku mengusahakan agar anak-anakku mendapat pengajaran religius yang pantas dan aktif terlibat dalam kegiatan komunitas kristiani dan organisasi?
  • Apakah aku memotivasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan Gereja dan kemasyarakatan?

5. Jangan membunuh

  • Apakah aku melukai seseorang dengan perkataanku atau perbuatanku?
  • Apakah aku menolak untuk membantu sesama yang membutuhkan ketika aku diberi kesempatan dan sesungguhnya dapat menolongnya?
  • Apakah aku menyebarkan rumor/ gosip tentang seseorang?
  • Apakah aku memberi contoh buruk? Apakah aku berusaha sebaik mungkin untuk memperbaikinya?
  • Apakah aku mengumpat/ mengomel?
  • Apakah aku meminta maaf segera dan dengan tulus ketika aku menyakiti seseorang?
  • Apakah aku memimpin/ menyebabkan orang lain berdosa dengan perkataan dan perbuatanku?
  • Apakah aku tidak menghormati pendapat ataupun kepercayaan orang lain?
  • Apakah aku mencabut hidup orang lain?
  • Apakah aku menyebabkan kecelakaan fisik, moral atau problem keuangan orang lain? Apakah aku telah memperbaikinya?
  • Apakah aku menjadi anggota organisasi kekerasan?
  • Apakah aku setuju atau mengizinkan, merekomendasikan, mencari atau terlibat dalam proses aborsi?
  • Apakah aku turut andil dalam polusi lingkungan atau penggunaan sumber alam secara egois?
  • Apakah aku memperhatikan kesehatanku: fisik dan mental?
  • Apakah aku menggunakan obat terlarang, merokok atau minum minuman keras berlebihan, dan melakukan apa saja yang membahayakan kesehatanku dan kesehatan orang lain?
  • Pada saat ada kesempatan, apakah aku tidak melakukan sesuatu untuk melawan dosa atau kejahatan?

6 dan 9. Jangan berzinah, dan jangan mengingini istri sesamamu.

Untuk semua:

  • Apakah aku melihat gambar, pertunjukan atau film, buku-buku dan publikasi lainnya yang tidak sopan dan membangkitkan fantasi seksual dan mengarahkanku kepada dosa ketidakmurnian?
  • Apakah aku memakai pakaian yang tidak sopan?
  • Apakah aku mengikuti pikiran yang kotor atau keinginan-keinginan yang tidak suci?
  • Apakah aku melakukan perbuatan yang tidak murni terhadap diri sendiri atau dengan sesama?
  • Apakah aku bertindak bijaksana terhadap sesama yang berlainan jenis kelamin, baik terhadap yang sudah menikah atau tidak/ belum menikah?
  • Apakah aku melontarkan cerita/ humor kotor?
  • Apakah aku terlibat dalam pergaulan bebas, seks pranikah, atau aktivitas seksual yang diperbolehkan hanya untuk suami istri?

Untuk pasangan yang sudah menikah:

  • Apakah aku setia kepada istri/ suamiku, baik di dalam pikiran maupun perbuatan?
  • Apakah aku menggunakan pil, alat-alat KB lainnya untuk menghalangi kehamilan? Apakah aku menganjurkan orang lain untuk melakukan hal itu?
  • Apakah aku menggunakan pernikahanku untuk mengekspresikan kasihku yang tulus kepada istri/ suamiku ataukah hanya untuk melampiaskan gairah seksual?

7 dan 10. Jangan mencuri. Jangan mengingini milik sesamamu.

  • Apakah aku menghormati milik orang lain?
  • Apakah aku merusak barang milik publik?
  • Apakah aku mencuri sesuatu? Apakah aku mengembalikan yang kucuri dan membayar sesuai dengan jumlahnya?
  • Apakah aku menyontek di sekolah, atau berbuat curang dalam bisnis? Apakah aku jujur dalam pekerjaan dan melakukannya dengan cara yang terbaik?
  • Apakah aku adil dalam membayar gaji bawahan-ku, pajak dan segala kewajibanku?
  • Apakah aku iri hati terhadap milik dan kesuksesan orang lain?
  • Apakah aku menyia-nyiakan waktu dan kesempatan?
  • Apakah aku serakah?

8. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

  • Apakah aku berbohong karena kesombonganku atau berbohong untuk mencelakakan orang lain?
  • Apakah aku bersaksi dusta di pengadilan?
  • Apakah aku menyebarkan rumor/ gosip yang dapat merusak reputasi/ nama baik sesamaku?
  • Apakah aku membocorkan rahasia yang dipercayakan kepadaku?
  • Apakah aku membocorkan rahasia kesalahan orang lain?
  • Apakah aku menuduh seseorang sembarangan?
  • Apakah aku menghakimi orang lain?
  • Apakah aku seorang yang berprasangka?
  • Apakah aku dapat menjaga keseimbangan antara kebenaran dan tindakan kasih?

SEGERA SEBELUM PENGAKUAN DOSA

Setelah pemeriksaan batin selesai, dan menyadari berapa sering dan berapa banyak anda telah menyakitkan hati Tuhan, sesama dan diri sendiri, maka:

  1. Dengan rendah hati dan tulus memohon pengampunan Tuhan dan kemampuan untuk menghindari dosa di kemudian hari.
  2. Berusaha untuk menemukan akar penyebab dosa- dosa anda: kecenderungan yang salah, kelemahan, kebiasaan buruk…, dan lihat apakah anda dapat menghilangkan setidak-tidaknya satu dari akar penyebabnya. Ini berarti berusaha menjadi orang yang lebih baik dengan membuang sedikitnya satu keburukan moral atau dengan memperkuat satu kualitas moral yang baik. Bayangkan kalau kita dapat menghilangkan satu kebiasaan buruk dalam satu tahun, maka kehidupan spiritual kita akan berkembang dengan pesat.

3. mohon agar Tuhan membantu anda untuk mengaku dosa dengan baik.

PADA SAAT PENGAKUAN DOSA

  1. Buatlah tanda salib dan berkata: “Berkatilah saya, Pastor, sebab saya telah berdosa.”
  2. Biarkan Pastor memberkati anda dan apapun perkataannya, dengarkan dengan hati terbuka, lalu katakan:
    • Pengakuan dosa saya yang terakhir adalah…. waktu yang lalu. Sejak itu aku melakukan dosa sebagai berikut…..
    • Mengakulah dengan jujur dan tulus segala dosa anda mulai dari yang terberat dan yang paling memalukan. Jika anda gugup, atau tak begitu jelas akan dosa tertentu, mintalah bantuan Pastor
    • Ingat, untuk sebisanya menyebutkan jumlah frekuensi dosa berat, dan keadaannya untuk memperjelas tingkat keseriusan dosa tersebut.
  3. Setelah selesai menyebutkan dosa-dosa anda, katakanlah:
    • Untuk semua dosa-dosa saya ini terutama dosa melawan… (misal: kasih, kejujuran, kemurnian, dll) aku mohon pengampunan dan penitensi dari Pastor.
  4. Pastor akan memberi anda beberapa saran. Ia juga akan memberikan penitensi yang harus dipenuhi setelah sakaramen pengakuan. Setelah itu, ucapkanlah doa tobat baik dengan perkataan sendiri, atau doa tobat sebagai berikut:
    • O Tuhanku, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan maha baik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu hendak memperbaiki hidupku dan tidak berbuat dosa lagi. Allah yang maha rahim, ampunilah aku, orang berdosa. Amin
  5. Setelah mengucapkan doa tobat, terimalah absolusi dengan rendah hati dan penuh syukur. Ikutilah doa Pastor, yang diakhiri dengan kata penutup “Amin!”

SETELAH PENGAKUAN DOSA

  1. Berlututlah di depan altar atau sakramen Maha Kudus atau gambar/ patung Tuhan Yesus, dan berterimakasihlah padaNya atas karunia pengampunan dosa, Perbaharui niat anda dan mohon pertolonganNya untuk mengatasi segala godaan.
  2. Jika penitensi diberikan dalam bentuk beberapa doa, ucapkanlah doa-doa tersebut dengan tenang dan penuh iman.
  3. Jika penitensi diberikan dalam bentuk tindakan kasih, maka harus dilaksanakan secepat mungkin.
  4. Tersenyumlah pada Yesus, dengan penuh rasa syukur. Bangkitlah dengan suka cita dan percaya diri: Tuhan sudah berbelas kasihan kepadamu. Ia merayakan kembalimu kepadaNya dan meng-inginkan anda termasuk dalam bilangan para kudusNya. Hiduplah untuk Dia, pada setiap saat kehidupanmu, dan biarkanlah orang-orang lain melihat betapa indahnya melayani Tuhan, dan hidup sesuai dengan kehendakNya!

