Pendahuluan
Jika kita bekerja di suatu perusahaan, mungkin perusahaan tersebut memberikan asuransi kesehatan, dan mungkin juga termasuk asuransi kesehatan gigi. Bayangkan kalau kita menerima asuransi kesehatan gigi, yang memungkinkan agar kita ke dokter gigi tanpa membayar, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita akan secara teratur datang ke dokter gigi meminta agar dokter tersebut memeriksa dan membersihkan gigi kita? Ataukah kita akan datang ke dokter gigi hanya kalau kita merasa kesakitan yang luar biasa pada gigi kita?
Keadaan ini adalah sama seperti prinsip dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Dosa adalah suatu penyakit rohani. Dan Yesus yang diwakili oleh pastor di dalam Sakramen Tobat adalah dokter dari segala dokter. Kita tahu, bahwa setiap hari kita melakukan dosa ringan, bahkan terkadang melakukan dosa berat. Kita juga tahu, bahwa dosa berat dapat membuat kita kehilangan keselamatan kita dan juga kalau dosa ringan terus dibiarkan, akan berkembang menjadi dosa berat. Nah, pertanyaannya, apakah kita juga mau datang kepada pastor untuk mengaku dosa pada waktu dosa yang kita buat masih belum terlalu berat, ataukah kita menunggu sampai dosa menjadi suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan? Mari kita bersama-sama melihat dan mengerti bahwa Sakramen Tobat ini diinstitusikan oleh Yesus untuk keselamatan kita, sehingga kita dapat mencapai kehidupan kekal.
General confession adalah suatu awal yang baik
Bayangkan kalau kita beberapa tahun tidak pernah ke dokter gigi. Mungkin kita tidak merasakan sakit pada gigi kita, namun benih-benih penyakit pasti ada disana. Karena hal tersebut, kita perlu datang ke dokter gigi dan minta “general cleaning“. Begitu juga dalam kehidupan spiritual kita, kita perlu mengadakan general cleaning. General cleaning dapat diumpamakan seperti “general confession”.
General confession adalah suatu pengakuan dosa yang bukan hanya terbatas dalam periode tertentu, namun mengakukan seluruh dosa dalam hidup kita sejauh yang dapat kita ingat. Ini adalah suatu “general check-up“, yang memungkin seorang dokter untuk mengetahui seluruh sejarah kesehatan kita. Alangkah baiknya kalau kita dapat membuat general confession kepada bapa pengakuan dan sekaligus juga bapa pembimbing (spiritual director) kita.[1]
Karena biasanya general confession memerlukan waktu yang lama – biasanya sekitar setengah sampai satu jam -, mintalah waktu secara khusus dari pastor, dan katakan kepada pastor untuk dapat menerima general confession. Pastikan juga bahwa kita benar-benar melakukan pemeriksaan batin secara sungguh-sungguh.
Biasakan untuk melakukan general confession setial tahun. St. Ignatius dari Loyola mengatakan dalam bukunya spiritual exercise “Meskipun seseorang yang mengakukan dosa setiap tahun tidak diharuskan untuk membuat general confession, namun dengan melakukannya, seseorang menimba banyak sekali manfaat yang diperoleh dari penyesalan yang sungguh-sungguh atas segala dosa dan kejahatan yang dilakukan oleh orang tersebut dalam seluruh kehidupannya.”
Berapa sering kita mengakukan dosa kita?
Memang dalam peraturan Gereja, kita minimal sekali dalam satu tahun harus mengakukan dosa kita.[2] Seperti kasus kebersihan gigi, kalau kita hanya ke dokter gigi setahun sekali, maka kemungkinan besar, gigi kita akan banyak yang rusak karena terbentuknya karang gigi. Demikian juga dengan pengakuan dosa, semakin jarang kita mengaku dosa, maka akan semakin tumpul kepekaan kita dalam menolak dosa. Dengan dasar inilah, kita seharusnya mengaku dosa secara teratur dan lebih sering, sebagai contoh, satu bulan sekali. Sebagai perbandingan, Paus Yohanes Paulus II dan Bunda Teresa mengaku dosa seminggu sekali. Kalau sosok seperti mereka mengaku dosa setiap minggu, kita seharusnya mengikuti teladan mereka, karena kemungkinan besar atau pasti, kita melakukan lebih banyak dosa daripada mereka.
Mari kita lihat beberapa petunjuk praktis dibawah ini, agar kita dapat membuat pengakuan dosa yang baik.
Kebenaran-kebenaran hakiki yang perlu kita pegang
1. Tuhan sangat mengasihi kita
- Tuhan sangat mengasihi kita, dan menginginkan agar kita memperoleh kebahagiaan abadi.
- Kita memperoleh kebahagiaan abadi hanya jika menggunakan kebebasan kita dengan hidup menurut kehendakNya.
2. Dosa memisahkan kita dari Tuhan
- Segala penolakan untuk berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan adalah suatu DOSA, yang tingkatannya tergantung dari: a) perbuatan yang kita lakukan atau kita hilangkan, b) derajat kesadaran, maksud, dan kebebasan kita, c) segala situasi dan keterbatasan kita.
- Sebagai penolakan terhadap kasih Tuhan, dosa adalah suatu bentuk ketidak- bersyukuran, kesombongan dan pemberontakan terhadapNya.
- Ketika berdosa, kita berbalik dari Tuhan, memberikan perhatian dan cinta yang seharusnya diberikan kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri atau mahluk ciptaan lainnya.
- Karena itu, kita telah merusak diri dan orang lain karena telah melawan keteraturan yang ditentukan oleh Sang Pencipta.
- Akibat dari dosa berat adalah maut, sehingga kita: a) kehilangan rahmat Tuhan, b) kehilangan tempat di surga, c) memilih untuk masuk dalam penderitaan abadi di neraka, d) memilih untuk menolak kasih Tuhan yang abadi.[3]
3. Pertobatan adalah kunci untuk kembali kepada Tuhan
- Dengan kasihNya, Allah selalu ingin mengampuni kita. Ia tak pernah berhenti untuk memanggil kita kembali kepadaNya dan pada perilaku yang benar.
- Untuk menikmati pengampunan Tuhan, kita harus: a) Berhenti berbuat dosa, b) Menghindari situasi dosa, c) Kembali kepada Tuhan dengan hati bertobat.
- Kita harus mencari pengampunan Tuhan melalui pelayanan yang diberikan Gereja, sesuai dengan pemikiran Yesus ketika Ia memberikan kepada Rasul-rasulNya kuasa untuk mengampuni dosa-dosa. (Yoh 20:22-23)
- Penerimaan pengampunan Tuhan melaui Sakramen Pengakuan Dosa membawa pada kita kebangkitan spiritual: kita bangkit lagi untuk menerima hidup baru dalam kasih. Melalui sakramen ini kita didamaikan dengan Allah, Gereja, sesama dan dengan diri sendiri.
LANGKAH- LANGKAH YANG HARUS DIAMBIL SEBELUM MENGAKU DOSA
- Yang terpenting bukanlah untuk ‘pergi mengaku dosa’, tapi ‘bagaimana mengaku dosa yang baik’:
- Mendekati sakramen ini dengan pertobatan yang tulus atas dosa-dosa kita.
- Mengaku dosa-dosa kita dengan kerendahan hati dan kejujuran.
