Audiensi Paus Fransiskus dalam Pekan Suci 2013

paus fransiskusSudah menjadi kebiasaan bagi para Paus untuk memberikan katekese setiap hari Rabu bila Paus sedang berada di Vatikan. Berikut adalah terjemahan dari Audiensi Umum pertama Paus Fransiskus sejak terpilih di bulan Maret 2013:

Saudara-saudari, Selamat Pagi!

Saya senang untuk menyambut Anda dalam Audiensi Umum pertama saya. Dengan rasa syukur dan hormat yang mendalam saya melanjutkan “kesaksian” dari tangan Benediktus XVI, Pendahulu saya yang terkasih. Setelah Paskah kita akan melanjutkan Katekese untuk Tahun Iman. Hari ini saya ingin memberikan sedikit renungan mengenai Pekan Suci. Kita mulai minggu ini dengan Minggu Palma – inti dari seluruh Tahun Liturgi – di mana kita menemani Yesus dalam penderitaan-Nya, kematian dan kebangkitan.

Tapi apa makna menghidupi Pekan Suci bagi kita? Apa makna dari mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya ke Golgota dalam perjalanan-Nya menuju Salib dan Kebangkitan? Dalam misi-Nya di dunia Yesus berjalan di jalanan Tanah Suci, Dia memanggil 12 orang sederhana untuk tinggal bersamaNya, untuk menjadi teman seperjalanan-Nya dan melanjutkan misi-Nya. Dia memilih mereka dari kalangan orang-orang yang penuh iman dalam janji-janji Allah. Dia berbicara kepada semua tanpa membeda-bedakan: yang hebat dan rendah, orang muda yang kaya dan janda yang miskin, yang kuat dan yang lemah; Dia membawa rahmat dan pengampunan Allah, Dia menyembuhkan, Dia menghibur, Dia mengerti, Dia memberi harapan; Dia membawa kepada mereka semua hadirat Allah yang peduli kepada setiap pria dan wanita, seperti seorang ayah dan ibu yang baik merawat semua anak-anak mereka.

Allah tidak menunggu kita untuk pergi ke Dia tapi Dialah yang bergerak ke arah kita, tanpa perhitungan, tanpa kuantifikasi. Itulah Allah. Dia selalu mengambil langkah pertama, Dia datang menuju kita.

Yesus hidup dalam realita sehari-hari  dari kebanyakan orang biasa: Dia tergerak saat menghadapi kerumunan yang tampak seperti kawanan tanpa gembala, Dia menangis di hadapan kesedihan yang dirasakan Marta dan Maria pada kematian saudara mereka, Lazarus; Dia memanggil pemungut cukai menjadi murid-Nya, Dia juga mengalami pengkhianatan oleh seorang teman. Di dalam Dialah Allah telah memberi kita kepastian bahwa Dia bersama kita, Dia ada di antara kita. “Serigala-serigala”, Dia, Yesus berkata, “memiliki lubang, dan burung-burung di udara memiliki sarang, tetapi Anak Manusia tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala-Nya” (Mat 8:20). Yesus tidak memiliki rumah, karena rumah-Nya adalah orang-orang, kitalah yang menjadi tempat kediaman-Nya, misi-Nya adalah untuk membuka pintu Allah kepada semua, untuk menjadi kehadiran kasih Allah.

Dalam Pekan Suci kita mengalami saat penobatan perjalanan ini, rencana cinta yang mengalir melalui seluruh sejarah hubungan antara Allah dan manusia. Yesus masuk ke Yerusalem untuk mengambil langkah terakhir di mana Dia merangkum seluruh keberadaan-Nya. Dia memberikan diri-Nya tanpa syarat, Dia tidak menyimpan apa-apa untuk diri-Nya,  kehidupan pun tidak. Pada Perjamuan Terakhir, bersama teman-teman-Nya, Dia memecahkan roti dan mengedarkan piala “untuk kita”. Anak Allah memberikan diri-Nya bagi kita, Dia meletakkan Tubuh dan Darah-Nya ke tangan kita, sehingga bersama kita selalu, untuk tinggal di antara kita. Dan di Taman Zaitun, dan juga dalam sidang di hadapan Pilatus, Dia tidak melawan, Dia memberikan Diri-Nya sendiri, Ia adalah Hamba yang menderita, diramalkan oleh Yesaya, yang mengosongkan diri-Nya, bahkan sampai wafat (bdk. Yes 53:12) .

Yesus tidak mengalami kasih yang berujung pada pengorbanan-Nya secara pasif atau sebagai takdir yang kejam. Dia tentu tidak menyembunyikan penderitaan manusia yang mendalam saat Dia akan menghadapi kematian yang tragis, tetapi dengan kepercayaan mutlak menyerahkan diri-Nya kepada Bapa. Yesus menyerahkan diri sampai mati secara sukarela dalam rangka membalas kasih Allah Bapa, dalam persatuan yang sempurna dengan kehendak-Nya, untuk menunjukkan kasih-Nya bagi kita. Di Salib Yesus “mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal 2:20). Masing-masing dari kita dapat berkata: “Ia mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku”. Masing-masing dari kita dapat mengatakan ini “untuk saya”.

