Kriteria seorang diberi gelar Santo/Santa

1. Jalan panjang untuk menerima gelar santa/santo

Secara umum, mereka yang diberi gelar Santo/ a adalah mereka yang hidupnya ditandai oleh pelaksanaan kebajikan yang mencapai titik heroik, dan kekudusan mereka ini harus dapat dibuktikan oleh argumen-argumen dan disertai juga oleh mukjizat-mukjizat dari Tuhan yang diperoleh melalui perantaraan doa orang kudus itu. Hal ini penting untuk membuktikan bahwa ia adalah benar sahabat Allah. Maka proses kanonisasi dan beatifikasi bukan proses ‘pembuatan’ seseorang menjadi Santo/ santa, namun hanya merupakan deklarasi bahwa orang itu adalah orang yang hidup kudus bahkan sejak sebelum proses kanonisasi dimulai.

Proses penentuan pernyataan seseorang menjadi Santo/ Santa dalam Gereja Katolik memakan waktu yang panjang dan memerlukan bukti yang kuat berupa mukjizat-mukjizat yang harus ada, bahkan setelah orang tersebut sudah meninggal, untuk membuktikan bahwa Allah berkenan kepada perantaraan doa orang tersebut. Prosesnya, silakan lihat di link ini (silakan klik) dan di sini (silakan klik):
Maka dari sini terlihat, sebenarnya bukan uskup atau Paus yang menentukan seseorang menjadi kudus, apalagi ‘membuat’ seseorang menjadi Santo/ Santa. Paus hanya menyatakan seseorang menjadi Santa/ Santo setelah melalui proses penyelidikan panjang. Prosesnya itu sendiri melibatkan banyak orang, dan harus dibuktikan dengan mukjizat (minimal 2), dan mukjizatnya pun harus diperiksa secara objektif oleh dokter yang ahli. Proses kanonisasi bukan sesuatu yang mudah, umumnya memakan waktu bertahun-tahun. Namun justru dalam proses itulah terlihat apakah sungguh Tuhan berkenan menyatakan seseorang tersebut sebagai orang kudus-Nya, melalui mukjizat-mukjizat yang disyaratkan terjadi pada saat orang itu telah bertahun-tahun meninggal dunia, yaitu melalui permohonan doa syafaat orang kudus tersebut. Secara garis besar, prosesnya adalah sebagai berikut:

Servant of God (Hamba Allah): Proses yang dimulai di level keuskupan. Uskup (atau ordinaris) bukan menentukan, tetapi membuka kesempatan penyelidikan ‘calon’ para kudus itu, yaitu  dalam hal kebajikannya, sebagai respons dari permohonan kaum beriman. Penyelidikan umumnya dilakukan setelah lima tahun orang tersebut meninggal dunia, walaupun untuk kasus tertentu, Paus dapat mempercepat proses ini, seperti dalam kasus Ibu Teresa dan Paus Yohanes Paulus II. Setelah informasi lengkap, uskup mempresentasikannya kepada Roman Curia, lalu kemudian ditunjuk seorang postulator (umumnya dari kongregasi- jika itu dari kalangan religius) untuk sungguh-sungguh menyelidiki informasi selanjutnya tentang kehidupan sang Servant of God/ hamba Allah ini.

Declaration ‘Non Cultus’  (Pernyataan tak ada tahyul):  Pada suatu saat dapat diizinkan untuk memeriksa jenazah sang Servant of God, dan pernyataan bahwa tidak adanya tahyul/ pemujaan yang ditujukan pada sang pelayan Tuhan ini.

Venerable/Heroic in Virtue (Yang Terhormat/ Heroik dalam kebajikan) : Setelah segala informasi yang diperlukan terkumpul, Bapa Paus mengumumkan teladan kebajikan dari pelayan Tuhan ini (yaitu yang berhubungan kebajikan ilahi dengan iman, pengharapan dan kasih, dan juga kebajikan pokok, yaitu, kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri, hingga sampai pada tingkat yang heroik.
Pada saat ini dapat dicetak kartu doa yang dibagikan pada umat, sehingga umat dapat memohon doa perantaraan mereka, mohon agar mukjizat dapat diperoleh dari perantaraan doa mereka, sebagai tanda persetujuan Tuhan, untuk menyatakan pelayan Tuhan tersebut sebagai orang kudus.