- Berkemauan keras untuk menghindari dosa tersebut di kemudian hari dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan,
- Untuk melakukan hal-hal ini, langkah yang penting adalah melalui pemeriksaan batin, yaitu:
- Sadar akan tingkat beratnya dan jumlah/ frekuensi dosa kita, baik dalam pikiran, perkataan maupun perbuatan, baik dalam perbuatan salah yang kita lakukan atau perbuatan baik yang harusnya kita lakukan tetapi tidak kita lakukan (sin of omission).
- Sadar bahwa karena dosa kita, kita menyakiti hati Tuhan, menyebabkan sengsara dan wafat Kristus, dan menyebabkan hal yang buruk bagi diri dan sesama.
- Hal yang sangat membantu dalam pemeriksaan batin adalah:
- Berdoa kepada Roh Kudus mohon penerangan dan ketulusan hati.
- Membaca teks Kitab suci untuk membantu kita merenungkan akibat dosa, besarnya kasih Tuhan dan kesediaanNya untuk mengampuni kita.
- Memeriksa diri dengan menjawab pertanyaan- pertanyaan mengenai tugas kita kepada Tuhan, sesama dan diri sendiri.
DOA SEBELUM PEMERIKSAAN BATIN
… Datanglah, O Roh Kudus, ke dalam jiwaku, Dan bantulah aku mengetahui dosa-dosaku, menyesali semua dosaku dan mengakukannya dengan kerendahan hati, agar aku dapat menikmati pengampunan Allah Bapa.
Dengan terangMu, terangi kegelapan pikiranku.
Dengan api RohMu, hangatkan dinginnya hatiku,Dengan kasihMu, isilah aku dengan cinta dan kekuatan, sehingga aku dapat menyadari kesalahan yang kuperbuat dan kebaikan yang gagal kulakukan. Tolong aku agar sungguh bertobat, dan kuatkan niatku untuk menghindari dosa-dosa di kemudian hari, dan untuk hidup dalam cintaMu, damaiMu dan sukacitaMu. … Amin.
BEBERAPA TEKS KITAB SUCI UNTUK DIRENUNGKAN
Sebelum pemeriksaan batin, pilih dan baca salah satu dari teks berikut ini dan kemudian renungkan dalam doa teks yang baru saja dibaca.
- Mat 5: 17-19
- Mat 5: 20-48
- Mat 7: 1-5
- Mat 25: 31-46
- Luk 15: 1-7
- Luk 15: 11-32
- Why 3:20
KERANGKA PEMERIKSAAN BATIN
Ada beberapa metode dalam pemeriksaan batin, yaitu berdasarkan 10 perintah Allah dan nilai-nilai Kristiani. Berdasarkan 10 perintah Allah, maka kita harus melihat berapa sering dan gagal kita melaksanakannya, Berdasarkan Nilai-nilai Dasar Kristiani, kasih kepada Tuhan dan sesama, kesabaran, kemurnian, kejujuran, dll, dan lihatlah apakah kita melakukan-nya atau tidak. Atau kita juga dapat mengadakan pemeriksaan batin berdasarkan delapan sabda bahagia (Mat 5:3-12).
Apapun caranya, yang terpenting adalah menempatkan diri kita dalam hadirat Allah dan tanyakanlah pada diri sendiri dengan kejujuran total, apakah kita telah menyenangkan hati Tuhan, jika tidak, mengapa?
Pertanyaan Awal:
- Kapan terakhir aku mengaku dosa? Apakah itu pengakuan dosa yang baik?
- Apakah aku berjanji sesuatu kepada Allah pada kesempatan itu? Apakah janji itu kutepati?
- Apakah aku melakukan dosa berat setelah pengakuan dosa yang terakhir?
PERTANYAAN-PERTANYAAN BERDASARKAN KESEPULUH PERINTAH ALLAH
1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
- Apakah aku ragu akan keberadaan Tuhan?
- Apakah aku kurang bersyukur atas segala berkat-berkat yang Tuhan limpahkan?
- Apakah aku sering menggerutu dalam menjalankan kehendak Tuhan dalam hidupku?
- Apakah aku menolak untuk menerima permasalahan yang datang dalam hidupku sebagai cara untuk mendatangkan keselamatan?
- Apakah aku mengabaikan suara Kristus dalam jiwaku ketika Dia meminta kepadaku untuk berkorban sesuatu?
- Apakah aku sering kuatir dalam kehidupan karena kekurangpercayaanku terhadap penyelenggaraan Allah?
- Apakah aku melalaikan tugasku sebagai mahluk ciptaan kepada Penciptaku?
- Apakah aku gagal untuk menjadi saksi Kristus, baik dengan perkataan maupun perbuatan?
- Apakah aku meremehkan, bahkan mengejek ajaran Gereja Katolik?
- Apakah saya melemahkan iman orang lain, dengan cara menghina agama, Gereja, para imam, dll?
- Apakah aku malu untuk menunjukkan identitasku sebagai orang Katolik?
- Apakah aku menjadi anggota dari suatu organisasi yang melawan ajaran Katolik?
- Apakah aku tidak mengaku dosa paling sedikit satu tahun sekali?
- Apakah aku lupa untuk melakukan penitensi dari pengakuan dosa yang sebelumnya?
- Apakah aku lupa untuk berpuasa dan berpantang pada hari-hari yang telah ditentukan?
- Apakah aku sungguh-sungguh dalam berdoa dan berusaha dengan sepenuh hati untuk melawan godaan?
- Apakah aku tidak setia dalam doa harianku?
- Apakah aku tidak membuat prioritas dan mencoba dengan sekuat tenaga untuk hidup kudus?
- Apakah Tuhan adalah yang paling penting dalam kehidupanku?
- Apakah aku ragu-ragu tentang iman Katolik?
- Apakah aku membaca buku atau menonton film yang bertentangan dengan iman Katolik?
- Apakah aku percaya tahyul, atau pergi ke tukang ramal, percaya ramalan bintang, ramal telapak tangan, atau percaya ilmu gaib/ sihir?
- Apakah aku selalu percaya kepada Tuhan, terutama dalam kemalangan dan pencobaan?
- Apakah ada allah-allah lain di hidupku: uang, kesenangan, seks, keberhasilan, popularitas, kekuasaan, terobsesi dengan penampilan ….?
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat
- Apakah aku menggunakan nama Tuhan dengan tidak hormat?
- Apa aku menggunakan nama Tuhan dalam kemarahan atau kutukan?
- Apa aku berbohong di bawah sumpah?
- Apakah aku menepati janjiku kepada Tuhan?
- Apakah aku berkata yang tidak hormat tentang Yesus, Maria dan orang-orang Kudus?
3. Ingatlah dan kuduskanlah Hari Tuhan
- Apakah aku setia mengikuti misa kudus pada hari Minggu atau hari-hari tertentu yang ditetapkan dalam kalendar Gereja? Apakah aku datang tepat waktu?
- Apakah aku mengikuti misa dengan penuh perhatian dan penuh iman?
- Apakah aku berdoa secara teratur, setidaknya pagi dan sore/ malam hari?
- Apakah aku membaca Kitab suci setiap hari?
- Seberapa minatku untuk mengetahui imanku dan membantu orang lain, termasuk teman-teman dan saudara-saudari/ kerabat?