Kesimpulan

Semua hal di atas adalah petunjuk-petunjuk praktis untuk mengaku dosa. Kita semua diingatkan kembali bahwa dosa sungguh menyedihkan hati Tuhan, karena melawan kasih dan hukum Tuhan, dengan akibat rusaknya hubungan kita dengan Tuhan dan Gereja. Hanya pertobatan, dan juga menerima Sakramen Pengampunan Dosa yang dapat mengembalikan keharmonisan hubungan kita dengan Allah. Dengan menerima Sakramen Tobat, kita akan dikuatkan untuk berusaha dengan sepenuh hati dan pikiran untuk hidup kudus, hidup untuk semakin memuliakan nama Tuhan.


[1] Francis De Sales, Introduction to the Devout Life (Image, 1972), p.38

[2] Council of Trent, Session 14; Canon 8.

[3] Ibid., p.37-38.

4.6 7 votes
Article Rating
97 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
oktavianus Bora Tamo Ama, S.Sos
10 years ago

Syalom, ketidaktaatan kita secara jujur kepada TUHAN YESUS yang selalu melakukan pelanggaran baik secara pikiran, perbuatan, tingkalaku baik sadar maupun tidak sadar. Disitulah yang membuat kita terkesan tidak mengontrol hawa nafsu. Pengakuan dosa merupakan cara hidup yang bermula untuk menjadi milik TUHAN YESUS. Oktavianus Bora Tamo Ama, S.Sos asal kupang.

Pri
Pri
10 years ago

Dear Katolisitas,

Sebelumnya saya mau berterima kasih kepada Katolisitas, karena website ini banyak membantu saya untuk mempelajari iman Katolik dan belajar Katolik, karena sebelumnya saya Protestan. Setelah diterima dalam gereja Katolik saya lebih banyak mengikuti misa harian dan mingguan di paroki lain, bahkan pengakuan dosa pertama saya bukan di paroki saya (waktu itu saya sungguh merasa sesak dan butuh sekali sakramen Tobat, jadi saya datang ke gereja katolik dekat tempat saya bekerja untuk minta sakramen tobat), yang mau tanyakan apakah ada kemungkinan saya diekskomunikasi, …maafkan sebelumnya atas rendahnya pengetahuan saya.

salam
Pri

Ingrid Listiati
Reply to  Pri
10 years ago

Shalom Pri, Anda dapat mengikuti perayaan Ekaristi ataupun menerima sakramen Tobat di paroki lain, yang bukan paroki Anda. Itu bukan perbuatan dosa, apalagi kesalahan yang dapat menerima hukuman ekskomunikasi. Walaupun idealnya Anda mengikuti perayaan Ekaristi di paroki Anda, karena dengan demikian Anda terhubung dengan saudara-saudari seiman yang tinggal di sekitar Anda, dan juga dengan pastor paroki Anda yang merupakan gembala rohani Anda, namun, jika ada keadaan khusus, misalnya karena paroki lain itu letaknya lebih dekat ke tempat kerja Anda, sehingga lebih memungkinkan bagi Anda untuk mengikuti Misa harian di sana sebelum Anda bekerja, ataupun pertimbangan lainnya yang masuk akal, maka… Read more »

Pri
Pri
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

Dear Katolisitas,

Terima kasih atas jawabannya, hal ini sungguh berarti.

Salam
Pri

bambang
bambang
Reply to  Pri
10 years ago

Shalom Pri, Sedikit menegaskan sekali lg bahwa Gereja Katolik ialah universal. Jadi selama yg anda masuki ialah Gereja Katolik sama sekali bukan dosa malahan itu sebuah kelakuan yg amat sangat baik. Sama dengan saya, saya sering misa harian di Gereja Katolik di dkt tmpat kerja saya krn lebih dekat kl pulang kerja walau di dekat rumah saya juga ada Gereja Katolik dan ada juga misa harian.Bahkan terkadang saya misa malam minggu di Gereja Katolik dekat kantor dan besok paginya saya misa pagi di Gereja Katolik dekat rumah dan sorenya misa di salah satu Gereja Katolik yg agak jauh dr rumah… Read more »

Libertus
Libertus
10 years ago

Dear Katolisitas, Saya mohon maaf atas kesalahan saya memposting pertanyaan saya disini, karena hal yang saya tanyakan tidak berhubungan dengan isi buku tamu ini. Sekali lagi saya mohon maaf. Akan tetapi saya membutuhkan penjelasan tentang hal yang saya tanyakan ini, soalnya saya sedang bingung, sewaktu saya menerima Sakramen Tobat tadi saya tidak mendaraskan Doa Tobat, karena langsung diberikan berkat pengampunan dosa, tidak melalui Doa Tobat terlebih dahulu. Apakah pengakuan saya itu sah atau bagaimana ? Mohon pencerahannya. Terima kasih, Salam kasih dan Damai sejahtera. Libertus. [dari katolisitas: Yang harus dilakukan, kalau Anda tidak mendoakan doa tobat di dalam bilik pengakuan… Read more »

Stefanus
Stefanus
11 years ago

Shalom Katolisitas,

Puji Tuhan, saya bersyukur bisa lebih mendalami kasih Tuhan didalam artikel ini, terimakasih untuk Katolisitas.

