Apakah orang yang tidak dibaptis masuk neraka?

Pertanyaan:

Hi.
Saya baptis Katolik sejak lahir dan skrg sedang studi di Australia. Di sini saya sering ke gereja Protestan dan ikut pelayanan gereja mereka, bahkan mereka sekarang sudah membujuk saya untuk dibaptis secara Protestan, tapi saya tetap bersikeras tetap menjadi Katolik.
Bacaan2 di website ini sangat meneguhkan iman Katolik saya. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang masih menjadi kebingungan dlm hati saya:

-apakah orang yang tidak dibaptis pasti masuk neraka? jadi kita harus membujuk mereka untuk masuk katolik untuk dapat masuk surga?

-apakah Tuhan setuju dengan pembentukan gereja2 Kristen? tetapi knp Tuhan tetap membuat banyak tanda di gereja2 tersebut yang membuat orang2 percaya dan menjadi Kristen? apakah bagi Tuhan agama tidak penting asalkan bersumber pada Yesus?

Saya sudah research ke banyak websites dll tetapi tetap tidak puas dengan jawaban2nya. Orang Kristen berpandangan orang2 agama lain yang tidak mengenal Kristus harus diselamatkan. Apakah berdosa jika tidak merekrut orang agama lain untuk mengenal Kristus?

Thank you. – Maria

Jawaban:

Shalom Maria,

Terima kasih atas sharing dan pertanyaannya yang bagus. Syukur juga kepada Tuhan yang memberikan Maria kekuatan, sehingga Maria dapat bertahan di Gereja Katolik. Mari kita melihat beberapa pertanyaan Maria:
I. Apakah orang yang tidak dibaptis pasti masuk neraka?

Katolik percaya bahwa Sakramen Baptis adalah mutlak untuk keselamatan, bahkan dikatakan bahwa Gereja tidak tahu ada cara lain selain Baptisan yang membuat orang dapat masuk ke kehidupan kekal di surga (Katekismus Gereja Katolik/KGK, 1257). Namun lebih lanjut dikatakan bahwa Tuhan telah mengikat keselamatan pada Sakramen Pembaptisan… Mari kita melihat beberapa aplikasi dari pernyataan tersebut:

  1. Bagi bangsa Yahudi sebelum kedatangan Kristus: Sebelum kedatangan Kristus, bangsa Yahudi dipilih Tuhan secara khusus dan menerima wahyu Tuhan, sehingga mereka beriman kepada Tuhan yang satu. Mereka mengetahui wahyu ini melalui perantaraan para nabi. Dan wahyu ini terus-menerus berlangsung sebagai persiapan akan kedatangan Sang Sabda, Yesus Kristus, ke dunia ini. Jadi keselamatan bangsa Yahudi sebelum kedatangan Kristus, terikat oleh Hukum Taurat, yang sebenarnya juga dapat disarikan sebagai mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (Mat 22:34-40). Hal ini disebabkan oleh 10 perintah Allah yang dapat dibagi menjadi dua: 1) Perintah 1-3: perintah untuk mengasihi Tuhan 2) 4-10, perintah untuk mengasihi sesama.
  2. Bagi bangsa-bangsa lain sebelum kedatangan Kristus dan juga orang-orang yang bukan karena kesalahannya sendiri tidak mengenal Kristus: Dua kategori orang-orang ini terikat oleh hukum yang dituliskan oleh Tuhan sendiri di dalam hati mereka masing-masing, atau yang disebut “natural law” atau hukum kodrat. Bahkan menarik sekali, bahwa 10 perintah Allah, adalah juga termasuk hukum kodrat, sehingga dengan demikian mengikat manusia di kategori ini, dengan tidak memandang suku, bahasa, maupun kebudayaan, karena prinsip 10 Perintah Allah ini sebenarnya ada di dalam hati semua orang. Semua suku dan bangsa yang tidak mengenal Tuhan, melihat bahwa seorang anak yang tidak menghormati orangtuanya adalah berdosa, seorang yang membalas kebaikan dengan kejahatan adalah salah. hukum kodrat ini adalah sebagai akibat dari hakikat manusia, yang diciptakan menurut gambaran Allah, yang mampu untuk menangkap konsep sesuatu yang “baik”, mampu untuk mencari kebenaran, mampu untuk menemukan Pencipta-Nya, mampu untuk bersosialisasi, dll. Dan hukum alam ini mengikat manusia, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus di Rom 2:15 “Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.“Bagaimana mereka dapat diselamatkan? Gereja Katolik mengajarkan bahwa orang-orang yang, bukan karena kesalahan mereka, tidak mengenal Kristus,[12] dapat juga diselamatkan, asalkan mereka mengikuti hati nurani mereka dan mempraktekkan hukum kasih[13], dimana mereka juga digerakkan oleh rahmat Ilahi.[14] Namun keselamatan mereka datang dari Yesus Kristus.[15]Sebagai contoh dari “bukan karena kesalahan mereka sendiri” adalah orang-orang yang hidup sebelum Kristus, dan juga orang-orang yang tidak terjangkau oleh pemberitaan tentang Kristus. Namun kita juga dapat memasukkan disini adalah orang-orang dari agama lain, yang walaupun telah dijangkau oleh pemberitaan Kristus namun pemberitaan ini tidak memberikan “motive of credibility” yang baik terhadap kekristenan, sehingga orang dari agama lain, bukan karena kesalahannya, tidak dapat percaya akan pesan Kristus.
    Namun kami ingin menegaskan disini, bahwa kuncinya adalah apakah orang tersebut tidak mau menjadi Kristen karena “invincible ignorance” ataukah karena memang kepentingan pribadi, misalkan untuk mendapatkan pangkat, sekolah yang baik, dll. Di sini perlu dipertanyakan apakah orang tersebut benar-benar mencari kebenaran di atas segalanya. Maksudnya adalah apakah orang tersebut di dalam kapasitasnya benar-benar mencari kebenaran atau Tuhan dengan segenap hati, segenap pikiran dan segenap kekuatan. Dan dalam hal ini hanya Tuhan yang tahu secara persis apa yang dilakukan oleh orang tersebut. Untuk itulah, maka Gereja tidak akan pernah berkata bahwa seseorang pasti masuk neraka, namun Gereja dapat berkata orang tersebut mempunyai risiko kehilangan keselamatannya. Disinilah pentingnya bagi orang yang telah mengenal Kristus untuk hidup kudus, sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi orang-orang yang tidak mengenal Kristus.
  3. Sekarang kita masuk ke kategori yang lain, yaitu: umat Kristen Non Katolik: Dokumen Vatikan II menjelaskan, bahwa ada unsur-unsur kekudusan dan kebenaran di dalam gereja yang lain, seperti misalkan memegang nilai-nilai suci yang terdapat di Alkitab, hidup dengan kasih, dll. Bahkan gereja Katolik mengakui pembaptisan mereka.[16] Jadi mereka mempunyai kesatuan dengan Gereja Katolik dalam hal baptisan. LG 14 menegaskan bahwa “… andaikata ada orang, yang benar-benar tahu, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan.
    Dalam hal ini, Gereja Katolik menyatakan suatu kondisi bahwa orang dapat kehilangan keselamatan. Namun Gereja tidak pernah tahu secara persis apakah masing-masing pribadi “benar-benar tahu” bahwa Gereja Katolik adalah Sakramen Keselamatan. Kalau seseorang tahu tapi tidak melakukannya, berarti orang tersebut menempatkan kepentingan pribadi di atas Tuhan sendiri, dan ini adalah berdosa. Jawaban apakah ada keselamatan di luar Gereja Katolik, dapat dilihat di sini (silakan klik). Jika Maria ingin mengetahui lebih lanjut tentang konsep keselamatan menurut Gereja Katolik, silakan klik di artikel ini: Sudahkah kita diselamatkan?
  4. Bagaimana dengan umat Katolik sendiri? Dalam Lumen Gentium 14 ditegaskan akan pentingnya untuk terus berjuang hidup kudus, yaitu dengan mempraktekkan kasih kepada Tuhan dan sesama. Orang Katolik yang tidak mempraktekkan kasih, hanyalah menjadi anggota Gereja secara jasmaniah, namun bukan secara spiritual, tidak dapat diselamatkan.[17] Hal ini disebabkan karena mereka sudah mengetahui hal yang benar, namun mereka tidak melakukannya (Lih. Luk 12:47-48).
    Karena kepenuhan kebenaran ada di Gereja Katolik, umat Katolik seharusnya dapat hidup lebih kudus, karena berkat-berkat yang mengalir dari Sakramen-sakramen, seperti: Ekaristi, Pengampunan Dosa.
  5. Jadi kesimpulannya, kita tidak dapat mengatakan bahwa orang yang tidak dibaptis air (secara sakramen) pasti masuk neraka, sebab ada kondisi-kondisi lain (yang telah disebutkan di atas) yang diperhitungkan. Namun, satu-satunya keselamatan hanya melalui Kristus dan melalui pembabtisan. Jadi bagi orang-orang seperti yang disebutkan di atas, yang dalam kondisi “bukan karena kesalahannya sendiri” tidak dapat mengenal Kristus dan Gereja-Nya, dan juga mereka berbuat kasih dan mengalami pertobatan, orang tersebut sebetulnya mengalami “baptism of desire” (lih KGK, 1258-1259). Dan bagi orang-orang yang mengalami kematian karena iman, tanpa sebelumnya menerima Pembaptisan, mereka juga dapat diselamatkan karena mereka telah menerima “Baptisan darah” (KGK, 1258). Dengan penggabungan faktor-faktor tersebut di atas, maka kita juga dapat mengatakan bahwa orang yang tidak dibaptis tidak dapat masuk surga atau dikatakan bahwa Gereja tidak mengenal cara lain selain pembaptisan untuk masuk surga (KGK, 1257). Dan bagi orang yang telah dibaptis namun tidak menjalankan kasih juga dapat kehilangan keselamatannya.
  6. Kalau begitu apakah kita harus membawa orang kepada Kristus? Tentu saja. Kristus adalah harta terbesar yang kita miliki. Adalah menjadi perbuatan kasih kalau kita membagikan harta terbesar ini kepada semua orang. Namun tentu saja kita harus melakukannya dengan bijasana dan penuh kasih.