4. Hormatilah ayahmu dan ibumu.
Untuk anak-anak:
- Apakah aku gagal untuk mengasihi orang tua dan saudara-saudariku?
- Apakah aku tidak menghormati dan tidak taat kepada mereka?
- Apakah aku membantu mereka di saat aku bisa?
- Apakah aku mengecewakan hati mereka? Bagaimana?
- Apakah aku menghormati guru, pastor paroki dan orang-orang lain ada di atas otoritas-ku?
- Apakah aku mentaati peraturan sekolah-ku?
Untuk orang tua:
- Apakah aku membesarkan anak-anak dengan sepenuh hati dan dengan cinta yang tulus?
- Apakah aku terlalu keras atau terlalu lembek terhadap mereka?
- Apakah aku memberi contoh yang buruk kepada mereka dengan caraku berbicara atau bertindak?
- Apakah aku memberi contoh yang baik untuk melaksanakan kewajiban religius dan kewajibanku sebagai warga negara?
- Apakah aku mengusahakan agar anak-anakku mendapat pengajaran religius yang pantas dan aktif terlibat dalam kegiatan komunitas kristiani dan organisasi?
- Apakah aku memotivasi mereka untuk terlibat dalam kegiatan Gereja dan kemasyarakatan?
5. Jangan membunuh
- Apakah aku melukai seseorang dengan perkataanku atau perbuatanku?
- Apakah aku menolak untuk membantu sesama yang membutuhkan ketika aku diberi kesempatan dan sesungguhnya dapat menolongnya?
- Apakah aku menyebarkan rumor/ gosip tentang seseorang?
- Apakah aku memberi contoh buruk? Apakah aku berusaha sebaik mungkin untuk memperbaikinya?
- Apakah aku mengumpat/ mengomel?
- Apakah aku meminta maaf segera dan dengan tulus ketika aku menyakiti seseorang?
- Apakah aku memimpin/ menyebabkan orang lain berdosa dengan perkataan dan perbuatanku?
- Apakah aku tidak menghormati pendapat ataupun kepercayaan orang lain?
- Apakah aku mencabut hidup orang lain?
- Apakah aku menyebabkan kecelakaan fisik, moral atau problem keuangan orang lain? Apakah aku telah memperbaikinya?
- Apakah aku menjadi anggota organisasi kekerasan?
- Apakah aku setuju atau mengizinkan, merekomendasikan, mencari atau terlibat dalam proses aborsi?
- Apakah aku turut andil dalam polusi lingkungan atau penggunaan sumber alam secara egois?
- Apakah aku memperhatikan kesehatanku: fisik dan mental?
- Apakah aku menggunakan obat terlarang, merokok atau minum minuman keras berlebihan, dan melakukan apa saja yang membahayakan kesehatanku dan kesehatan orang lain?
- Pada saat ada kesempatan, apakah aku tidak melakukan sesuatu untuk melawan dosa atau kejahatan?
6 dan 9. Jangan berzinah, dan jangan mengingini istri sesamamu.
Untuk semua:
- Apakah aku melihat gambar, pertunjukan atau film, buku-buku dan publikasi lainnya yang tidak sopan dan membangkitkan fantasi seksual dan mengarahkanku kepada dosa ketidakmurnian?
- Apakah aku memakai pakaian yang tidak sopan?
- Apakah aku mengikuti pikiran yang kotor atau keinginan-keinginan yang tidak suci?
- Apakah aku melakukan perbuatan yang tidak murni terhadap diri sendiri atau dengan sesama?
- Apakah aku bertindak bijaksana terhadap sesama yang berlainan jenis kelamin, baik terhadap yang sudah menikah atau tidak/ belum menikah?
- Apakah aku melontarkan cerita/ humor kotor?
- Apakah aku terlibat dalam pergaulan bebas, seks pranikah, atau aktivitas seksual yang diperbolehkan hanya untuk suami istri?
Untuk pasangan yang sudah menikah:
- Apakah aku setia kepada istri/ suamiku, baik di dalam pikiran maupun perbuatan?
- Apakah aku menggunakan pil, alat-alat KB lainnya untuk menghalangi kehamilan? Apakah aku menganjurkan orang lain untuk melakukan hal itu?
- Apakah aku menggunakan pernikahanku untuk mengekspresikan kasihku yang tulus kepada istri/ suamiku ataukah hanya untuk melampiaskan gairah seksual?
7 dan 10. Jangan mencuri. Jangan mengingini milik sesamamu.
- Apakah aku menghormati milik orang lain?
- Apakah aku merusak barang milik publik?
- Apakah aku mencuri sesuatu? Apakah aku mengembalikan yang kucuri dan membayar sesuai dengan jumlahnya?
- Apakah aku menyontek di sekolah, atau berbuat curang dalam bisnis? Apakah aku jujur dalam pekerjaan dan melakukannya dengan cara yang terbaik?
- Apakah aku adil dalam membayar gaji bawahan-ku, pajak dan segala kewajibanku?
- Apakah aku iri hati terhadap milik dan kesuksesan orang lain?
- Apakah aku menyia-nyiakan waktu dan kesempatan?
- Apakah aku serakah?
8. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
- Apakah aku berbohong karena kesombonganku atau berbohong untuk mencelakakan orang lain?
- Apakah aku bersaksi dusta di pengadilan?
- Apakah aku menyebarkan rumor/ gosip yang dapat merusak reputasi/ nama baik sesamaku?
- Apakah aku membocorkan rahasia yang dipercayakan kepadaku?
- Apakah aku membocorkan rahasia kesalahan orang lain?
- Apakah aku menuduh seseorang sembarangan?
- Apakah aku menghakimi orang lain?
- Apakah aku seorang yang berprasangka?
- Apakah aku dapat menjaga keseimbangan antara kebenaran dan tindakan kasih?
SEGERA SEBELUM PENGAKUAN DOSA
Setelah pemeriksaan batin selesai, dan menyadari berapa sering dan berapa banyak anda telah menyakitkan hati Tuhan, sesama dan diri sendiri, maka:
- Dengan rendah hati dan tulus memohon pengampunan Tuhan dan kemampuan untuk menghindari dosa di kemudian hari.
- Berusaha untuk menemukan akar penyebab dosa- dosa anda: kecenderungan yang salah, kelemahan, kebiasaan buruk…, dan lihat apakah anda dapat menghilangkan setidak-tidaknya satu dari akar penyebabnya. Ini berarti berusaha menjadi orang yang lebih baik dengan membuang sedikitnya satu keburukan moral atau dengan memperkuat satu kualitas moral yang baik. Bayangkan kalau kita dapat menghilangkan satu kebiasaan buruk dalam satu tahun, maka kehidupan spiritual kita akan berkembang dengan pesat.
3. mohon agar Tuhan membantu anda untuk mengaku dosa dengan baik.
PADA SAAT PENGAKUAN DOSA
- Buatlah tanda salib dan berkata: “Berkatilah saya, Pastor, sebab saya telah berdosa.”
- Biarkan Pastor memberkati anda dan apapun perkataannya, dengarkan dengan hati terbuka, lalu katakan:
- Pengakuan dosa saya yang terakhir adalah…. waktu yang lalu. Sejak itu aku melakukan dosa sebagai berikut…..