Blessed (Yang Terberkati): Beatifikasi adalah pernyataan dari Gereja yang menyatakan bahwa kita dapat percaya bahwa sang pelayan Tuhan tersebut berada di surga. Tahap berikutnya tergantung dari apakah ia seorang martir, atau bukan. Jika martir, tidak diperlukan mukjizat lebih lanjut, namun jika non-martir, maka diperlukan sebuah mukjizat melalui doa yang ditujukan dengan perantaraan sang Venerable ini, untuk membuktikan bahwa ia benar-benar telah berada di Surga, dan Tuhan menjawab doa syafaatnya dengan memberikan mukjizat. Sekarang ini yang dapat dianggap mukjizat yang termudah adalah yang melibatkan: 1) pasien yang sakit, 2) yang tidak diketahui bagaimana cara penyembuhannya, 3) doa ditujukan agar Venerable mendoakan kesembuhan pasien, 4) pasien tersebut disembuhkan, 5) Kesembuhannya spontan, instan/ pada saat itu, menyeluruh, dan “lasting“/ tidak berubah, 6) dokter tidak dapat menjelaskan penjelasan normal.

Saint (Santo/Santa): Untuk menjadi Santo/ Santa diperlukan lagi satu mukjizat. Kanonisasi adalah pernyataan dari Gereja, bahwa sang Santa/ Santo tersebut telah berada di Surga, dan memandang Allah dalam Beatific Vision. Pesta nama Santa/ Santo tersebut ditentukan, dan boleh dirayakan.

Para orang kudus (Santo, Santa) adalah orang-orang yang semasa hidupnya meneladani Kristus sampai ke titik yang heroik, demikian pula martir, yang bahkan mencontoh Kristus sampai kepada menyerahkan hidupnya demi iman mereka kepada Kristus. Oleh karena itulah, maka gelar Santa- Santo dan martir itu dapat dikatakan diperoleh karena hubungan mereka dengan Kristus, dan yang telah menerima kepenuhan misteri Paska Kristus, yaitu wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga.

Para nabi pada Perjanjian Lama memang dapat juga disebut sebagai orang kudus, namun memang secara obyektif dapat diakui bahwa karena mereka hidup sebelum Kristus, maka mereka tidak mengalami kepenuhan misteri Paska Kristus. Dan karena maksudnya para kudus itu adalah untuk menjadi teladan bagi kita dalam hal kekudusan setelah kita dibaptis, maka banyak orang Katolik mengambil nama Baptis dari para orang kudus itu, yang kekudusannya telah diakui sebagai buah dari hidup mereka di dalam Kristus, setelah mereka [para kudus itu] dibaptis di dalam Kristus. Dengan memilih nama seorang  Santo/a sebagai nama Baptis/ Pelindung, maka artinya kita memohon agar Santo/ Santa itu berdoa bagi kita agar kitapun dapat bertumbuh di dalam kekudusan, dan dilindungi dari pengaruh kejahatan.

2. Santa/santo adalah sahabat Allah

Maka Santa/ Santo Pelindung itu bukan untuk menyaingi Allah sebagai Pelindung (Yes 1:24; Mzm 31:2; 62:7) dan Perisai kita (Mzm 3:3). Allah tetaplah sebagai Pelindung kita, namun Ia melibatkan para orang kudus-Nya untuk melindungi kita dengan doa-doa mereka. Maka peran mereka melindungi kita hanya dimungkinkan oleh Allah. Prinsip persekutuan orang kudus inilah yang membedakan pengertian Pengantaraan, antara pemahaman Protestan dengan Katolik. Bagi umat Protestan, Yesus adalah satu-satunya Pengantara, dan pengantaraan-Nya ini bersifat eksklusif. Sedang bagi Gereja Katolik, Pengantaraan Kristus yang satu-satunya (lih. 1 Tim 2:5) ini bersifat inklusif, yaitu melibatkan juga orang-orang kudus-Nya, sebab semua orang kudus itu adalah kawan sekerja Allah (1 Kor 3:9). Bahwa seorang yang kudus, dapat mendoakan sesamanya (berdoa syafaat) bagi sesamanya (lih. 1 Tim 2:1), dan Tuhan dapat mengabulkan doa ini yang dipanjatkan atas Pengantaraan Yesus. Maka, pengantaraan orang kudus ini hanya mungkin karena Pengantaraan Kristus, dan bergantung dari Pengantaraan-Nya. Jadi pengantaraan ataupun perlindungan orang kudus ini harus selalu dilihat sebagai kesatuan dengan perlindungan Kristus: selalu mendukung dan selalu bersama dengan Pengantaraan dan Perlindungan dari Tuhan Yesus. Oleh karena di surga yang ada adalah persekutuan para orang kudus dengan Kristus sebagai Kepala, maka Gereja Katolik percaya bahwa Pengantaraan Kristus melibatkan pengantaraan para kudus sebagai anggota-anggotaNya, dan bahwa pengantara anggota-anggota-Nya dapat diberikan karena kesatuan mereka yang sempurna dengan Kristus.

