Makna peralatan di bait Allah

[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini dipindahkan dari komentar artikel Perkenalan dengan Kitab Suci (bagian ke-2) silakan klik, karena menyangkut topik baru yaitu sedikit tentang Gereja, kitab-kitab Deuterokanonika, dan tentang makna peralatan di bait Allah]

Pertanyaan:

sajian ini memukau sayatapi ada pertanyaan penting(prinsip yang saya pegang musuh mencium berlimpah tapi menjerumuskan dan sahabat mengataka yang pahit tapi menyembuhkan terimakasih informasinya saya mau croscek dengan data saya gereja awali mulai ter bentuk dari yang ter catat dalam kisah para rasul dibab 2, semenjak pantekosta(saya tidak berlatar pendidikan alkitab artinya otodidak dan bersandar tun utunan tuhan puji tuhan selalu pimpin pada penilaian yang seimbang dalam rangka kesatuan tubuh kristus dalam hal ini saya menyaksikan ROH KUDUS itu LUAR BIASA ketika kita mau tunduk(yesus,rohkudus dan firman itu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan dalam pimpin nanya mengarahkan kepada kebenaran demi kebenaran dan kita ber sama akan di sempurnakan lewat proses tuhan data ini saya teima cuma ada satu pertanyaan kri tis dalam upaya mencari kebenaran yaitu begini di dalamALKITAB KITA bersama diantara perjanjian lama dan baru ada se lembar ker tas kosong bisa di cek di alkitab anda ini ber bi ca ra tentang;.. setelah MALEAKHI (kitab terakhir per janjian lama)kertas kosong ini mengabarkan kepada kita bahwa setelah MALAEKI, SELAMA 400 TAHUN TUHAN tidak berbicara kepada manusia artinya tidak ada pewahyuan dari ROH KUDUS jadi masa diam mungkin juga masa per siapan penggenapan janji tuhan yang tertulis di per janjian lama. oke puji tuhan bagaimana pendapat saudaraku tentang tetap dimasukanya kitab deuterokamonika?dan lagi sau dara dalam pelajaran taber nakel . peralatan yangg ada di bait allah itu ada makna roh aninya; mengenai ALKITAB kita juga ada….oke ini point kedua pertanyaan saya2.disitu ada satu peralatan di ruang maha kudus yaitu,yaitu alat penerang (firman adalah pelita) nah saudara sadaraku ini ternyata nubuatan tentang alkitab kita yang mana sisi sebelah dan jumlah cabang sebelah yang lain mengabarkan jumlah kalau tidak salah yang kiri jumlah kitab per janjian lama dan yg kanan jumlah kitab di perjanjian barubisa di cek jumlah nya samaAJAIBmasih menyombong kan kemampuan manusia atau gereja? biar tuhan sendiri yang pimpin cobalah anda mengenal pri badi agung ter sebut secara pribadi. matur nu wunsaya tunggu komentar dan jawabanya matur nuwun, Johanes Yus

Jawaban:

Shalom Johannes Yus,

1. Ya, Yesus yang adalah Firman yang telah menjelma menjadi manusia selalu berada dalam kesatuan dengan Roh Kudus. Sehingga, agar dapat kita pahami, maka firman-Nya itu harus dibaca dalam terang Roh Kudus. Nah, memang menurut Alkitab, Yesus sendiri memberikan Roh Kudus-Nya kepada para rasul, dan kepada merekalah Yesus mempercayakan tugas untuk mengajar kawanan umat-Nya. Tugas mengajar inilah yang secara khusus diteruskan oleh pengganti para rasul itu, yaitu oleh Magisterium Gereja Katolik. Ya, saya juga percaya Gereja lahir dari Kristus sendiri yang terwujud dengan jelas pada hari Pentakosta. Sejak itu para murid beribadah dalam persekutuan dengan para rasul, dengan Rasul Petrus sebagai pemimpin yang pertama. Silakan membaca lebih lanjut tentang Gereja di sini, silakan klik.