Pertanyaan yang ingin saya tanyakan, general confession, saya masih kurang mengerti tentang general confession ini, pengakuan dosa dalam periode sepanjang apa yang dimaksud? apakah dosa-dosa yang sudah diakui didalam sakramen pengakuan dosa juga disebutkan kembali?
kedua bagaimana sikap kita terhadap perbuatan kita, saya akui pribadi terkadang merasa bahwa dikit-dikit berdosa (rasa berdosa yang berlebihan) kadang saya merasa sebaliknya karena saya memiliki “rasa” berdosa yang berlebihan saya menjadi tidak hati-hati, akhirnya dosa beneran. terimakasih, Tuhan berkati

Ingrid Listiati
Reply to  Stefanus
11 years ago

Shalom Stefanus, Sebenarnya, pengertian dari general confession adalah Pengakuan akan semua dosa terutama dosa-dosa besar yang pernah dilakukan -sepanjang yang dapat kita ingat- sejak age of reason (mungkin sekitar 7-8 tahun) sampai sekarang. Maksudnya adalah untuk membuang keterikatan dosa, terutama terhadap dosa besar yang sudah pernah kita lakukan. Jika dosa tersebut sudah pernah diakui dalam sakramen Pengakuan dosa, sebenarnya memang sudah diampuni, tetapi jika keterikatannya terhadap dosa tersebut masih ada sampai sekarang, maka dosa tersebut dapat diakui/ disebutkan kembali. Prinsipnya, sakraman Pengakuan dosa itu adalah sarana bagi kita untuk menerima rahmat penyembuhan/ pemulihan terhadap sakit rohani, maka segala bentuk dosa/… Read more »

Stefanus
Stefanus
Reply to  Ingrid Listiati
11 years ago

Shalom Katolisitas,
Terimakasih atas jawabannya, betul sekali saya mengakui “Kesombongan” adalah penyakit atau akar dosa,terimakasih atas sarannya Katolisitas.
Semoga kita semua semakin mendalami dan menghargai kasih Allah, dengan kebijaksanaan dan kerendahan hati kita, berjuang BERSAMA TUHAN bukan dengan kekuatan kita, Amin

Edwin ST
Edwin ST
11 years ago

Saudari – saudari Katolik sekalian, Saya hanya ingin berbagi cerita dari Paus Fransiskus. ————————— He told a story, of an elderly widow he encountered during a Mass for the sick celebrated in connection with a visit of the image of Our Lady of Fatima. “I went to confession during the Mass,” he said, “and near the end – I had to go to do confirmations afterward, and an elderly lady approached me – humble [she was] so very humble, more than eighty years old. I looked at her, and said, ‘Grandmother,’ – where I come from, we call elderly people… Read more »

Ioannes
Ioannes
Reply to  Edwin ST
11 years ago

Salam, Edwin ST Terima kasih atas sharing cerita anda yang luar biasa. Ijinkan saya menerjemahkan secara bebas untuk pengunjung situs yang kesulitan memahami cerita tersebut. ————————— Ia menceritakan sebuah kisah mengenai seorang janda tua yang ia temui selama Misa untuk orang sakit, yang diselenggarakan sehubungan dengan kunjungan Sang Perawan dari Fatima. “Aku pergi ke pengakuan selama Misa,” katanya,”dan menjelang akhir misa, aku harus pergi untuk memberikan Krisma setelahnya. Kemudian seorang wanita tua mendekatiku. Ia sangat rendah hati, sangat-sangat rendah hati, dan berusia lebih dari 80 tahun. Aku melihatnya lalu berkata,”Nek (di tempat asalku, kita memanggil orang tua dengan sebutan ‘nenek’… Read more »