Kalau ada yang bertanya, kalau mereka-pun tergantung pada Pengantaraan Yesus, mengapa kita berdoa mohon perantaraan mereka? Jawabnya, memang kita tidak harus berdoa memohon pengantaraan mereka, namun jika kita melakukannya, itu berguna bagi kita sendiri, karena itu melatih kita untuk bertumbuh dalam kerendahan hati. Karena kita melihat kepada para orang kudus itu sebagai teladan, agar kita terpacu untuk hidup seperti mereka. Ini seperti layaknya adik kelas yang belajar dari kakak kelas/ atau mereka yang sudah lebih dahulu lulus. Kita bisa belajar langsung dari dosen/ profesor kita, tetapi bisa juga disamping belajar dari dosen, kita belajar dari kakak kelas. Tidak ada keharusan kita belajar dari kakak kelas, namun tentu baik bagi yang mau melakukannya, karena akan sangat banyak manfaatnya.

4.1 14 votes
Article Rating
56 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
krisna
10 years ago

pemberian gelar santa ke Santa Maria Goretti http://www.indocell.net/yesaya/id146.htm Alasan memberikan gelar kepada Santa Maria Goretti sedikit menimbulkan pro kontra khususnya bagi dunia seluler… Kematian Maria Goretti karena pembunuhan yang di sebabkan Maria tidak mau di perkosa oleh Alessandro yang menyebabkan Maria di berikan gelar santa oleh Gereja Katolik… Bagaimana dengan wanita korban pemerkosaan, apakah wanita tersebut berdosa? http://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Goretti Kontroversi Beberapa orang dari golongan feminisme pernah mengkritik pemujaan Maria Goretti dan “martir kemurnian” lainnya dengan alasan bahwa Gereja telah memperkuat kebencian terhadap wanita, seksisme, dan kekerasan terhadap wanita dengan mendukung pepatah “lebih baik mati daripada diperkosa”. Menurut mereka, fenomena ini secara… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  krisna
10 years ago

Shalom Krisna, Seseorang seperti St. Maria Goretti adalah seseorang yang mengutamakan hal-hal rohani dibandingkan dengan hal-hal duniawi, mengutamakan kesucian dibandingkan dengan keselamatan badani. Dia menjadi santa karena membuktikan kasihnya kepada Tuhan dalam tingkatan yang sungguh luar biasa (heroic). Kalau dia merelakan dirinya diperkosa, seperti perempuan-perempuan lain yang mengalami nasib yang mengenaskan maka dia hanya akan dikenang sebagai korban pemerkosaan. Yang dilakukan oleh para korban perkosaan bukanlah dosa, karena dia adalah korban yang dipaksa. Patut diingat bahwa St. Maria Goretti tidak berniat bunuh diri, namun mempertahankan kemurniannya yang kemudian berakibat pada kematiannya. Sesungguhnya, dalam revolusi seks di zaman sekarang ini, kita… Read more »

Cia
Cia
10 years ago

saya minta tolong, mohon dijelaskan bagaimana pengalaman hidup Santa Gracia, atas bantuannya saya ucapkan banyak terima kasih :) mohon dijawab [dari Katolisitas: Demikian ini riwayat singkat dari St Gracia dari Lerida (St Grace): Beliau lahir dengan nama Zaida di kota Lerida, negeri Catalonia (Spanyol). Ayahnya seorang penguasa Muslim Lerida bernama Almanzor. St Grace adalah saudara kandung dari dua orang kudus lainnya yaitu St Bernard dari Lerida dan St Maria dari Lerida. Bernard adalah orang yang membuat Zaida dan Maria memeluk iman Kristiani untuk pertama kalinya. Bertiga mereka berusaha mempertobatkan saudara mereka yang lain yaitu Almanzor, yang ternyata malahan menyerahkan mereka kepada… Read more »

