Apakah Yesus pernah menulis?

Pertanyaan:

Yth. Katolisitas.
Ini adalah pertanyaan yang tidak penting buat aku tetapi jika memang boleh aku mohon kan saja penjelasannya…, sekali lagi jika berkenan…
—————————————————————
Yoh 8:8
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
—————————————————————
Apa yah yang ditulis Tuhan…??? Sebab tak aku temukan dalam Injil perihal apa yang ditulis…

Terima kasih
Syaloom… – Maximillian Reinhart

Jawaban:

Shalom Maximillian Reinhart,

Terima kasih atas pertanyaannya tentang Yoh 8:8, yang mengatakan “Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.” Memang tidak ada yang tahu apa yang dituliskan Tuhan. Pertanyaan yang mungkin lebih penting adalah, mengapa Yesus tidak menuliskan pengajarannya dan apakah maksud Yesus menulis di tanah ketika orang-orang tersebut menanyakan kepada Yesus akan apa yang harus dilakukan terhadap perempuan yang tertangkap berbuat zinah. Dua hal inilah yang akan saya jawab.

1. Mengapa Kristus tidak menuliskan pengajaran-Nya?

Secara prinsip, St, Thomas Aquinas dalam Summa Theology, III, q.42, a.4 menerangkan bahwa Kristus tidak menuliskan apapun karena:

a. Berdasarkan martabat

Semakin sempurna seorang guru, maka semakin sempurna cara yang dilakukan dalam mengajar. Dan Kristus sebagai pengajar yang paling sempurna memberikan pengajarannya dengan menorehkannya pada hati para pendengarnya. Tulisan pada dasarnya adalah cara untuk mencapai tujuan akhir, yaitu menorehkan pesan tersebut pada hati pendengarnya. Kristus sebagai pengajar yang sempurna tidak memerlukan cara ini, namun langsung mencapai tujuan akhir. Matius menegaskan hal ini dengan mengatakan “sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.” (Mt 7:29).

b. Berdasarkan kesempuranaan pengajaran

Semakin sempurna pengajaran, maka semakin sulit untuk dituangkan dalam tulisan. Tulisan akan membatasi kedalaman pengajaran. Dan rasul Yohanes menegaskan “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh 21:25). Kita melihat, bahwa setelah St. Thomas diberikan suatu vision pada saat dia mempersembahkan misa, maka dia tidak mau melanjutkan tulisannya, karena merasa bahwa apa yang ditulisnya tidaklah berarti apa-apa dibandingkan dengan apa yang dilihat dan dialaminya pada saat mengalami vision. Bandingkan dengan Kristus yang mempunyai vision (beatific vision = melihat Allah muka dengan muka) sepanjang kehidupannya di dunia. Dan kalau Kristus menuliskan sesuatu, maka orang-orang hanya akan mempelajari yang tertulis tanpa menggali lebih dalam lagi pengajaran yang ingin disampaikan-Nya.

c. Berdasarkan keteraturan

Dengan tidak ada tulisan dari Kristus, maka pengajaran Kristus dapat mencapai semua orang dengan keteraturan, yaitu dimulai dari Kristus mengajarkan para muridnya, dan para muridnya mengajarkan orang-orang dengan tulisan dan kotbah. Kalau Kristus menuliskan pengajaran-Nya, maka pengajaran-Nya dapat langsung diterima oleh semua orang tanpa adanya peran para murid. Di sinilah kita melihat adanya prinsip partisipasi.

Namun, di satu sisi, Kristus menuliskan pengajaran-Nya lewat para murid. Para murid dengan inspirasi Roh Kudus menuliskan apa-apa yang dikatakan dan diajarkan oleh Kristus.