II. Tuhan setuju dengan pembentukan-pembentukan puluhan ribu denominasi gereja Protestan yang terpecah-pecah?

  1. Jawabannya adalah tidak. Karena perpecahan gereja melawan pesan Yesus yang terakhir sebelum Yesus mengalami penderitaan di kayu salib. Setelah perjamuan terakhir, Yesus berdoa agar para murid-Nya bersatu, sehingga seluruh dunia tahu bahwa mereka semua adalah murid Kristus (lih. Yoh 17). Lihat juga jawaban yang pernah kami berikan di sini (silakan klik). Berapa banyak umat dari agama lain yang berkata “Lihat saja, yang sama-sama percaya Kristus, juga bertengkar dan mempunyai pengajaran yang berbeda-beda?” Dan ini menjadi salah satu batu sandungan untuk mengenal Kristus.
  2. Karunia karismata (gratiae gratis datae), yang disebutkan di 1 Kor 12:8-9, tidaklah membawa orang kepada kekudusan, namun diperlukan untuk pelayanan baik di dalam Gereja maupun dalam perkembangan Gereja. Namun Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat di Korintus yang terjebak dengan kesombongan rohani, agar mereka lebih mengutamakan kasih. Itulah sebabnya Rasul Paulus, setelah memberikan pengajaran tentang karunia karismata, dia memberikan supremasi kasih di 1 Kor 13. Untuk lebih lengkapnya, silakan melihat link disini (silakan klik). Inilah sebabnya Yesus mengatakan “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!“(Mat 7:21-23). Namun hal ini juga berlaku bagi umat Katolik juga, karena tanpa kekudusan kita tidak dapat masuk surga. Kekudusan adalah partisipasi dalam kehidupan Tuhan, yang terwujud dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Mukjijat yang bersifat fisik juga dapat ditemukan di Gereja Katolik, seperti Lourdes, dll. Namun yang paling penting adalah kesembuhan rohani. Kesembuhan fisik akan berakhir, karena setelah disembuhkan kita semua akan meninggal, namun kesembuhan rohani adalah kekal,  asalkan kita menjaga rahmat ini terus menerus sampai kita dipanggil Tuhan.
  3. Apakah bagi Tuhan agama tidak penting? Kalau dari konsep keselamatan yang kami uraikan di point I, maka agama memegang peranan yang penting. Kalau kita mempercayai bahwa Gereja Katolik didirikan oleh Kristus, maka kita harus masuk di dalamnya. Kenapa? Karena itulah yang dikehendaki oleh Kristus. Kristus tidak mendirikan gereja-gereja, namun satu Gereja, dalam satu kawanan domba di bawah Bapa Paus yang menjadi penerus Kristus (Mat 16:18), sehingga Gereja dapat menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran (1 Tim 3:15) dan persatuan umat Allah dapat tercapai. Selama kita tidak menyadari bahwa Kristus mendirikan Gereja Katolik, maka kita akan beranggapan gereja manapun sama saja, dan dengan demikian ke gereja manapun sama saja.