- Mengakulah dengan jujur dan tulus segala dosa anda mulai dari yang terberat dan yang paling memalukan. Jika anda gugup, atau tak begitu jelas akan dosa tertentu, mintalah bantuan Pastor
- Ingat, untuk sebisanya menyebutkan jumlah frekuensi dosa berat, dan keadaannya untuk memperjelas tingkat keseriusan dosa tersebut.
- Setelah selesai menyebutkan dosa-dosa anda, katakanlah:
- Untuk semua dosa-dosa saya ini terutama dosa melawan… (misal: kasih, kejujuran, kemurnian, dll) aku mohon pengampunan dan penitensi dari Pastor.
- Pastor akan memberi anda beberapa saran. Ia juga akan memberikan penitensi yang harus dipenuhi setelah sakaramen pengakuan. Setelah itu, ucapkanlah doa tobat baik dengan perkataan sendiri, atau doa tobat sebagai berikut:
- O Tuhanku, aku menyesal atas dosa-dosaku. Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan maha baik bagiku. Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmatMu hendak memperbaiki hidupku dan tidak berbuat dosa lagi. Allah yang maha rahim, ampunilah aku, orang berdosa. Amin
- Setelah mengucapkan doa tobat, terimalah absolusi dengan rendah hati dan penuh syukur. Ikutilah doa Pastor, yang diakhiri dengan kata penutup “Amin!”
SETELAH PENGAKUAN DOSA
- Berlututlah di depan altar atau sakramen Maha Kudus atau gambar/ patung Tuhan Yesus, dan berterimakasihlah padaNya atas karunia pengampunan dosa, Perbaharui niat anda dan mohon pertolonganNya untuk mengatasi segala godaan.
- Jika penitensi diberikan dalam bentuk beberapa doa, ucapkanlah doa-doa tersebut dengan tenang dan penuh iman.
- Jika penitensi diberikan dalam bentuk tindakan kasih, maka harus dilaksanakan secepat mungkin.
- Tersenyumlah pada Yesus, dengan penuh rasa syukur. Bangkitlah dengan suka cita dan percaya diri: Tuhan sudah berbelas kasihan kepadamu. Ia merayakan kembalimu kepadaNya dan meng-inginkan anda termasuk dalam bilangan para kudusNya. Hiduplah untuk Dia, pada setiap saat kehidupanmu, dan biarkanlah orang-orang lain melihat betapa indahnya melayani Tuhan, dan hidup sesuai dengan kehendakNya!
Kesimpulan
Semua hal di atas adalah petunjuk-petunjuk praktis untuk mengaku dosa. Kita semua diingatkan kembali bahwa dosa sungguh menyedihkan hati Tuhan, karena melawan kasih dan hukum Tuhan, dengan akibat rusaknya hubungan kita dengan Tuhan dan Gereja. Hanya pertobatan, dan juga menerima Sakramen Pengampunan Dosa yang dapat mengembalikan keharmonisan hubungan kita dengan Allah. Dengan menerima Sakramen Tobat, kita akan dikuatkan untuk berusaha dengan sepenuh hati dan pikiran untuk hidup kudus, hidup untuk semakin memuliakan nama Tuhan.
[1] Francis De Sales, Introduction to the Devout Life (Image, 1972), p.38
[2] Council of Trent, Session 14; Canon 8.
[3] Ibid., p.37-38.
dengan hormat, Maaf bila pertanyaan sifatnya mengulang karena saya baru membuka web ini. Pertanyaannya adalah mengenai pengakuan dosa. Bila tidak melakukan pengakuan dosa setahun sekali apakah dapat dapat disebut sebagai dosa berat, apalagi sampai berpuluh tahun tidak pernah mengaku dosa karena merasa tidak melanggar apa2. Kedua mengenai seringnya menerima pertanyaan dari umat mslim, adakah buku2 yang membahas pertanyaan tsb, misalnya mengapa Yesus adalah nabi,bukan Tuhan, tentang Trinitas, penyembahan patung,pengakuan dosa kok kepastur bukan ke Tuhan, Tuhan kok digambarkan secara visual, pastur kan homo dsb tentu pengasuh tahu. Atau sudah ada kumpulan jawaban atas pertanyaan2 tsb, mohon bisa dijawab via email,… Read more »
Shalom Wilfridus k. Selamat datang di situs ini dan terima kasih atas pertanyannya. Memang kalau kita tidak mengaku dosa satu kali dalam setahun, maka sebenarnya sangat sulit bagi seseorang terlepas dari dosa berat. Hal ini disebabkan bahwa dosa ringan secara perlahan-lahan akan membawa seseorang untuk berbuat dosa berat. Apakah menghindari pengakuan dosa adalah merupakan dosa berat, maka kita perlu meneliti lebih lanjut. Kita tahu sesuatu menjadi dosa berat, kalau: 1) menyangkut dosa besar, 2) mengetahui bahwa tindakan tersebut salah, 3) dengan sadar melakukan tindakan yang salah tersebut. Oleh karena itu, kalau orang tersebut menghindari Pengakuan dosa karena tidak percaya akan… Read more »
Yth Romo Wanta, Pr
Saya ingin menanyakan sedikit ttg sakramen tobat:
1. Bila kita sudah mengaku dosa, apakah kita harus menyebutkan/mengakukan dosa2 kita pada pengakuan yang berikutnya?
2. Dapatkah kita mengaku dosa lewat telephone?
on 2010/03/06 at 10:31am
3.apakah bisa mengaku dosa dengan romo yang tidak mengerti bahasa indonesia/bahasa inggris? sebagai contoh, saya sedang berziarah di Fatima-Portugal, dan saya ingin mengaku dosa dg romo setempat, tetapi berhubung si romo tidak bisa berbahasa inggris maupun indonesia dapatkah kami mengaku dosa dalam bahasa yang berbeda? Sahkah itu?
Terimakasih
salam dan doa
Maria
Shalom Maria, Terima kasih atas pertanyaannya tentang pengakuan dosa. Ada baiknya Maria dapat membaca artikel di atas (silakan klik). Kalau ingin mengetahui tentang Sakramen Pengakuan dosa, Maria dapat membaca beberapa artikel ini (bagian 1, 2, 3, 4). Menjawab pertanyaan Maria: 1) Kalau kita telah mengaku dosa, benar-benar menyesal atas dosa-dosa kita, mendapatkan absolusi yang benar, serta menjalankan penitensi yang diberikan, maka dosa kita telah diampuni. Jadi, kita tidak perlu mengaku dosa lagi. Namun, kalau kita merasa bahwa kita tidak mengakukan dosa dengan benar atau menutup-nutupi dosa kita pada pengakuan sebelumnya, maka silakan mengakukan dosa lagi. Alangkah baiknya kalau kita dapat… Read more »
Mengenai “Absolusi Forma Alternatif”:
Apakah valid absolusi dengan forma: “Semoga Allah yang Mahakuasa mengapuni dosa-dosamu, dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin.”
Apakah dosa diampuni setelah pengakuan dengan absolusi macam itu?
Apakah perlu mengakukan dosa2 yang diakukan dalam pengakuan dosa tersebut di pengakuan selanjutnya?