Krisna
Krisna
11 years ago

apakah kami di perbolehkan berdoa melalui perantaranya Santo Santa Gereja Ortodoks? dan berikan alasannya? jika tidak di perbolehkan, apakah kami juga tidak diperbolehkan berdoa melalui Santo Santa yang dari Gereja Katolik ritus timur? apakah para Santo Santa dari gereja Ortodoks pasti masuk surga ataukah belum pasti masuk surga? thanks…. [Dari Katolisitas: Pada dasarnya pernyataan seseorang sebagai Santo/ santa dalam Gereja Katolik adalah pernyataan infallible/ tidak mungkin salah dari Magisterium Gereja Katolik, bahwa Santo/ Santa tersebut sudah berada di surga. Pernyataan itu dikeluarkan setelah proses beatifikasi/ kanonisasi orang kudus itu telah selesai, artinya telah ditemukan cukup bukti bahwa mereka telah berada… Read more »

Vian
11 years ago

Mohon Katolisitas dapat menampilkan isi dari Buku Kota mistik Allah..

terima kasih

[dari katolisitas: Mohon maaf, kami tidak dapat menampilkan isi buku tersebut. Silakan melihat pembahasan tentang hal ini – silakan klik]

Krisna
Krisna
11 years ago

kita pun mengetahui jika arwah yang masuk ke api penyucian pasti masuk ke surga… kita pun tau juga bahwa para Santo Santa sekarang berada si surga.

yang menjadi pertanyaannya adalah apakah para Santo Santa pernah masuk ke api penyucian atau setelah meninggal dunia Santo Santa langsung masuk ke surga bersama Allah….

Thanks….

[dari katolisitas: Tidak menjadi masalah kalau para Santa-Santo sebelumnya pernah masuk Api Penyucian atau langsung ke Sorga. Yang jelas, pada waktu dia dikanonisasi menjadi santa/santo, maka kita yakin, bahwa mereka telah berada di Sorga.]

yusup sumarno
yusup sumarno
11 years ago

Dear Katolisitas,

Apakah St Christophorus sungguh ada atau hanya berdasarkan legenda?
Saya memberikan nama baptis St Christophorus kepada anak saya dg harapan agar ia selalu membawa Kristus dalam hidupnya. Namun mengingat cerita atau sejarahnya tidak begitu jelas, saya jadi agak ragu.

Mohon pencerahan. Terima kasih

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  yusup sumarno
11 years ago

Salam Yusup, Nama Christophorus merupakan nama yang mengandung makna harapan agar pemakai nama hidup sesuai dengan makna kata itu. Karena itu, saran pastoralnya ialah, tetap saja memakai nama itu, namun secara pribadi pemakai nama itu berdevosi kepada santo/santa pilihannya sendiri. Salam Yohanes Dwi Harsanto Pr Tambahan dari Ingrid : Shalom Yusup, Beberapa ahli sejarah memperkirakan bahwa St. Christoforus mengacu kepada seorang bernama Reprobus yang dibunuh sebagai martir di abad ke-3 di zaman Kaisar Decius. Menurut sejarahwan David Woods, relikwi St. Christophorus kemungkinan dibawa ke Aleksandria, dan dikenal di Mesir dengan nama St. Menas. Mungkin karena kurangnya catatan historis dari St.… Read more »

yusup sumarno
yusup sumarno
Reply to  Yohanes Dwi Harsanto Pr
11 years ago

Romo Santo dan Bu Ingrid yang terkasih, banyak terima kasih atas saran Romo dan Ibu. meskipun nama Christoforus itu lebih pada harapan (pembawa Kristus) dan tidak ada nama itu dalam sejarah / secara historik, apakah tetap boleh setiap kami ajak anak saya berdoa, kami mengucapkan kalimat “St Kristoforus doakanlah kami”. atau saat mau melakukan perjalanan kami berdoa ” St Kristoforus, doakanlah perjalanan kami pada Yesus Rajamu”. hal itu karena saya yakin meskipun nama itu tidak ada dalam sejarah, namun santo yang diberi nama itu pasti ada dan sudah bahagia di surga. yang penting adalah anak saya sudah dipermandikan dalam nama… Read more »

Yohanes Dwi Harsanto Pr
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Reply to  yusup sumarno
11 years ago

Salam Yusup Sumarno, Anak Anda yang dibaptis dengan nama “Christophorus” itu tentu saja tetap boleh berdoa secara demikian. Walaupun (jika nanti terbukti) benar-benar tidak ada dalam sejarah, maka doa ananda itu akan tetap bermakna positif bagi perkembangannya bahwa dalam perjalanan hidup ini kita membawa Kristus. Dan karena ada informasi bahwa diduga maksudnya St. Reprobus atau St Menas dalam bahasa Mesir, maka bisa ditambahkan juga nama St Menas atau St Reprobus itu, atau nama orang kudus lainnya. Saya berbagi sedikit pengalaman yang mirip walau berbeda. Pada mulanya, ayah saya menamai baptis saya “Yohanes”. Yang dia maksud ialah St Yohanes Maria Vianney,… Read more »