2. Sejarah mencatat bahwa kanon Kitab Suci yang kita peroleh berasal dari kanon yang ditetapkan oleh Magisterium Gereja Katolik, yaitu oleh Paus Damaskus I (382), dilanjutkan dengan Konsili Hippo (393) dan Carthage (397). Nah, dalam kanon tersebut ditetapkanlah kitab-kitab yang termasuk dalam Perjanjian Lama (PL) dan Perjanjian Baru (PB), dan kitab-kitab Deuterokanonika termasuk di dalam kitab-kitab PL. Selanjutnya tentang kitab-kitab Deuterokanonika, silakan anda membaca di artikel ini, silakan klik.

Maka jika anda melihat Alkitab anda, dan di sana tidak ada kitab-kitab Deuterokanonika, itu bukan merupakan bukti bahwa antara Nabi Maleakhi sampai ke jaman Kristus, Tuhan tidak berbicara kepada manusia selama 400 tahun atau 600 tahun. Itu hanya menunjukkan bahwa Alkitab anda bukan Alkitab yang sesuai dengan kanon kitab suci yang pertama kalinya ditetapkan oleh Magisterium Gereja Katolik. Sebab Gereja Katolik, melanjutkan kepercayaan para rasul dan para Bapa Gereja, percaya bahwa antara nabi Maleakhi sampai ke jaman Kristus, masih terdapat kitab-kitab yang diinspirasikan oleh Roh Kudus, yang tergabung di dalam kitab-kitab Deuterokanonika. Karena sejak pertama kali ditetapkan, kitab-kitab Deuterokanonika itu sudah ada dan tergabung dalam PL, maka bukannya Gereja Katolik yang menambahkan kitab-kitab itu di kemudian hari, melainkan, gereja Protestan yang membuang kitab-kitab Deuterokanonika itu dari kitab- kitab suci mereka. Ini dapat dilihat dari bukti sejarah bahwa bahkan Martin Luther dalam terjemahan Alkitabnya yang pertama masih memasukkan kitab-kitab ini di dalam terjemahannya, demikian pula edisi Alkitab King James yang pertama. Kitab-kitab Deuterokanonika ini baru benar-benar tidak dimasukkan dalam kitab suci Protestan pada tahun 1825, setelah Komite Edinburg dari the British Foreign Bible Society memotongnya.

3. Mengenai peralatan yang ada di dalam bait Allah.

Saya terus terang kurang paham pertanyaan anda dalam hal ini, namun saya setuju, jika maksud anda adalah segala peralatan yang ada di dalam tabernakel dan bait Allah itu melambangkan Kristus.

Jika kita membaca Alkitab, yaitu kitab Ibrani 9:4, sangat jelas tertulis apa yang diletakkan di dalam tempat yang Maha Kudus yaitu dalam tabut perjanjian pada jaman Perjanjian Lama. Dikatakan demikian:

“Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian…”

Dapat disimpulkan bahwa di dalam tabut perjanjian yang Maha Kudus itu tersimpan tiga hal: 1) buli-buli emas berisi roti manna 2) tongkat Harun sang imam kepala 3) loh-loh batu yang bertuliskan kesepuluh perintah Allah. Ketiga hal ini merupakan tanda perjanjian antara Allah dan manusia pada Perjanjian Lama yang digenapi dalam Perjanjian Baru di dalam diri Yesus Kristus: 1) Kristus adalah Roti Surga (Yoh 6:35), Roti Allah yang hidup; 2) Kristus Sang Imam Agung; 3) Kristus yang merupakan Sang Firman yang telah menjelma menjadi manusia. Maka Firman dan perintah Allah itu tidak lagi dalam rupa dua loh batu, tetapi dalam rupa Yesus Kristus, Putera Allah yang menjelma menjadi manusia (lih. Yoh 1:14). Inilah sebabnya, Bunda Maria yang mengandung Yesus disebut sebagai Tabut Perjanjian Baru, sebab ia mengandung Kristus, sebagai penggenapan Perjanjian Lama, di dalam rahimnya. Jika kita membaca dengan cermat Kel 25-28, kita mengetahui bagaimana Allah begitu spesifik dalam menentukan ukuran kemah suci dan tabut perjanjian, bahannya, warnanya, bentuknya, bahkan seniman yang membuatnyapun ditentukan namanya oleh Tuhan. Lalu para imam yang masuk ke tempat maha kudus itupun  harus suci, sebab jika tidak kudus, imam itu pasti mati. Dari sini kita dapat mengetahui bagaimana Allah pasti menguduskan Bunda Maria secara khusus, yang dipilih-Nya untuk mengandung Putera-Nya yang merupakan pemenuhan dari Perjanjian Lama. Sebab yang dikandung Maria bukan “hanya”, benda-benda mati lambang perjanjian, tetapi Putera Tunggal Allah sendiri yang merupakan pemenuhan dari perjanjian antara Allah dan manusia.