Salam,
Laurensius
(silahkan kalau mau ditampilkan. tolong notify saya via e-mail jika sudah dijawab. terima kasih)
Laurensius Yth Rumusan yang demikian tetap valid namun tidak layak kalau tidak lengkap sesuai dengan rumusan yang baku ditetapkan oleh Gereja. Kadang kita suka instan biar cepat selesai pada hal ada doanya yang bagus meski panjang. Hal itu merupakan bagian pastoral dalam liturgi rekonsiliasi, perdamaian antara Tuhan dan manusia. Coba lihat rumusan Absolusi yang lengkap dan sangat indah ini: “Allah Bapa yang mahamurah telah mendamaikan dunia dengan diriNya dalam wafat dan kebangkitan PuteraNya. Ia telah mencurahkan Roh Kudus demi pengampunan dosa. Dan berkat pelayanan Gereja, Ia melimpahkan pengampunan dan damai kepada orang yang bertobat. Maka saya melepaskan saudara dari dosa-dosa… Read more »
Shalom Pak Stefanus, Saya termasuk orang Katolik yang tadinya tidak mengimani Sakrament Pengakuan Dosa, saya mempunyai dosa berat, tetapi saya pikir cukup mengakui langsung kepada Yesus saja. Setelah banyak membaca artikel-artikel tentang pengakuan dosa pada site ini dan beberapa kejadian aneh dalam Ekaristi, seperti beberapa kali pada saat pemercikan air suci saya tidak terkena percikannya padahala Romo dekat sekali, saya bulan kemaren, pada saat retret, mengaku dosa lagi untuk pertama kali setelah 28 tahun tidak mengaku dosa. Suatu perjuangan berat untuk mengakukan dosa berat kepada seorang Imam, kita dapat dengan gampang untuk langsung minta ampun kepada Yesus tetapi jika melalui… Read more »
Shalom Adihanapi, Bersyukurlah kepada Tuhan, karena rahmat Allah dan tanggapan anda terhadap rahmat Allah, telah membawa anda kepada Sakramen Tobat, yang memberikan pengampunan, damai dan sukacita. Dan memang kalau kita telah berbuat dosa dan harus mengaku dosa di depan pastor sering timbul perasaan malu, karena memang dosa memalukan, bahkan mematikan. Namun penyesalan kita akan dosa yang kita buat harus lebih kuat dari perasaan malu, sehingga kita dapat mengaku dosa dengan baik dan jujur di depan pastor. Dan dengan pengakuan dosa yang baik, maka rahmat Allah mengalir secara bebas dalam kehidupan kita, sehingga kita diberikan kekuatan untuk hidup kudus. Dalam perjuangan… Read more »
Berkah Dalem….
Saya terhitung baru di dalam katolisitas org, sebelumnya mohon maaf bila ada kesalahan didalam penulisan ini. Saya melihat disitus ini ada tulisan video. Tergelitik oleh rasa keingintahuan saya, kira-kira adakah di situs ini yang mana saya bisa mendapatkan cuplikan video mengenai sikap yang harus dilakukan didalam sakramen pengakuan dosa. Mengingat jaman sekarang banyak umat katolik yang kurang memahami tata cara yang benar pada saat pengakuan dosa. Terima kasih dan mohon maaf sekali lagi bilamana ada kesalahan di dalam penulisan teks ini.
Shalom Vinsensius, Selamat datang di katolisitas.org dan terima kasih atas pertanyaannya tentang Sakramen Tobat. Video tentang Sakramen Pengakuan Dosa dapat dilihat di sini (silakan klik). Memang ekpresi adalah penting, namun yang paling penting dalam Sakramen Pengakuan Dosa adalah persiapan dan penyesalan hati, karena hati yang remuk redam adalah yang berkenan kepada Allah (Mzm 51:17). Silakan juga Vinsen membaca beberapa artikel tentang Sakramen Pengakuan Dosa ini (bagian 1, 2, 3, 4), Sebaiknya kita juga mengaku dosa secara teratur, sebulan sekali atau setiap dua kali seminggu. Dengan mengadakan pengakuan dosa yang teratur, maka kehidupan spiritualitas kita akan terbantu. Mari kita bersama-sama mensyukuri… Read more »
Salam , Saya jg da bbrp hr terakhir ini googling tentang pengakuan dosa, dan web ini sangat berguna skali dan menarik sekali untuk saya, bkn cuma ttg dosa , tp smua hal2 yang berhubungan tentang katolik dan gereja ada disini(biarpun saya sdh katolik, tp rasanya bnr2 blm memahami iman katolik, saya sangat terbantu sekali dan merasakan Tuhan Yesus bnr2 telah menerangi hati dan imanku. Bisa dibilang saya ini katolik KTP, yg cuma datang hari Natal dan Paskah, itu juga cuma dtg untuk ngerame-in, tanpa pernah menghayati arti sesungguhnya, hidup saya jalani selama ini semau2nya: (Bisa diartikan hidup saya slama 9… Read more »
Shalom Lusia, Terima kasih atas sharing pengalaman anda. Ya, marilah kita selalu bersyukur kepada Tuhan atas rahmat pertobatan yang diberikan-Nya kepada kita. Sebab dengan kita bertobat, maka hubungan kita dengan Tuhan yang terputus oleh dosa dapat disambung kembali. Tak apa jika anda merasa perlu untuk menuliskan di secarik kertas, dosa-dosa anda, sebelum anda menghadap Romo untuk menerima Sakramen Tobat. Lebih baik lagi jika anda menuliskan dosa yang paling berat terlebih dahulu, dan baru diikuti oleh dosa-dosa yang lain. Semoga dengan demikian anda dapat mengadakan pengakuan dosa dengan lebih baik. Namun di atas semuanya itu yang terpenting adalah sikap batin yaitu… Read more »
Dear Katolisitas, terima kasih sebelumnya untuk jawaban nya, 1. Bagaimana kalau profesi seorang tentara, lalu dia dikirim untuk perang. Kita tahu, dalam perang pasti harus membunuh lawan, sedang membunuh tidak boleh, seharusnya bagaimana ? apa sebaiknya berhenti menjadi tentara ? atau kalau terpaksa, karena wajib militer bagaimana, sebaiknya ? 2. Apa boleh ke gereja memakai celana pendek ? Saya waktu smp pakai celana pendek masuk gereja, lalu di luar negri saya lihat banyak bule2 pakai celana pendek dan sandal jepit. 3.Apa boleh kita membeli saham rokok, lalu mendapat dividen dan mendapat untung darinya, sedang rokok kan tidak baik untuk kesehatan… Read more »
Shalom Budisan, Terima kasih atas pertanyaan-pertanyaannya. Mari kita melihatnya satu-persatu. 1) Gereja Katolik mengajarkan "just war", dimana pada kondisi-kondisi tertentu untuk "greater good" dan tidak ada cara lain yang dapat dilakukan selain dengan cara perang, tingkat keberhasilan yang baik, kerugian yang minimal. Katekismus Gereja Katolik mengatakan "Syarat-syarat yang memperbolehkan suatu bangsa membela diri secara militer, harus diperhatikan dengan baik. Keputusan semacam itu berakibat besar, sehingga hal itu hanya diperbolehkan secara moral dengan syarat-syarat berikut yang ketat, yang harus serentak terpenuhi: a) Kerugian yang diakibatkan oleh penyerang atas bangsa atau kelompok bangsa, harus diketahui dengan pasti, berlangsung lama, dan bersifat berat.… Read more »
shalom
setelah saya membaca mengenai sakramen tobat yang di uraikan di atas, saya melihat pada saat sekarang minat umat katolik pada sakramen ini mulai kurang, kusunya lagi para kaum muda kita ini. saya sangat tertarik sekali untuk mengadakan penelitian tentang masalah yang diu hadapi kususnya para kaunm muda . sebab itulah saya manulis skripsi tentang sakramen ini. yang saya mau tanyakan, apakah katekese remaja punya andil dalam upaya meningkatkan kembali partisipasi kaum muda untuk mengikuti sakramen ini?