yusup sumarno
yusup sumarno
Reply to  Yohanes Dwi Harsanto Pr
11 years ago

Romo Santo,

banyak terima kasih atas peneguhan ini, sehingga saya tidak perlu merasa ragu lagi. Biarlah anak saya (yang saat ini baru 8 tahun) tidak mengetahui hal ini. Nanti kalau ia besar dan menanyakan baru saya jelaskan. Yang penting sekarang iman Katoliknya tetap bertumbuh/berkembang sesuai usianya. Toh dia milik Yesus sendiri. Jadi saya tidak perlu khawatir lagi.

Sehat selalu untuk Romo Santo, Bu Ingrid, Pak Stef, Bu Caecilia dan team yang lain.

salam
yusup

Lambertus Hermawan
11 years ago

Salam tim Katolisitas Saya sangat bersyukur menemukan website ini karena menambah pengetahuan dan juga membantu memperkuat iman Katolik saya. Saya punya usul nih. Bagaimana jika Katolisitas menyediakan kategori khusus untuk para Santo/Santa? Seperti sejarahnya dan bagaimana mereka akhirnya bisa mendapatkan gelar tersebut. Kan Santo/Santa itu ada banyak ya dan saya sangat tertarik untuk mengenal pengalaman iman mereka. Harapannya, kita bisa mendapatkan teladan yang memperkaya iman kita dari hal tersebut. Dan juga kalau boleh nih. Saya ingin mengenal Santo Lambertus, sebagaimana yang menjadi nama baptis saya. Boleh minta ada tulisan sendiri tentang Santo ini? Soalnya informasi di internet terlalu membingungkan bagi… Read more »

Alfonsus Pitoe
Alfonsus Pitoe
Reply to  Lambertus Hermawan
11 years ago

anda bisa lihat disini…
mungkin ini mas yg anda maksud..

http://perawanmaria.wordpress.com/2011/04/06/doa-salam-maria-selamatkan-pemuda-dari-neraka/

maaf kalau ternyata bukan ini yg anda cari…
kebetulan saja saya membaca sepintas, dan teringat akan komentar2 dibawah artikel ini yg sblumnya halaman ini menuntun saya untuk mengenal lebih jauh kriteria menjadi Santo/ Santa…

berkahdalem

[Dari Katolisitas: Link tersebut adalah tentang Beato Lambert (dari awal abad ke-17), yang berbeda dengan St. Lambert (abad ke-7). Tentang St. Lambert, silakan membaca di link ini, silakan klik]

Markus
Markus
11 years ago

Selamat pagi, Berkah Dalem.Tim Katolisitas, saya tertarik sekali dengan nama-nama Arabik. Adakah Santo-Santa kita yang berasal dari Arab atau Timur Tengah? Saya mencoba mencari di wikipedia dll, saya belum mendapatkan hasil. Kalau ada,saya mohon sekali bu. Saya juga ada pertanyaan Tim Katolisitas, saya sempat membaca di sosial media di sebuah grup facebook Katolik yang seorang membernya menanyakan tentang siapakah Santo St. Abdullah bin Ka’ab. Apakah dalam Gereja Katolik, ada Santo tersebut? MOhon penjelasannya.Terima kasih,Gbu… [dari katolisitas: Silakan mencoba link ini: http://www.charbel.org/ ; https://melkite.org/faith/faith-worship/maram-baouardy ; Beberapa sumber mengatakan bahwa St. Abdullah bin Ka’ab bersama-sama dengan temannya menjadi martir pada tahun 523… Read more »

Ignatius
Ignatius
Reply to  Markus
11 years ago

Saya menemukan St Rafqa Boutrossie, dari Libanon, dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II. Kisah hidupnya sangat menyentuh, bisa dilihat di http://www.carmelia.net/index.php/artikel/riwayat-para-kudus/334-st-rafqa-boutrossie-al-choubouq-al-rais

Filmnya juga ada di Youtube dengan bahasa Arab tapi ada teks Inggris.