III. Apakah berdosa jika tidak merekrut orang dari agama lain untuk mengenal Kristus?

  1. Semua orang yang menjadi murid Kristus dan telah dibaptis, harus menjalankan amanat agung yang diberikan oleh Kristus sendiri,  “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.“(Mat 28:19-20).
  2. Lalu, apakah kita berdosa kalau tidak merekrut seseorang untuk mengenal Kristus? Kita tahu bahwa dosa adalah karena tidak melakukan perintah Allah dan menempatkan ciptaan lebih tinggi daripada Penciptanya (St. Bonaventura). Jadi aplikasinya sehubungan dengan perintah di atas adalah kita harus melakukannya tahap demi tahap. Tahap pertama adalah menjadikan semua bangsa murid Kristus. Kalau kita tahu bahwa Kristus adalah harta terbesar kita, dan kita mengasihi sesama, maka kita harus membagikan-Nya kepada sesama. Namun kita tidak dapat membagi kalau kita mempunyai. Jadi sebelum step pertama tersebut, maka kita harus mendalami terlebih dahulu iman Katolik kita. Masalah dipermandikan atau tidak adalah keputusan orang yang bersangkutan. Tahap kedua: Setelah orang tersebut yakin akan iman ke-Kristenan, maka orang tersebut dapat memutuskan untuk dibaptis. Tahap ketiga: adalah tahap yang harus dijalankan oleh kita juga, sebagai umat beriman untuk menjalankan semua perintah Kristus, dengan terus berpegang akan janji Kristus, yaitu: Dia akan menyertai kita sampai akhir jaman.
  3. Jadi kita berdosa kalau kita menjadi batu sandungan bagi seseorang untuk mengenal Kristus. Sebagai contoh, kalau kita beragama Katolik namun perbuatan kita tidak mencerminkan kasih Kristus, sehingga orang yang mau mengenal Kristus menjadi tidak mau lagi. Kita juga berdosa kalau kita tidak secara aktif menggali iman Katolik kita, dan hanya percaya tanpa ada dasarnya, artinya kita tidak benar-benar mengasihi Kristus dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan kita. Dan karena kita tidak tahu iman keKatolikan kita, kita tidak dapat memberitakan kebenaran Kristus kepada orang lain. Yesus tahu kapasitas kita masing-masing. Yang dituntut adalah bagaimana kita berusaha semaksimal mungkin untuk mengasihi Allah. Jangan lupa, bahwa kita dapat juga menjadikan seseorang murid Kristus bukan dengan kata-kata namun juga dengan perbuatan kasih. Namun kita harus senantiasa bersiap-siap untuk mempertanggungjawabkan iman kita jika ada yang mempertanyakannya dengan hormat dan penuh kasih (1 Pet 3:15). Jadi pewartaan harus dilakukan dengan cara bijaksana dan penuh kasih. Namun pewartaan yang paling efektif adalah dengan hidup kudus, seperti yang kami sebutkan sebelumnya.

Demikian jawaban yang dapat kami berikan, semoga dapat menjawab pertanyaan Maria. Kalau masih ada bagian yang mau ditanyakan, silakan untuk menanyakannya lagi. Kami turut berdoa, agar Maria juga dituntun oleh Bunda Maria, sehingga Maria dapat lebih mengasihi Yesus. Dan semoga kita tidak saja mengasihi Yesus, yang adalah Sang Kepala Gereja, namun juga mengasihi Tubuh-Nya, yang berada di Gereja Katolik.