Edwin ST
Edwin ST
Reply to  Ioannes
11 years ago

Terima kasih Ioannes sudah menerjemahkan dengan baik.
Sekarang gantian saya yang ijin pinjam terjemahannya untuk dipakai ulang.
Salam,
Edwin ST

august
august
11 years ago

damai kristus beserta kita, terimakasih atas thread mengenai pengakuan dosa sebagai cara rekonsiliasi kita yang berdosa ini untuk dapat bersatu dgn Kristus dalam Gereja-Nya yaitu persekutuan umat dan Yesus Kristus…., saya mengalami pergulatan batin, penyesalan dan pertanyaan dalam hati dan pikiran saya atas pengakuan tobat saya terakhir yang bisa jadi bukan yang baik: 1. Dalam thread yang bapak/romo/ibu tulis di sini disebutkan disarankan dan seharusnya tidak menyambut Tubuh darah kristus /Komuni selama belum mengaku dosa dahulu, namun saya telah seringkali menerima komuni walaupun telah berdosa berat dan setelah itu menerima sakramen tobat. Apakah saya berdosa berat kepada Roh Kudus, kehilangan… Read more »

arto
arto
11 years ago

Shalom saya bersyukur sekali dapat mengenal situs ini karena ternyata sangat banyak hal yang tidak saya ketahui mengenai kebenaran Ajaran Katolik yang merupakan tulang punggung dan benteng kokoh dalam meneruskan kabar gembira keselamatan dan ajaran Kristus Tuhan kita… mengenai sakramen pengakuan dosa ada yang ingin saya tanyakan, mohon dibantu : 1. Apakah bila seseorang pernah melakukan suatu dosa berat tapi tidak sempat menyampaikan pengakuan dosa itu saat melakukan pengakuan dosa (mungkin lupa pernah melakukan atau lupa menyampaikan), dosa berat itu tetap ada? bahkan bila dosa berat itu tidak sempat diakukan sampai ajalnya, apakah ia tidak diselamatkan? sebab hal ini mungkin… Read more »

jericho
jericho
11 years ago

Syalom..
dikatakan ada beberapa metode dalam pemeriksaan batin, yaitu berdasarkan 10 perintah Allah, nilai-nilai Kristiani, dan 8 sabda bahagia.. Bolehkah minta tolong dijelaskan tentang metode yg nilai-nilai kristiani dan 8 sabda bahagia? Terima kasih atas kesediaannya… Tuhan memberkati.. ^^

[Dari Katolisitas: silakan membaca artikel berikut ini, silakan klik]

Tyo
Tyo
11 years ago

Kepada Tim Katolisitas yang dikasihi Tuhan, Salam. Saya, Tyo, Seorang seminaris Seminari Menengah St. Petrus Canisius Mertoyudan ingin menanyakan hal – hal yang berkaitan dengan injil Lukas, yaitu: 1. Saya diberi tugas untuk menafsirkan perumpamaan tentang anak yang hilang, salah satu perumpamaan yang katanya hanya satu – satunya dari keempat injil yang ada. Nah, mungkin apakah dari Tim katolisitas sendiri bisa memberikan beberapa hal yang bisa menjadi bahan untuk tafsiran perumpamaan tersebut? 2. Lalu, mengapa perumpamaan tentang anak yang hilang itu tidak ada di Injil – injil yang lain? apa sebenarnya yang disasar oleh Lukas sendiri dengan menuliskan perumpamaan tersebut?… Read more »

Dewi
Dewi
12 years ago

Shalom,
Saya mau bertanya, sebelum menerima komuni pertama, anak-anak calon penerima komuni pertama diwajibkan untuk mengaku dosa. Nah, pengakuan dosa anak-anak tersebut termasuk dalam general confession kah? Karena menurut saya, mereka adalah anak – anak yg masih polos dan biasanya kalau berdosa pun bukan dosa yang berat….
Terima kasih sebelumnya.

Ucha
Ucha
12 years ago

Shalom, Saya ditanya sama seorang Protestan tentan pengakuan dosa dan saya agak bingung jawabnya. Pertanyaannya : apa salah dan dosa bagi umat Katolik kalo mengaku dosa langsung ke Tuhan saja (bukan melalui sakramen Pengakuan Dosa di hadapan Pastor)? atau di hadapan bukan Pastor, misalnya Suster atau Pendeta atau di hadapan banyak orang? Intinya apa hanya ada satu cara untuk mengaku dosa? (Saya sudah baca arsip artikel bagian pertama yang menerangkan mengapa Gereja menggunakan perantara saat mengaku dosa dan saya sudah terangkan mengenai para Pastor sebagai penerus murid2 Yesus..pertanyaan ini muncul setelah itu..ditambah, dengar dari beberapa orang, penerus murid Yesus yang… Read more »

Ucha
Ucha
Reply to  Ucha
12 years ago

Shalom,

Saya sudah baca, dan apakah kutipan ini “Dengan ini, maka dapat disimpulkan bahwa mengaku dosa bukan hanya kepada Allah, namun juga melalui perantara yang ditunjuk oleh Allah, seperti Rasul Paulus, Rasul Yakobus, dll.” berarti mengaku dosa tidak harus dengan satu cara (kepada perantara / para Pastor)?