2. Mengapa Kristus menulis sesuatu di tanah?

Dan mengapa Kristus menuliskan di tanah pada Yoh 8:8? Kita dapat melihat bahwa dengan Yesus menuliskan di tanah, yang berarti ada suatu jeda atau waktu, maka menjadi suatu kesempatan bahwa masing-masing orang yang berkumpul di tempat tersebut untuk melihat ke dalam hati nurani masing-masing, apakah masing-masing dari mereka tidak pernah berdosa, sehingga mereka layak untuk menghukum wanita yang berdosa tersebut. Mungkin, dapat dikatakan pada saat Kristus menuliskan sesuatu di tanah, maka sebenarnya Dia menuliskan sesuatu di hati nurani masing-masing orang yang berkumpul di situ, sehingga setiap orang mendapatkan pengetahuan akan dirinya – yang juga berdosa. Dan pengetahuan yang benar akan diri sendiri yang berdosa, seharusnya menimbulkan belas kasihan kepada orang lain, yang juga berdosa.

Demikian jawaban yang dapat saya berikan dan semoga dapat berguna.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

5 1 vote
Article Rating
19/12/2018
9 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
AMBROS M. Deru Gore
AMBROS M. Deru Gore
13 years ago

saya sangat bersyukur kepada Tuhan karena kasiNya dan setiaNya kepada gereja katolik. sebagai umat katolik di Flores yg mayoritas pun kami menemukan banyak kesulitan untuk menjelaskan ttg apa yg kami imani dalam gereja katolik kepada umat Katolik apalagi pertanyaan dr umat non katolik ? oleh kerena itu saya mengcopy semua pertanyaan dan jawabannya bagi perkembanagan pengetahuan umat katolik dan pendalaman iman katolik. Di NTT ada 2 agama besar katolik dan protestan. Tetapi militansi protestan ditanam serius oleh pendeta – pendeta. Kadang ada pertanyaan ttg berbagai hal dari teman-teman protestan yg mengundang saya untuk menjawab seadanya. mengapa, karena hanya beberapa hal… Read more »

cornelius sigit sukmono
cornelius sigit sukmono
13 years ago

Dear stef Memang Yesus sungguh Allah ,saya setuju dgn saudara mac.tetapi ke illahian Yesus itu krn .kepraadanya sebelum turun ke dunia menjadi manusia .jd pd saat didunia Ia terpisah dari hakekat sebagai Allah terbukti dia merasakan sepenuhnya sebagai manusia,haus lapar,marah..dsb…kalo di lihat hanya dr mukjizat byk nabi yg muzizatnya sama dgn Yesus .karena yg turun ke dunia bukan ALLAH tetapi firman Allah.(yohanes 1 ayat 1-….)kalo dia tetap Allah paku tdk akan mempan.jadi kalo Yesus berteriak eli-eli lama sabaktani, bapaku2 kenapa engkau meninggalkan aku…disitulah ia menyatakan sepenuhnya sebagai manusia.makanya waktu dia di dunia mengajarkan doa Bapa kami.setelah kematianya dan dia naik… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  cornelius sigit sukmono
13 years ago

Shalom Cornelius, Saya mengundang anda untuk membaca terlebih dahulu pengajaran Gereja Katolik tentang Pribadi Yesus Kristus, dalam artikel ini, silakan klik. Di sana dijelaskan bahwa Yesus itu sungguh Allah namun juga sungguh manusia, dan kedua kodrat ini secara hipostatik menyatu di dalam Pribadi Yesus. Maka Yesus memiliki sifat- sifat Allah dan sifat- sifat manusia, yang keduanya tidak dapat dicampuradukkan, tetapi juga tidak dapat dipisahkan. Sepanjang sejarah Gereja memang ada banyak orang berusaha menyederhanakan hal ini, sehingga ada orang yang cenderung menekankan ke- Allahan-Nya saja atau menekankan kemanusiaan-Nya saja, dan inilah yang menjadi ajaran sesat/ heresy, yaitu ajaran yang hanya menyampaikan… Read more »

Yohanes Yudi Purnomo
Yohanes Yudi Purnomo
13 years ago

Ya, seperti yang terjadi dalam hidup saya. Sudah berulang kali Tuhan menuliskan sesuatu di dalam hati saya, namun hingga sekarang saya belum mau mengerti dan memahaminya.
Semoga Tuhan tetap sabar (Tuhan maha penyabar) menunggu saya menyadari dan bertobat seperti kaum Farisi yang akan merajam wanita berdosa.