Salam kasih dalam Kristus
stef – https://www.katolisitas.org

5 2 votes
Article Rating
19/12/2018
5 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
werry
werry
10 years ago

Kita bisa melihat banyak orang baik di dunia ini, entah itu Dalai Lama (Buddhist), Mahatma Gandhi (Hindu), Martin Luther Jr. (Protestant), Mother Theresa (Katolik), dll. Apakah orang-orang seperti mereka itu digunakan oleh Tuhan untuk kemuliaan-Nya? Mungkinkah Tuhan menggunakan non-Katolik untuk suatu maksud tertentu? Kalau iya, mengapa Tuhan tidak menggunakan hanya orang Katolik saja, sehingga akan banyak orang yang tertarik dengan Katolik, karena dengan menggunakan orang dari berbagai golongan agama, banyak orang yang jadi menganggap semua agama adalah baik dan sama saja atau menjadi Katolik tidak penting karena baik tidaknya seseorang bergantung pada diri orang itu sendiri atau bahkan menjadi tertarik… Read more »

ary
ary
10 years ago

̉Salam pengurus katolisitas saya mau bertanya, saya mengenal katholik saat sekolah.Mayoritas keluarga saya muslim dan pacar2 saya juga muslim, karna belum babtis jadi saya jarang pergi ke gereja sehingga tidak terlalu mengenal teman2 katholik. Sebagai wanita pastinya saya juga ingin serius dan menikah tapi karena pacar muslim ya di KUA tetapi di hati kecil saya sendiri sama sekali tidak ingin meninggalkan Tuhan Yesus karena mulai dari kecil hingga saat sekarang saat saya senang dan sulit Tuhan Yesus selalu membantu dan mendampingi saya. Rasanya dilema, sebagai wanita saya juga ingin segera berumah tangga tapi saya juga tidak ingin meninggalkan Tuhan Yesus… Read more »

Caecilia Triastuti
Reply to  ary
10 years ago

Shalom Ary, Pengalaman Anda sangat indah dan sungguh patut disyukuri karena Tuhan Yesus hadir dalam hidup Anda melalui masa kecil Anda di sekolah, sehingga Dia menjadi kasih dan kekuatan Anda yang nyata dalam hidup Anda hingga hari ini, walaupun Anda berasal dari keluarga Muslim. Saya turut bersyukur bahwa perjalanan kasih Anda bersamaNya semakin berkembang lewat berbagai pengalaman hidup hingga berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu kerinduan memberi diri dibaptis menjadi pengikut Kristus dalam Gereja-Nya. Kita mengimani bahwa demikianlah Tuhan memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya, yaitu selayaknya karena kemauan kita atas dasar kebebasan kita karena telah terpanggil oleh keindahan kasih-Nya, yang kita… Read more »

Tarsisius Didik
Tarsisius Didik
14 years ago

Selamat Maria anda tetap teguh dlm gereja Katholik. Sama seperti saya dulu juga selalu ikut-ikutan kegereja tetangga, tapi ada yang lain yang tidak dimiliki oleh gereja mereka yaitu ekaristi kudus yang selalu kita santap pada hari minggu yang selalu membawa kesegaran didalam hidup. Kalau anda mau belajar lebih dalam lagi tentang iman katholik bisa membaca buku2 karangan Scott Hand atau para evangelist2 yang pulang ke gereja Katolik. Amin Gbu.

Maria
Maria
15 years ago

Hi. Saya baptis Katolik sejak lahir dan skrg sedang studi di Australia. Di sini saya sering ke gereja Protestan dan ikut pelayanan gereja mereka, bahkan mereka sekarang sudah membujuk saya untuk dibaptis secara Protestan, tapi saya tetap bersikeras tetap menjadi Katolik. Bacaan2 di website ini sangat meneguhkan iman Katolik saya. Tetapi ada beberapa pertanyaan yang masih menjadi kebingungan dlm hati saya: -apakah orang yang tidak dibaptis pasti masuk neraka? jadi kita harus membujuk mereka untuk masuk katolik untuk dapat masuk surga? -apakah Tuhan setuju dengan pembentukan gereja2 Kristen? tetapi knp Tuhan tetap membuat banyak tanda di gereja2 tersebut yang membuat… Read more »

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
5
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x