Terima kasih banyak,

Ingrid Listiati
Reply to  Ucha
12 years ago

Shalom Ucha, Tentang pengampunan dosa terdapat tiga kebenaran yang saling berhubungan: 1. Sesungguhnya memang hanya Allah-lah yang dapat mengampuni dosa manusia. Oleh karena itu, ketika Yesus menyembuhkan orang sambil berkata, “Dosamu sudah diampuni” (Mat 9:2; Luk5:20), itu membuat gusar orang- orang Farisi/ ahli Taurat, karena dengan demikian Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah Allah. 2. Walaupun hanya Allah-lah yang berkuasa mengampuni dosa, namun Allah memberikan kuasa mengampuni dosa ini kepada para rasul (lih. Yoh 20: 21-23). 3. Karena penyertaan Allah (termasuk rahmat pengampunan-Nya) ini diberikan Allah kepada manusia sampai akhir zaman (lih. Mat 28:19-20), maka kuasa mengampuni dosa ini juga diberikan… Read more »

maria
maria
12 years ago

shalom,
saya ingin bertanya, saat saya pengakuan dosa, saya suka merasa agak gugup dan jadi seperti blank. sehingga saya menjadi lupa, dan dosa yang saya ungkapkan tidak semuanya terungkapkan di depan pastor, seperti yang telah saya persiapkan sebelumnya.
apa yang harus saya lakukan?
apa hanya dosa yang diungkapkan saja saat pengakuan, yang diampuni?
semoga pertanyaannya bisa dimengerti.. hehe
terimakasih :) Tuhan Yesus memberkati

Ingrid Listiati
Reply to  maria
12 years ago

Shalom Maria, Untuk menghindari rasa gugup/ ‘blank’ saat mengaku dosa, silakan menuliskan point-point dosa Anda pada secarik kertas, sebelum masuk ke dalam bilik Pengakuan Dosa. Anda dapat melakukannya pada saat pemeriksaan batin, dan mohonlah kepada Roh Kudus untuk membantu Anda mengingat kembali dosa- dosa Anda yang pernah Anda lakukan sejak Pengakuan Dosa Anda yang terakhir sebelum ini. Jika waktu itu ada dosa yang terlewat/ lupa Anda sebut pada Pengakuan yang terdahulu, silakan Anda sebutkan kali ini. Sebenarnya Sakramen Pengakuan Dosa diadakan untuk kepentingan kita, yaitu agar kita dapat disembuhkan dari penyakit rohani kita, yaitu dosa- dosa kita. Seperti halnya jika… Read more »

desy
desy
12 years ago

Yth. Katolisitas saya seorang katolik sejak kecil namun baru sekitar 2,3 tahun ini saya mendapat pencerahan sehingga saya mulai sedikit demi sedikit memperdalam iman dan pengetahuan saya tentang katolik,salah satunya lewat katolisitas.selama saya katolik “KTP” saya belum pernah melakukan pengakuan dosa di hadapan imam.saya banyak melakukan dosa berat bahkan hampir melepas iman katolik saya karena ajakan teman lain agama dan karena kurangnya pengetahuan saya tentang katolik dan juga karena banyaknya agama yang mengganggap agama mereka yang paling benar ato karena umumnya opini masyarakat yang mengatakan klo semua agama sama.untungnya hal tersbt tdk terjadi.saat mau mengaku dosa saya menyebutkan dosa saya… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  desy
12 years ago

Shalom Desy, St. Fransiskus dari Sales menganjurkan kepada semua orang yang sungguh ingin memulai kehidupan rohani dengan lebih baik, untuk memulainya dengan mengadakan Pengakuan Dosa menyeluruh (general confession), tentu didahului oleh pemeriksaan batin yang baik, seperti yang sudah diuraikan di artikel di atas. Akuilah segala dosa- dosa sejak masa kecil (sejauh yang masih dapat diingat) sampai pada saat ini. Maka, jika anda belum pernah melakukan hal ini, silakan anda lakukan. Selanjutnya, buatlah komitmen untuk lebih serius dalam kehidupan rohani anda, dengan menyediakan waktu untuk berdoa, membaca dan merenungkan Kitab Suci serta menerima sakramen- sakramen, terutama Ekaristi dan Pengakuan Dosa. Usahakanlah… Read more »