[dari Katolisitas: terima kasih banyak atas tambahan informasi yang sangat bermanfaat ini]

Antonius
Antonius
11 years ago

Selamat pagi Katolisitas…
Mau tanya dong tentang sejarah. Sejak kapan sebenarnya dimulai kanonisasi orang-orang Kudus ? dan siapakah pencetusnya pertama kali ? serta siapakah orang kudus pertama yg dikanonkan ? Mohon dong klo ada link nya biar bisa baca2…

Terima kasih..
salam damai

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Antonius
11 years ago

Shalom Antonius, Sebenarnya, penghormatan  kepada orang-orang kudus dapat kita lihat dalam tradisi Yahudi, di mana mereka mempunyai penghormatan yang besar kepada leluhur dan para nabi mereka. Dalam sejarah Gereja, penghormatan orang kudus dimulai dengan penghormatan para martir, karena pada masa awal para kudus meninggal karena mempertahankan iman mereka. Kanonisasi,yaitu proses pemberian gelar santa/santo pada awalnya berdasarkan aklamasi dari umat. Namun, lama-kelamaan, dipandang perlu akan adanya proses yang lebih terstruktur, sehingga tidak timbul kebingungan di tengah umat. Proses formal ini dimulai sekitar abad 8-10 oleh Gereja Roma, yang kemudian perlahan berkembang seperti proses yang kita kenal saat ini – silakan klik.… Read more »

yuri
yuri
11 years ago

Salam dlm Kristus, saya mau tanya kenapa para kudus santo-santa kebanyakan berasal dr Eropa ? Mohon ya saya butuh jawabannya krn banyak teman2 saya tanya, terima kasih. Berkat Tuhan

Ingrid Listiati
Reply to  yuri
11 years ago

Shalom Yuri, Karena perkembangan Kristianitas secara pesat dimulai di daerah sekitar Eropa (terutama sejak Edict Milan di abad ke-4), maka tak mengherankan jika banyak Santa dan Santo yang berasal dari benua Eropa. Di samping itu, agar seseorang dapat dinyatakan sebagai Santa atau Santo, dibutuhkan penyelidikan dan catatan/ dokumentasi secara seksama tentang orang tersebut yang diajukan oleh keuskupan setempat agar dapat diperiksa oleh pihak Vatikan, dan untuk persyaratan ini tidak semua keuskupan dapat melakukannya. Silakan membaca di sini untuk proses beatifikasi dan kanonisasi, silakan klik. Perlu diingat bahwa di abad-abad awal, pada zaman yang tak jauh dari zaman para Rasul, para… Read more »

krisna
12 years ago

http://yesaya.indocell.net/id1280.htm

mohon dijawab apakah itu kota mistik Allah yang ditulis oleh Maria Coronel Arana?

Mengapa kota mistik Allah bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik yang padahal kota mistik Allah sumbernya berasal dari Bunda Maria yang kemudian ditulis kembali oleh Maria Coronel?

Apakah hanya karena Maria Coronel menuliskan kota mistik Allah maka diperhambat menjadi seorang Santa?

Thanks….

Caecilia Triastuti
Reply to  krisna
12 years ago

Shalom Krisna, Setiap pengalaman rohani pribadi yang dialami dan diterima oleh seseorang tidak otomatis dapat dikategorikan sebagai wahyu pribadi yang diakui oleh Gereja. Pihak otoritas Gereja Katolik sangat berhati- hati dalam menyikapi fenomena- fenomena tertentu, sebelum menyatakan bahwa hal itu dapat dikatakan sebagai wahyu pribadi yang otentik. Mengenai Maria Coronel Arana atau Maria de Jesus de Agreda Yang Terberkati, Gereja mengakui kesuciannya dan proses kanonisasinya masih berlangsung. Namun mengenai buku karyanya tentang kisah hidup Bunda Maria yang berjudul “Kota Mistik Allah: Sejarah Ilahi Santa Perawan Bunda Allah”, yang menurut pengakuan beliau ditulisnya atas perintah Tuhan sendiri dengan panduan langsung dari… Read more »

Agung
Agung
12 years ago

Saya pernah membaca (saya lupa bukunya) bahwa proses kanonisasi tidak sejak awal melalui tahapan2 seperti yang kita ketahui sekarang ini. Zaman dulu, sangat mudah menyatakan seseorang itu santo/santa. Pernah ada seorang biarawan yang meninggal karena berkelahi waktu sedang mabuk pun dinyatakan sebagai santo. Setelah diperketat selama beberapa ratus tahun, pada zaman ini Paus Yohanes Paulus II meniadakan “The Devil’s Advocate” (Promotor of the Faith) sehingga prosedur kanonisasi “dipermudah” walau masih tetap tidak semudah dahulu kala. Dengan adanya pengetatan prosedur, bagaimana dengan gelar santo/a orang2 yang sudah meninggal yang kemungkinan tidak lolos prosedur yang baru? Apakah dibatalkan gelar santo/santa nya? Pernahkah… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Agung
12 years ago