Shalom Sugeng,Terima kasih atas keinginan dari Sugeng untuk mengadakan riset tentang menurunnya kesadaran umat Katolik – khususnya kaum muda – untuk menerima Sakramen Tobat. Saya rasa ada begitu banyak penyebab dari keadaaan ini, dan bukan hanya katekese remaja yang mungkin kurang memadai. Berikut ini adalah beberapa hal yang saya dapat saya pikirkan, yang mungkin menjadi penyebab dari menurunnya umat Katolik yang menerima Sakramen Tobat: 1) Komunitas dan sosial. Pada jaman sekarang ini sungguh sulit untuk menemukan komunitas dan masyarakat yang sungguh-sungguh berjuang dalam kekudusan. Masyarakat yang majemuk yang diwarnai dengan materialisme, yang mencoba menyingkirkan Tuhan dari tatanan hidup masyarakat, pengaruh… Read more »
terima kasih Banyak Romo [dari Admin Katolisitas: jawaban di atas bukan dari Romo, tapi dari Stefanus Tay, yang bukan seorang Romo, tapi seorang awam ] atas jawabannya.
nih websitenya bagus banget…..aku sekarang jadi bingung….saya sampai sekarang belom menikah tapi sudah hidup bersama dengan wanita dalam satu rumah tanpa ada pernikahan(belom menikah).dan setaip kali aku ke gereja aku selalu di inagtin temn2 untuk jangan menerima hostia,alasannya karna saya belom menikah……Tapi menurut pandangan saya sebenarnya tidak masalah….bukankah Yesus pernah makan bersama Yudas si pengkhianat satu meja????????dan kenapa saya tidak boleh…. dan satu lagi…apakah saya berdosa kalu saya hidup serumah dengan wanita tanpa ada pernikahan??? padahal saya bertanggungjawab da saya sangat menyayangi dia….hanya karna ada satu dan lain hal..maka pernikahan kami di tunda… mohon bagi teman2….untuk memeberikan jawaban….Tuhan Beserta Kalian… Read more »
Maaf, ada satu lagi pertanyaan yg selalu muncul. Romo, saya lihat di berita Paus menyatakan yg membuat polusi di bumi berdosa, sedang kita sendiri memakai mobil, motor, merokok, memakai benda2 konsumsi seperti komputer, baju, makanan, listrik dll yg dihasilkan dari proses pembakaran oli, batubara dll yg membuat polusi di bumi. Jadi bagaimana tindakan kita ?
Shalom Leonardus, Paus memang dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa polusi merupakan salah satu bentuk dosa dalam jaman modern ini. Yang ia maksudkan di sini adalah polusi, baik polusi bumi termasuk polusi udara, air, dst dan polusi rohani, yang menyangkut pikiran dan hati manusia. Mengenai polusi yang berkaitan dengan lingkungan hidup/ bumi memang merupakan dosa yang lebih bersifat kolektif, yang semakin terasa pengaruhnya jika dilakukan bersama-sama, apalagi dalam skala kawasan atau negara. Inilah yang menjadi perhatian Paus Bendiktus XVI, bahwa lingkungan hidup dunia sekarang terancam rusak oleh global warming dan global pollution. Polusi ini memang merupakan penyalahgunaan wewenang yang diserikan oleh… Read more »
Dengan hormat,
Satu lagi pertanyaan buat Romo, saya sudah memiliki istri, tapi saya masih suka masturbasi, dalam masturbasi saya sering membayangkan wanita lain, yg pasti saya berdosa, namun saya berusaha membayangkan istri saya sendiri. Apakah tetap saya berdosa ? Kadang saya juga sering pijat [dari admin: pijat dalam pengertian negatif. saya hapus pernyataan yang terlalu detail]. Saya sering bingung sekali, apakah ini termasuk dosa berat atau ringan dan bagaimana sebaiknya.
Terima kasih,
Leonardus Yth Tindakan masturbasi merupakan kenikmatan moral yang dikategorikan dosa karena mencari kenimatan diri dan bertentangan dengan tujuan penghormatan terhadap diri (tubuh) manusia. Karena anda sudah memiliki istri maka sebaiknya melakukan hubungan intim dengan istri anda dan berusaha untuk tidak melakukan pemuasan diri dengan masturbasi. Ketika anda berkeinginan melakukan itu maka anda bisa melakukan tindakan lain bersama istri anda. Apalagi membayangkan berhubungan dengan wanita lain, berdosa dalam khayalan dan hati. Untuk pijat sebaiknya demi kesehatan dan bukan untuk pemuasan diri. Hendaknya anda konsultasi dengan dokter ahli kelamin dan seorang dokter seksolog yang bisa membantu. Semoga menjadi jelas. Berkat Tuhan Rm… Read more »
Dengan hormat,
Romo apakah saya bisa melakukan pengakuan dosa pada Romo melalui e-mail atau internet ?
Shalom Leonardus,
Kita tidak dapat mengaku dosa lewat e-mail maupun internet, atau telepon. Alasannya, silakan melihat jawaban yang pernah saya berikan sebelumnya di sini – silakan klik. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://www.katolisitas.org
Yth Katolisitas
Saya ingin tanya tentang dosa,
misalnya terjadi begini, seorang anak sedang bingung untuk mengobatkan ibunya yang sedang sakit, karena bingung tidak punya uang, si anak ini melakukan tindak pencurian, mencuri uang orang lain. Apakah anak ini berdosa? berdosa berat atau ringan? ini hanya sebuah perumpamaan saja. Di satu sisi si anak mencuri, di sisi lain ia ingin mengobatkan ibunya.
Terima kasih sebelumnya untuk jawaban tentang Sakramen Krisma, sungguh bermanfaat buat saya.
Terima kasih.
chris
Shalom Chris, Untuk menilai sesuatu perbuatan itu baik kita dapat melihat prinsip Teologi Moral, yang diajarkan oleh St. Thomas Aquinas dalam Summa Theology, I-II, q. 18, a.4 yaitu bahwa, terdapat tiga hal yang menentukan moralitas suatu perbuatan: 1) Objek moral (moral object), yang merupakan objek fisik yang berupa tujuan yang terdekat (proximate end) dari sesuatu perbuatan tertentu (sifat dasar perbuatan) di dalam terang akal sehat. 2) Keadaan (circumstances) yaitu keadaan di luar perbuatan tersebut, tetapi yang berhubungan erat dengan perbuatan tersebut, seperti kapan dilakukan, di mana, oleh siapa, berapa banyak, bagaimana dilakukannya, dan dengan bantuan apa. 3) Maksud/tujuan (intention) yaitu… Read more »
40 tahun sebagai orang katolik saya belum pernah melakukan pengakuan dosa,karena tidak tahu caranya. Mungkinkah baptis ulang atau baptis dua kali? Adakah dispensasi? Bagaimana cara pengakuan dosa untuk pertama kali, sebab belum pernah saya temukan tulisan/pedoman tentang hal ini?