Apa arti dari semua ini bagi kita? Ini berarti bahwa ini adalah jalan saya, kamu dan kita semua juga. Menghidupi Pekan Suci, mengikuti Yesus tidak hanya dengan emosi hati; Menghidupi Pekan Suci, mengikuti Yesus berarti belajar untuk keluar dari diri kita sendiri – seperti yang saya katakan hari Minggu lalu – dalam rangka pergi untuk bertemu orang lain, untuk pergi ke ujung – ujung dunia, menjadi yang pertama untuk mengambil langkah menuju saudara-saudari kita, terutama mereka yang paling jauh, mereka yang terlupakan, mereka yang paling membutuhkan pengertian, kenyamanan, dan bantuan. Ada kebutuhan yang hebat untuk membawa kehadiran Yesus yang hidup, berbelas kasih dan penuh cinta!

Menghidupi Pekan Suci berarti memasuki logika Allah dengan lebih mendalam, ke dalam logika Salib, yang pertama – tama bukanlah soal penderitaan dan kematian, melainkan mengenai kasih dan anugerah pribadi yang membawa kehidupan. Ini berarti memasuki logika Injil. Mengikuti dan mendampingi Kristus, tinggal bersamaNya, menuntut “keluar dari diri kita sendiri”, menuntut kita untuk terbuka, untuk keluar dari diri kita sendiri, dari cara suram dalam menjalani iman hidup yang sudah menjadi kebiasaan, dari godaan untuk menarik kita ke rencana kita sendiri yang berakhir dengan menutup aksi kreatif Allah.

Allah keluar dari diri-Nya sendiri untuk hadir di antara kita, Ia mendirikan kemah-Nya di antara kita untuk membawa kepada kita rahmat-Nya yang menyelamatkan dan memberikan harapan. Kita juga tidak boleh puas dengan tinggal di kandang yang berisi 99 domba jika kita ingin mengikuti-Nya dan tetap bersama dia, kita juga harus “pergi” dengan Dia untuk mencari domba yang hilang, satu yang telah tersesat paling jauh. Pastikan kalian ingat bahwa: keluar dari diri kita sendiri, sama seperti Yesus, sama seperti Allah keluar dari diri-Nya dalam Yesus dan Yesus keluar dari diri-Nya untuk kita semua.

Seseorang mungkin berkata: “tapi Romo, saya tidak punya waktu”, “Saya memiliki begitu banyak hal untuk dilakukan”, “itu sulit”, “apa yang bisa saya lakukan dengan kelemahan saya dan dosa-dosa saya, dengan begitu banyak hal?”. Kita sering puas dengan beberapa doa, dengan partisipasi yang asal – asalan dan hilang timbul dalam Misa Minggu, dengan hanya beberapa tindakan amal, tetapi kita tidak memiliki keberanian “untuk keluar” untuk membawa Kristus kepada orang lain. Kita sedikit seperti Santo Petrus. Segera setelah Yesus berbicara tentang penderitaan-Nya, kematian dan kebangkitan, dari karunia diri-Nya, cinta untuk semua, Petrus membawa-Nya ke samping dan menegur Dia. Apa yang Yesus katakan mengganggu rencananya, tampak tidak dapat diterima, mengancam keamanan yang direncanakan untuk dirinya sendiri, gambarannya tentang Mesias. Dan Yesus melihat kepada murid-murid-Nya dan menyampaikan kepada Petrus sesuatu yang mungkin adalah kata-kata paling keras dalam Injil: “Enyahlah Iblis! Karena engkau tidak berada di sisi Allah, tetapi manusia “(Mrk 8:33). Allah selalu berpikir dengan belas kasihan: jangan lupakan ini. Allah selalu berpikir dengan penuh belas kasihan. Dia adalah Bapa yang penuh belas kasih! Allah berpikir seperti Bapa yang menunggu anaknya dan pergi menemui dia, Dia melihat anak-Nya datang ketika dia masih jauh ….

Apa artinya ini? Bahwa Dia pergi setiap hari untuk melihat apakah anak-Nya pulang: ini adalah Bapa kita yang murah hati. Ini menunjukkan bahwa Ia sedang menunggu dia dengan kerinduan di teras rumah-Nya. Allah berpikir seperti orang Samaria yang tidak meninggalkan orang yang malang, mengasihani dia atau memandangnya dari sisi lain jalan, tetapi membantunya tanpa meminta imbalan apa pun, tanpa bertanya apakah ia adalah seorang Yahudi, seorang penyembah berhala atau Samaria, apakah dia kaya atau miskin: Ia tidak meminta apa-apa. Ia pergi untuk membantu dia: inilah Allah. Allah berpikir seperti gembala yang memberikan nyawa-Nya untuk melindungi dan menyelamatkan domba-domba-Nya.

Pekan Suci adalah waktu rahmat yang Tuhan berikan untuk kita membuka pintu hati kita, kehidupan kita, paroki kita – Alangkah sayangnya begitu banyak paroki  yang ditutup! – kerasulan awam, perkumpulan-perkumpulan, dan “untuk keluar” untuk bertemu dengan orang lain, untuk membuat diri kita akrab, untuk membawakan bagi mereka cahaya dan sukacita iman kita. Untuk selalu keluar! Dan untuk melakukannya dengan cinta dan kelembutan Allah, dengan hormat dan kesabaran, mengetahui bahwa Allah memegang tangan kita, kaki kita, hati kita, dan memandu mereka dan membuat semua tindakan kita berbuah.

Saya berharap bahwa kita semua akan menjalani hari – hari ini dengan baik, mengikuti Tuhan dengan berani, membawa dalam diri kita sinar cinta-Nya untuk semua orang yang kita temui.

(AO)

 

Paus Fransiskus,

Lapangan Santo Petrus, 27 Maret 2013

Diterjemahkan dari : www.vatican.va

 

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x