Shalom Agung, Anda benar, bahwa di zaman abad- abad awal proses beatifikasi dan kanonisasi tidak melalui tahapan yang kita kenal sekarang. Di zaman abad- abad awal penghormatan kepada orang kudus atau martir tergantung dari Gereja lokal di mana mereka pernah hidup, namun yang kemudian meluas dikenal di daerah- daerah lain. Kini dengan prosedur yang lebih jelas, maka dapat diketahui kriteria yang diterapkan dalam proses beatifikasi dan kanonisasi tersebut. Para Santa/ santo yang tidak melewati prosedur ini tidak serta merta dilupakan/ disisihkan, tetapi memang ada beberapa di antaranya yang perayaannya tidak lagi dimasukkan di dalam kalender liturgi, istilahnya cultus suppressed. Silakan… Read more »

maria
maria
12 years ago

salam

bagaimana dg Tibo cs yg dihukum mati demi menyelamatkan para suster dn anak2 Katolik saat kerusuhan Poso? Bukankah mrk layak diberi gelar martir?
terima kasih

Ingrid Listiati
Reply to  maria
12 years ago

Shalom Maria Jika pihak Gereja setempat ingin mengusulkan agar Tibo dan kawan- kawannya dapat diakui sebagai martir oleh Gereja universal, maka pihak otoritas Gereja setempat dapat mengusulkannya. Dengan catatan, sebelumnya pihak Gereja setempat dapat menyelidiki kehidupan Tibo sendiri sebagai seorang Katolik. Namun jika seandainyapun nama Tibo tidak diusulkan dan karena itu tidak pernah diumumkan/ diakui sebagai martir oleh Gereja universal, namun tetaplah di hati para suster dan anak- anak yang diselamatkannya, Tibo cs adalah martir. Kita harus mengakui bahwa di dalam hidup ini ada banyak martir dan mungkin juga orang kudus, yang tidak sempat diusulkan ataupun dinyatakan secara resmi sebagai… Read more »

Mikael Adrian
Mikael Adrian
12 years ago

Maaf, saya ingin sedikit bertanya mengenai istilah “cultus suppressed” yang terjadi pada tahun 1969. Contoh St. Barbara, ataupun Paus St. Hyginus, dan santo/santa lainnya. Berikut saya website dimana saya menemukan (http://saints.sqpn.com/saint-barbara/ dan http://saints.sqpn.com/pope-hyginus/)

Jadi apakah yang dimaksud dengan “cultus suppressed”? Apakah hanya sekedar tidak diperingati lagi atau sampai tidak diakui lagi gelar santo/santa nya?

Terima kasih
Ad Maiorem Dei Gloriam

[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel ini, silakan klik]

Stefanus Freydy Hian
Stefanus Freydy Hian
12 years ago

Maaf ibu Ingrid, saya ingin bertanya mengenai “Venerable/Heroic in Virtue”, dalam hal ini dapat dicetak kartu doa yang dibagikan pada umat, sehingga umat dapat memohon doa perantaraan mereka, mohon agar mukjizat dapat diperoleh dari perantaraan doa mereka, sebagai tanda persetujuan Tuhan, untuk menyatakan pelayan Tuhan tersebut sebagai orang kudus. Saya mau bertanya, apakah maksudnya jika doa lewat perantaraan mereka, lalu jika terjadi paling tidak 2 mukjizat lewat doa itu, maka baru dapat disimpulkan bahwa doa mereka memang punya kuasa dan hidup mereka mereka berkenan di hadapan Tuhan?? Lalu setelah proses itu berhasil, baru dapat dilakukan langkah selanjutnya?? Apakah demikian maksudnya??… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Stefanus Freydy Hian
12 years ago

Shalom Stefanus, Maksudnya pada tahap seseorang dinyatakan sebagai “venerable” itu dinyatakan pula beberapa kebajikan semasa hidupnya yang mencapai tingkat heroik, artinya mengikuti teladan Kristus sampai ke titik yang luar biasa karena penyerahan diri mereka yang total demi menyatakan iman kepada Kristus. Jika kebajikan dari sang pelayan Tuhan ini sudah diakui oleh Bapa Paus, maka pada saat itu baru boleh disebarkan semacam kartu doa untuk dibagikan kepada umat, agar umat dapat memohon dukungan doa dari sang pelayan Tuhan ini. Jika nanti ada doa permohonan yang dikabulkan secara ajaib dan memenuhi syarat untuk disebut sebagai mukjizat, maka hal ini dapat dilaporkan kepada… Read more »

Stefanus Freydy Hian
Stefanus Freydy Hian
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Terima kasih Ibu atas penjelasannya. Tuhan memberkati…

Arief Prilyandi
Arief Prilyandi
12 years ago

Shalom tim Katolisitas,

Saya ingin bertanya tentang Kaisar Konstantinus Agung apakah di Gereja Katolik dia seorang santo seperti di Gereja Othodox?
Apakah Gereja Orhodox mempunyai pemberian gelar santo dan santa sendiri yang berbeda dari Gereja Katolik?

