Bolehkah Homili digantikan dengan drama?

Jika kita berpegang kepada Redemptionis Sacramentum, jawabannya adalah tidak. Homili yang menjelaskan bacaan-bacaan Kitab Suci dan Injil, merupakan satu kesatuan dengan bacaan-bacaan tersebut dalam Liturgi Sabda, di mana melalui pembacaan Sabda itu, Tuhan Yesus hadir (lih. KGK 1088).

Atas dasar pemahaman ini, umumnya homili dibawakan oleh imam perayaan yang berperan sebagai Kristus (in persona Christi), yang juga menyatakan kehadiran Kristus dalam Sabda-Nya. Maka tidak pada tempatnya homili digantikan dengan drama, apalagi dengan tari-tarian yang melompat-lompat, karena maksud homili adalah menjelaskan misteri iman dan norma-norma hidup Kristiani berkaitan dengan ayat-ayat Kitab Suci yang baru saja dibacakan.

Ketentuannya dalam Redemptionis Sacramentum tentang homili adalah demikian:

RS 64    Homili yang diberikan dalam rangka perayaan Misa Kudus, dan yang merupakan bagian utuh dari liturgi itu “pada umumnya dibawakan oleh Imam perayaan. Ia dapat menyerahkan tugas ini kepada salah seorang imam konselebran, atau kadang-kadang, tergantung situasi, kepada diakon, tetapi tidak pernah kepada seorang awam. Dalam kesempatan-kesempatan tertentu atau karena alasan khusus, tugas homili bahkan dapat diberikan kepada seorang Uskup atau Imam yang hadir dalam perayaan Ekaristi tetapi tidak ikut berkonselebrasi.

RS 65    Perlulah diingat bahwa norma apapun yang di masa lalu mengizinkan orang beriman tak tertahbis membawakan homili dalam perayaan Ekaristi, harus dipandang sebagai batal berdasarkan norma kanon 767, §1. Praktek ini sudah dibatalkan dan karenanya tidak bisa mendapat pembenaran berdasarkan kebiasaan.

RS 66    Larangan terhadap orang awam untuk berkhotbah dalam Misa, berlaku juga untuk para seminaris, untuk mahasiswa teologi dan untuk orang yang telah diangkat dan dikenal sebagai “asisten pastoral”; tidak boleh ada kekecualian untuk orang awam lain, atau kelompok, komunitas atau perkumpulan apa pun.

Demikianlah ketentuan dari Kitab Hukum Kanonik tentang homili:

KHK kan 767

§ 1 Di antara bentuk-bentuk khotbah, homililah yang paling unggul, yang adalah bagian dari liturgi itu sendiri dan direservasi bagi imam atau diakon; dalam homili itu hendaknya dijelaskan misteri- misteri iman dan norma-norma hidup kristiani, dari teks suci sepanjang tahun liturgi.

§ 2 Dalam semua Misa pada hari-hari Minggu dan hari-hari raya wajib yang dirayakan oleh kumpulan umat, homili harus diadakan dan tak dapat ditiadakan, kecuali ada alasan yang berat.

§ 3 Jika cukup banyak umat berkumpul, sangat dianjurkan agar diadakan homili, juga pada perayaan Misa harian, terutama pada masa adven dan prapaskah atau pula pada kesempatan suatu pesta atau peristiwa duka.

§ 4 Pastor paroki atau rektor gereja wajib mengusahakan agar ketentuan-ketentuan ini ditepati dengan seksama.

 

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
20 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
born2live
9 years ago

Katolisitas yg baik, saya Katolik dan saya mau bertanya mengenai homili. Mengapa Pastor2 kita kalo kotbah lamban sekali? Mau ngomong ABC saja harus putar2 dulu dengan suara yg seperti menahan lapar 3 hari tidak makan. Dan isi kotbah Imam2 GK sangat tidak Alkitabiah, isinya hanya isu2 sosial saja. Sy dengar krna Gereja takut terjadi salah penafsiran dari umat, tapi justru terbalik krna sudah ada saudara saya yg jadi Atheis gara2 tidak pernah baca kitab suci, dan kalau baca pun tidak mengerti latarbelakang ceritanya. Cth: Dia tidak tahu/ lupa mengapa Yesus harus ada, Apa yg membuat orang Kristen percaya bhw Yesus… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  born2live
9 years ago