Terimakasih atas jawabannya dan semoga hal itu menjadi koreksi atas tulisan-tulisan yang pernah ada.
Shalom Joko, 1) Terima kasih atas pertanyaan dan keterbukaan Joko. Yang penting sekarang adalah Joko mempunyai keinginan untuk mengaku dosa. Saya mengusulkan untuk membaca rangkaian artikel pengakuan dosa, terutama bagian-4, sehingga Joko dapat mempersiapkan pengakuan dosa dengan baik. Langkah-langkah untuk pengakuan dosa telah dibahas di artikel di atas. Di bagian artikel "Pada saat pengakuan dosa" katakan: Pengakuan dosa saya yang terakhir adalah 40 tahun yang lalu dan ini adalah pengakuan dosa saya yang pertama. Sejak itu aku melakukan dosa sebagai berikut….. Jangan kuatir bahwa pastor akan marah, malah sebaliknya pastor akan bergembira dengan pengakuan ini. Yang penting adalah mempersiapkan diri… Read more »
AMDG,
Saya masih agak kurang jelas dengan jawaban tsb. Mulai kapan seharusnya melakukan pengakuan dosa, apakah sesudah dibaptis atau setelah menerima komuni pertama, mengingat saya baptis bayi? Apakah tidak ada bedanya mengatakan 40 th atau 30 th yang lalu?
Shalom Joko, Saya minta maaf kalau jawaban sebelumnya kurang jelas. Untuk pengakuan dosa bagi yang dibaptis bayi dilakukan pada waktu komuni pertama. Intinya pengakuan dosa mensyaratkan seseorang dapat menggunakan akal budi, sehingga dapat membedakan baik dan jahat. Dan sekitar umur 9 tahun, pada saat komuni pertama dipandang seorang anak telah dapat membedakan baik dan buruk. Jadi kalau Joko dapat mengatakan kepada pastor bahwa Joko hendak mengaku dosa, dan pengakuan ini adalah pengakuan dosa terakhir selama…. tahun (dihitung dari tahun ini dikurangi waktu komuni pertama, yang seharusnya disertai pengakuan dosa). Kalau masih bingung, ceritakan saja semua keadaan Joko, dan pastor pasti… Read more »
Terimakasih dan mohon bantuan doanya.
sebaiknya anda konsultasi saja dng bapak Pastor…kalu menurut saya pembaptisan sebenarnya cuman sekali dalam hidup….bukankah Yesus di baptis cuman sekali..???
Syalom.. wah katolisitas bagus banget,sy baru mulai belajar buka website.. dan sangat tertarik dgn katolisitas..mau nimbrung nana juga nih, tolong jelasin tentang kata “fasik” apakah sama dgn farisi? sy uda cari2 dlm KS tapi blm ngerti..tolong jelasin ya. . thanks GBU
Shalom Giant, Terima kasih atas pertanyaan dan dukungannya terhadap katolisitas.org. Mari kita melihat tentang kata fasik dan farisi. Fasik dan farisi adalah dua perkataan yang berbeda, yang juga mempunyai arti yang berbeda. Berikut ini adalah perbedaan antara kata fasik dan farisi. 1) FASIK – Dari kata yang berasal dari bahasa Ibrani "rasha" (H7563). Dan ini dipakai untuk menunjukkan orang yang fasik atau "wicked", atau orang yang berdosa. Kata ini dipakai dalam berbagai ayat di Alkitab sekitar 264 kali. Sebagai contoh "Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik?" (Kej 18:23). Contoh yang lain… Read more »
Syalom.
Thanks atas penjelasan nya,maju trus katolisitas GBU
Saya ingin bertanya mengenai rumusan absolusi. Manakah rumusan yang bersifat dogmatik? Setahu saya itu adalah “ego te absolve a peccatis tuis in nomine Patris….” yang menunjuk kepada kuasa mengikat dan melepaskan. Apakah sah jika rumusan ini diganti menjadi “saya menyatakan dosamu diampuni dalam nama Bapa..” kesannya disini absolusi hanya merupakan suatu pewartaan pengampunan dosa (seperti pemahaman Lutheran) dan tidak benar-benar melepaskan dosa seperti dipahami Gereja Katolik. Dalam ritus Timur memang rumusan yang digunakan berupa doa permohonan tetapi saya kira tetap memiliki penekanan pada kuasa mengikat dan melepaskan. Saya merasa cukup bingung tentang hal ini. Apakah imam berdosa jika dengan sadar… Read more »
Daniel Yth. Rumus absolusi yang lazim dipakai: Allah yang maha murah dan maha rahim telah mendamaikan dunia dengan dirinya, dalam kebangkitan PuteraNya Yesus Kristus. Ia telah mencurahkan Roh Kudus bagi Gereja dan berkat pelayanan Gereja, Ia memberikan damai sejahtera bagi orang yang bertobat, maka saya melepaskan dosa-dosamu dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus, amin. Rumusan lain rupanya karangan pribadi imam dan tidak lazim, meskipun sah. Apakah imamnya berdosa atau tidak jika tidak mengucapkan absolusi sesuai dengan rumusan, adalah urusan pribadi antara sang imam dan Tuhan, sehingga sebaiknya tidak dibahas disini. Maka sebaiknya demi halalnya, setiap imam mengikuti rumusan… Read more »
Maaf bertanya lagi. Saya lupa tanya soal kasus ini. Setelah saya menahan malu dan mengaku dosa dengan lengkap kemudian masuk ke sesi nasihat. Saat nasihat, pastornya tanya: sudah melakukan suatu usaha untuk menangkal dosa “X”? catatan kecil: saya BELUM melakukan sesuatu usaha “aktif” (konsultasi, penahanan emosi, dsb) untuk dosa “X”. Sejak permulaan masa prapaskah tahun ini (beberapa minggu sebelum pengakuan) saya hanya mulai DOA ROSARIO tiap hari. Tujuannya: 1. karena memang ada intensi penting (masuk univ) 2. untuk mengurangi kecenderungan berdosa (untuk menghindari dosa secara UMUM/KESELURUHAN, TIDAK SECARA KHUSUS UNTUK MENGATASI DOSA “X” SAJA) dan kecenderungan untuk pelit 3. memang… Read more »
Shalom Splendidus, Setelah saya membaca keterangan anda, saya rasa tidak ada yang menjadikan pengakuan dosa anda invalid. Sebab sepanjang anda telah menyesal, dan menyebutkan dosa-dosa anda di hadapan Pastor dan lalu Pastor memberikan absolusi, maka Pengakuan Dosa anda valid. Kuasa Roh Kudus yang bekerja dalam Gereja Katolik-lah yang memungkinkan anda menerima rahmat pengampunan dari Kristus, melalui Sakramen Pengakuan Dosa. Bahwa anda sekarang telah berdosa rosario setiap hari, itu adalah sesuatu yang sangat baik. Jika terus dengan setia dilakukan, memang dapat membantu anda untuk lebih peka terhadap kehendak Tuhan dan menghindari dosa. Apalagi jika dorongan untuk berbuat dosa itu datang, anda… Read more »