Terima kasih

Ingrid Listiati
Reply to  Arief Prilyandi
12 years ago

Shalom Arief, Untuk menjawab pertanyaan anda, saya mengutip keterangan yang saya peroleh dari New Catholic Encyclopedia, The Catholic University of America, 1967, Book IV, p. 228, berikut terjemahannya: “Menjelang kematiannya, Konstantinus dibaptis oleh Uskup Eusebius dari Nikomedia; jenazahnya dibawa ke Konstantinopel, di mana ia memperoleh penghargaan kerajaan. Setelah upacara religius di sebuah gereja baru yang hampir selesai dibangun, ia dikuburkan di musoleumnya (Vita 4.65-73). Kuburnya yang terletak di samping bangunan memorial tersebut memberikan gelar kepadanya sebagai Isapostolos (seperti seorang rasul) di tradisi awal; dan karena ia dibaptis di tempat tidurnya menjelang kematiannya, maka oleh Gereja Timur ia dihormati sebagai seorang… Read more »

Rio Angelo
Rio Angelo
12 years ago

Syalom katolisitas.org,

Ada tulisan di atas :
Oleh karena itulah, maka gelar Santa-Santo dan martir itu dapat dikatakan diperoleh karena hubungan mereka yang dengan Kristus, dan yang telah menerima kepenuhan misteri Paska Kristus, yaitu wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga.

Saya mau tanya, mengapa Yohanes Pembabtis anak Zakharia meskipun ia hidup sebelum Kristus, dan juga wafat sebelum wafat Kristus, belum mengalami misteri Paskah Kristus, namun tetap diangkat sebagai seorang Santo dan bukan seorang nabi sebagaimana layaknya orang kudus yang hidup sebelum Kristus?
Demikian pertanyaan saya.
Terima kasih.

Ingrid Listiati
Reply to  Rio Angelo
12 years ago

Shalom Rio Angelo, Pertama- tama mari kita pahami terlebih dahulu bahwa pengertian para kudus. Katekismus mengajarkan bahwa Gereja merupakan kumpulan dari orang- orang kudus (lih. KGK 946). Surat- surat Rasul Paulus banyak yang menyatakan bahwa para orang kudus adalah semua orang yang beriman kepada Kristus. Namun secara khusus, istilah “orang kudus/ Santa/o” ini mengacu kepada orang- orang yang telah dibenarkan Allah dan berada di surga. Sebagian dari mereka diakui secara resmi oleh Gereja, dinyatakan sebagai seseorang yang mempunyai ‘exceptional holiness‘ (tingkat kekudusan yang tinggi), yang umumnya melalui proses kanonisasi. Proses kanonisasi sendiri, seperti telah disebutkan di atas adalah deklarasi agung… Read more »

maria intan
maria intan
13 years ago

salom…..
kalau mau liat sejarah santo/a pelindung dimn ya???? thx

[Dari Katolisitas: Silakan anda membaca di Yesaya, klik di sini, dan di link Catholic Saints, klik di sini. Lalu silakan anda melihat katagori nama Santa/o pelindung anda, dan kemudian menurut abjadnya. Semoga anda dapat menemukannya]

nikso
nikso
13 years ago

Salam damai, Boleh terangkan tentang tradisi beatifikasi dalam gereja seperti yang akan dilakukan terhadap mendiang Pope John Paul. Sekian terima kasih.

[Dari Katolisitas: Mohon anda membaca artikel di atas, silakan klik. Semoga artikel tersebut menjawab pertanyaan anda].

THEO
THEO
14 years ago

Mau tanya tentang riwayat hidup santa evelin apakah ada???
Trimakasih…

Ingrid Listiati
Reply to  THEO
14 years ago

Shalom Theo,
Kami tidak mengetahui kalau ada santa yang bernama Eveline. Yang paling ‘dekat’/ mirip mungkin adalah St. Evellius, tapi itu adalah santo, bukan santa.
Silakan anda melihat daftar nama santa yang diawali huruf E, silakan klik di sini.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- https://www.katolisitas.org

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
56
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x