Dahsyatnya Cinta

Tanpa cinta, hidup menjadi gersang. Tanpa cinta, hidup berjalan seadanya. Tanpa cinta, hidup seakan berada dalam liang lahat, gelap dan bergeliat di tempat. Tanpa cinta, hidup tanpa cita-cita, bisu dan kaku.

Cinta adalah harapan karena cinta mengenyahkan kepahitan. Cinta adalah kekuatan di tengah kelelahan. Cinta itu menjadi penopang seorang ibu, yang aku kunjungi tanggal 25 Mei 2014, di tengah kerapuhannya. Kanker stadium final telah menderanya selama sebelas tahun. Pada awalnya kanker itu hanya menyerang satu bagian dari tubuhnya. Kini penyakit itu telah menjalar ke beberapa bagian lain, seperti pada tulangnya. Kemoterapi telah dijalaninya selama tujuh puluh tiga kali. Penderitaan luar biasa ditanggungnya. Badan kurus merupakan efeknya. Kendati demikian, ia tetap bisa tersenyum terhadap keadaannya. Kekuatan yang tak kasat mata membuatnya bertahan sampai sekarang. Isi hatinya terungkap dalam rangkaian kata yang penuh makna: “Aku lelah sekali, seakan-akan tak sanggup menjalani kehidupan ini. Akan tetapi, setiap kelelahan datang, aku merasakan kekuatan yang memampukan aku menanggungnya. Namanya adalah cinta. Cinta itu berasal dari ketiga anakku dan suamiku. Setiap hari, aku menunggu kepulangan mereka dari sekolah dan kerja. Ketika mereka datang dan menghampiriku, hati ini terasa bahagia. Sapaan mereka ‘Mama’ membuat kelelahaku sirna seketika. Sakitnya badanku pun tak lagi terasa. Ungkapan cinta mereka sederhana, tetapi dahsyat. Cinta mereka membuatku menemukan sumber mata air cinta ilahi di dalam jiwa yang menyegarkan ketika semangat hidup hampir hilang. Aku ingin hidup selama Tuhan menginginkannya.”

Pengalaman iman ibu itu membawaku pada Firman Tuhan: “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah”(Yesaya 40:31). Pengalaman cinta Tuhan membuat kita menanti-nantikan Tuhan. Menanti-nantikan Tuhan berarti senantiasa mencari, mempercayai dengan sepenuh hati, dan meletakkan pengharapan kepada Tuhan. Tuhan menjadi andalan. Ketika mengandalkan Tuhan, kita memperoleh kekuatan baru.

Kekuatan baru senantiasa mengalir dalam kesesakan ketika kita menaruh cinta Tuhan di dalam hati kita. Cinta Sejati itu lebih kuat daripada maut dan tak terpadamkan oleh kekuatan apapun: “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api Tuhan ! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina” (Kidung Agung 8:6, 7). Menaruh Cinta Tuhan dalam hati berarti hidup di dalam kasih Tuhan.

Pesan bagi kita yang ingin kuat dalam kesesakan: tempatkan cinta di dalam hati, maka cinta itu akan menjadi indah. Cinta akan menjadi kekuatan ilahi yang mengubah duri menjadi mawar, cuka menjadi madu. Cinta mengubah kesedihan menjadi kegembiraan. Cinta mengubah kemarahan menjadi keramahan. Cinta mengubah kecerewetan menjadi nyanyian. Cinta mengubah keputusasaan menjadi pengharapan. Cinta mengubah musibah menjadi berkat. Semua karena cinta Tuhan telah menjadi nahkoda jiwa dan raga. Hidup pun menjadi sebuah perjalanan indah dan tak karam kendati ombak menghantamnya.

Tuhan Memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.