Shalom Born2live, Komentar Anda yang berapi-api ini sudah kami teruskan kepada Romo Wanta, agar menjadi perhatian beliau dalam formasi para imam. Memang kita dapat mengusulkan kepada para imam untuk mempersiapkan dan menyampaikan homili dengan lebih baik, namun sejujurnya, jika kita sungguh menghayati ajaran iman Katolik, maka kita tidak akan undur dari mengikuti perayaan Ekaristi atau bahkan sampai meninggalkan Gereja, hanya karena homili. Memang homili itu penting, dan semoga ini juga dapat menjadi perhatian bagi para imam, namun makna perayaan Ekaristi tidak tergantung hanya dari homili. Kristus hadir dalam bacaan Sabda-Nya, dalam persekutuan jemaat yang berdoa dan memuji Dia, dalam diri… Read more »

Lukas Cung
Reply to  Ingrid Listiati
9 years ago

Shalom Bu Ingrid, Saya ucapkan banyak terima kasih kepada Katolisitas, karna dari Katolisitas-lah saya mejadi lebih paham akan makna perayaan Ekaristi. Untuk itulah – seperti yang selalu Katolisitas sampaikan – sayapun berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum dan selama perayaan Ekaristi. Karna itu, Sakramen Tobat lebih kerap saya terima daripada masa-masa sebelumnya. Saya merasa harus dalam keadaan pantas saat menerima Sakramen Ekaristi. Awal bulan Maret tahun ini, di gereja Katolik di kampung saya, dalam prosesi pemakaman ayah saya, sebagai anak sulung, saya maju paling depan saat Komuni, dan saya terima dengan berlutut sebagaimana kebiasaan saya belakangan ini. Saya tahu, sebagian… Read more »

born2live
Reply to  Ingrid Listiati
9 years ago

Ibu Ingrid Ysh, apa yg sy smpaikan ini bukan utk kepentingan saya, tapi kepentingan jiwa banyak orang. Justru karna sy mencintai Ekaristi makanya sy menyampaikan ini. Bgmn umat akan mencintai Ekaristi jika mereka tidak mengetahui latar belakangnya? Latar belakang ydm semuanya jelas hanya tercantum dalam KITAB SUCI. ….. Kalau iman org ybs sudah 50-50 gimana mau percaya dgn Ekaristi lagi? Sy berbicara atas fakta banyaknya umat yg mjd atheis diam2 bahkan muallaf, korup, hedonis, tidak peduli kpd ssma dll. Katolik banyak orang baiknya, tapi banyak juga yg acuh tak acuh, karena apa? Krna mereka masih mengira2 (ragu2 dlm hati) Yesus… Read more »

Rm Gusti Kusumawanta
Reply to  born2live
9 years ago

Saudaraku Born2live yth, KWI melalui Komisi Liturgi sudah melakukan pertemuan membahas homili para imam, semoga ada perubahan. Memang tidaklah mudah, banyak faktor terutama ketrampilan para imam dalam komunikasi masih kurang. Menyampaikan Sabda Allah dengan baik dan menyapa umat, memberi harapan umat, mengobarkan iman umat dalam waktu tidak lebih dari 15 menit. Homili berbeda dengan kotbah, berbeda dengan ceramah. Dalam konteks Ekaristi, homili menjadi satu rangkaian tak terpisahkan dengan Liturgi Sabda. Jadi tidaklah leluasa berjam jam untuk berhomili. Saya selalu mencari tahu keluhan, persoalan, kebutuhan dari umat untuk menjadi konteks homili. Bagi saya Tuhan sungguh terasakan dalam sabda-Nya ketika imam menyampaikan… Read more »

Lukas Cung
Reply to  Rm Gusti Kusumawanta
9 years ago

Romo Wanta yang saya hormati, Pastilah banyak orang selain saya juga berpendapat bahwa Gereja Katolik sekarang “tidak” sedang terjun bebas dan terjadi pembiaran dari orang-orang yang diberi otoritas dari Tuhan. Khusus menyangkut homili dari para imam kita; Martin, seorang rekan kerja saya yang usianya jauh lebih muda daripada saya yang tahun ini sudah 39, secara mengejutkan ia berkata kepada saya, bahwa kalau didengarkan dengan penuh perhatian, homili Romo Suto sangat menarik (romo sepuh di Paroki St. Yakobus, Kelapa Gading, Jakarta). Saya yakin sekali, pastilah banyak umat kita yang sependapat dengan Martin, teman kerja saya yang usianya masih sangat muda ini.… Read more »