Sekarang ini, Kristus yang sama hadir di dalam rupa roti, yang tersimpan di dalam tabernakel gereja-gereja Katolik di seluruh dunia. Dan Kristus ini pulalah yang diterima dalam kepenuhan-Nya (Tubuh, Jiwa dan keAllahan-Nya) setiap kali umat Katolik menyambut-Nya di dalam Komuni kudus.

Terus terang, saya kurang paham akan pernyataan anda bahwa di dalam tabernakel ada pelita yang menubuatkan jumlah kitab Perjanjian Lama dan jumlah Kitab Perjanjian Baru. Silakan anda menyebutkan sumbernya, dari mana anda mendapatkan pemahaman demikian. Nanti saya akan mempelajarinya. Setahu saya, yang ada adalah bahwa kedua loh batu kesepuluh perintah Allah dalam PL dirangkum oleh Kristus dalam PB menjadi dua perintah: yaitu mengasihi Allah dan sesama (Mat 22:34-40; Mrk 12:28-34; Luk 10:25-28). Loh batu yang pertama berisi perintah-perintah untuk mengasihi Tuhan dan loh batu yang kedua adalah berisi perintah-perintah untuk mengasihi sesama, yang dimulai dengan mengasihi/ menghormati orang tua.

Maka Firman/ Sabda Tuhan memang mengambil tempat yang utama dalam ibadah umat Katolik (dalam Misa Kudus) namun itu tidak berdiri sendiri. Di dalam ibadah Misa Kudus, pembacaan dan permenungan Sabda Tuhan selalu dalam kesatuan dengan puncak kehadiran-Nya yaitu di dalam Ekaristi Kudus. Pembagian ibadah dalam dua bentuk liturgi (liturgi Sabda dan Ekaristi) ini mengacu kepada apa yang dicontohkan oleh Kristus sendiri dalam penampakan-Nya kepada kedua murid-Nya dalam perjalanan ke Emaus (Luk 24:13-35), di mana Yesus hadir menyingkapkan makna Kitab Suci yang diikuti kemudian dengan pemecahan roti, di mana mata kedua murid itu terbuka akan kehadiran Kristus yang telah bangkit dari kematian.

Semoga anda melihat, bahwa yang saya tuliskan di sini bukan berdasarkan kemampuan manusia atau Gereja untuk ‘disombongkan’. Tidak ada maksud untuk menyombongkan diri maupun Gereja di sini. Yang kami sampaikan adalah pengajaran yang bersumber pada Alkitab, seperti yang diajarkan oleh para Bapa Gereja, yang dapat anda baca selanjutnya baik dalam artikel- artikel tentang Bunda Maria maupun tentang Sakramen Ekaristi di situs ini. Justru kerendahan hati-lah yang diperlukan untuk menerima ajaran ini, sebab kita mengakui bahwa kita tidak melebihi para rasul dan para Bapa Gereja yang sudah terlebih dahulu dipimpin oleh Roh Kudus untuk mengajarkan kepada para umat beriman, tentang ajaran Tuhan Yesus Kristus.

Akhirnya saya berterima kasih, anda sudah mengingatkan saya untuk mengenal Pribadi Yesus secara pribadi. Ya, itu merupakan perjuangan saya seumur hidup, yaitu untuk semakin mengenal dan mengasihi Kristus, dengan bantuan rahmat Tuhan.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org

0 0 votes
Article Rating
1 Comment
Inline Feedbacks
View all comments
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x