Budi Darmawan Kusumo
Budi Darmawan Kusumo
13 years ago

Syalom Tim Katolisitas,

Saya ingin bertanya tentang tobat. Sebelum mengikuti Misa di dalam liturginya ada SERUAN TOBAT yang isinya, “saya mengaku…..”. Nah yang menjadi pertanyaan saya :

1.Apakah seruan tobat ini sama dengan Sakramen Tobat ? kalau beda, bedanya apa ?
2.Apa betul gunanya seruan tobat ini adalah untuk menghapus dosa – dosa ringan kita sehingga kita layak menerima tubuh kristus ? kalau betul, apa bedanya dengan Sakramen Tobat yang juga bisa menghapus dosa baik berat maupun ringan ?

Tuhan Yesus memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA.

Ingrid Listiati
Reply to  Budi Darmawan Kusumo
13 years ago

Shalom Budi, 1. Seruan Tobat pada awal misa tidak sama dengan Sakramen Tobat. 2. Jika seseorang masih dalam keadaan berdosa berat ia harus mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan Dosa. 3. Silakan anda baca KGK KGK 1394 Seperti halnya makanan jasmani perlu untuk mengembalikan lagi kekuatan yang sudah terpakai, demikianlah Ekaristi memperkuat cinta yang terancam menjadi lumpuh dalam kehidupan sehari-hari. Cinta yang dihidupkan kembali ini menghapus dosa ringan (Bdk. Konsili Trente: DS 1638). Kalau Kristus menyerahkan Diri kepada kita, Ia menghidupkan cinta kita dan memberi kita kekuatan, supaya memutuskan hubungan dengan kecenderungan yang tidak teratur kepada makhluk-makhluk dan membuat kita berakar… Read more »

Yohanes
Yohanes
13 years ago

Shalom katolisitas.org Belum lama ini, saya mendapatkan pertanyaan dari seseorang mengenai hal berikut, yang dikutip dari “Duties and Dignities of the Priest” St. Alphonsus Ligouri: Sehubungan dengan tubuh mistik Kristus, yaitu segenap umat beriman, imam memiliki kuasa kunci, atau kuasa untuk membebaskan para pendosa dari neraka, membuat para pendosa layak akan Firdaus, dan mengubah para pendosa dari budak setan menjadi anak-anak Allah. Dan Tuhan Sendiri wajib tunduk pada penghakiman para imam-Nya, baik mengampuni atau tidak mengampuni dosa, sesuai dengan apakah imam menolak atau memberikan absolusi, dengan mengandaikan si peniten layak untuk itu. “Begitulah kuasa penghakiman yang diserahkan kepada Petrus,” kata… Read more »

Yohanes
Yohanes
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Shalom katolisitas.org,

Terima kasih atas jawaban anda sebelumnya.
Namun, yang menjadi penekanan tersendiri oleh penanya, adalah mengapa Tuhan bisa sampai “wajib tunduk” atau “to be obliged to abide” kepada keputusan manusia (imam) mengenai pengampunan dosa ini?

Saya sendiri secara pribadi cukup memahami bagaimana seorang imam memiliki kuasa mengampuni itu, namun apakah keputusannya tidak dibawah kehendak Allah, yang membuat St. Alphonsus Liguori mengatakan bahwa Allah-pun wajib tunduk akan keputusan imam-Nya?

Terima kasih, dan
Tuhan memberkati.

Yohanes
Yohanes
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Shalom katolisitas.org,

Terima kasih banyak atas jawabannya.
Sekarang saya sudah cukup mengerti mengenai posisi imam dalam sebuah pengampunan dosa. Namun yang masih menjadi pertanyaan saya, mengapa digunakan pemahaman “Allah wajib tunduk” yang menunjukkan bahwa keputusan imam di atas Allah? Yang secara logika [saya probadi secara subjektif] bahwa Pencipta tidak mungkin tunduk kepada ciptaan. Bagaimana menjelaskan ini?

Terima kasih, dan
Tuhan memberkati.