Anastasia Rafaela
Reply to  born2live
9 years ago

Salam Born2live, Sejujurnya keprihatinan seperti yang saudara sampaikan sudah menjadi keprihatinan kita semua, termasuk pula yang menjadi perhatian Paus Fransiskus yang tertuang dalam Apostolic Exhortation – Evangelii Gaudium (EG), khususnya dalam Bab III tentang “Pewartaan Injil”. Adapun bila boleh saya terjemahkan secara bebas dari sumber aslinya (www.vatican.va) dalam paragraf 135 disampaikan demikian: 135. Marilah kita sekarang memeriksa khotbah dalam liturgi, yang memerlukan perhatian serius dari para pastor. Saya akan merenungkan pada khususnya, dan bahkan agak dengan teliti, pada homili dan persiapannya, karena begitu banyak keprihatinan-keprihatinan telah dikemukakan tentang pelayanan yang penting ini dan kita tidak dapat hanya mengabaikannya. Homili adalah… Read more »

Donatus Dole
Donatus Dole
10 years ago

Tentang visualisai Jalan Salib, saya pernah membuat semua perhentian itu ke dalam Slide powerpoint lalu ditayangkan. setiap perhentian diisi dengan cuplikan singkat dari film “The Passion of the Christ”. Apakah ini juga dapat diperkenankan? terimakasih.

RD. Yohanes Dwi Harsanto
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Reply to  Donatus Dole
10 years ago

Salam Donatus, Mengenai pertanyaan tentang liturgi Jumat Agung di mana bagian Liturgi Sabda (kisah sengsara) diganti dengan menonton film “The Passion of Christ”, Rm Bosco (dari Komisi Liturgi KWI) menyatakan “Menurut Sacrosanctum Concilium dan PUMR, liturgi juga menuntut penghayatan dengan “tata gerak” yang sepadan dengan inti iman yang dirayakan. Lagi pula, “mendengarkan” Sabda Allah adalah utama dalam liturgi sabda. Karena itu menonton film tidak sesuai dengan tuntutan tersebut. Begitu pula dengan devosi Jalan Salib, walaupun “hanya” namun doa-doa jalan salib pun bukan menonton film, karena sebenarnyalah yang pokok ialah penghayatan doa dalam tata gerak devosi jalan salib, karena ada aspek… Read more »

Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
10 years ago

Salam Michael,

sebaiknya sebelum Injil dinyanyikan Alleluia dan Bait Pengantar Injil, lalu dibacakan Injil (dalam Perayaan Ekaristi Injil dibacakan oleh frater yang sudah ditahbiskan menjadi Diakon dan kalau tidak ada Diakon, Injil dibacakan oleh konselebran kalau ada dan kalau tak ada konselebran oleh imam pemimpin Ekaristi), sesudahnya prosesi drama dan drama sebagai bagian dari homili.

Doa dan Gbu.
Rm B.Boli Ujan, SVD

Jasen
Jasen
10 years ago

Syalom

Bagaimana jika tiba2 Romo Berhalangan hadir, dan tidak ada romo yang dapat menggantikannya. Apakah misa dibatalkan?

terima kasih
Berkah Dalem

[Dari Katolisitas: Umumnya yang terjadi adalah diadakan Ibadat Sabda. Ibadat Sabda dapat dipimpin oleh awam, umumnya oleh awam yang sering membantu imam sebagai petugas liturgis, seperti para prodiakon]

Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Reply to  Jasen
10 years ago