yang berdosa,
yohanes yudi

Maximillian Reinhart
Maximillian Reinhart
13 years ago

Yth. Katolisitas.
Ini adalah pertanyaan yang tidak penting buat aku tetapi jika memang boleh aku mohon kan saja penjelasannya…, sekali lagi jika berkenan…
—————————————————————
Yoh 8:8
Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah.
—————————————————————
Apa yah yang ditulis Tuhan…??? Sebab tak aku temukan dalam Injil perihal apa yang ditulis…

Terima kasih
Syaloom…

[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]

Machmud
Machmud
Reply to  Maximillian Reinhart
13 years ago

Salam damai sejahtera Sdr. Maximillian Reinhart Kalau melihat akhir dari kisah tersebut (yang mana tak seorangpun yang melempari perempuan ini dengan batu) . Maka kesimpulannya adalah : Tuhan Yesus menuliskan kalimat sbb diatas tanah : AMPUNILAH DIA Yang menjadi pertanyaannya : Mengapa Tuhan Yesus tidak segera menjawab pertanyaan orang2 Parisi pada saat itu ? Bukan sebab waktunya belum tiba, seperti yang dikatakan pada Bunda Maria pada pesta kawin dinegeri Kana, tetapi sebab pesan dari Allah Bapa belum diterimaNya lewat Rohkudus. Oleh sebab itu Dia menunduk dan menulis ditanah (Yoh 8 : 6) , karena terus didesak oleh orang2 Parisi, maka… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Machmud
13 years ago

Shalom Machmud,

Terima kasih atas tanggapannya. Untuk mengatakan bahwa Yesus menuliskan “AMPUNILAH DIA” adalah hanya perkiraan, yang tidak mungkin dipastikan kebenarannya. Interpretasi ini adalah melihat ayat ini dari sisi spiritual. Kemudian tentang analisa anda bahwa Yesus tidak segera menjawab dengan alasan Yesus belum menerima pesan Allah Bapa, yang harus diterima-Nya lewat Roh Kudus, adalah kurang tepat. Hal ini disebabkan, kodrat Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Dan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus tidak pernah meninggalkan Yesus, karena ketiga pribadi ini terikat dalam satu hakekat, yaitu dalam misteri Trinitas.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org

Machmud
Machmud
Reply to  Stefanus Tay
13 years ago

Salam damai sejahtera Dear Stef Anda menulis : Dan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus tidak pernah meninggalkan Yesus, karena ketiga pribadi ini terikat dalam satu hakekat, yaitu dalam misteri Trinitas. Oleh sebab menanggung dosa saya dan dosa anda maka diatas kayu salib Yesus DITINGGALKAN oleh Bapa dan Roh Kudus dan ini tercetus di dalam jeritannya : Eli, Eli, lama sabatahni Mengapa Allah dan Rohkudus meninggalkanNya ? Sebab Allah Bapa dan Allah Rohkudus tidak bisa bersatu dengan dosa Sebagai manusia Yesus telah menanggung dosa saya dan dosa anda, maka Yesus ditinggalkan dan kemudian mengalami kematian. Sehingga timbul banyak pertanyaan dan… Read more »

Stefanus Tay
Admin
Reply to  Machmud
13 years ago

Shalom Machmud, Terima kasih atas tanggapannya. Sebelum saya menjawab pertanyaan anda, saya ingin bertanya: 1. Apakah anda percaya hakekat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia? 2. Apakah dengan menanggung dosa manusia, maka Yesus menjadi seorang pendosa, sehingga ketika di kayu salib, maka Allah Bapa dan Allah Roh Kudus meninggalkan Yesus? Kalau Yesus berdosa dan dosa adalah keterpisahan dari Allah, bagaimana Yesus yang sungguh Allah dapat terpisah dari Allah? Apakah dengan demikian, pada waktu tersebut – ketika Yesus mengatakan “Eli, Eli….”, maka kodrat Yesus berubah dari yang sungguh Allah dan sungguh manusia kemudian menjadi hanya sungguh manusia? Kalau demikian bagaimana… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
9
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x