Shalom katolisitas. Saya ada pertanyaan mengenai pengakuan dosa yang saya lakukan kemarin di sekolah. 1. Saya mengakukan semua dosa2 dengan lengkap sekali (pastornya sampai memuji karena saya berani mengatakannya dengan gamblang / menahan malu habis2an) -> mungkin terberani saya 2. Kemudian saya diberi nasihat 3. Saya kemudian tanya2 dan konsultasi. Pada sebuah pertanyaan mengenai hal yang saya sendiri KURANG JELAS DOSA ATAU TIDAK (di pikiran saya, oh mungkin dosa ringan, tapi saya tidak yakin, makanya saya bertanya -> curious + scruple), Pastornya memberi jawaban: “sebenarnya kurang baik juga ya kalau kamu bertindak begitu, sudah memberi tahu guru belum?” saya menjawab:… Read more »
Shalom Spendidus, Seseorang dapat disebut ‘scrupulous’ jika ia cenderung takut dan menganggap segala sesuatu yang dilakukannya sebagai dosa. Walaupun Tuhan tetap dapat mendatangkan sesuatu yang baik melalui kecenderungan ini (misalnya membuat orang ini menjadi lebih giat berjuang untuk berbuat baik dan memperbaiki kesalahan), namun dapat dikatakan sifat ‘scruple’ ini sebenarnya bukan sifat yang baik dan dapat membahayakan perkembangan rohani. Lebih lanjut mengenai ‘scruple’ ini silakan baca di link ini (silakan klik). Secara garis besar, ini adalah yang dapat dilakukan jika kita menyadari bahwa kita termasuk dalam golongan orang yang mempunyai kecenderungan ‘scruple’ ini: 1. Mencari Bapa Pembimbing Rohani yang tetap.… Read more »
Terima kasih bu Ingrid atas jawabannya. Karena keingintahuan(curiosity) saya yang kelewat besar (dan mungkin juga karena scruple saya), saya cuma ingin memastikan: valid-kah absolusi dari pengakuan saya yang itu? ctt: sebelumnya saya sudah mempersiapkan pengakuan yang saya ceritakan di atas dengan, bisa dikatakan, dengan cukup baik (berdoa, rosario, dsb) keterangan: dalam kondisi saya (lingkungan keluarga yang mayoritas non-katolik -> artinya saya minoritas, dan gereja paroki yang tidak mengadakan pengakuan dosa mingguan) agak sulit untuk menjadwalkan pengakuan dosa, kecuali dua kali dalam setahun di sekolah (yang selalu ditunggu2 saya dan teman2 sesama pendosa :) sekali lagi terima kasih dan Tuhan Yesus… Read more »
Shalom Splendidus, Ya, absolusi yang anda terima itu valid. Karena yang membuat validnya dari sakramen Tobat (‘matter & form’ nya) terpenuhi. ‘Matter’ nya adalah dosa dan penyesalan (saya beranggapan bahwa anda sungguh menyesal), dan ‘form’-nya adalah absolusi yang disebutkan oleh pastor, sesuai dengan norma yang berlaku. Mengenai mengaku dosa teratur, itu tetap dapat dilakukan, dengan menghubungi pastor secara terpisah. Hal itu juga saya lakukan pada waktu saya tinggal di Jakarta. Paroki saya di Jakarta juga waktu itu tidak membuka kesempatan pengakuan dosa kepada umat seminggu sekali. Ini sebenarnya sangat disayangkan, karena untuk dapat bertumbuh secara spiritual umat perlu menerima sakramen… Read more »
Sekedar tambahan saya berupa refleksi dan tips (hasil perenungan) yang bisa saya bagikan untuk semua pembaca: 1. Jangan over cerewet (seperti kasus saya) dalam pengakuan dosa. (sebenarnya setelah mengatakan: “oh, sudah pastor” saya tidak perlu mengatakan apa2 lagi, cukup dan itu sudah benar; jangan cerewet dan mengatakan tambahan2 “saya juga sudah…blablabla” yang malah jadi menyimpang dari fakta seperti yang ada di atas) 2. Hati2 saat anda sudah berhasil mengatakan semua dosa yang memalukan dan kemudian menjadi sangat lega, jangan memikirkan terlalu banyak hal lain nanti kasusnya seperti saya diatas -> menambah beban pikiran setelah pengakuan selesai 3. DIAM itu EMAS.… Read more »
Shalom,
Saya ingin bertanya, apakah boleh melakukan pengakuan dosa melalalui telepon?
Sebab, saya ada di China, dan memang saya rutin melakukan pengakuan dosa dengan berbahasa mandarin yg pas2an dan campur bahasa inggeris (bhs inggris romonya pun terbatas sekali). Dan walaupun ada romo yg berbahasa inggeris cukup baik, tapi saya tetap lebih prefer utk melakukan pengakuan dalam bahasa indonesia, lebih mantap dan afdol :)
Saya ingin sekali mendapatkan sakramen pengakuan dari romo indonesia, apakah boleh dilakukan per telepon? Saya pernah nonton serial TV “Apparations” dimana romonya melakukan pengakuan dosa per telepon sebelum melakukan exorcism.
Salam,
Shalom Erwin, Terima kasih atas pertanyaannya yang cukup unik, tentang apakah mungkin mengaku dosa lewat telepon. Mungkin ada orang yang berfikir sama seperti Erwin, namun belum berani mengungkapkannya. Jawaban dari pertanyaan ini adalah "Tidak bisa". Hal ini dikarenakan Sakramen adalah suatu "hubungan pribadi dengan Yesus", dimana dalam Sakramen Pengampunan Dosa, terlihat begitu jelas dalam cerita anak yang hilang. Sakramen Pengampunan Dosa juga merupakan ungkapan pertobatan kita, dimana kita berlutut dan memohon ampun atas dosa-dosa kita. Dengan mengaku dosa lewat telpon, maka dimensi "personal" dan "ungkapan pertobatan yang baik" dipertanyakan. Sebetulnya kalau kita lihat konsep tentang "pertobatan yang sempurna atau perfect… Read more »
Dear Pak Stef, Saya sudah beberapa hari ini membaca tentang Sakramen Pengakuan Dosa, namun baru hari ini saya menemukan apa yang saya butuhkan, dari bagian ke 1 s/d bagian ke 4 ini, akhirnya ada disebutkan, yaitu pada Hukum Kesepuluh Perintah Bapa ke 5 point ke 12. Dan pada hal kesehatan dimana pada Hukum/Perintah ke 5 point 15, yang baru dimengerti kalau hal tersebut dikategorikan “membunuh”, bukan saja merusak “Bait Allah” pada diri kita. Tetapi, masih pada hukum/Perintah ke 5 pont ke 3 dan 6, mengapa hal-hal tersebut dikategorikan “membunuh”? Baru saya sadari kalau ke 2 hal tersebut bisa “membunuh” seseorang… Read more »
Shalom Pak Didit, Sepuluh Perintah Allah dengan terang Perjanjian Lama dapat menjadi pegangan bagi kita, umat Katolik untuk berjuang dalam proses kekudusan. Kita juga sering salah sangka dengan perintah jangan membunuh. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, jadi apa saja yang kita lakukan untuk merusak kehidupan jasmani dan rohani kita, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat dikategorikan melanggar perintah ke-5. Namun tentu saja prioritas kehidupan rohani lebih tinggi daripada kehidupan jasmani, karena jiwa manusia adalah kekal dan badan manusia bersifat sementara. Point-point di atas hanya membantu kita semua, termasuk saya sendiri, untuk dapat memeriksa batin kita masing-masing, apakah kita… Read more »