Ingrid Listiati
Reply to  Yohanes
13 years ago

Shalom Yohanes, Perkataan “Allah wajib tunduk kepada kebijakan imam- imamNya / God Himself is obliged to abide by the judgment of His priests” tidak dapat dilepaskan daari konteks yang sedang dibicarakan. Sebab yang dimaksud di sini adalah kebijakan/ penilaian akan sesuatu itu adalah dosa yang dapat diampuni atau tidak, atas dasar ketentuan yang ditetapkan oleh Gereja, yang menerapkan ketentuan yang berasal dari Tuhan sendiri. Sehingga di sini memang kata ‘tunduk’ bukan semata- mata Tuhan tunduk terhadap kehendak manusia yang terlepas dari kehendak Tuhan; tetapi karena Tuhan tidak dapat menyangkal kehendak-Nya sendiri, seperti yang telah ditetapkan-Nya bagi Gereja-Nya. Sebab Kristus telah… Read more »

Isa Inigo
Isa Inigo
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Romo Yohanes Indrakusuma O Carm pernah mengatakan dalam rekamannya mengenai Ekaristi: “Karena janji-Nya, dan hanya oleh karena janji-Nya itu, maka Yesus tak pernah menolak jika imam membuat ekaristi,. maka Dia hadir dalam Ekaristi, tak peduli betapa imamnya kurang persiapan. Memang sebaiknya imamnya harus persiapan. Juga dalam sakramen-sakramen yang lain. Itu karena janjiNya sendiri, dan Dia tak pernah ingkar janji”. Demikianlah tambahan informasi dari yg pernah saya dengar. Terima kasih. Salam saya: Isa Inigo. [Dari Katolisitas: Pernyataan ini benar. Selanjutnya dapat juga dibaca di sini, silakan klik, tentang apakah Misa yang dipersembahkan oleh imam yang berdosa/ jahat tetap adalah Misa yang… Read more »

Paulus Wahyudi
Paulus Wahyudi
13 years ago

Salam Damai. Terima kasih, saya sangat terbantu dengan ulasan ini. Namun ada beberapa pertanyaan: 1. Untuk Pengakuan pribadi, di luar Masa Adven atau Masa Prapaskah. Bagaimanakah membuat janji untuk Pengakuan kepada pastor? Apakah ada aturannya? Apakah membuat janji terlebih dahulu adalah keharusan? 2. Apakah sebelum Misa, kita dapat mengajukan permohonan untuk Pengakuan pribadi? Setiap Pastor akankah melayaninya? Kadang kala, kita terbentur dengan jadwal Pastor yang padat. Atau waktu kita yang tidak pas. 3. Di beberapa kali Pengakuan di Masa Adven atau Masa Prapaskah, oleh karena jumlah umat yang banyak dan Pastor yang melayani terbatas, maka ada kesan Pastor menghendaki agar… Read more »

Cecil
Cecil
13 years ago

Shalom…
Saya pernah membaca, kalau dosa yg dilakukan sebelum kita dibaptis, otomatis akan dihapus setelah dibaptis, ibaratnya kita membuka lembaran baru.
Apakah betul seperti itu, dan apakah dosa2 tersebut perlu kita sebutkan lagi setelah dibaptis?
Terima kasih.

theresia t.
theresia t.
13 years ago

salam damai Kristus,
saya mau tanya apakah boleh mengcopy tanya-jawab yg ada di sini untuk diposting di facebook (khususnya saya tertarik berbagi soal pengakuan dosa) karena banyak orang katolik kurang menyadari pentingnya sakramen tobat dan menganggap sakramen tobat tidak penting.
terimakasih. berkat Tuhan

Ingrid Listiati
Reply to  theresia t.
13 years ago

Shalom Theresia T,
Ya, silakan anda meng-copy tanya jawab di sini di facebook anda, asalkan anda sebutkan sumbernya, dari katolisitas.org. Harapannya agar jika ada yang mau bertanya atau menyampaikan masukan, dapat menghubungi kami.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid & Stef- katolisitas.org

danang
danang
13 years ago

apakah berciuman dengan pacar itu dosa…?? karena di jaman sekarang banyak sekali remaja tanpa status perkawinan melakukan hal tersebut, termasuk saya… terimakasih atas penjelasannya … berkah dalem..

Larry
Larry
14 years ago

shallom kepada semua..
saya larry dari malaysia..saya sungguh tertarik membaca tentang Sakramen Pengakuan dosa ini..saya seorang yang telah banyak melakukan dosa..saya ingin sekali mengikuti Sakramen Pengakuan Dosa ini..saya bukan seorang katolik.. bolehkah seseorang yang bukan katolik mengikuti Sakramen Pengakuan dosa?
trima kasih ya…

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
97
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x