Salam Jasen, yang pertama dilakukan adalah mencari romo yang paling dekat dan dalam waktu relatif singkat dapat mengganti romo yang tiba-tiba berhalangan. Kepada umat yang hadir perlu disampaikan masalahnya dan kemungkinan jalan keluarnya. Kalau tidak ada kemungkinan untuk mendapat romo pengganti, maka Misanya dibatalkan karena tak mungkin merayakan Ekaristi tanpa seorang imam/uskup. Bila hal itu terjadi pada hari Minggu atau hari raya, maka dapat dibuat Perayaan Sabda dipandu oleh awam yang sudah disiapkan dan dilatih untuk memandu perayaan tersebut dengan menggunakan buku Perayaan Sabda Hari Minggu Dan Hari Raya Tanpa Imam (buku Masa Khusus atau buku Masa Biasa) dikeluarkan oleh… Read more »

Kevin
Kevin
10 years ago

Dear Katolisitas,

Bagaimana kalau dalam homili itu terdapat tanya jawab antara Romo dan umat? Apakah masih diperbolehkan? Tanya jawab ini tidak banyak, mungkin hanya sekitar 10% dari waktu homili, sisanya hanya bagian dari Romo.

Atau homili itu hanya berupa komunikasi 1 arah saja?

Thanks

Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Romo Bernardus Boli Ujan, SVD
Reply to  Kevin
10 years ago

Salam Kevin,

sangat mungkin dalam homili dibuat dialog antara pembawa homili dan umat, sejauh mengaktifkan umat/pendengar untuk lebih mengerti/menangkap isi dari homili. Yang penting dialognya tidak ngawur. Perlu kejelian pembawa homili untuk mengarahkan dan menyimpulkan dialog sehingga pesannya jelas dan mudah ditangkap oleh umat/pendengar.

Salam dan doa. Gbu.
Rm Boli.

Rudolf
Rudolf
10 years ago

terima kasih tim katolisitas atas informasinya..Shalom

michael
michael
10 years ago

Salam Dalam Kasih Kristus

Pd saat Misa malam natal lalu di paroki sy bacaan injilnya diganti dng drama? Apa itu jg tidak boleh?

Trima kasi

Berkah Dalem

Stefanus Tay
Admin
Reply to  michael
10 years ago

Shalom Michael,

Dikatakan di dalam Redemptoris Sacramentum 62 “Tidak juga diperkenankan meniadakan ataupun menggantikan bacaan-bacaan Kitab Suci yang sudah ditetapkan, atas inisiatif sendiri, apalagi “mengganti bacaan dan Mazmur Tanggapan yang berisi sabda Allah, dengan teks-teks lain yang bukan dari Kitab Suci”. Jadi, memang tidak seharusnya menggantikan bacaan dengan teks-teks lain maupun drama.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

[Tambahan dari Rm Boli:
Jika ingin permakluman Injil yang istimewa pada malam Natal (lain dari pada Misa biasa), Injil dapat dinyanyikan, dapat dinyanyikan oleh diakon atau imam, jika tak ada diakon.]

michael
michael
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

Salam dalam Kasih Kristus

Trima kasi pak steff atas tanggapan dn pberitahuan nya,lalu apa sy hrus sgera m’beri tahu romo paroki sy ttg hal ini?
Lalu bagaimana dng prosesi jalan salib pd saat jumat agung yg d ganti dengan visualisasi kisah sengsara Yesus,apa hal itu d perkenankan?

trima kasi
Berkah Dalem

Ingrid Listiati
Reply to  michael
10 years ago

Shalom Michael,
Prosesi Jalan Salib adalah salah satu bentuk devosi. Devosi timbul dari umat, sebagai ungkapan kasih umat kepada Tuhan. Maka dari hakekatnya, devosi tidak sama dengan liturgi yang merupakan suatu karya bersama antara Kristus dan Gereja-Nya. Oleh karena itu, devosi sifatnya lebih fleksibel. Dalam hal ini, jika diinginkan dan dipandang dapat lebih membangun penghayatan umat, devosi doa Jalan Salib, dapat digantikan dengan visualisasi Kisah Sengsara Yesus, atau doa Jalan Salib tersebut, dengan perhentian-perhentiannya, divisualisasikan dalam bentuk drama.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

michael
michael
Reply to  Stefanus Tay
10 years ago

Trima kasi jg untuk jawaban dari Rm Boli
Rm, kalo bacaan 1-2 dibacakan oleh lektor yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi drama, bacaan Injil tetap dibacakan biasa oleh seorang frater lalu dilanjut lagi dengan drama, apa hal ini diperbolehkan?

Berkah Dalem

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
20
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x