Bigos (Biang Gosip) (Bagaimana Membangun Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah)

Refleksi Kerahiman Allah dan Menyambut Natal oleh Pst Felix Supranto, SS.CC

“Tidak bergosip” merupakan salah satu satu dari sepuluh niat Paus Fransiskus dalam menyambut Natal dan Tahun Baru. Bagi kita “Tidak Bergosip” menunjukkan bagaimana menjadi wajah Kerahiman Allah. “Tidak bergosip” juga menjadi salah satu sikap yang penting untuk membangun hidup bersama sebagai Keluarga Allah.

Kita berusaha berhenti dari suka bergosip karena dampak dari gosip sangat menghancurkan. Jahatnya gosip dituangkan dalam sebuah puisi yang penuh arti :

“Namaku Gosip”

Aku tak peduli pada keadilan.
Aku melumpuhkan, membuat sakit hati, dan menghancurkan hidup.
Aku ini cerdik dan jahat.
Semakin sering aku dibicarakan, semakin kuat orang mempercayaiku.
Korbanku tak berdaya.
Mereka tak dapat membela diri karena aku tak bernama dan tak berwajah.
Aku ini sulit dilawan.
Sekali aku mencemarkan nama seseorang, reputasinya takkan sama lagi.
Aku menumbangkan pemerintahan dan merusakkan banyak pernikahan.
Aku menghancurkan karier orang.
Aku membuat orang menderita insomnia, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.
Aku membuat orang yang tak bersalah menangis di malam hari.

Bergosip adalah salah satu kebiasaan buruk yang disukai hampir setiap orang, bahkan ada yang menjadikan gosip itu sebagai salah satu hobi. Contohnya gosip tentang artis menjadi perbincangan yang mengasyikkan. Memang gosip itu adalah semakin digosok, semakin sip, apalagi ditambah bumbu wooo … semakin enak didengar, tanpa peduli dengan derita yang menanggungnya dan keluarganya. Karena gosip semakin lama semakin enak didengar, gosip sulit untuk dihentikan.

Karena berdampak buruk dan bisa menghancurkan, gosip merupakan masalah yang serius di hadapan Tuhan. Amsal mengatakan bahwa orang yang suka gosip, sia-sialah ibadatnya: “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yakobus 1:26). Tuhan mengingatkan bahwa penggosip akan mempertanggungjawabkannya di hadapan-Nya, yaitu hukuman: “Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum” (Matius 12:37). Oleh karenanya, siapa pun kita yang suka bergosip, harus segera bertobat jika kita tidak ingin menuai hal yang buruk di kemudian hari.

Lalu bagaimana kita memutuskan rantai gosip? Memutuskan rantai gosip harus dimulai dari kita sendiri. Caranya: 1) Saat kita menerima sebuah gosip miring tentang seseorang, kekanglah lidah kita untuk tidak meneruskannya. Kita bisa tidak meneruskan gosip itu dengan merenungkan diri bagaimana kalau gosip itu menimpa diri kita sendiri. 2) Kita membiasakan diri untuk mengeluarkan kata-kata yang baik, bermanfaat, membangun, menghibur, dan menguatkan: “….Lidah orang bijak mendatangkan kesembuhan” (Amsal 12:18). Tujuannya adalah supaya orang lain yang mendengarnya beroleh kasih karunia, sehingga nama Tuhan pun dimuliakan melalui kita. Karena itu, dengan tidak bergosip, kita telah menciptakan kebersamaan hidup sebagai keluarga Allah yang penuh kasih. Kasih menjadi identitas sebagai murid Tuhan: “Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13:35).

Karena sangat sulit untuk tidak bergosip, kita perlu berdoa untuk memohon anugerah Allah agar kita dapat menolak menceritakan atau bahkan mendengarkan gosip. Kita perlu memohon hikmat dari Allah agar kita dapat mengetahui kapan harus berbicara, apa yang dibicarakan, dan kapan kita perlu menutup mulut. Karena “di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi” (Amsal 10:19).

Kesimpulan dari permenungan ini adalah sebuah doa berikut ini:

Tuhan,

Hidup kami sungguh dininabobokan oleh gosip.

Kami sangat menikmati hiburan gosip.

Gosip menjadi menu kami setiap hari.

Gosip memang laku dijual di sana-sini,

tanpa peduli dengan hati yang terlukai.

Tuhan,

Berikanlah kami hati agar mual terhadap gosip.

Berikanlah kesadaran bahwa ketika kami bergosip,

gosip itu suatu hari akan menimpa kami.

Terutama berilah kami kesadaran

bahwa kami sangat mempermalukan Engkau

dengan menjadi bigos (biang gosip).

Tuhan Memberkati

19/12/2018
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus.Â